logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

6. Smile

"eonnie apa Alesya Eonnie belum pulang?". tanya Alika.
"eoh!, sepertinya belum, mungkin Alesya eonnie lembur". jawab Caroline tanpa memalingkan pandanagan mata nya dari tv.
Sementara ditempat lain tepatnya di mansion Jong Ki, Alesya baru saja keluar dari ruang kerja Jong Ki, Alesya keluar dengan satu tangan memegang tembok, guna untuk menopang tubuh nya sendiri, yang mana Alesya merasa tubuh nya lemas.
Setelah Jong Ki mencambuk Alesya, Jong Ki bergegas saja keluar dari ruangan tersebut, tanpa melihat keadaan Alesya.
Setelah keluar sepenuhnya dari mansion Jong Ki, Alesya segera masuk ke dalam mobil nya. tapi Alesya tidak langsung melakukan mobil nya, Alesya merintih ke sakitan, Alesya merasa sekujur tubuh nya merasa nyeri, Untuk itu Alesya memutuskan untuk beristirahat sebentar di dalam mobil nya.
Tring Tring Tring
Terdengar suara hp Alesya, Alesya yang mendengar lantas mengambil hp nya untuk mengangkat telepon.
"eonni kenap belum pulang?". suara Alice langsung terdengar saat Alesy menempelkan hp nya di telinga nya.
"Eoh, eonni akan lembur". jawab Alesy dengan suara yang dipaksa agar tampak baik- baik saja.
"Hmmm, apa eonnie tidak bisa pulang sekarang, Lili mu ini ingin tidur bersama mu". ucap Alice dengan ber aegyo, supaya kakak sulung nya mau menunda lembur nya.
"eoh!, miane Li eonnie tidak bisa, ada pekerjaan yang harus dikerjakan, lebih baik Lili tidur duluan, eonnie akan pulang terlambat". Jawab Alesya dengan sedikit meeberi pengertian agar adik bungsu nya bisa mengerti.
"baiklah, kalau gitu Alesya tidur duluan, tapi eonnie jangan pulang terlalu larut, eonnie juga perlu istirahat". Alice berkata dengan nada kecewa nya.
" eoh, kalau begitu eonnie lanjut bekerja lagi, selamat malam Lili adik ke sayangan eonni". ujar Alesya dengan senyum yang tersungging dibibir nya.
" too eonnie ". balas Alice bersamaan dengan sambungan telpon terputus.
Setelah sambungan telpon terputus Alesya kembali memejamkan mata nya, bukan untuk tidur, hanya berusaha mengembalikan tenaganya, dan juga untuk menghilangkan sedikit rasa sakit di tubuh nya, tepat nya di punggung nya.
sudah 15 menit Alesya memejamkan mata nya, tapi Alesya merasa sakit di punggung nya tidak kunjung reda, dengan terpaksa Alesya melajukan mobil nya untuk kembali di mansion, Alesya berpikir bahwa ke tiga adik nya sudah tidur, jadi dengan leluasa Alesya bisa kembali ke mansion tanpa harus khawatir, khawatir jika ke tiga adiknya akan mengetahui kondisi nya sekarang.
15 menit waktu yang dibutuhkan Alesya untuk sampai di mansion nya, satpam yang melihat mobil Alesya yang berada di depan gerbang segara membuka gerbang.
Alesya segera memasuki mansion dan turun dari mobil nya, dan memberi kunci mobil nya kepada satpam tersebut untuk membawa mobil Alesy ke garasi.
Sementara itu Alesya segera memasuki mansion, pintu terbuka tanpa perlu mengetuk pintu, yang mana bi Yanti lah yang membuka nya, Alesya masuk tentunya dengan satu tangan yang berpegangan pada dinding, bi Yanti yang melihat itu segara membantu Alesya untuk berjalan ke kamar, tapi bukan kamar Alesya, melain kan kamar untuk maid, lebih tepatnya kamar Bi yanti.
"Nak Alesya tunggu sebentar bibik akan mengambil salep terlebih dahulu". ujar bi yanti setelah itu meninggalkan Alesya, tanpa menunggu respon Alesya.
sementara itu sambik menunggu bi Yanti, Alesya berbaring dengan tengkurap, diatas kasur bi Yanti.
Hanya butuh 3 menit untuk bi Yanti kembali lagi ke kamar nya, yang mana sudah terdapat Alesya di dalam nya.
"Nak bi Yanti akan mengobati luka nya, jadi tahan sebentar ya". kata bi Yanti dengan tangan membantu Alesya untuk membuka pakaiannya.
Setelah terbuka baju Alesya, bi Yanti meringis melihat punggung Alesya yang sudah memar, bahkan ada beberapa kulit yang terkelupas.
"Ahhh". suara rintihan Alesya
"tahan sebentar nak". ujar bi Yanti yang sedang mengoleskan saleb ke punggu Alesya. Tapi kegiatan bi Yanti berhenti sejenak bi yanti menatap kasihan pada punggung Alesya yang mana ada kulit yang terkelupas menampakkan daging nya.
"Akhhhhhh". rintihan panjang Alesya, yang mana ini disebabkan bi Yanti yang mengoleskan saleb nya pada kulit yang terkelupas di punggung Alesya.
"Akhhh, bi pelan-pelan". terdengar lagi rintihan kesakitan Alesya.
"ini bibik sudah pelan - pelan nak". ujar bi Yanti dengan tangan yang masih mengoleskan saleb ke punggung Alesya dan tak lupa pula sambil meniup - niup punggu Alesya, guna mengurangi rasa perih nya.
Hening beberapa saat, bi Yanti bergerak melihat Alesya, yang mana ternyata sudah terlelap tidur, bi Yanti yang melihat itu hanya bisa tersenyum, lantas bi Yanti menarik selimut dengan hati - hati guna agar tidak membuat tidur Alesya terganggu dan menutupi punggung Alesya yang sudah di obatinya dengan saleb tadi.
"Hidup sangat tidak adil untuk Alesya yang memiliki hati yang baik, tapi Alesya selalu saja menerimanya, bahkan ia tidak pernah menyalahkan takdir, Tuhan berikan lah ke bahagia untuk nya, rasanya tak pantas ujian yang kau berikan untuk nya". ujar bi yanti, yang mana hanya di dalam hati lah bi Yanti berucap.
Flackback On
"Akhhhh, mianhe appa, aku janji tidak akan mengulanginya lagi". ujar anak kecil di tengah - tengah rintihan kesakitan yang keluar dari mulut nya.
"Apa kau bilang?, apa janji mu itu bisa itu bisa menyembuhkan luka yang ada di kepala nya?". tanya pria tersebut, yang mana ayah dari Anak yang merintih ke sakitan.
"Miane Appa, tapi aku berjanji tidak ak....
Bukkk
sebelum anak kecil itu meneruskan perkataannya, tongkat baseball sudah mendarat di perutnya, yang menyebabkan anak kecil itu terpental.
Sementara pelakunya tidak merasa bersalah dan meninggalkan saja anak kecil tadi tanpa mengecek keadaaan yang mana Pelakunya adalah Appa gadis itu sendiri. yaitu Abrar dan anak kecil itu Alesya.
Melihat majikan nya yaitu Abrar yang sudah meninggal kan ruangan tadi, bi Yanti dengn sigap masuk ke dalam untuk mengecek kondisi anak itu yaitu Alesya.
Seakan terasa teriris hati bi Yanti melihat kondisi Alesya dengan terbaring lemah di lantai, dengan beberapa luka di sekujur tubuh nya, bi Yanti yang melihat hal itu dengan sigap menggendong tubuh Alesya untuk di obati.
'Appa miane, Alesya janji tidak akan mengulanginya, Alesya akan menjaga adik Alesya, walaupun Alesya harus mengorbankan nyawa Alesya, Alesya juga sangat sayang sama Appa". Racau Alesya di tengah-tengah rintihannya tentunya dengan suara yang lemah.
Bi Yanti yang mendengar racauan Alesya hanya dapat menitihkan air mata nya, tak kuat mendengar ucapan gadis kecil berhati malaikat ini, walaupun sudah di perlakukan tidak baik, dia tetap lah gadis yang baik.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (60)

  • avatar
    Aidil wahadaAidil wahada

    wow bagus Kak buat cerita taennie

    29d

      0
  • avatar
    WULANDARIJULLIA

    bagus

    13/08

      0
  • avatar
    MuclisohEuis

    trimakasih

    12/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด