logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Mama?

Reno memutuskan untuk kembali bersekolah, dikelasnya tampak semua temannya mengerumuninya untuk menyampaikan ras belasungkawa mereka,
“Tapi lo udah ngga apa-apa kan?” Tanya gema salah satu teman dekat Reno
“Yah gitu deh”
“Eh ren kan nyokap lo baru meninggal belum seminggu, lo ngga ngerasain apa-apa gitu?” Randi teman Reno yang lain menimpali, Cukup lama Reno terdiam hingga akhrinya bersuara “Maksdunya gimana?”
“Ya gue dengar-dengar sih Kalau ada orang meninggal arwahnya bakalan tetap ada dirumah sebelum 40hari kematiannya” jawab Randi, “Tapi yah percaya ngga percaya sih” lanjutnya
“Eh tapi gue juga pernah dengar yang begituan sih” Gema menimpali. Reno hanya terdiam mendengar penuturan kedua temannya itu, sampai lagi-lagi Randi berkata “Lo beneran ngga liat gitu?” . “Apaan sih liat apaan coba?” Reno tetawa kecil mendengar pertanyaan Randi
Reno hanya brfikir tidak mungkin dia menceritakan apa yang dia alami selama ini kepada kedua temannya itu, Bisa-bisa mereka mengira ibunya arwah ngentayangan. padahal difikiran Reno, ibunya benar-benar gentayangan sekarang.

Bi imah tengah sibuk memasak didapur, Sudah hampir jam makan siang dengan telaten bi imah menyusun berbagai makanan yang sudah dimasaknya diatas meja makan. Diusianya yang sudah terbilang tidak muda lagi Bi imah masih cekatan melalukan beberapa pekerjaan rumah dengan baik, Sampai tiba-tiba pintu rumah terdengar ada yang mengetuk . Dengan tergesa bi imah berjalan keluar untuk membuka pintu rumah, Ternyata itu winda “Non, bukannya tadi dikamar?” bi imah bertanya dengan sopan, Sosok winda masuk berjalan kearah lantai dua tanpa mengatakan sepatah kata pun pada bi imah, Mungkin cape Fikirnya karena tidak biasanya winda menjadi pendiam seperti itu, “Non makan siang dulu” lagi-lagi sosok winda tidak mengubris ucapan bi imah, tanpa berkata apa-apa lagi bi imah berjalan kembali menuju dapur
“Bi imah dari mana?” , Bi imah terkejut disana winda duduk sambil makan sop yang tadi sudah dimasaknya
“Loh non Kok bisa tiba-tiba ada disini?”
“Ha kenapa bi? dari tadi saya disini, bi imah yang dari mana saya cariin ngga ada”
“Tadi saya habis bukain pintu buat non winda”,
winda mengernyit mendengar penuturan bi imah, “Saya dari tadi disini bi” tegas winda
Bi imah kebingungan
“ terus tadi yang dibukain pintu sama saya siapa dong non?”
“Lah bibi kok nanya saya sih, kan Bibi yang bukain pintu”
“Sumpah non tadi saya buka pintu buat non winda, saya liat tadi dia jalan kekamar non. saya tanya tapi ngga jawab” Bi imah menjelaskan
“Bi imah salah liat kali” Windah mencoba menenangkan , “Ya sudah non saya kebelakang dulu” bi imah bergegas kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya,
winda tampak terdiam memikirkan kejadian yang dialami bi imah, sepertinya ada yang aneh.

Tidak seperti biasa malam itu hujan deras diiringi dengan angin yang bertiup sangat kencang, Adi tengah duduk diruang kerjanya sambil memandang foto mendiang istrinya. jam dinding sudah menunjukkan pukul 22:00 malam, Adi memutuskan untuk beranjak dari kursi dan berjalan menuju kamarnya.
“Loh papa belum tidur?” Reno berapapasan dengan ayahnya ketika dirinya hendak kedapur untuk mengambil segelas air,
“Ada berkas yang harus papa selesain malam ini”
“Yaudah reno kedapur dulu” Baru beberapa langkah tiba-Tiba suara guntur menggelengar disaat bersamaan lampu dirumah mereka padam
“Ren” Adi yang tidak jauh dari reno berteriak memanggil anaknya
“Iya pah”
“Tunggu disitu papa cari senter” Adi melangkah dengan pelan menuju laci diruangan itu
“Kok bisa mati lampu sih?”
“Kayaknya karena hujan deras ini “ Sembari menyalakan senter Adi mendekati reno
“Ayo papa antar buat ambil minum “ keduanya berjalan menuju dapur dengan penerangan senter yang ada di tangan Adi. Petir dan kilat masih terdengar menyambar-nyambar diluar sana,
“Kayaknya ada yang konslet deh pa”
Mendengar itu Adi berinisiatif berjalan menuju jendela guna melihat apakah dirumahnya saja yg lampu nya padam , “Ternyata emang mati lampu ren, semua rumah juga sama” Kedunya berjalan menuju kamar masing-masing, senter yang dipegang Adi tadi diberikan kepada Reno karena kamar Reno yang berada dilantai dua sedangkan kamar Adi ada dilantai satu akan sangat susah berjalan menaiki tangga disaat gelap. Ketika sampai didepan pintu kamarnya Reno mendengar suara langkah yang menaiki tangga,
Reno Fikir papanya ikut naik kelantai dua sontak Reno berbalik arah melihat kearah tangga, Tidak ada siapa-siapa disana. Ah mungkin ngga jadi naik kesini batin Reno mencoba positif thinking
Reno masuk kedalam kamarnya, Sambil merebahkan dirinya kekasur Reno memainkan hpnya, Dia mengecek grup kelas ternyata tidak ada pembahasan penting segera ia keluar dari grup dan menyimpan hpnya diatas nakas. Belum sempat dia merebahkan badan notifikasi hpnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.
Buru-buru dia mengambil hp nya kembali lalu mengecek notifasi tersebut
“MAMA KANGEN RENO” pesan teks yang serupa pernah ia dapatkan tiga hari yang lalu, muncul sebuah pesan lagi yang ternyata kali ini berisi voice note “hiks mama kangen Reno hiks.. “ Reno menjauhkan benda pipi itu dari telinganya “What the fuck” Reno ketakutan itu suara mamanya.
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka sendiri membuat reno semakin ketakutan

Reno melihatnya. Ya dia berdiri di pintu, saat mereka bertukar pandang, sosok itu tersenyum. Senyum yang kontan membuat Reno membeku ditempat, perlahan sosok itu berjalan menyeret kakinya menuju tempat Reno “Pergiii!!” Reno berteriak keras sambil menutup matanya ketakutan “Pergii!!” sekali lagi Reno berteriak histeris saat mendengar sosok itu tertawa mengerikan, Tiba-tiba tangan dingin menariknya Reno memberontak dengan keras “Ren ini kakak” Winda menyadarkan adiknya “Ren!!” , Reno membuka matanya
“Kamu kenapa ren?” winda bertanya dengan mengguncang keras tubuh Reno yang masih gemetar ketakutan
“Kak aku liat mama kak”
“Dimana?”
“Disini!! Mama datang kak!” Reno memeluk kakaknya erat, Winda hanya terdiam tidak bisa berkata apapun. Dia semakin tau ada yang tidak beres dengan semua ini
“Kakak percayakan sama aku?” Sekali lagi Reno bersikeras
“iya kakak percaya” winda mencoba menenangkan adiknya sembari mengelus punggung Reno
“Yaudah kamu tidur dikamar kakak aja” keduanya berjalan keluar dari kamar Reno, Lampu sudah menyala dari tadi Reno dan winda terlelap dengan Fikiran mereka masing-masing.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (247)

  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      1
  • avatar
    HudaSofwan

    bagis

    14/07

      0
  • avatar
    MaulanaRachmad

    I like this

    23/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด