logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 6 Sepasang Bintang

"Samudra, apa yang kamu lakukan? aku melihatmu berbicara sendiri. Apa kepada bunga ini"
Ia gugup dan mencari-cari alasan yang masuk akal, "Oo hana aku lupa memberikan..." menyodorkan tangannya.
"Terima kasih sam, indah.. Wangi dan aku suka warnanya" Sahut hana kemudian ia mencium bunganya.
"Ya merah muda, kamu ingin aku membawakannya lagi? Lebih indah.. Dari bunga-bunga ini."
"Apa itu? Apakah kamu memberikan kejutan?
"Benar hana, aku akan menunjukkannya padamu nanti."
Lalu mereka berjalan setiap langkah kakinya seperti alunan lagu, dedaunan dan bunga seakan menyambut mereka.
Glow menatap ke atas langit matanya tertuju kepada bintang-bintang, hana dan samudra langsung mengangkat kepala ke atas, samudra menunjukkan dua bintang yang berkelap-kelip, bintang berwarna kuning ke emasan di kelilingi cahaya kecil putih nan terang.
"Glow apakah kamu membayangkan bintang itu kita berdua?" Ia tersenyum tipis. Lalu hana menoleh tersenyum malu.
"Hana.." Samudra seakan malu mengatakan sesuatu yang ia pendam.
"Ya? Apa yang ingin kamu katakan." Hana menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Tidak.. Sebaiknya kamu istirahat saja. Sebentar lagi kita akan melanjutkan sedikit perjalanan."
Hana mengangguk kemudian bunga itu terjatuh, spontan. Mereka berdua sama-sama membungkukkan tubuhnya. Saling menatap. Kemudian, meluruskan kembali tubuhnya.
"Samudra.. Aku pamit, kurasa malam ini sudah cukup. Terima kasih bunganya." Ketika hana membalikkan tubuhnya, Samudra langsung meraih tangannya dengan cekatan. "Aku cinta kamu hana." Kemudian samudra melepaskan tangannya perlahan dengan sangat lembut.
Hana hanya tersenyum, namun terlihat senyumannya semakin lebar. Pipinya sedikit tertarik, bahasa tubuhnya seakan mengatakan ia pun mencintai samudra.
"Sampai ketemu nanti pagi, sam." Bye.
"Bye.." Melambaikan tangan, senyumannya melebihi keindahan madu.
Kemudian hana tertidur di hammock itu, sambil tersenyum berbicara di dalam hatinya. Alex yang ia cintai sebelumnya seakan hilang seperti debu. Ia sangat membencinya. Bahkan sosok samudra mengalahkan alex yang berandal itu.
***
Alex yang saat itu berusaha mencari hana yang menghilang, membuatnya depresi. Namun, ia tetap seorang pria tak berhati.
"Aku suka dagumu, lancip.. Dan hanya kamu yang aku suka di dunia ini." Ujar alex pada perempuan yang ia temui di cafe.
"Akupun suka dengan hidungmu, manis." Sahut perempuan genit itu, berpenampilan mewah dan mahal. Semua aksesoris brand terkenal.
"Apakah kamu masih mencari perempuan itu? Kekasihmu?"
"Aku tak tahu, mungkin ia tenggelam terombang-ambing." Alex seakan muak dan bosan, mencari hana.
***
Perjalanan mereka yang cukup lama terhenti di satu tempat indah, yang mengejutkan hana hingga matanya berkaca-kaca, hana memutarkan tubuhnya. Kemudian menyentuh air itu, lalu meneguknya. Air terjun madu mengalir sangat indah, lebah terbang kesana kemari.
Hana dan samudra menikmati madu itu bersama-sama, kemudian glow menghampiri air terjun dan menjilatnya. Ia pun terlihat bahagia.
Rerumputan hijau yang mereka duduki mengeluarkan bunga-bunga kecil berwarna putih. Kuncup bunga itu mengeluarkan mutiara nan indah, berbentuk kecil. Berhamburan dimana-mana.
"Lihatlah sam, aku tak mengerti bunga mengeluarkan mutiara yang sangat indah. Bukan dari dalam kerang."
"Inilah tempatku, bahkan lautanpun terdapat keindahan yang tak akan kamu rasakan sebelumnya." Samudra memungut satu persatu mutiara itu, kemudian memberikannya pada hana.
"Ibuku menyukai mutiara ia membuat bandana dan aksesoris gaun. Apakah kamu ingin menggunakan gaun ibuku yang bertaburan mutiara."
"Dengan senang hati, terima kasih sam."
"Aku yakin ibuku sangat menyukaimu, oh ya hana aku akan ke kota lerven. Mencari ibuku. Apakah kamu ingin kembali bertemu keluargamu?"
"Tentu saja, aku akan memperkenalkanmu pada mereka. Yang telah menyelamatkanku."
***
Glow membawa keranjang yang terbuat dari serabut kayu dengan gigitannya yang kuat, berisi buah anggur berwarna hijau muda. Kemudian menghampiri mereka yang saat itu berteduh di bawah pohon besar.
"Terima kasih glow" Hana menyentuh keningnya, lalu kedua menutup kedua matanya dan beberapa detik membuka matanya. Sorot matanya seperti berkilau. Glow memang kuda yang sangat penurut juga penyayang.
"Hana, apakah kamu bekerja di kota?"
"Aku seorang penulis novel"
"Benarkah? Aku yakin genremu romansa. Samudra tahu persis apa yang ia suka.
" Tebakanmu benar sam, aku memang suka dengan keindahan. Terutama hubungan percintaan." Hana tersenyum.
"Apakah kamu dapat menulis genre yang lain?"
"Ya, beberapa saja sam"
Mereka berdua menyandarkan tubuhnya di pohon, glow berlari-lari mengejar lebah seakan bertemu teman yang tak lama berjumpa. Air terjun itu tiba-tiba hening, kemudian aliran air itu bersuara sangat lembut.
Beberapa burung hinggap di atas pohon, berkicau seperti alunan lagu. Mereka saling menatap penuh kasih sayang, hana menunduk kemudian samudra mengangkat dagunya. Hanya sekedar memberikan senyuman manisnya, wajah sam berkilau tersorot sebagian cahaya matahari.
Hana mengusap pipinya dengan perlahan, kemudian mereka terhenti. Glow berada tepat di depan mereka, menunjukkan senyumnya yang terlihat semua gigi-giginya.
Mereka tertawa terbahak-bahak, kemudian berlari ke sebuah taman bunga, sambil berpegangan tangan. Bunga-bunga dan dedaunan tertiup angin. Sebagian bunga-bunga itu terbang berputar-putar.
Hana bernyanyi sangat merdu dengan lirik "Aku terdampar di pulau nan indah, ia menyelamatkanku. Sunyi, adakah mutiara bulan dan bintang menunjukkan kilaunya, Bunga-bunga turut menyambutku."
***
Mereka sudah sampai di rumah kayu itu, kemudian samudra menyelimuti hana. "Selamat malam" Bye sahut hana.
Samudra menutup pintu perlahan, kemudian ia membuka lemari dan membawa selembar kertas, ia menulis kata-kata yang indah untuk hana. Kemudian tiba-tiba bibirnya terbata-bata seakan menulis sambil berucap.
Dalam surat itu...
"Bunga yang indah tak akan layu, sebab air menyiraminya. Samudra hanya tinggal sebuah nama tanpa air laut. Lalu bulan meratap sedih, kuberikan cahayaku untuk kalian berdua." By samudra.
Kemudian ia menyimpan selembar kertas itu di meja kamarnya, sambil menatap wajah hana yang terlelap tidur.
Samudra sudah berada di halaman rumah kemudian membaringkan tubuhnya dan menarik selimut rajut itu. Ia termenung, membayangkan hana menjadi isterinya menggunakan gaun yang indah bertaburan mutiara. Kemudian samudra tertidur.
Dalam mimpinya ia bertemu ibunya, kemudian memberikan mutiara bewarna putih merah muda, ketika samudra melontarkan pertanyaan. Manusia setengah gurita menyeretnya semakin jauh. Kemudian terbangun..
Samudra hanyalah manusia setengah ikan yang tak mampu berlama-lama di darat kecuali ia di berikan kapsul oleh ayahnya. Kapsul itu sebagai keabadian sementara. Ia sesak dan terjatuh dari kursi panjang itu.
Glow segera membantunya agar ia naik menunggangi, sebagian kakinya bersisik semakin banyak dan semakin sesak. Samudra sudah berada di laut, dengan ekor ikannya. Sekali mengepakkan ekor membawanya cukup jauh hingga satu meter.
Ada beberapa ubur-ubur menghalanginya kemudian mengenai tangannya, semakin banyak menempel di tubuhnya. Samudra pingsan dan terjatuh ke dalam dasar laut. Hingga tak sadarkan diri.
Sosok ikan kecil melihat kejadian itu kemudian berenang sangat cepat, melaporkannya pada raja.
"Raja tolong, samudra. Ia tenggelam ke dasar lautan hitam itu"
"Raja dan semua pengawal segera bergerak cepat, menolong samudra."
Bersambung.....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (44)

  • avatar
    RoselinaRamona

    hebat

    22d

      0
  • avatar
    TasyaIka

    aku suka cerita nya sangat bagus

    30/06

      1
  • avatar
    PranataRaden

    sangat bagus

    11/01

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด