logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Sweet Intel

Mereka berempat tengah menikmati makan siang bersama sekaligus membahas proyek yang akan mereka kerjakan bersama. Pembahasan proyek itu sungguh memakan waktu yang lama karena banyaknya permasalah yang turut mewarnai keberlangsungan pembangunan hotel tersebut.
"Bagaimana dengan pengganggu itu? Apakah kakak sudah membereskannya?" tanya Dee di sela sela keheningan yang terjadi.
"Pengganggu itu masih setia bersembunyi dan belum mau menampakkan wujudnya. Seperti dia sangat licik dan cerdas karena sampai sekarang anak buahku belum berhasil melacak keberadaannya," Bintang sangat kesal karena musuh mereka kali ini sangat licik dan pintar bersembunyi.
"Sudah ku bilang biarkan aku turut membantu melacak keberadaan bedebah itu, tapi kakak tetap bersikukuh untuk menemukannya sendiri," kali ini Dee kesal dengan kakaknya lalu menatap kakaknya itu dengan wajah yang menggemaskan sambil mempoutkan bibirnya yang membuat ketiga manusia di depannya ingin sekali mengunyel-unyel pipi menggemaskan makhluk imut di depannya.
"Bintang, sepertinya usulan lebah harus kita terima supaya bedebah itu bisa secepatnya kita tangkap agar proses pembangunan hotel itu bisa berjalan dengan lancar," kini Juna yang bersuara setelah mempertimbangkan usulan dari Dee yang sedari orok dia panggil lebah itu.
"Aku juga setuju dengan apa yang di katakan Juna, sepertinya Dee harus ikut membantu agar prosesnya cepat selesai. Lagian, pembangunan itu juga kerjasama antar perusahaanmu dan perusahaan kami," ujar Diva menimpali.
Mereka lalu mencapai kesepakatan untuk bekerjasama dalam menangkap hama pengganggu itu yang Dee sudah tahu siapa orangnya.
Hanya saja dia tidak ingin ikut campur dalam urusan kakaknya tanpa persetujuan dari kakak tersayangnya itu.
(Markas BNT)
Di sebuah markas yang sangat besar dan mega terlihat dari luar, terdapat empat manusia dengan tingkat kesadisan yang tidak main-main. Walaupun terlihat Mega dari luar, siapa sangka kalau di dalamnya seperti neraka yang siap menelan siapa saja yang bersalah.
"Bagaimana rencana kita kemarin kak, apakah akan kita laksanakan malam ini juga?" tanya Dee yang masih sibuk dengan cemilan cemilan yang di sediakan oleh kakaknya. Karena Bintang tau kalau adik semata wayangnya itu tidak akan suka ketika tangan dan mulutnya menganggur.
"Kakak belum menemukan titik lokasi target kita," ucap Bintang dengan lesuh.
"Hahahaha, kemana hilangnya kakakku yang berambisi serta sadis itu? Apakah kakak tidak mau bertanya padaku mengenai terget kita itu?" Dee tertawa lalu berbicara dengan nada datar tapi penuh penekanan. Hal itu membuat ketiga manusia di depannya mengerutkan keningnya yang penuh tanda tanya dan seakan mencari tau apa yang mereka pikirkan.
"Maksud lebah kecil, kamu tau siapa orangnya?" tanya Juna yang mendapat kekehan dari Dee.
"Yups, aku bahkan mengetahui dimana dia sekarang," ucap Dee dengan santai sambil terus memakan chiki kesukaannya.
"Mengapa kamu tidak mengatakannya pada kakak kalau kamu tau siapa orangnya?" tanya Bintang yang kini berubah ekspresi menjadi datar dan dingin. Ketika dia berubah seperti ini, maka orang orang di sekitarnya akan merasa ketakutan kecuali ketiga orang yang bersamanya saat ini.
"Karena kakak tidak bertanya padaku dan juga tidak mau menerima bantuan ku," jawab Dee dengan santai namun tersenyum smirk yang siapa saja melihatnya akan bergidik ngeri.
Kini mereka pun mengatur strategi untuk menangkap hama itu tanpa ada yang mencurigai kalau orang tersebut menghilang dari muka bumi ini.
Diva dan Dee kini berada di kamar yang sangat besar dan rapi serta beraroma vanila melon. Kedua gadis manis itu sedang bercengkerama membahas perkembangan perusahaan mereka kedepan sambil menunggu kabar dari Bintang dan Juna.
"Oh ia, bagaimana novel yang kamu kirimkan ke penerbit kemarin?" tanya Diva yang tengah asyik menonton kartun kesukaannya begitupun dengan Dee. Aneh kan, seorang yang di kenal berwibawa itu siapa sangka kalau mereka di rumah akan berubah menjadi gadis kecil yang suka menonton kartun.
"Belum ada balasan dari penerbitnya, mungkin mereka sibuk menyeleksi karya karya yang masuk," jawab Dee sambil matanya terfokus pada tv. Dee adalah seorang CEO namun juga gemar menulis novel untuk di terbitkan.
(Di Markas)
Bintang dan Juna menerima telepon dari orang suruhannya kalau mereka sudah menemukan target dan sudah berhasil melumpuhkannya.
"Bagus, bawah dia ke markas sekarang," ucap Bintang sambil tersenyum smirk yang membuat Juna juga ikut tersenyum menyeringai.
"Apa kita akan mengabari lebah kecil dan nenek cerewet sekarang?" tanya Juna yang mendapat anggukan dari Bintang.
Di dalam kamar bernuansa pink Blink Blink itu Dee mendapat telepon.
"Halo, apakah kalian sudah mendapatkan target?"
"....."
"Baiklah, kami akan kesana sekarang," Dee menutup teleponnya lalu beranjak dari duduknya menuju lemari dan mengambil jaketnya.
"Kita ke markas sekarang," ucap Dee mendapat anggukan dari Diva. Mereka berdua menuju ke garasi untuk mengambil mobil dan melaju ke markas.
Mereka berdua tiba di parkiran lalu mendapat sambutan dari pengawal Bintang dan mempersilahkan mereka masuk.
Sesampainya di ruangan yang bernuansa hitam tempat menyiksa para musuh mereka.
"Dimana dia sekarang kak?" tanya Dee yang baru masuk dan langsung duduk di sofa.
"Di dalam kurungan," jawab Bintang dengan datar.
Dee lalu memerintahkan salah satu pengawal pribadi kakaknya untuk membawa orang tersebut ke hadapannya. Dee sudah tidak sabar untuk memberikan sedikit gula gula asam padanya.
"Bawa dia kemari!" Dee berucap tanpa ekspresi sama sekali.
"Baik nona muda," kemudia pengawal itu pergi ke tahanan dan menyeret orang yang di maksud.
"Ini dia orangnya nona muda," ucap si pengawal dengan tubuh yang bergetar melihat senyum smirk dari nona muda mereka yang seakan ingin menelan mereka hidup hidup.
"Hei br*ngsek si*lan, bangun," teriak Dee yang membuat ketiga orang di belakangnya tersenyum penuh arti.
Tidak lama kemudian, orang yang mereka sebut hama kini mulai sadar dari pingsannya akibat sambutan kecil dari Bintang dan Juna.
"Lepaskan aku si*lan," teriak orang tersebut sambil memberontak dan terus memaki orang orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Dee hanya tersenyum menyeringai mendapat makian dari orang di depannya.
Satu tendangan mendarat di perut pria itu yang membuatnya jatuh kebelakang dan berteriak kesakitan akibat tendangan yang di dapatnya.
"Kurung dia sekarang di ruangan yang ada di sudut kiri!" Perintah Dee dan para pengawal itu bergerak dengan cepat.
"L--lepasakan aku dasar si*lan," teriak orang tersebut dan terus memaki.
"Mengapa tidak langsung di habisi saja," Diva kini bersuara setelah musuh itu kini di kurung kembali.
"Apa kamu sudah bodoh sekarang karena cintamu bertepuk sebelah tangan? Kalau kita menghabisinya sekarang, kita tidak bisa mendapatkan informasi tentang sekutunya yang mungkin sedang bergerak sekarang," Dee merutuki ketololoan sepupunya itu karena pikirannya terlalu pendek.
Diva hanya mendelikan matanya tanda tidak suka kalau hubungan asmaranya di bawa-bawa. Sedangkan dua manusia kulkas itu hanya tertawa melihat kelakuan absrut dari kedua makhluk manis di depannya tersebut.
"Kak, aku pergi duluh dan aku titip manusia bersumbu pendek satu ini. Aku ada urusan mendadak. Satu hal lagi, cepat bergerak dan temukan sekutu-sekutu dari si breng*ek sia*lan itu," ucap Dee tanpa ekspresi dan berlalu pergi meninggalkan ketiga manusia yang menatap kepergiannya.
"Adikku sudah besar sekarang dan sudah pintar menjaga dirinya sendiri. Aku rasa baru kemarin mengganti popoknya, namun kini dia tumbuh menjadi gadis tangguh," ucap Bintang sambil bersandar pada sofa lalu menatap langit-langit ruangan sambil menghela napas panjang.
"Aku juga merasa baru kemarin bermain dengan bayi lebah kecil imut yang selalu ceriah, namun siapa sangka dia kini tumbuh menjadi gadis tangguh dan mandiri," ucap Juna menimpali sambil bersandar dan menghela napas panjang. Sedangkan Diva ikut duduk namun sibuk memakan cemilan yang ada di depannya.
Dee kini menuju ke sebuah tempat yang jauh dari pusat keramaian dan berada di tengah hutan yang paling dalam. Sebuah tempat rahasia bernama Agen Secret yang menjadi pusat agen rahasia termasuk dirinya.
Tidak ada yang tau tempat rahasia itu bahkan tidak ada yang tau kalau dia adalah salah satu agen rahasia yang sangat di takuti dan juga di seganu di dunia Intel. Bahkan orang tua, kakak dan orang terdekatnya tidak tau kalau Dee adalah salah satu Intel yang sangat berpengaruh besar dalam pertahanan negara. Itulah mengapa dia bisa dengan cepat melacak musuh-musuhnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (44)

  • avatar
    Advantur Advan

    aku sudah mmbaca cerita. kisah mereka seru bnget

    07/08

      0
  • avatar
    Suhai Tamin

    saya bagi lima bintang...

    06/07

      0
  • avatar
    BayuBoges

    bagus

    05/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด