logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 13 Buktikan

Tadi dia bilang apa? Anna mengerutkan keningnya.
"Aku tak butuh," jawabnya cepat. Dia menatap Anna kembali begitu cepat sehingga Anna takut Ethan menabrak.
"Hmph...kamu yakin dengan jawabanmu itu?" tanyanya dengan tertawa tidak percaya. Anna kesal, apakah karena dia orang biasa sehingga Ethan berpikir semua orang akan tergiur dengan harta warisan? Anna cukup bahagia dengan keadaannya, malah kedatangan opa Jacob dan Ethan merusak kesehariannya yang nyaman.
"Aku yakin, aku tak butuh hartamu," desisnya kesal, membuang muka melihat ke arah jendela.
"Harta Opa, itu harta Opa, bukan hartaku," ucap Ethan sedih. Anna menatapnya kembali, dia seperti larut dalam pikirannya sendiri. Hatinya terenyuh mendengar ucapan Ethan, rasanya baru kemarin Anna bertemu dengan opa, bercanda bersamanya, dia pasti teringat opanya.
"Lalu kita mau kemana?" Anna melembutkan suaranya, dia masih terluka, sebaiknya Anna lebih bersabar dengannya.
"Aku ada meeting sebentar, ada yang harus aku tanda tangan, kamu bisa ijin ... sebenarnya kantor kamu itu ada di bawah kuasamu sekarang, jadi kamu mau masuk atau tidak, tidak ada yang bisa memarahimu," jawabnya dengan suara berat, sambil memijat keningnya, dia tampak lelah, dia terlihat tidak sehat. Kulit pucatnya itu tidak wajar.
"Apa maksudmu?" tanya Anna semakin bingung.
"Perusahaan tempat kamu kerja itu, ... milikmu sekarang." ucap Ethan sambil melirik nama perusahaan yang tertera di seragamnya.
"Bagaimana bisa jadi milikku? Warisan Opa, itu warisannya, kenapa dia kasih ke aku, kenapa nggak ke kamu, kan kamu yang cucunya?" Anna tanpa sadar kembali menaikan suaranya lagi.
"Mana aku tahu, yang pasti namamu banyak tercantum di warisannya." Ethan juga segera kembali menaikkan suaranya.
"Maksudmu,... selain perusahaan itu, ada yang lain?" tanya Anna semakin tidak percaya membelalakkan matanya.
"Ya itulah, makanya kamu harus ikut aku dulu." jawabnya kembali memijat keningnya.
"Kalau aku tanda tangan, semua itu bisa menjadi milikmu?" tanya Anna melirik ke arah Ethan, pria itu tersenyum aneh, lalu mengangguk, hatiku merasa curiga melihat senyumnya itu.
"Sekarang kamu harus ikut aku dulu." ulangnya lagi. Entah berapa kali Ethan mengulang kalimat itu.
Tak lama mereka memasuki ke halaman sebuah hotel besar, Ethan meninggalkan mobilnya begitu saja di lobby, ketika melihat Anna masih di mobil dia segera membuka pintu mobilnya, dan menarikknya keluar.
"Aku tunggu di mobil saja," ucap Anna sambil terseret masuk di lobby hotel.
"Kamu ... aneh sekali," ucapnya sambil menggandeng Anna.
Saat melangkah masuk, para penjaga pintu, dan orang-orang di resepsionis menunduk memberikan hormat, apa hotel ini miliknya juga? Anna menerka-nerka dalam hati..Ethan memandangnya dengan sinis.
"Bukan, hotel ini bukan milikmu, hotel ini milik keluarga Leona," ucapnya seakan mengetahui apa yang ada di pikirannya.
"Aku tak berpikir kalau hotel ini milikku, ..." ucap Anna perlahan, dia pikir ini hotel milik Ethan, tapi siapa Leona?
Ethan masih menggandeng Anna masuk terus kedalam, menuju suatu restoran. Seseorang sudah menunggunya, Ethan sudah tahu kemana dia harus berjalan, dia berhenti di meja bundar di tengah restoran.
"Halo, Pak Aji, saya senang bisa akhirnya bertemu dengan anda," ucap Ethan kepada pria kurus tinggi dengan wajah tampan sambil tersenyum. Dia memberikan tangannya yang langsung disambut oleh pria itu. Cih bisa-bisanya wajahnya langsung berubah seperti itu? Anna duduk di samping agak jauh dari Ethan sambil mengamati.
Dia segera duduk dan bertukar dokumen dan saling tanda-tangan, selesai. Mereka saling tersenyum dan pria tampan itu permisi.
Anna baru saja mau menghampirinya tapi tiba-tiba datang wanita cantik berambut sebahu datang dan ingin memeluk Ethan, tapi Ethan langsung menghindar. Anna mengingatnya, ini pacarnya yang waktu di ruang duka kan? Anna mengamati dengan tertarik.
Mereka saling bertengkar serius. Ethan tiba-tiba melihat ke arah Anna, dan wanita itu menatapnya dengan bingung, Aish, Ethan bicara apa lagi tentangnya, Anna segera membuang muka. Tapi wanita itu menghampirinya segera dengan tatapan menghina. Ethan juga segera mendekati, dan tiba-tiba merangkul pundaknya.
"Dia tunanganku," jawabnya dengan yakin. Anna segera ingin melepaskan diri, tapi Ethan memandangnya dengan sedemikian rupa sehingga Anna tahu dia meminta bantuan padanya sehingga dia kembali diam dan memandang wanita itu.
"Kamu berbohong, aku tahu kamu bohong," ucap wanita itu mulai histeris. Leona mendorong Anna sampai dia terhuyung, Anna segera berdiri dan menjauhi mereka, dia tidak mau ikut serta dalam pertengkaran antar kekasih.
"Leona, stop!" hardik Ethan keras, membuat beberapa kepala menengok ke arah mereka.
"Kamu tidak boleh menikah dengannya, tidak boleh, tidak mungkin kamu menikahinya!" wanita itu marah kepada Anna, dan seperti ingin mencabik-cabiknya, tanpa Anna sadari dia bersembunyi di balik tubuh Ethan.
"Sudah, sebaiknya kita pergi saja," ujar Ethan sambil kembali menggandeng tangannya.
"Buktikan..., buktikan kalau memang kalian akan menikah!" teriak Leona sambil menarik kemeja Ethan. Mereka berdua terpaksa berhenti, karena dia tidak mau melepaskan tarikannya.
"Leona!" teriak Ethan, Anna langsung melihat sekeliling mereka, hampir semua orang di sekitar sekarang memperhatikan mereka.
"Prove it!" serunya menantang dengan mata melotot. Ethan sudah tak bisa lagi menahan amarahnya yang sudah di ubun-ubun. Dia menghentakkan kemejanya yang ditarik oleh Leona sehingga terlepas.
"Aku bisa buktikan," teriaknya marah. Leona memicingkan matanya seakan meragukannya. dia menunggu pembuktian itu. Ethan mengalihkan pandanganya ke segala arah, berpikir cepat apa yang dia bisa lakukan, lalu dia melihat Anna.
Tiba-tiba Ethan menarik Anna, meletakkan telapak tangannya di belakang kepalanya lalu menciumnya. Jantung Anna seperti berhenti berdetak, Ethan terus memaksakan ciumannya kepada Anna walau dia mendorong dan memberontak ingin melepaskan dirinya dari dekapan Ethan.
Tapi Ethan menariknya lebih dekat, memposisikan Anna agar dia bisa merasakan bibirnya lebih lekat lagi, dan seketika Anna merasakan sesuatu yang berbeda, di luar bayangannya, bibir Ethan begitu memabukkan. Anna seperti terkena racun karena kini bibir Ethan menghipnotisnya.
Anna kini mau lebih, bukan karena pemaksaan, tapi dia ingin benar-benar merasakan Ethan seutuhnya. Mata Anna lama-lama tertutup dan membuka mulutnya menerima ciuman Ethan. Anna merasakan ciuman Ethan yang kasar menjadi lembut dan membuat Anna terlena, dan akhirnya menerima ciumannya.
Tangan Ethan yang tadi kokoh menahan Anna agar tidak pergi, kini membelai Anna dengan lembut. Anna segera melupakan dimana dia berada, dia hanya ingin berada dalam dekapannya, menikmati tiap kecupan Ethan. Dia membelai rambut Anna sambil mempererat pelukannya. Anna tanpa sadar mendesah pelan
Tiba-tiba Leona menjerit marah dan menarik Anna dari dekapan Ethan disaat dia belum puas, jantung Ethan masih berdebar kencang ingin merasakan bibirnya lagi.
Ethan akhirnya tersadar dari lamunan ketika Leona mulai memukulinya membuatnya tersadar apa yang telah dia lakukan. Dia telah lengah, Ethan segera menggandeng dan menarik Anna keluar dengan jerit histeris Leona mengikuti mereka, tapi mereka tidak berhenti,... Ethan tidak berhenti. Dia butuh udara segar untuk memulihkan dirinya dari perasaan aneh yang melingkupinya ini.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (914)

  • avatar
    KapantowVanya

    plis deh pokoknya bagus IM so spechles

    10d

      0
  • avatar
    KerasSilalahi

    ceritanya bagus

    13/08

      0
  • avatar
    TaufaniAdin

    good job bagus

    10/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด