logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 KKN DI TANAH SUNDA

Sikap Dela yang berubah-ubah membuat Devina semakin curiga. Terkadang ia menjadi wanita manja yang polos, namun kadang ia menjadi wanita genit yang sangat centil menggoda banyak laki-laki disana.
Devina sempat terpikir bahwa itu adalah efek dari kesambetnya Dela di malam pertama itu. Namun ia sudah tak mau ikut campur dengan dunia Dela.
Hari itu Devina menjalankan program kerjanya di rumah. Ia mengajarkan les bahasa inggris kepada anak kecil disana. Beberapa temannya membantu Devina mengajarkan kosakata yang mudah dalam bahasa inggris. Terlihat anak-anak itu antusias dengan mendapatkan hadiah jajanan dari mereka.
"Put tolong ajarin dulu ya, kepala ku pusing," ujar Devina.
Tiba-tiba kepalanya yang terasa pusing memaksanya untuk istirahat sejenak di dalam kamar. Hingga mereka menghentikan les di jam tiga sore hari. Devina yang telah merasa lebih membaik kini duduk menghadap jendela kamar.
"Aaww,"
Saat ia mengusap wajahnya, terasa darah mengalir dari lubang hidungnya. Devina yang panik seketika menelepon Rayhan untuk mengabarkan kondisinya.
Rayhan yang memang tengah sibuk di desa, menitipkan pesan pada Arip yang tak lain teman sekelas Rayhan di kampus. Ia meminta tolong untuk mengobati Devina.
Hingga petang pun tiba. Satu persatu teman kelompok Devina pulang ke posko.
"Dev, kamu mimisan?" tanya Arip.
"Udah enggak," jawab Devina yang kini terbaring.
Mendengar suara Arip tiba-tiba Dela masuk ke dalam kamar dengan hebohnya.
"Devina, kamu nggak papa?" Dela mencoba memijiti dan menyuruh Arip mengambilkan air hangat.
"Sakit banget perutku, padahal belum tanggal dapet," jawab Devina yang masih meringkuk.
Arip pun membawa aing hangat di dalam botol dan memeberikannya pada Dela. Ia pun mengomoresnya ke perut Devina. Hingga larut malam Devina tak kunjung mereda. Dengan terpaksa ia harus tinggal di posko bersama Dela dan Arip yang menawaekan diri untuk menjaga. Karena seluruh kelompok pergi untuk rapat dengan pemuda karang taruna di sana.
Waktu kini menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Namun teman-temannya tak kunjung pulang. Karena suasana yang membosankan, Dela menawarkan untuk mendengarkan nightmare di salah satu radio yang kebetulan malam itu adalah malam jumat. Devina yang lemas hanya diam dan tetap tertidur menghadap jendela.
Awalnya Dela mendengarkannya menggunakan hansfree, namun tiba-tiba ia loudspeaker.
"Dev kamu nggak kedinginan banget kan? aku pake selimut satu ya," ujarnya.
Devina hanya mengangguk. Kini posisi mereka adalah Devina tidur di paling ujung dekat jendela, Dela di tengah dan Arip berada di belakang Dela. Entah apa yang di pikirkan mereka hingga menggunakan satu selimut itu berdua. Karena padahal masih ada selimut Putri yang tersedia di sana.
Sejenak Devina melirik ke belakang yang kini mereka masih menghadap ke arahnya. Devina yang tak ingin mengambil pusing dengan kelakuan mereka mencoba untuk segera terpejam saja.
Tak berselang lama, acara di radio tersebut mulai. Suaranya seperti sengaja di keraskan. Namun samar-samar Devina mendengar suara aneh dari mereka.
"Mmhhhh,"
Ya, itu suara mereka yang tengah berciuman. Antara jijik dan kesal Devina yang ingin menegurnya pun tiba-tiba terlelap bak di beri obat bius yang entah dari mana asalnya.
|
|
|
|
Kesibukan mereka kini semakin padat dengan mendekatinya tanggal 17 agustus. Beberapa mahasiswa telah siap dengan hiasan gapura masing-masing. Devina yang masih sibuk dengan laporan kelompoknya memang di sediakan waktu untuk berdiam di posko. Hingga pada suatu hari terasa jenuh dengan rutinitas yang begitu-begitu saja.
Melihat ketua kelompoknya yang sering sekali joging di pagi hari, Devina dan Putri pun ingin ikut dengannya untuk joging keliling desa. Namun yang tak di sadari mereka ialah rute yang di akan di tempuh adalah melewati jalan yang benar-benar jarang terdapat rumah di sana.
"Ini kita lewat sini?" tanya Devina.
"Lah tiap joging juga lewat sini gue, udah kalian duluan ntar gue nyusul," ucapnya.
Putri dan Devina mulai berjalan santai melawati rimbunnya pohon bambu di kanan kiri. Sesaat mereka berada di tengah-tengah hutan bambu tersebut terasa kini hawa yang berbeda di rasakan mereka.
Kkkrreeseeekkk
"Dinnnn, Udinnn itu elo kan?"
Seketika Devina menghentikan jalan mereka setelah mendengar suara aneh dari balik rimbunnya pohon bambu. Merek menoleh ke belakang namun tak mendapati Udin di sana.
"Put, nggak beres nih kita mau balik apa lanjut?" tanya Devina mulai ketakutan.
"Kalo balik kita lewat situ lagi, enggak ah lanjut aja," Putri pun ikut panik.
Dengan sedikit tergesa-gesa mereka kini berlari menyusuri jalan sepi pagi itu. Lama sekali tak menjumpai rumah hingga...
"Hey, joging itu santai, masak lari-larian gini, capek lah,"
Tiba-tiba Udin sudah menyalip mereka. Devina dan Putri pun merasakan napas mereka yang sudah hampir habis. Udin yang kini semakinn jauh hampir tak terlihat lagi di ujung jalan.
"Diiinnnn, tungguin lah," teriak Devina.
Krreesseekkk
Terdengar kembali suara dari arah belakang mereka. Karena tenaga yang sudah tak mampu lagi menopang tubuh, Devina pun pasrah menunggu makhluk apa yang sejak tadi membuntuti mereka.
"Put gue takut," ucap Devina.
"Sama,"
Sesaat mereka saling bergandengan, terlihatlah sosok yang memantau mereka sejak tadi. Itu adalah anjing hitam. Entah ia muncul dari mana, namun dia tidak sama sekali menggonggong melihat mereka.
Seketika rasa lega bercamput takut kini mereka rasakan. Mereka kembali berjalan mengikuti jalan satu-satunya. Hingga kini mereka keluar di rt dua belas yang tak lain ialah rt yang di tempati oleh Rayhan. Ia pun ingin mampir setidaknya untuk meminta minum.
"Beb, capek boleh minta minum?" ujar Devina yang kini terduduk di teras dengan sisa tenaganya.
"Tumben joging, ada angin apa," ledeknya.
Pagi itu Devina dan Putri kembali ke poskonya setelah merasa tenaga mereka kembali lagi. Dan semenjak itu ia tak pernah lagi mengikuti Udin untuk joging di pagi hari.
|
|
|
|
Malam pun tiba, seperti biasa setelah makan malam mereka segera berkumpul untuk membahas program kerja dan evaluasi.
"Oke temen-temen, besok kita ada agenda jalan sehat sama warga, memperingati agustusan, terus agenda lain boleh di sampaikan di sini ya," ujar Udin.
"Oh iya untuk agustusan prodi bahasa mau adakan lomba cerdas cermat di desa, nah untuk rapat kepengurusannya di adakan di posko Rayhan karena rumah mereka yang paling luas, jadi aku booking motor satu ya buat akomodasi kesana kesininya," jelas Devina.
"Oke nanti koordinasi aja satu sama lain ya, untuk festival 17an kita support aja warga rt kita, tapi tetap berkostum ya sebagian," ucapnya.
Setelah membahas ini itu, mereka pun seperti biasa menyelesaikan obrolan dengan berbincang ringan di depan rumah di temani kopi dan lainnya.
Bersambung...

หนังสือแสดงความคิดเห็น (193)

  • avatar
    ramadaniAlya

    lanjut kk

    04/08

      0
  • avatar
    fitrianihestiani20

    keren

    18/07

      0
  • avatar
    ToroBejo

    bagus sekali

    15/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด