logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Pertarungan

Tubuh Kiara yang kecil dipapah Ferdi masuk ke dalam mobilnya. Semua orang yang ada di dalam kafe, tidak memerdulikan semua kejadian itu, hanya memandang sekilas. Demikian juga dengan pelayan kafe, karena mereka sudah pernah menjadi pelanggan kafe tersebut, hanya bertanya seperlunya.
Ferdi dengan mudah membawa dan melajukan kendaraan dengan tujuan ke tempat kost-nya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Kiara yang masih dalam keadan setengah sadar memegang tangan Ferdi.
“Kita mau ke mana? Ka-kamu tidak racun aku kan, Fer?”
“Hahaha … Kiara … Kiara. Mana ada aku racun? Kamu ada-ada saja, aku mau anterin kamu pulang, atau mau ke kost-an aku dulu,” ucap Ferdi berbohong.
“Nanti kalau aku pulang, pasti Mbak Mimi dan Mas Andra marah. Lebih baik aku ke kost-an kamu aja dulu, Fer. Bentar aku tiduran, biar kepalaku nggak pusing lagi.”
“Kamu yakin mau ke kost-an aku? Serem loh, kagak takut,” kata Ferdi bersorak kegirangan.
Kiara sudah tidak dapat lagi menahan pusing di kepalanya, tertidur dengan kepala menyender pada bahu Ferdi. Cowok itu hanya tersenyum puas, sambil mengambil foto mereka berdua di dalam mobil.
“Emang kalau rejeki tidak akan ke mana, polos banget sih dia. Hallo, Mbak! Udah aku kirim fotonya. Jangan lupa sisa uangnya, aku tunggu sekarang,” ucap Ferdi melalui ponselnya dengan senyum mengembang.
Mobil Honda Brio warna hitam berbalik menuju ke rumah Andra dengan pelan. Ferdi bermaksud mengambil hati Kiara jika dia bukan cowok yang memanfaatkan kesempatan. Jarak antara kafe dengan rumah Andra tidaklah jauh, hanya ditempuh dalam waktu tigapuluh menit, dalam suasana macet.
Tiba di rumah Andra, terlihat sepi. Kiara yang masih tertidur pulas dia biarkan berada tetap di dalam mobil, sementara dia melihat situasi sekeliling rumah. Turun dari mobil menuju pintu rumah yang tertutup, tidak ada seorangpun atau satpam yang terlihat.
Baru saja akan kembali naik ke dalam mobil, tiba-tiba terdengar bunyi kendaraan datang. Ferdi melihat ke arah arloji yang ada di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.10 WIB. Dia urungkan langkah dan kembali ke arah mobil yang baru datang.
Seorang pria mamakai jas warna coklat turun dari dalam mobil melihat ke arah Ferdi. Sedangkan Ferdi dengan sopan membungkuk dan mengulurkan tangan menjabat tangan, Andra yang baru datang.
“Selamat sore, Om. Saya Ferdi, teman Kiara.”
“Ya, kenapa? Ada perlu dengan istriku?” ucap Anndra menatap tajam kea rah Ferdi penuh selidik. Tiba-tiba merasakan hawa panas mengalir di dalam tubuhnya.
“Oh tidak, saya hanya mengantarkan Kiara yang sedang tertidur saja. Tadi mengeluh kepalanya pusing ketika di kafe,” ucap Ferdi lancar membuat Andra memicingkan mata.
“Memang Kiara di kafe sama siapa?” suara Andra mulai terdengar dingin.
“Ama saya Om. Tidak sengaja ketemu di jalan, lantas kita ngobrol di kafe,” kata Ferdi Bohong.
Terlihat Andra melirik ke arah mobil Ferdi. Cowok bertubuh tegap itu sadar, jika Andra ingin tahu yang ada di dalam mobilnya. Diapun membuka pintu bagian samping. Andra berjalan mendekat, gemeretak gigi putihnya melihat Kiara tertidur dengan nyenyak di kursi mobil. Senyum tipis di sudut bibir Ferdi melihat reaksi Andra. Dia pura-pura tidak melihat reaksi Andra yang terlihat tegang.
“Sebaiknya Om saja yang bawa masuk Kiara. Lebih sopan kelihatannya,” ucap Ferdi dengan tertawa dalam hati.
Tidak berapa lama, Andra menggendong tubuh istri ketiganya masuk ke dalam kamar dan merebahkan di atas ranjang. Tubuh Kiara menggeliat sejenak membuat Andra merasa gerah, dan keluar dari kamar menemui Ferdi.
“Thanks, udah bawa istriku pulang. Tapi ingat, jangan sampai kalian ketemu lagi! Aku pastiin kamu jauh dari Kiara!” ucap Andra dengan tegas.
Ferdi merasa perangkapnya kali ini berhasil. Dia bisa membuat Andra marah dan membenci Kiara nantinya. Perang baru saja dimulai. Ferdi tersenyum dalam hati berhasil meraih pundi-pundi rupiah tanpa harus kerja keras. Dia Bisa hidup berfoya-foya dengan memanfaatkan kehadiran Kiara. Setelah mengangguk dan menyetujui pemintaan Andra, Ferdi bergegas pulang. Dia tidak sadar sejak tadi Mimi memerhatikan dari balik pintu kamarnya dengan senyum menyeringai, puas.
“Hmm, pintar kau Ferdi. Tidak sia-sia aku membayarmu mahal. Sebentar lagi kepercayaan Mas Andra pasti akan luntur melihat kelakuan istri barunya. Mentang-mentang masih muda, kamu mau gaet suamiku, tidak bisa!” gumam Mimi sengan seringai penuh kemenangan sambil menutup pintu rapat.
Sementara Andra dengan napas memburu menuju kamar istri ketiganya, Kiara. Dadanya sudah bergemuruh menahan rasa cemburu yang sudah panas membakar. Tanpa melihat Kiara yang sedang tidur pulas dia, menanggalkan pakaian dan langsung merengkuh tubuh mungil tersebut. Dengan membabi buta, Andra meluapkan amarah dan cemburu kepada gadis yang baru saja dia nikahi kemarin.
Hampir setengah jam Kiara tidak juga terbangun. Bahkan tubuhnya yang sudah setengah telanjang ada di dalam rengkuhan suaminya. Saat Andra akan melakukan pelepasan terakhir, merasakan sesuatu yang menggajal di bagian bawah tubuh gadis itu.
“Shitt … aku lupa, dia lagi halangan. Kamu beruntung Kiara. Lain kali tidak akan aku lepaskan!” ucap Andra mengusap wajahnya dengan kasar.
Sejenak dia pandangi tubuh molek yang berada di depannya. Matanya menyeringai puas, melihat hasil cetakan merah berada di semua kulit gadis yang berwarna coklat itu. Kemudian dia rengkuh kembali dan membuat tanda merah pada leher gadis itu, hingga istrinya menggeliat terbangun.
“Aish … emm. Ehh … Kak Andra?” ucap Kiara hampir melompat dari tempat tidur.
Tubuh Kiara bergetar di dalam dekapan suaminya. Sementara Andra tetap meneruskan aksinya, tanpa memerdulikan Kiara yang sudah membuka mata. Perlakuan Andra yang kasar mebuat Kiara mengaduh kesakitan. Suara rintihan bercampur rengekan keluar dari bibir mungil gadis itu. Semakin dia berontak, Andra semakin kuat mencengkeramnya. Hingga terjadi pergumulan yang tidak seimbang.
Kiara menyerah, dan akhirnya pasrah dengan perlakuan suaminya yang terlihat marah. Air mata dia tahan, agar tidak membuat suasana bertambah runyam. Andra sudah mencabik-cabik harga diri Kiara dengan membuatnya seperti wanita murahan. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan suami istri, diperlakukan seenaknya, hingga Andra merasakan puas. Setelahnya, gadis itu dia tinggalkan dengan kondisi berantakan. Emosi dalam diri Kiara, dia luapkan dengan menjerit sepuasnya di dalam kamar mandi. Tangisnya keluar dalam guyuran air shower hingga beberapa waktu lamanya.
Andra yang keluar dari kamar, tersenyum puas. Sudah membuat Kiara menahan rasa sakit, sama seperti dirinya menahan api panas di dalam dada. Masuk ke dalam kamar, terlihat Mimi tidur dengan membelakangi dirinya. Membalikkan tubuh Mimi, merengkuhnya ke dalam pelukan.
“Dari mana? Masih sore kog mau tidur?” suara Mimi terdengar tepat di telinganya.
“Memberikan pelajaran untuk gadis itu. Dia tidak tahu tugas rupanya. Main sama laki-laki dan tidur di mobilnya.”
“Yang bener? Mas Andra tidak salah bicara? Bukannya Kiara itu gadis lugu? Mungkinkah dia punya cowok?” ucap Mimi memancing perasaan Andra.
“Aku juga heran, apa pilihan kita salah? Kamu tidak salah orang untuk mencari bibit yang tepat buat anakku? Sampai sekarang aku melum melakukan hubungan suami istri, dia sedang datang bulan. Jangan-jangan dia sudah tidak perawan lagi,” keluh Andra sambil menikmati bibir merah stoberi milik Mimi. Dalam hati, Mimi bersorak kegirangan. Rencanya berhasil dengan memprovokasi Andra lewat Ferdi.
“Seandainya nanti Kiara hamil, dan itu bukan anak Mas Andra gimana?” ucap Mimi.
“Aku pastiin, mereka keluar dari rumah ini. Aku tidak mau ada orang lain ada di sini. Masih banyak gadis yang baik selain gadis itu. Tidak tahu malu, sudah ditolong ngelunjak dia.”
“Sip!” ucap Mimi mengacungkan jepol dan memerikan rangsangan kepada Andra yang sudah berada di puncak kembali.
“Aku menang, aku menang, tunggu permainanku selanjutnya Kiara. Aku pastikan, Mas Andra tidak akan menempatkan namamu di hatinya,” teriak Mimi dalam hati.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (321)

  • avatar
    Agus Nofian

    kentang banget sih....

    13d

      0
  • avatar
    Ptrciaaya

    sangat baik

    20d

      0
  • avatar
    Ariyaindy

    suka😍😍😍

    24d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด