logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 Orang-orang Masa Lalu

Ketika takdir yang terus memaksa ku untuk mencoba menerima mu kenapa saat itu juga takdir mempertemukan aku dengan dia yang bahkan tak ingin aku lihat lagi sejak hari itu.
"Vin gue duduk disini ya soal nya semua meja udah penuh. Oh iya tugas kemaren udah gue antar di meja bu Nila." ucap Asifa sambil duduk di depan Kelvin dengan semangkok mie ayam yang ia bawa
Kelvin yang tadi nya sibuk dengan bakso nya kini menatap Asifa dengan tatapan tak bisa di artikan siapa pun yang melihat nya. Berusaha meyakinkan diri bahwa sosok didepan nya ini adalah benar Asifa Angel Flexia.
"Lo kenapa sih Vin natap gue gitu amat." tanya Asifa yang merasa risih dengan perlakuan Kelvin.
Kelvin hanya menggelengkan kepala nya tanpa menjawab pertanyaan Asifa.
"Atau lo yang nggak suka ya gue duduk disini, yaudah deh gue pergi aja kalau gitu." sambung Asifa lagi.
Kelvin menangkap tangan Asifa sebelum gadis itu benaran pergi dari hadapan nya setelah sadar bahwa benar wanita itu adalah sosok orang yang sangat ia rindukan.
"Stay here fa, please." ucap Kelvin tanpa melepas kan genggaman tangan nya.
"Yaudah makan bentar lagi masuk kelas." sambung Kelvin kemudian.
Asifa tak berkomentar apa pun ia bahkan menurut begitu saja tanpa ada adu mulut dulu.
"Lo aneh fa hari ini, tapi entah kenapa gue suka dengan lo kayak gini. lo yang seperti dulu dan lo yang sangat gue rindukan sekarang." ucap Kelvin dalam hati yang sedang memandangi wajah Asifa.
Setelah selesai makan mereka berdua berjalan menuju kelas melewati banyak pasang mata yang melihat mereka dengan begitu banyak pertanyaan.
"Eh itu kan Asifa yang kemaren sempat ngajakin Kelvin berantem." ucap salah satu siswi.
"Oh itu yang nama nya asifa, pantasan aja Kelvin sanggup di marah-marah terus ternyata bidadari cuy. duh neng cantik banget sih." kali ini siwa laki-laki itu pula yang bersuara.
Mereka mendengar kata demi kata yang diucap kan siswa-siswi yang sedang membicara kan mereka tanpa berniat untuk membalas nya walau hanya dengan senyuman.
"Gue hanya perlu berdamai sedikit dengan masa lalu agar gue bisa sedikit demi sedikit melupakan lo Vin, dan setelah itu gue harus pergi. pergi sejauh mungkin ditempat takdir tak bisa membawa kita bertemu kembali untuk menyelesai kan semua yang terjadi antara kita." ucap Asifa didalam hati.
Sepanjang perjalanan menuju kelas Kelvin mencoba membawa keadaan ke zona nyaman agar tak ada lagi ke canggungan antara mereka. dan ternyata usaha Kelvin berhasil kini ia mendapati zona nyaman itu, zona yang membuat Asifa tertawa hingga kedua lubang pipi nya trlihat jelas.
Gadis yang berdarah Arab dan keturunan Inggris itu memperlihat kan keanggunan nya setelah 1 bulan menjadi cewek cuek.
"Garing Lo Vin." ucap Asifa disela tawa nya karena candaan yang dilemparkan oleh Kelvin.
Tiba-tiba senyum Asifa hilang saat wanita dihadapan nya memeluk lengan Kelvin dengan penuh manja, ia benar-benar kenal dengan wanita didepan nya ini.
"Vin, kangen." ucap wanita itu dengan manja.
"Gue duluan." ucap Asifa setelah beberapa detik bertatapan dengan wanita itu.
"Kenapa? disini aja fa, toh udah lama banget rasa nya kita nggak pernah ketemu setelah lo mutusin pergi meninggal kan Indonesia." ujar Bella yang kini sudah melepaskan pelukan nya pada Kelvin.
"Kita? kita siapa? maaf gue nggak kenal lo." jawab Asifa datar dan berlalu meninggal kan mereka berdua.
"Lari lagi lo? mau sampai kapan lo butuh waktu untuk terima kenyataan Asifa Angel Flexia?" pertanyaan Bella tadi membuat langkah Asifa terhenti sebentar namun tanpa menjawab pertanyaan Bella, Asifa langsung pergi meninggal kan mereka.
**
Malam kian pekat, tampak saat malam mengeluarkan bunyi jangkrik dan bunyi-bunyi malam lainnya. Asifa berdiri melihat bintang dari jendela kamar nya. emang sengaja jendela itu di buka dan membiarkan angin membelai rambut nya yang panjang itu. ia menatap jauh ke arah bintang malam.
"Kok belom tidur?" tanya Raka yang membuat Asifa kembali sadar ke dunia nyata.
"Eh lo Ka, gue fikir pencuri mana yang masuk kekamar gue." ledek Asifa.
"Pencuri mana yang ganteng kayak gue fa? gue ganteng-ganteng gini dibilang pencuri!! emang parah lo fa." jawab Raka tak terima.
"Ganteng dari mana lo? lagi nutup mata aja tu si Reva nerima lo Ka kemaren." ujar Asifa yang langsung mendapat kan jitakan dari Raka dan Asifa langsung mengelus lembut bekas jitakan Raka.
"Fa lo kenapa belum tidur? masih kefikiran masalah tadi di sekolah?" Tanya Raka secara tiba-tiba membuat Asifa terdiam cukup lama.
"Kenapa Ka orang dari masa lalu gue satu persatu terus bermunculan kembali disaat gue udah siap nerima pertemuan sama Kelvin kenapa Bella harus muncul diwaktu yang sama?" tanya Asifa dengam suara lirih.
Raka melihat tatapan Asifa yang begitu terluka yang sangat mengiris hatinya.
"Sakit kah fa? jika lo nggak sanggup hadapi ini lagi bilang gue ya fa dan gue akan berdiri di samping lo terus bilang ke dia dan dunia bahwa kita adalah saudara kembar, agar dia berfikir dua kali untuk nyakitin Lo." ucap Raka sambil mengelus rambut panjang Asifa.
"Nggak Ka, lo udah janji untuk menjadi sahabat terbaik dia walaupun nanti sakit itu gue terima kembali dari orang yang sama" ucap Asifa dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kakak mana yang mau lihat adik nya terluka dengan orang yang sama? kakak bodoh itu nama nya Fa." jawab Raka dengan menahan emosinnya.
Melihat Raka yang sudah mulai emosi, Asifa menatap raka dengan lembut membiarkan air mata nya jatuh didepan saudara kembar nya itu. Ia tau arah tujuan dari pembahasan mereka itu.
"Maaf kalau gue egois Ka selama ini, gue hanya ingin nggak melibat kan siapa-siapa dalam masalah gue Ka." jawab Asifa sambil memeluk Raka.
Sedang kan Raka hanya diam saat Asifa memeluk nya, bahkan untuk membalas pelukan nya juga terasa berat.
"Gue tau gue salah Ka, gue yang egois dan selalu bilang gue yang paling terluka. gue tau dalam hal ini lo terlalu banyak bekorban untuk gue. lo rela nggak pakai nama Flexia di akhir nama lo hanya untuk gue sedangkan nama Flexia itu adalah hal yang selalu lo bangga-banggakan dari dulu. maaf Ka." sambung Asifa dalam pelukan Raka.
Mendengar ucapan Asifa tadi Raka membalas pelukan Asifa dan mengelus rambut panjang saudara kembarnya. Ia sungguh menyayangi adik nya dan ia tak mau melihat adik nya tersakiti karena itu akan menyakiti dirinya juga.
"Iya gue maafin lo. gue juga mau minta maaf untuk saat lo tersakiti dulu gue bahkan nggak ada disamping lo dan nenanggin lo. maafin saudara kembar lo yang ganteng ini ya Fa." ucap Raka sambil melepaskan pelukan Asifa dan menghapus air mata di pipi cantik adik nya.
"Apaan sih lo Ka, lagi seriusan juga masih sempat bilang Lo ganteng. lo nggak ada ganteng-ganteng nya dimata gue kalau jelek sih udah jelas banget perfect nya." jawab Asifa ketus.
Raka terkekeh mendengar ucapan Asifa. Ia lebih suka jika Asifa seperti ini dari pada melihat Asifa menangis.
"Karna kita kembar aja lo bilang gitu, coba kalau nggak udah ngejar-ngejar gue lo fa memohon cinta lo dibalas sama gue." ujar Raka yang langsung dapat tatapan tajam dari Asifa.
"Najis banget gue mah ngejar- ngejar lo apalagi sampai ngemis cinta lo!! amit-amit 7 turunan tau." balas Asifa datar.
"Eh lo coba mikir kalau gue jelek lo pasti jelek juga malahan jelek lo lebih perfect dari gue. karna gue ganteng maka nya lo cantik untuk berdiri berdampingan dengan gue sebagai saudara kembaran." ucap Raka dengan lembut.
Asifa yang mendengar kata-kata Raka langsung berlari menuju cermin meja rias nya.
"Alhamdulillah tuhan masih sayang sama gue karna gue masih cantik sampai sekarang." ucap Asifa sambil terus melihat diri nya dicermin.
"Gue nggak mau lo nangis lagi fa, apa pun itu biar gue tetap jadi orang yang akan membuat lo terus tersenyum dan membuat lo lupa dengan sakit dan masalah yang lo hadapi itu. biar kan gue nebus saat-saat gue nggak ada untuk lo dulu karena itu masih ada dalam bayangan sebelum tidur gue Fa." ucap Raka dalam hati sambil senyum melihat tingkah kembaran nya.
**
Setelah kejadian kemarin lagi-lagi Asifa bertingkah seperti awal mereka bertemu. Asifa dan Reva berjalan lurus menuju ke kelas nya tanpa sedikit pun melirik ke sumber suara yang sangat ia kenali nya memanggil nama nya dari belakang.
menyadari mereka jadi bahan tontonan, Reva menghentikan langkah Asifa.
"Fa lo kenapa sih, menghindar lagi?"
Tanya Reva penasaran dengan berubah nya sifat Asifa.
"Gue lagi malas aj Re, jadi please jangan ajak gue untuk berdebat untuk hal yang 2 tahun sudah buat hidup gue nggak pernah tenang." jawab Asifa dengan malas.
"Fa dengarin gue ya, nggak gini hadapi masalah. kalau lo tetap aja kayak gini itu sama aja lo sacara nggak langsung kasi tau dunia kalau lo kalah." jelas Reva.
"Emang gue kalah kok Re dan itu nyata dari 2 tahun lalu." ucap Asifa sambil berlalu pergi meninggal kan Reva yang masih diam menatap punggung sahabat nya yang terus menghilang seiring langkah kakinya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (263)

  • avatar
    Lilohh soperohh

    Goog best story. I like it

    01/06/2022

      5
  • avatar
    JkltInara

    👍👍👍👍👍

    21/08

      0
  • avatar
    Li Ya

    Keren bangat

    20/08

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด