logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 2

SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH
BAB 2
"Alah hanya uang segitu aja pake di bahas segala."
Aliyah membulatkan mata mendengar ucapan adiknya itu.
"Hanya kata kalian? Kalau menurut kalian uang segitu kecil, lantas kenapa kalian meminjam padaku dan suamiku! Dasar memang kalian tak tau diri, aku menolong kalian karena kita ini saudara, tapi inikah balasan kalian padaku terlebih lagi suamiku, jika memang mnurut kalian uang segitu tidak berarti, AKU MINTA UANG ITU DI KEMBALIKAN SEKARANG JUGA!!! karena si miskin ini sangat membutuhkannya."
"Ya, ya gak bisa gitu dong, kemarin kan bilangnya kalau sudah ada uangnya baru di kembalikan." jawab Rita sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kenapa gak bisa? Bukannya kata kalian uang segitu gak ada artinya, tapi bagiku si miskin ini, uang segitu sangat berarti, jadi cepat kembalikan sekarang juga uangnya!" tegas Aliyah pada Kedua saudaranya.
"Kakak ni apa apaan sih, uang segitu aja di minta, namanya juga kita saudara, jadi wajib tolong menolonglah."
Aliyah mebulatkan matanya kala mendengar penuturan adiknya Mika yang tidak tahu malu itu.
"Apa katamu?? Wajib tolong menolong sesama saudara? Ya memang benar, tapi saudara yang tau diri, bukannya yang sudah di tolong tapi malah mentung, dan lagi dalam urusan uang tidak ada yang namanya saudara, uangku bukan uangmu, dan asal kalian tahu, kalau bukan karena kemurahan hati Mas Amar yang memintaku untuk memberikan pinjaman pada kalian, sudah barang tentu aku tak sudi meminjamkan uang itu pada kalian, karena aku sangat tahu sifat kalian itu bagaimana, justru kalianlah yang miskin bukan aku, kalian itu bpjs alias budget pas pasan tapi jiwa sosialita, hahahahha."ucap Aliyah sembari mengejek mereka.
"Kau jangan kurang ajar ya Aliyah, aku ini kakakmu, tidak adakah rasa sopan santunmu terhadapku!! Kau lebih membela suamimu yang miskin itu ketimbang aku ha!!" hardik Rita pada Aliyah, dia merasa tidak terima di kata bpjs oleh Aliyah.
"Lho, Kakak ni gimana, Mas Amar itu suamiku, sudah sepatutnya aku mengikuti dan mentaati perintah beliau selama itu tidak menyalahi aturan agama, pantaslah kakak ni bodoh, lha dulunya waktu sekolah sering bolos sih, salah ibu sama bapak juga sih yang memanjakan kalian sehingga menjadi manusia serakah dan sombong seperti sekarang!" ucap Aliyah menatap sengit kedua saudaranya itu.
"Bren*sek! Berani kau sama aku ha!"
Ketika Rita mengangkat tangannya hendak menampar Aliyah, dengan bersamaan masuklah Yuli, anak bungsu Aliyah sembari menangis.
"Bundaaaaaaa, hiks hiks hiks." ucap Yuli yang langsung memeluk Aliyah.
"Eh, anak Bunda kok nangis, kenapa nih?" Aliyah jongkok mensejajarkan posisinya dengan anaknya, dan dia pun membalas pelukan anaknya sembari mengelus punggungnya
"Sakit Bundaaaa, hu hu hu." Aliyah mengernyit karena bingung dengan maksud anak bungsunya itu
"Sakit kenapa nak, cup cup, kamu tenang ya, coba kamu cerita sama bunda." Aliyah mencoba bertanya pada Yuli yang kini sudah lumayan reda tangisannya.
"Tadi kan aku lagi main boneka yang baru saja Bunda dan Ayah belikan bersama Kak Rani, terus tiba tiba saja Kak Bella dan Vivi merebut boneka punya aku dan Kak Rani terus di buang sama mereka, Kak Rani yang tak terima terus marah sama Kak Bella dan Vivi, Vivi yang gak terima karena di marahin kak Rani langsung mendorong Kak Rani hingga Kak Rani terjatuh, aku yang melihatnya terus membantu Kak Rani, aku dorong balik si Vivi, tapi kebetulan pas ada Om Aldo lewat, terus mereka mengadu sama Ayahnya Vivi itu, bilang kalau kami berdua nakal dan sengaja mau celakai mereka, Om Aldo marah terus mencubit tangan aku bun." cerita Yuli sembari memperlihatkan bekas cubitan Aldo di tangan Yuli. Bella adalah anak nya Kak Rita sedangkan Vivi adalah anaknya Mika, dan Aldo adalah suami dari Mika.
Aliyah terbelalak melihat tangan Yuli, karena bekas cubitannya berwarna biru sedikit menghitam, sudah pasti Aldo mencubitnya sangat kencang, dan itu membuat dada Aliyah sesak, jika dirinya dan suaminya selaku orangtua tidak pernah menyakiti fisik anaknya lantas apa hak Aldo menyakiti anak nya, terlebih lagi mereka masih kecil, seharusnga beritahu dan nasehati yang baik, tidak usah pakai kekerasan begitu.
"Lalu mana Kak Rani sekarang?"
"Kak Rani masih di luar, kayaknya Om Aldo masih memarahi kak Rani, ayo Bun aku takut nanti kak Rani di pukul sama Om Aldo juga."
Mendengar penuturan anak nya seperti itu bergegas Aliyah menuju tempat dimana Rani berada, sedangkan Mika dan Rita sudah lebih dulu keluar dari dapur semenjak kedatangan Yuli.
Begitu sampai di teras, betapa terkejutnya Aliyah, bagai di Lempar bara api dada Aliyah, rasanya sesak dan seperti Ingin meledak, kala melihat Aldo menjewer telinga Rani, dan rasanya itu sangat kencang karena Rani terlihat sangat kesakitan, padahal Rani sudah memohon untuk di lepaskan sembari menangis, tapi Aldo tidak juga melepaskan tangannya dari kuping Rani, padahal di sana juga ada Mika, tapi bukannya membantu Mika dan Vivi hanya menonton sembari tersenyum.
Bergegas Aliyah hendak menghampiri mereka, sebelum sampai di tempat Rani, tanpa sengaja Aliyah melihat ada sapu di samping jendela, tanpa fikir panjang lagi, Aliyah pun membawa serta sapu itu, hingga...
Bugh bugh bugh, Aliyah memukulkan sapu tersebut pada Aldo dan Mika, hingga membuat mereka sedikit menjauh dari Rani, sedangkan Vivi yang melihat Bude nya mengamuk pun berangsur mundur karena ketakutan.
"Berani sekali kalian sakiti ankku ha! Aku yang mengandung dan memberinya makan saja tak pernah sekalipun menjatuhkan tanganku di tubuhnya!" ucap Aliyah dengan tatapan nyalang pada Aldo dan Mika.
"Apa hak kalian memperlakukan anakku seperti itu, sini maju, biar ku patahkan tangan kalian berdua!"
"Anakmu itu perlu di kasih pelajaran biar tidak jadi anak yang nakal, Bagaimana anaknya tidak anarkis, lha wong Ibunya saja seperti ini." ucap Aldo, sedangkan Mika masih meringis menahan sakit pada tubuhnya karena di pukul oleh Aliyah.
"Siapa kau berani menghajar anakku, jika ada yang harus di hajar harusnya itu adalah anakmu, sekarang rasakan ini!"
Ketika Aliyah mengangkat kembali gagang sapunya hendak memukul Aldo, Bu Sri, ibu Aliyah, dan Pak Darto, bapak Aliyah pun datang, rupanya Rita yang mengabari mereka berdua jika terjadi keributan di rumah mereka.
Tergopoh-gopoh keduanya berlari menghampiri Aliyah, Aldo dan Mika yang sedang berseteru.
"Apa apaan kalian! Apa kalian tidak malu bertengkar dan di lihat banyak orang seperti ini."
Seketika Aliyah mengedarkan pandangannya, benar saja di seklilingnya sudah banyak tetangga berkumpul, Aliyah sudah seperti di rasuki setan bila menyanngkut keluarga kecilnya yang di sakiti.
"Kak Aliyah yang mulai duluan tuh pak, datang datang dia bawa sapu terus mukulin kita kayak orang kesetanan." sungut Mika berusaha playing victim.
"Enak saja, mereka dulu tuh Pak, yang sudah menginjak harga diri suamiku, dan laki laki banci ini nih yang sudah menyakiti kedua anakku."
"Sudah sudah, kalian ini saudara tapi kenapa berantem seperti ini." kini giliran Bu Sri yang berbicara.
"Sudah ayo masuk, malu di liat tetangga." ucap Bu Sri lagi.
"Maaf Bu aku tidak bisa, aku mau pulang saja, dan kalian cepat bayar hutang kalian padaku dan suamiku yang kalian hina, kau juga Kak Rita, segera bayar uang suamiku yang kau pinjam untuk aqiqahan anak keduamu ini, kalau dalam waktu 3 hari kalian tak bayar uangnya, kalian akan terima akibatnya!" ucap Aliyah sembari menunjuk pada Mika dan Rita. Setelah puas mengatakannya Aliyah mengajak kedua anaknya berpamitan pada orangtuanga dan mengajak kedua anaknya pulang
Sedangkan Mika dan Rita yang di tunjuk dan di tagih hutang seperti itu seketika berwarna merah mukanya menahan malu, karena Rita sudah terlanjur berkoar koar pada tetangga jika acara aqiqahan ini adalah uang yang di beri oleh suaminya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (1375)

  • avatar
    HenriqueFernando

    nom

    28/05

      0
  • avatar
    Gilar Ramadhan

    keren banget terharu

    30/04

      0
  • avatar
    Arul Setiawan

    goodjobb

    01/02

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด