logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Fitnah Rita pada Ibunya

SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH
BAB 7
"Iya iya maaf, aku cuma takut aja di pukul lagi sama Kak Aliyah."
"Udah, nanti Kakak minta bantuan Bapak, Bapak kan sekarang berada di pihak kita, pasti Bapak mau bantu."
Mika hanya menganggukkan kepalanya mendengarkan rencana Rita.
*******
Di lain sisi, di rumah Aliyah, Rani anaknya mmanggil Bundanya karena sudah tak sabar ingin mencicipi makanan yang di berikan Budenya tadi.
"Bundaa, Bunda, Bunda dimana?"
"Ya sayang, Bunda di belakang, sini Nak!" seru Aliyah dari belakang rumahnya.
"Bunda, ini tadi di kasih makanan sama Bude Rita, ayo kita makan Bun, aku udah lapar."
"Bude Rita? Kapan dia kesini?" ucap Aliyah mengernyitkan dahi karena tak biasanya Kakaknya itu berkunjung ke rumahnya.
"Barusan Nda," jawab polos Rani.
"Terus mana Bude Ritanya?"
"Udah pulang Nda, Bude Ratih kesini cuma mau antar ini aja Nda, yuk kita makan, aku udah lapar karena mencium bau harum makanan di dalam rantang." Aliyah tergelak mendengar celotehan anak sulungnya itu.
Aliyah kemudian mencuci tangannya yang kotor, kemudian menghampiri Rani.
"Yaudah yuk kita makan sama sama, tapi bangunin Adek dulu, kasian kan kalau kita tinggal makan berdua aja."
"Oke Bun aku bangunin Adek dulu bentar ya."
"Oke, kamu taruh aja dulu rantangnya di meja makan, nanti Bunda menyusul, Bunda mau beresin ini dulu ya." Rani hanya mengangguk menjawab ucapan Aliyah, bergegas dia menuju kamar dan membangunkan Adiknya Yuli.
Setelah beberapa saat kini Aliyah, Rani, dan Yuli sudah berada di meja makan, ketiganya sudah tak sabar untuk membuka makanan itu.
Dan,,,,
Betapa terkejutnya Aliyah saat membuka rantangnya satu persatu, karena di dalamnya hanya terdapat bumbu dan kuah masakannya saja, sedang isinya hanya sereh, lengkuas dan beberapa potongan daun seledri dan daun bawang.
Aliyah kembali menutup rantang tersebut, dadanya naik turun karena terasa sesak.
"Kamu yakin ini semua Bude Ratih yang kasih Nak?" tanya Aliyah pada Rani.
"Iya Nda, tadi kan aku yang terima sendiri rantangnya dari Bude Rita."
"Kalian sungguh keterlaluan, tak bisa di biarkan, ini namanya penghinaan, jika memang tak mau memberi ya tidak usah saja, daripada memberi makanan seperti ini." batin Aliyah perih.
"Aku akan beri mereka perhitungan, tapi, tadi malam aku udah ngucap gak akan menginjakkan kaki di rumah itu lagi, tapi jika di biarkan mereka akan ngelunjak." batin Aliyah bergejolak.
"Sudahlah, aku harus beri perhitungan pada mereka, jika di biarkan mereka akan semakin menginjak injak harga diriku." gumam Aliyah pelan.
"Rani, Yuli, kalian makan aja dulu yang sudah Bunda masak ya, Bunda mau ke rumah kakek dulu, kalian tunggu disini ya, Bunda tidak akan lama, Rani, tolong kau jaga Adek kamu ya," ucap Aliyah pada kedua anaknya.
"Baik Bun."
Bergegas Aliyah berjalan menuju ke rumah Pak Darto, karena Aliyah yakin jika Kakak dan Adiknya masih berada disana, jalan yang jika di tempuh dari rumah Aliyah ke rumah orangtuanya berkisar 5 menit jika berjalan kaki, lantaran sedang emosi, Aliyah hanya menempuhnya dengan durasi 3 menit saja, karena dirinya berjalan sembari berlari juga.
Saat sudah sampai di rumah Pak Darto, tanpa sengaja Aliyah melihat Kakak dan Adiknya sedang berbincang dan duduk di ruang tamu, dan gak pake lama, Aliyah pun menghampiri mereka, setelahnya tanpa pakai jeda Aliyah langsung menarik rambut Kakaknya itu, sehingga membuat Rita spontan berteriak karena kesakitan, Mika yang terkejut sontak memundurkan badannya sedikit menjauh dari Aliyah.
"Aaaaaa, sakit 4njin9, Bren9sek lepasin!" ucap Rita sembari menjerit.
Belum leas tangan Aliyah dari rambutnya, kini Aliyah sudah menampar Rita dengan tangannya yang masih terbebas.
Plak,
"Rasakan itu manusia lakn4t! Kelakuanmu sudah tidak bisa ku tolerir lagi, manusia sepertimu memang sudah sepantasnya di perlakukan seperti ini!!"
Rita terus saja meronta dan menjerit, berusaha melepaskan rambutnya dari cengkraman tangan Aliyah dan berusaha mencoba membalasnya.
Tapi percuma jeritan Rita tak juga membuat Aliyah melepaskan tangannya dari rambut Rita, Aliyah sudah seperti orang kerasukan, tatapan matanya nyalang dan tajam, dadanya naik turun, hidungnya kembang kembis.
Karena kegaduhan itu membuat Bu Sri yang sedang tertidur terbangun kala mendengar suara jeritan Rita, Bu Sri pun segera keluar dan menuju sumber suara.
"Astaghfirullah, ya Allah, apa yang kalian lakukan, sema berhenti!"
Seketika itu juga, Aliyah mengehentikan aksinya, tangannya pun berangsur melepaskam cengkramannya, hal itu di gunakan Rita untuk berpindah tempat menjauh dari Aliyah.
"Hu hu hu, Bu, tolong aku, Aliyah mau membunuhku Bu, hu hu hu," isak Rita, penampilannya sangat berantakan, pipi merah, di sertai darah menetes dari sudut bibirnya, di tambah rambut yang berantakan.
"Kamu apa apaan Aliyah, apa yang kamu lakukan?" tanya Bu Sri pada anaknya itu.
"Ibu tanyakan saja pada dia, apa yang dia lakukan sehingga membuatku murka," ucap Aliyah menatap tajam Rita.
"Apa yang kamu lakukan Rita, sehingga membuat Aliyah marah?" kini pandangan Bu Sri sudah beralih menatap Rita.
"Aku tidak melakukan apa apa Bu, Aliyah ini tiba tiba datang dan sudah menganiaya ku seperti orang kesetanan, tanya aja sama Mika," ucap Rita sembari menunjuk Mika, sedang Mika yang di tunjuk langsung mnganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak akan asa asap jika tidak ada api, kalau kau tidak mau terbakar maka jangan pernah mencoba memantik api terhadapku!"
"Asal Ibu tau, dia sudah memberikan makanan sampah pada anakku, itu sama saja dengan mereka sudah menghinaku," ucap Aliyah sembari menunjuk Rita.
"Makanan sampah? Makanan apa yang kau maksud?"
"Kuah soto yang hanya berisikan beberapa potongan daun seledri, bumbu kecap yang hanya berisikan sereh, dan bumbu rendang yang hanya berisikan lengkuas, apa pantas makanan seperti itu di berikan pada saudaranya?"
Mendengar penuturan Aliyah, Bu Sri membulatkan matanya.
"Apa benar begitu Rita?" tanya Bu Sri sembari menatap tajam Rita.
"Ya mana Rita tau Bu, kan Ibu yang nyuruh Rita untuk memberikan makanan dalam rantang, kan Ibu yang menyiapkannga, kenapa menyalahkan Rita?" tatap Rita sengit pada Jbunya.
Ucapan Rita sukses membuat Aliyah memalingkan pandangannya pada Ibunya.
"Apa iya, Ibu setega itu padaku." batin Aliyah nelangsa.
❤❤❤❤❤
Hemmm... Rita memang betul-betul kurang ajar ya... gimana ya kelanjutan ceritanya, tentunya semakin seru, terus pantau cerbung ini ya...
jangan lupa sub like komen dan follow, jangan lupa juga mampir di cerbung otor yang lain ya, terimakasih dan selamat membaca🤗🤗

หนังสือแสดงความคิดเห็น (1375)

  • avatar
    HenriqueFernando

    nom

    28/05

      0
  • avatar
    Gilar Ramadhan

    keren banget terharu

    30/04

      0
  • avatar
    Arul Setiawan

    goodjobb

    01/02

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด