logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Chapter 4

Lyla membalikan badannya begitu merasa ada lampu mobil yang menyorot dirinya, Lyla menatap datar lampu mobil itu dan kemudian tanpa bicara satu patah katapun Lyla melangkah pergi. Tetapi, baru saja akan melangkah, dirinya harus menatap orang yang harus dirinya hindari karena orang yang saat ini menatap dirinya dengan tatapan tajam berdiri tepat di depannya.
"Kamu ingin apa? Aku harus pergi!" Lyla memilih untuk menatap kearah lain dibandingkan menatap Mark yang saat ini menatap Lyla dengan tatapan mata yang begitu tajam.
"Kamu tidak akan kemana-mana setelah mempermalukan diriku!" Lyla menatap mata Mark dengan raut wajah jelas bingung dengan apa yang dikatakan Mark, sudah jelas hampir setiap hari Mark selalu mempermalukan Lyla dengan melakukan pembullyan dan sekarang kenapa Mark mengatakan jika dirinya mempermalukan Mark? Sebenarnya apa yang telah terjadi pada laki-laki gila di depannya? Berbagai pertanyaan bergelayut dalam pikiran Lyla saat ini.
"Aku tidak pernah merasa melakukan apapun pada kamu. Aku akan pergi jika itu yang kamu mau!" Lyla menundukkan kepalanya, dan segera dirinya benar-benar ingin kabur dari Mark yang diam mengepalkan tangannya kesal kemudian tanpa bicara apa-apa Mark menarik Lyla untuk masuk kedalam mobilnya tentunya hal itu membuat Lyla panik dengan apa yang dilakukan Mark.
Entah apa yang akan dilakukan Mark setelah ini, kerena saat ini Lyla mencoba untuk berontak kabur dari Mark yang masih mencengkram kuat pergelangan tangannya dan memaksa Lyla untuk masuk kedalam mobil. Saat ini Lyla yang biasanya hanya menunjukkan raut wajah datarnya, benar-benar saat ini diliputi oleh kecemasan karena Mark benar menunjukan tatapan mata yang siap melakukan apapun pada Lyla.
"Aku mohon lepaskan aku! Aku tidak pernah merasa menganggu dirimu, kenapa kamu selalu melakukan itu padaku?" Seketika Mark diam melepaskan cengkraman tangannya, sambil menatap raut wajah Lyla yang terlihat lega akan hal itu.
Tetapi, baru Lyla akan menghela napas lega dengan raut wajah tanpa bersalah Mark melakukan hal itu kembali dengan mencekik Lyla dan memojokkan pada tiang pembatas jembatan. Lyla merasa dadanya terasa sesak dan lehernya terasa sakit dengan apa yang dilakukan oleh Mark. Tetapi, Lyla tidak bisa selamanya membuat Mark selalu melakukan hal itu padanya. Sejenak, Lyla tersenyum tipis hal itu disadari oleh Mark yang kian mempererat cekikan pada leher Lyla.
"Kamu hanya benalu, kamu ingin bertanya kenapa aku membenci dan selalu melakukan hal itu?" Lyla diam, dirinya sama sekali saat ini tidak memiliki minat untuk bertanya hal itu karena bagaimanapun juga, jika dirinya sekalipun tau Mark juga akan tetap melakukan hal itu pada dirinya.
Brak....
Suara keras dari arah belakang menghentikan apa yang saat ini dilakukan oleh Mark pada Lyla. Mark menatap terkejut sebuah truk yang baru saja mengalami kecelakaan menabrak tiang pembatas jalan disamping mereka, Truk yang mengalami kecelakaan itu belum juga berhenti hingga menghantam mobil Mark yang terparkir di pinggir jalan termasuk Mark dan Lyla yang berdiri tepat di depan mobil Mark.
**
Mark membuka kedua matanya, benar-benar dirinya merasa kepalanya serasa ingin pecah akibat apa yang telah menimpa dirinya. Apa saat ini dirinya sedang ada di ruang rawat rumah sakit? Itu pertanyaan yang mengganjal pikirannya, ketika Mark menatap sekeliling. Hanya ada tembok kayu sederhana dan beberapa perabot rumah sederhana di mana saat ini Mark berada.
Mark perlahan bangun dari tidurnya untuk duduk bersandar di atas tempat tidur yang sangat keras baginya, lama dirinya diam di atas tempat tidur dengan raut wajah jelas menunjukan rasa penuh kebingungan. Kemudian, Mark menatap kearah pintu. Terlihat seorang perempuan paruh baya memberikan dirinya mangkok kecil berisi caira pekat berwarna hijau yang aromanya, jujur membuat Mark serasa akan muntah. Apa ini? Apa dirinya harus meminumnya? Lama Mark diam akhirnya dirinya hanya meletakkan minum itu begitu saja di atas nakas rumah sederhana ini.
"Kamu itu pergi darimana saja, sampai tenggelam di danau kerajaan. Untung saja, keluarga kerajaan tidak ada yang melihat dirimu!" ujar perempuan paruh baya itu, sukses membuat Mark tertawa apa dirinya sedang bermimpi hingga membuat perempuan di depannya mengatakan hal yang seperti itu?
"Maksud Anda? Jangan mengigau ini tahun 2022 mana ada kerajaan yang masih ada saat ini? Satu-satunya yang aku tau hanya kerajaan Inggris, jangan terlalu bicara yang tidak-tidak!" Itulah tanggapan Mark saat ini mencoba bangkit dari tempat tidur, tetapi dengan cepat di cegah oleh perempuan paruh baya itu.
"Kamu ingin kemana, apa kamu ingin membuat kekacauan lagi?" Itulah yang perempuan itu katakan ketika Mark akan mendekat kearah pintu, karena secara tiba-tiba dirinya merintih kesakitan ketika perempuan paruh baya yang sama sekali tidak dirinya kenal, melempar sebuah vas kecil yang mengenai tepat pada punggungnya.
"Tck, apa yang kamu lakukan? Dasar tidak berguna!" Decak Mark menatap kesal perempuan paruh baya itu yang hanya diam melipat tangannya di atas dada, kemudian mengangkat sebuah sapu dan hampir saja kembali membuat Mark terluka, tetapi dengan cepat Mark menangkap gagang sapu tersebut.
"Kurang ajar sekali mengatakan hal seperti itu, kamu juga tidak berguna sama sekali? Kenapa membuat masalah dengan pergi ke istana, apa kamu ingin putri memenggal kepalamu secara langsung?" Mark benar-benar semakin dibuat bingung dengan ucapan perempuan paruh baya di depannya tersebut yang terlihat jelas, raut wajah penuh amarah.
"Sebenarnya anda ini siapa?" Tanya Mark penuh rasa penasaran, membuat perempuan paruh baya di depannya semakin terlihat kesal dengan tingkah bodoh Mark.
"Apa karena jatuh kedalam danau istana, kepalamu jadi seperti orang bodoh? Aku ini bibimu, cepatlah bersiap kita harus segera menjual sayuran di pasar!" ujar perempuan paruh baya tersebut membuat Mark diam cukup lama, hingga pada akhirnya dirinya membuka pintu di depannya.
Mark benar-benar dibuat tidak percaya bahkan terkesan seperti orang linglung ketika dirinya menatap orang-orang di depannya yang berlalu lalang, mengenakan pakaian tradisional bahkan ada beberapa yang menggunakan kereta kuda dan grobak sebagai transportasi.
"Aku seperti berada di dunia lain!" Itulah yang terucap di bibir Mark ketikan melihat sekeliling. Di mana matanya secara langsung melihat lalu lalang orang-orang yang sibuk membawa berbagai barang menggunakan kereta kuda dan gerobak.
Tidak ada satupun mobil ataupun motor terlihat di mata Mark hingga membuat Mark, memberanikan diri untuk berjalan menatap orang-orang di sekitarnya dengan tatapan sama sekali merasa tidak nyaman.
"Bisa aku tau, di mana halte Bus terdekat?" Mark berbicara dengan setenang mungkin pada seorang laki-laki yang sedang melipat berbagai kain tenun di tangannya.
"Apa maksudnya mengatakan seperti itu? Bus? Barang apa itu?"
"Pak Tua, jangan membual katakan padaku di mana halte Bus terdekat! Jangan membuat diriku terlihat bodoh!" Laki-laki paruh baya yang baru saja dikatakan bodoh oleh Mark terlihat diam, menatap bingung sekaligus kesal pada Mark.
"Aku tidak mengerti, lebih baik pergi dari hadapanku. Dasar masih muda, sudah gila!" Dengus laki-laki paruh baya tersebut kembali melipat kain ten di tangannya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (60)

  • avatar
    Faisal MubarakDevin

    he bat

    3d

      0
  • avatar
    Abdul Rizal

    bagus ceritanya

    27d

      0
  • avatar
    Sarlita Karel

    sangat bagus ceritanya

    13/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด