logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Chapter 5

"Kamu yang gila ini sudah zaman modern, kenapa masih melakukan hal yang kuno!" Mark mengatakan hal itu begitu saja karena tidak terima dianggap gila, hingga pada akhirnya dirinya benar-benar merintih sakit ketika perempuan paruh baya yang mengaku menjadi bibinya secara tiba-tiba datang memukulnya menggunakan sapu.
"Kenapa melakukan itu padaku, apa Kalian semua tidak tau siapa aku!" Itulah yang Mark katakan menatap tajam orang-orang disekitarnya dan sejujurnya Mark merasa tidak nyaman karena saat ini dirinya menja pusat perhatian, ketika beberapa saat yang lalu dirinya mengatakan hal itu.
"Jangan gila, karena baru saja tenggelam di danau istana. Kenapa aku harus memiliki keponakan bodoh seperti ini? Jangan sok berkuasa kita hanya rakyat Jelata, tidak lebih dari itu!" Mendengar hal itu membuat Mark menatap tidak percaya pada perempuan paruh baya di sampingannya seolah tatapannya itu menggambarkan rasa tidak percaya sekaligus kenapa dirinya harus percaya? Sejak kecil dirinya selalu berkelimpahan uang kenapa secara tiba-tiba perempuan gila di sampingannya mengatakan hal seperti itu?
"Tidak mungkin!" gumang Mark kemudian berbalik arah menatap rumah perempuan paruh baya yang telah mengaku menjadi bibinya dan memang benar rumah di depannya terlihat sama sekali tidak layak di huni.
"Semuanya mungkin! Sekarang lebih baik hentikan tindakan bodohmu itu dan, cepat pergi antarkan semuanya ke Pa...." ucapan perempuan paruh baya tersebut mendadak berhenti ketika Mark berlari begitu saja mengabaikan panggilannya.
"Hey mau ke mana, masih banyak yang harus dikejakan!" Teriak perempuan paruh baya tersebut sama sekali tidak digubris oleh Mark yang terus berlari, tidak peduli beberapa orang melihatnya bahkan saat ini menjadi pusat perhatian. Karena saat ini yang Mark inginkan menemukan halte bus terdekat dan pulang ke rumah dan tentang Lyla mendadak jantung Mark berdetak dua kali lebih cepat begitu mengingat nama perempuan yang sering dirinya bullying.
Langkah Mark terhenti ketika matanya menatap pepohonan lebat di depannya. Apa saat ini dirinya sedang di hutan? Itulah yang saat ini Mark katakan dalam hatinya menatap hutan di depannya yang begitu lebat ditumbuhi oleh Pepohonan yang sama di sekelilingnya. Cukup lama Mark berlari bak orang gila menyusuri hutan dan beberapa kali Mark menghela napas lelah ketika mencari jalan pulang dari tempat yang begitu terasa aneh baginya, hingga akhirnya dirinya mendengar suara teriakan dan tangisan seseorang. Tentunya mendengar suara yang cukup menggelegar di sekitar hutan yang sepi ini, hal itu mengundang rasa penasaran Mark.
"Apa kamu pikir aku akan melepaskan dirimu begitu saja!" Mark bersembunyi dibalik semak-semak ketika melihat seorang perempuan yang terlihat memunggunginya mengunakan tudung kepala sedang memegang pedang samurai di tangannya, bisa Mark lihat sekelompok orang terlihat gemetar melihat perempuan yang memunggunginya.
Mark menatap terkejut ketika sebuah anak panah mendarat tepat di depannya dan belum juga keterkejutannya selesai, seketika Mark dibuat terkejut ketika perempuan yang tadinya berdiri di depannya kini memberikan tatapan tajam dan apa ini?
"Lyla, heh jangan membual kenapa melakukan seperti itu?" Mark bangkit berdiri memberikan tatapan mata sama tajamnya terhadap perempuan di depannya yang memiliki paras sama dengan Lyla. Bahkan kini Mark mencengkram erat bahu perempuan yang mirip dengan seseorang yang sering dirinya bully yang hanya memberikan respon diam.
"Kenapa memanggilku seperti itu? Siapa Lyla dan untuk apa berada di sini? Lebih baik selesaikan urusanmu dari pada memilih terpenggal dengan apa yang berada di tanganku!" Mark mendengus pelan terhadap ucapan perempuan yang memiliki rupa sama persis dengan Lyla walaupun sebenarnya, Mark sendiri sedikit merasa tidak nyaman ketika menatap pedang samurai yang berada di tangan perempuan itu berlumuran darah.
"Karena itu namamu apa kamu menjadi bodoh karena truk itu?" Perempuan itu terlihat mengeyitkan dahi bingung menatap Mark dengan tatapan tajam dan tanpa aba-aba perempuan yang memiliki paras sama dengan Lyla tersebut memegal kepala salah seorang sekelompok orang dan tentunya apa yang dilakukan oleh perempuan itu membuat Mark tidak dapat bernapas karena dengan begitu tenangnya memenggal kepala seseorang dengan raut wajah setenang itu.
Beberapa saat kemudian, tatapan mata mereka berdua berhenti ketika perempuan yang memiliki raut sama dengan Lyla memerintahkan sekelompok orang itu untuk ditangkap dan di penjara. Kini Mark benar-benar tidak bisa berkata apapun karena perempuan yang memiliki rupa sama dengan Lyla terlihat jelas, jika saat ini hanya diam seolah menunggu Mark untuk bicara.
"Kenapa melakukan hal itu, kamu sama saja melanggar hak hidup seseorang!" Mark mengatakan hal itu dengan begitu lancarnya, sama sekali hal itu tidak membuat perempuan yang baru saja memenggal kepala seseorang menyesal dan hanya memberikan respon diam dan mendengus pelan seakan baru saja menertawakan kekejamannya tentunya melihat respon perempuan yang memiliki raut wajah sama persis dengan Lyla membuat Mark diam cuk lama.
"Namaku Lian, kamu hanya rakya jelata di sini. Kenapa mencari masalah dengan diriku dan berhenti memanggil diriku Lyla. Aku akan pergi, nikmati harimu!" Itulah yang dikatakan oleh perempuan yang memiliki rupa sama persis dengan Lyla sebelum akhirnya pergi meninggalkan Mark yang hanya menatap mayat yang terpisah dari kepalanya dengan rasa mual yang mendera.
"Sepertinya dia benar bukan Lyla, tapi aku merasa dia Lyla. Bahkan tatapan mata mereka sama!" Mark diam cukup lama, hingga pada akhirnya dirinya kembali berjalan entah kemana karena saat ini tujuannya hanya ingin keluar dari hutan ini.
**
Jauh dari hutan kini Lian turun dari kuda yang dirinya tunggangi, sekilas tatapan matanya terlihat jelas memicing tajam menatap para menteri istana yang berdiri di depan gerbang istana seolah sedang mencegah dirinya untuk masuk kedalam istana. Lian diam, kemudian mengusap pelan oioiny berbau anyir karena apa yang dirinya lakukan tadi.
"Tuan putri, Anda jangan melakukan itu lagi. Kenapa anda sering sekali melakukan hal itu!" Lian terdiam, perlahan turun dari kuda melirik salah seolah penjaga untuk segera memasukkan kuda kesayangannya kedalam kandang.
"Urusi perkerjaanmu sendiri!" Itulah yang dikatakan oleh Lian oleh kepala Menteri yang diam menatap Lian yang jelas tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
"Kita masih perlu bicara putri, apa lagi saya mendengar jika anda melakukannya di depan rakyat Jelata!" Lian diam pikirannya mendadak melayang pada sosok Mark yang jujur membuat Lian merasa tidak nyaman sama sekali, apa lagi ketika laki-laki itu memanggilnya dengan nama Lyla.
"Bicarakan nanti, lebih baik selesaikan pekerjaan istana dulu!" Hanya itu yang dikatakan Lian ketika dirinya berjalan masuk kedalam istana, dan segera masuk mengabaikan beberapa penjaga yang jelas memberikan salam hormat padanya.
Kepala Menteri diam cukup lama, kemudian menatap para bawahannya yang mengerti maksudnya dan sudah bukan hal asing lagi bagi mereka. Jika, putri kerajaan ini sering kali membunuh seseorang dan hal biasa juga jika pulang dalam keadaan kotor penuh darah.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (60)

  • avatar
    Faisal MubarakDevin

    he bat

    3d

      0
  • avatar
    Abdul Rizal

    bagus ceritanya

    27d

      0
  • avatar
    Sarlita Karel

    sangat bagus ceritanya

    13/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด