logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 11 Love Game

Setelah kejadian malam itu dimana Keyren mengutarakan isi hatinya dan mengetahui apa
jawaban Lexy, sekarang Keyren jarang terlihat di panti. Bahkan empat hari terakhir ini Keyren
tidak terlihat di panti sama sekali. Apa mungkin dia benar-benar patah hati?
Hal ini membuat Lexy bertanya-tanya, bahkan dia sering teringat ketika Keyren mengatakan
cinta padanya. Sama sekali Lexy tidak pernah berpikir kalau ucapan Keyren sangat mengganggu
dirinya. Lalu dia memutuskan menemui bunda Ita di ruang kerja.
Disana bunda Ita mengatakan kalau Keyren liburan bersama Amor, dia adalah seorang polisi
sekaligus sahabat Keyren. Karena Amor sedang bebas tugas, dia mengajak Keyren ke Bogor.
Dan hari ini mereka akan pulang.
Lexy yang sedang melahap sup-nya terus saja berpikir. Ternyata tidak ada yang perlu
dicemaskan, Keyren sedang berlibur bukan patah hati. Lexy meletakkan sendok di mangkok sup
yang sudah habis sambil menghela napas.
"Kenapa Lexy? Apa kepalamu masih terasa sakit." tanya bunda Ita yang tersenyum ramah
mengulurkan tangan kanan lalu mengusap rambut Lexy dengan lembut "apa kamu
mencemaskan Keyren?" tanya bunda Ita membuat Lexy terbelalak dan sedikit canggung.
"Oh, ti...tidak."
Ditengah obrolan mereka berdua tiba-tiba terdengar suara tawa Keyren dan seorang laki-laki
dari balik pintu. Sehingga sebelum Keyren membuka pintu, Lexy dan bunda Ita sudah
memandangi pintu menunggu Keyren dan Amor masuk.
Mengetahui sudah diperhatikan dari pintu, Keyren dan Amor yang lagi tertawa bareng langsung
terdiam. Apalagi Amor yang terlihat akrab merangkul Keyren tanpa rasa canggung lansung
melepas tangannya saat melihat ada seorang laki-laki yang belum dia kenal.
Melihat Lexy duduk bersama bunda Ita membuat Keyren canggung. Sesekali dia melirik Lexy
yang terus memperhatikannya dengan dingin.
"Kalian sudah kembali?" Tanya bunda Ita yang dibalas dengan anggukan dan senyum ramah
mereka.
Amor sebenarnya penasaran dengan laki-laki yang duduk tanpa ekspresi bersama bunda Ita
tetapi dia gengsi menanyakan siapa laki-laki itu. "Oh ya, Amor." bunda Ita mencairkan suasana
karena beliau sudah memperhatikan tanda tanya besar pada diri Amor "kenalin, ini Lexy."
bunda Ita memperkenalkan mereka berdua "dan Lexy, ini Amor...yang bunda ceritakan tadi."
Amor mengulurkan tangan berniat jabatan tangan, tetapi Lexy hanya berdiri sambil nganggukin
kepala sekali dengan tangan kanan masuk kedalam saku celananya.
Mengetahui tidak ada balasan tangan, Amor mengepalkan tangannya sembari tersenyum.
Suasana terasa hening ketika itu. Dan sekali lagi, bunda Ita mencairkan suasana "Oh ya, Keyren.
Antar Amor ke kamar Lexy. Biar mereka satu kamar." ujar bunda Ita.
Pandangan protes langsung mengarah kepada bunda Ita. "Tidak apa-apa Lexy, agar kalian bisa
saling mengenal. Amor hanya satu malam disini. Besok dia sudah harus kembali bertugas." jelas
bunda Ita yang tentunya tidak bisa Lexy terima.
Keyren dan Amor keluar ruangan dan menuju kamar Lexy, sementara Lexy membanting
tubuhnya di kursi.
Dibalik pintu Amor terus saja bertanya-tanya, siapa cowok itu? siapa? tapi Keyren tidak mau
menjawabnya dan mengalihkan perhatian.
"Apa kamu marah?" tanya bunda Ita dengan lembut.
"Aku tidak menyukai dia. Aku benci pol..." Ucapan Lexy terhenti. Jika dia mengatakan benci
dengan polisi maka akan muncul pertanyaan lagi. "Aku akan menyusul mereka." sela Lexy
bangkit dari kursi dan ngeluyur keluar dari ruangan.
Didepan pintu kamar, Lexy merasa kesal mendengar tawa mereka dari dalam. Rasanya ada rasa
jengkel dalam hatinya. Mau tidak mau, dia harus masuk dan merusak suasana di kamarnya.
Tanpa permisi Lexy nyelonong masuk begitu saja sembari sengaja membuka bajunya. Ya
ampun, apa Lexy tidak sadar kalau ada Keyren disini.
Mata Keyren terbelalak dan bibirnya ternganga melihat Lexy dengan santai membuka baju
memperlihatkan bentuk tubuh attletisnya. Sementara Amor tidak menyangka ada laki-laki
seperti itu. Bahkan dia tidak memperdulikan ada wanita disini. "Apa kamu nggak malu ada
cewek disini?" tegur Amor membuat Lexy menoleh kepadanya sembari tersenyum kecut.
"Kenapa?" melangkah mendekati mereka berdua "apa kamu iri melihatku?" cerca Lexy dengan
sombongnya, sehingga menyulut emosi Amor sementara Keyren hanya bengong bergantian
memandangi dua laki-laki didepannya ini.
"Kamu pikir...." Ketika Amor terpancing emosi, Keyren berdiri diantara mereka berdua berusaha
melerai sedangkan Lexy malah menguji kesabaran Amor dengan tersenyum menghina "Apa,
ha?" kedua tangan bertolak pinggang menatap Amor.
"Amor, kita sebaiknya pergi dari sini. Jangan dengerin dia." tutur Keyren berusaha
menenangkan Amor karena Keyren tahu betul kalau Lexy adalah orang yang mahir
mempermainkan perasaan.
"Kenapa Amor...apa postur badanku terlalu bagus..." ujar Lexy tambah memancing emosi Amor
sedangkan Keyren malah menganga menoleh kearah Lexy yang begitu bangganya memamerkan
postur tubuhnya. Tapi memang benar adanya, Lexy memang memiliki postur tubuh yang
sempurna.
Tanpa canggung-canggung seketika Amor melepas baju miliknya. Dan waow, bahkan tak kalah
idealnya postur badan Amor. Keyren yang berada diantara dua laki-laki yang sedang
memamerkan postur badannya bikin dia melongo nggak karuan. Apa yang sebenarnya terjadi
disini? Apa memamerkan postur tubuh itu penting??? Sebaiknya Keyren pergi saja daripada
akan terjadi sesuatu hal yang lebih buruk lagi.
Namun saat Keyren berniat melangkahkan kakinya, lengan kirinya ditarik kuat-kuat oleh Lexy
sehingga dia menubruk tubuh Lexy yang telanjang dada dan aroma khas Lexy begitu menggoda
ketika tercium hidungnya seakan-akan selalu ingin nempel terus. Dekupan jantungnya sudah
tidak beraturan lagi. Oh astaga, apa Keyren masih memendam rasa kepada Lexy yang jelas-jelas
mempermainkan perasaannya. Kenapa? Kenapa perasaan itu masih ada meski telah tersakiti?
"Lepasin dia!" Amor menarik tangan Keyren menjauhkan dari tubuh Lexy dan menyadarkan
Keyren apa yang sebenarnya terjadi.
"Stoop!!" bentak Keyren yang sudah muak dengan pertengkaran dua laki-laki ini yang
membuatnya kembali merasakan kecamuk dalam hatinya, dia bergantian memandang kedua
laki-laki itu dengan kesal lalu beranjak pergi dari kamar dengan membanting daun pintu cukup
keras sehingga mereka berdua cukup tersentak kecil lalu saling memandang dan kembali
menyibukkan masing-masing.
******
Perasaan itu muncul lagi. Kenapa Keyren masih mencintainya meski dirinya sudah
dipermainkan. Pikirannya menolak tapi hatinya terus saja menerima. "Oh kakak, apa aku sudah
gila..." ucapnya bersandar ditempat tidur sambil memandangi foto kakaknya "apa yang terjadi
denganku, kak..." meneteskan air mata "kenapa aku tidak bisa menghilangkan rasa ini..."
memejamkan mata memeluk foto Alm. Doni begitu erat.
******
Semua orang sedang makan malam bersama dengan suasana penuh kehangatan dan
keakraban, namun berbeda dengan Lexy yang masih duduk termenung merasakan sesuatu
yang aneh pada dirinya.
Dia terbayang kejadian tadi sore, dimana dirinya menarik lengan Keyren sampai menubruknya
dan muncul rasa yang aneh saat jemari Keyren menyentuh kulitnya. Bahkan Lexy tidak pernah
merasakan gejolak dalam hatinya, selama ini yang dia rasakan dari para wanita yang dia kenal
biasa saja.
Tok, tok, tok. Suara ketukan pintu itu mengalihkan perhatian Lexy, kemudian pintu itu terbuka
dan mendapati Keyren membawa makan malam untuknya. Sebenarnya Keyren tidak mau
mengantar makanan itu, tetapi bunda Ita tetap memaksa sampai Keyren tidak bisa menolaknya.
Mata Lexy tidak bisa memalingkan pandangannya dari Keyren, dia terus menatapnya hingga
membuat Keyren tidak nyaman dan ingin lekas pergi. "Ini dari bunda." meletakkan makanan
dimeja dekat Lexy duduk dan berniat segera keluar dari kamar ini.
Ketika tangan Keyren akan melepas nampannya, tiba-tiba Lexy menyergap pergelangan kanan
Keyren. Mata Keyren langsung terbelalak lalu melihat kearah Lexy penuh tanda tanya.
Pelan tapi pasti, lexy berdiri dari duduknya sembari terus menatap Keyren lebih dekat, dekat
dan dekat lagi sedangkan Keyren sendiri berusaha menjauhkan wajahnya dengan mata
kelunyuran kesegala arah. "Sebaiknya segera kamu habisin makanannya." serunya langsung
pergi meninggalkan Lexy yang masih tertegun dan berpikir tidak pernah ada wanita yang
berusaha menjauh ketika dia mendekat seperti itu malah mereka menyerahkan dirinya begitu
saja. Tetapi, Keyren malah lari ketakutan.
"Dari mana sih?" tanya Amor yang sedang mencuci piring. Keyren hanya tersenyum lebar
sembari geleng-geleng. "Idih, sekarang lagi ngirit ngomong pake bahasa isyarat segala." goda
Amor yang lagi membilas satu piring terakhir.
Keyren melirik aneh sembari memercikkan air kran kearah Amor. "Eh?!" respon Amor yang
melindungi wajah dengan lengannya sementara Keyren tersenyum lebar lalu Amor membalas
dengan menggimpit leher Keyren dengan lengannya sambil mengusap-usap muka Keyren
dengan tangan basah Amor.
Keyren tertawa lebar sembari menutup mata teriak protes minta ampun karena Amor terus
saja membasahi muka Keyren.
Dan sekali lagi candaan mereka terhenti saat Lexy muncul berdiri lima meter didepan mereka
dengan tatapan dingin. Keyren yang menyadarinya langsung berhenti tertawa lalu Amor
memandang Keyren dengan tanda tanya kenapa tiba-tiba Keyren berhenti tertawa. Setelah
melihat kedepan, barulah sadar ada Lexy disini. Amor melepas gimpitannya sambil memandang
Keyren dan berkata "Kita pergi aja dari sini." sambil menutup kran dan sesekali melirik kesal
Lexy yang masih berdiri.
Dengan patuh Keyren membuntuti langkah kaki Amor tanpa berani menatap mata Lexy. Ketika
Keyren melewati Lexy tiba-tiba cowok itu mengeram kesakitan memegang kepalanya sampai
hampir ambruk kearah Keyren.
Sontak hal itu membuat kaget Keyren dan langsung menompang tubuh Lexy. Langkah kaki
Amor terhenti lalu berbalik badan mendapati Keyren yang keberatan beban menompang tubuh
Lexy segera Amor membantu Keyren disisi lainnya. "Kenapa dia?" tanya Amor merangkulkan
tangan Lexy ke lehernya.
"Ak, aku nggak tau. Tiba-tiba ambruk." melakukan hal yang sama seperti Amor "jangan-jangan
ini pengaruh luka di kepalanya. Cepat bawa ke kamar."
Sesampai di kamar, Lexy dibaringkan diatas tempat tidur dengan hati-hati. "Aku panggil bunda."
seru Amor melangkah keluar kamar. Keyren yang mengangguk segera merogoh kantong
mengambil handphone untuk menghubungi Selly.
Saat panggilan terhubung dengan Selly, tiba-tiba Lexy duduk dengan bugarnya bersandar
dengan tersenyum tipis menoleh Keyren yang cukup kaget saat melihat ekspresi Lexy yang
sehat bugar dan tentu saja Lexy bisa membaca mimik muka Keyren. "Aku tidak suka dengan
cowok itu." suaranya terdengar paruh.
"Ap, apa?!" Keyren nggak nyangka kalau barusan ini adalah tipuan sementara dirinya begitu
cemas. Oh my God, sekali lagi Keyren dipermainkan, seharusnya dia nggak percaya begitu saja
dengan cowok yang pernah menyakitinya ini. "jangan menatapku seperti itu." tandas Lexy yang
sebenarnya menahan tawa.
Tidak lama bunda Ita dan Amor masuk ke kamar, pandangan Lexy dan Keyren mengarah pada
mereka. "Gimana keadaanmu Lexy?" cemas bunda Ita.
Keyren menoleh kesal kearah Lexy lalu memutuskan meninggalkan kamar saja. Amor yang
bingung segera membuntuti Keyren keluar kamar. "Ada apa, Key?"
Menoleh kemudian menggelengkan kepala sekali. "kenapa sih?" penasaran Amor.
Langkah kaki Keyren terhenti "sebaiknya ajak gue keluar aja sekarang." sahut Keyren.
Amor mengangkat alis dan tentu saja dengan senang hati keluar bersama Keyren.
******

หนังสือแสดงความคิดเห็น (306)

  • avatar
    LuthfiLuthfi

    seru juga

    14d

      0
  • avatar
    YyyNnn

    novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya

    20/08

      0
  • avatar
    Asrul Gea

    aku mau 💎 diakun Facebook aku udah like dan sucribe

    23/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด