logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Perempuan Aneh

“Sore Om dokter..” seorang nak kecil menyapa di depan pintu, menghentikan langkah Ruby dan Nemo.
“Hai.. Leon,” Nemo tersenyum ramah pada bocah berusia 7 tahun itu. “Ada apa?”
“Om mau kemana?” tanya Leon.
“Mengantar tante Ruby pulang ke rumahnya,” jawab Nemo.
Leon memandang Ruby dengan tatapan penuh tanda tanya.
“Ada apa?” tanya Ruby.
“Tante siapa?” tanya Leon.
“Apa?”
Leon menatap Ruby dengan penuh curiga.
“Tante siapa?” tanya Leon sekali lagi.
“Tante Ruby ini temannya om,” Nemo menjelaskan.
“Bukan pacar om kan?” tanya Leon.
“Tentu saja bukan,” jawab Ruby cepat.
“Tidak bohong kan?”
“Kalau aku pacarnya memangnya kenapa?” Ruby mendadak emosi.
“Hei..” Nemo menarik lengan Ruby. “Hanya anak kecil..”
“Anak kecil yang sangat kepo!”
Nem memandang Leon.
“Ada apa?” tanya Nemo.
“Mau main disini,” jawab Leon.
“Nanti ya.. Om antar tante Ruby dulu,” ujar Nemo.
“Ok..” Leon berlari meninggalkan tempat itu.
“Siapa dia?” tanya Ruby.
“Anak sekitaran sini..” jawab Nemo sambil mengunci pintu. “Dia setiap hari bermain di sini”.
“Aku melihat dia seperti tidak menyukaiku..” Ruby mengikuti Nemo berjalan menuju mobil. “Tatapannya seperti memandangku penuh curiga”.
Nemo tertawa sambil menutupkan pintu untuk Ruby.
“Dia hanya ingin tahu karena selama ini tidak pernah melihatmu,” jawab Nemo setelah duduk di samping Ruby.
“Atau kamu punya banyak wanita yang membuat perhatianmu padanya berkurang?” tanya Ruby.
Nemo tertawa.
“Ah cara tertawamu itu yang tak pernah bisa membuat aku berpaling ke yang lain..” batin Ruby.
“Sepertinya dari cara bicaramu aku menangkap adanya kecemburuan yang tertuju pada wanita yang ada didekatku?”
“Apa?”
“Tidak apa-apa..” Nemo tersenyum.
“Kamu tadi bilang apa?” tanya Ruby.
“Kenapa tadi menolak waktu Leon mengira kamu adalah pacarku?”
“Memang bukan pacar kamu kan?”
“Tidak mau jadi pacarku?” tanya Nemo.
“Tidak”.
“Kenapa?”
“Aku ingin jadi istrimu,” jawab Ruby cepat.
Nemo tertawa.
“Kenapa tertawa?” tanya Ruby.
“Tidak apa-apa,” Nemo tersenyum.
“Aku bilang aku tidka ingin jadi pacarmu, aku ingin jadi istrimu.. Tapi kamu malah tertawa..”
“Mau makan dimana?” tanya Nemo mengalihkan pembicaraan.
“Terserah yang traktir..” jawab Ruby. “Aku ikut saja”.
“Siapa pacarmu?” tanya Nemo.
“Tidak ada.. Awas Nemo!”
Nemo menghentikan mobilnya. Hampir saja ia menabrak serang wanita yang akan menyeberang jalan.
“Kamu ini tidak hati-hati,” Ruby segera turun menghampiri wanita yang terlihat jatuh.
Ruby membantu wanita itu berdiri.
“Maaf ya mbak?” kata Ruby.
“Tidak apa-apa..” wanita itu tesenyum. “Saya juga salah.. tidak melihat kiri dan kanan saat menyeberang..”
“Ada yang luka?” tanya Nemo.
“Tidak..” jawab Ruby.
Wanita itu menoleh pada Nemo.
“Dokter Nemo?” sapanya ragu.
“Nindy? Apa kabar?” sapa Nemo.
“Baik dok, Dokter sehat?” tanya wanita yang dipanggil Nindy itu.
“Ya..” jawab Nemo singkat.
Wanita yang dipanggil Nindy itu memandang Ruby.
“Saya tidak apa-apa, terimakasih ya mbak?” kata Nindy.
“Yuk, Ruby..” Nemo kembali masuk ke mobil.
“Oh.. kalau begitu kami tinggal ya?” kata Ruby.
“Mbak..” Nindy menarik lengan Ruby.
“Ada apa mbak?” tanya Ruby.
“Hati-hati dengan dokter Nemo..” Nindy mengingatkan.
“Maksudnya? Hati-hati bagaimana?”
“Dia itu sangat jahat”.
“Jahat bagaimana?”
“Ruby..” panggil Nemo.
“Ya..” jawab Ruby.
“Dia...” belum sempat Nindy mengatakan Ruby sudah meninggalkannya, mengikuti Nemo masuk ke mobil.
“Lama sekali..” gerutu Nemo.
“Loh.. Kenapa jadi marah?” tanya Ruby.
“Aku lapar..” jawab Nemo.
“Kenapa sikapmu jadi beda?”
“Beda bagaimana?”
“Tadi kamu terlihat humble.. Kenapa sekarang jadi ketus begitu?” tanya Ruby.
“Tidak apa-apa..”
“Nindy siapa?” Ruby memandang curiga.
“bekas asistenku..”
“Bener?Bukan mantan pacar?”
“Bukan..”
Mobil itu berhenti di sebuah cafe.
Ayo..” Nemo turun diikuti Ruby.
“Recommanded?” tanya Ruby.
“Ya.. Kopi disini luar biasa,” jawab Nemo.
Ruby melangkah masuk bersama Nemo.
“Eh, pak Dokter.. sudah lama tidak kesini”.
“Makanya kesini bang..” jawab Nemo. “Sudah rindu dengan kopi di cafe ini..”
“Dengan siapa?”
“Calon istri,” Nemo menggenggam tangan Ruby untuk berdiri di sampingnya.
“Wah.. akhirnya”.
“Ruby, ini bang Wanda. Bang.. ini Ruby,” Nemo memperkenalkan.
“Baru jadian ya?” tanya Wanda.
“Sudah lama, tapi dia melanjutkan study di Oslo,” jawab Nemo.
“Wah.. Pantas selalu menolak setiap kali aku jodohkan. Ternyata sudah punya calon. Duduklah.. Biar aku suruh anak-anak membuatkan kopi untukmu. Ruby minum apa?”
“Sama saja,” jawab Ruby.
“Ok.. Sebentar ya?” Wanda meninggalkan Ruby dan Nemo.
“Kenapa menyebutku calon istri?” tanya Ruby setelah makanan dan minuman yang mereka pesan datang.
“Bukankah kamu bilang ingin jadi istriku?” Nemo balik bertanya.
“Aku hanya bercanda,”ujar Ruby.
“Ah, padahal aku sangat berharap kalau tahun ini bisa memiliki wanita yang kusebut sebagai istri”.
“Begitu banyak wanita yang ada didekatmu, kenapa harus menunggu aku pulang?” ejek Ruby. “Kelihatan sekali gmbalnya”.
“Karena hatiku sudah memilihmu tapi kamu ternyata hanya memandangku biasa”.
“Pintar sekali kamu merayu. Apakah karena ini Nindy tadi berbisik padaku untuk hati-hati padamu? Dia bilang kamu lelaki yang sangat jahat”.
“Dia bilang begitu?” tanya Nemo.
“Ya.. tapi aku tak tahu maksudnya karena kamu sudah memanggilku”.
Nemo berdiri.
“Mau kemana?” tanya Ruby.
“Sebentar.. ada yang mencariku di parkiran,” Nemo meninggalkan Ruby.
“Hai, Ruby..” sapa Wanda. “Nemo bilang ada yang menunggunya di parkiran. Ia minta aku menemanimu”.
Wanda duduk di hadapan Ruby.
“Sudah lama menjalin hubungan dengan Nemo?” tanya Wanda.
“Kami hanya teman masa kecil..” Ruby menjelaskan.
“Aku sudah cukup lama mengenal Nemo. Dia adalah orang yang menyelamatkan Lexy”.
“Lexy?”
“seekor anjing yang tak sengaja kutabrak. 2 minggu lexy dirawat di klinik Nemo hingga akhirnya aku bawa pulang dan sekarang Lexy menjadi peliharaanku di rumah,” cerita Wanda.
“Oh..”
“Kami menjadi dekat..”
“Apakah bang Wanda kenal dengan Nindy?” tanya Ruby.
“Nindy?”
“Ya..”
“Asistennya Nemo?” tanya Wanda.
“Jadi bener dia hanya asisten? Bukan mantan pacarnya?”
“Nindy asistennya.. Tapi hanya 4 bulan kerja disana. Dia tiba-tiba mengundurkan diri,” jelas Wanda.
“kenapa?”
“Tidak tahu.. Kamu kenal Nindy?”
“Tadi sempat bertemu.. Dia mengingatkan aku untuk hati-hati pada Nemo. Katanya Nemo itu sangat jahat..”
“Jahat? Jahat bagaimana?”
“Hm.. Aku semakin yakin kamu memang selalu mencari tahu semua tentangku..” ucap Nemo yang datang menghampiri.
Ruby menoleh pada Nemo yang langsung duduk disampingnya.
“Tolong bang.. Kasih tahu calon istriku ini, apakah selama ini aku pernah menjahati orang?”
“Mungkin saja dengan wajahmu itu kamu sudah mempermainkan banyak hati wanita termasuk mantan asistenmu itu..” Ruby merengut.
Wanda dan Nemo tertawa.
“Tidak.. Aku bisa menjamin kalau calon suamimu ini sangat baik. Tidak tahu juga kenapa Nindy menyebut dia lelaki yang sangat jahat,” ujar wanda.”Mungkin dia menyukai Nemo tapi tidak berbalas”.
Ruby hanya tersenyum tipis.
“Sudahlah.. Jangan dibahas lagi”.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (141)

  • avatar
    CandraLeo

    10000

    6d

      1
  • avatar
    SopyansyahAndre

    terima kasih

    8d

      0
  • avatar
    UlfaNaysa

    bgus bgt 💐

    13d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด