logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Benih Musim Semi

                 "Bahkan tanpa adanya dirimu.... Semua makhluk hidup di dunia ini, di dimensi manapun itu, pasti akan meninggal. Hanya saja mungkin terkadang kita berada di saat kejadian seperti itu terjadi dan terlibat di dalamnya.... Tapi bukan berarti itu semua terjadi karena kita, ini semua adalah bagian dari takdir. Dan ini semua bukan kesalahanmu... "
              Ucapan Dan Oh sang gadis bumi itu terus terngiang di telinga pangeran Woon  semenjak kemarin malam. Woon berkali-kali tersenyum ketika mengingat ucapan siswi SMA yang didengarnya tersebut. Entah kenapa mendengar ucapannya membuat Woon mulai ingin mempercayai bahwa dirinya bukanlah seseorang yang patut untuk disalahkan atas semua kehancuran dan kematian beruntun  yang terjadi di planet Mirac ini. Woon mulai ingin meyakini bahwa perkataan Dan Oh memang benar. Hal itu memberikan sedikit ketenangan dan keluasan hati di dalam dada Woon yang telah lama terasa begitu sesak.
               "benarkah itu bukan salahku?" gumam sang pangeran pada dirinya sendiri. Dia sedang membaringkan dan menyandarkan tubuhnya di atas salah satu dahan besar di pohon sekitar.
             Lelaki itu melihat ke bawah dan melihat bahwa anggota rombongannya masih tertidur lelap dalam posisinya masing-masing. Para wanita tidur dengan pulas di atas rerumputan di bawah pohon yang besar. Siera nampak berada di tengah-tengah antara Key dan Dan Oh. Dua wanita dari planet Mirac itu nampak tidur dengan anggun dan tenang berbeda dengan gadis SMA asal Bumi yang tidur dengan pose yang tak menunjukkan keanggunan seorang gadis manapun. Kaki kanannya tertekuk sementara kaki kirinya menumpanginya. Kedua tangannya terbuka ke atas, dia nampak tidur lebih menyerupai laki-laki daripada seorang perempuan.
             Sementara itu Gwi tidur dengan posisi duduk tegak di bawah pohon tak jauh dari para wanita itu berada. Instingnya sebagai pengawal membuatnya tak pernah menjauh dari putri yang harus dilindunginya. Sang manusia serigala tertidur sambil melipat kedua tangannya di depan, dia tak nampak seperti orang tidur dan hanya terlihat seperti sedang memejamkan matanya. Yah.... Lelaki itu selalu waspada meskipun ketika sedang tertidur. Jarang sekali dia tidur dengan keadaan berbaring. Di sisi lain pohon Ryu tertidur dengan posisi tubuh bersandar pada akar besar yang muncul dari tanah. Terkadang lelaki itu berbalik dan memeluk akar itu layaknya sedang memeluk guling.
              Woon melihat ke arah langit yang masih gelap, matahari belum juga memunculkan dirinya. Sang pangeran memutuskan untuk menutup matanya kembali dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya.
              Hari telah pagi, matahari telah berada tinggi di atas langit. Rombongan kerajaan Hwon sedang bersiap diri untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju utara. Woon baru saja selesai mencuci mukanya dengan air danau yang segar kemudian berjalan kembali menuju rombongannya. Ketika dia telah kembali, sang pangeran melihat Dan Oh sedang memaksa Ryu agar menemaninya mendatangi Gwi. Gadis itu sesekali mendorong tubuh Ryu atau menarik lengannya. Dia nampak malu dan juga sedikit takut namun tetap nampak begitu antusias.
             "panglima, Dan Oh ingin mengatakan sesuatu padamu" ucap Ryu pada atasannya atas desakan gadis mungil itu. Gwi mengalihkan pandangannya kepada kedua orang itu dan bertanya kepada Dan Oh apa yang dia inginkan darinya.
           "em.... Panglima Gwi.... Kau sangat kuat dan hebat dalam hal bela diri, aku selalu mengagumi orang-orang kuat sepertimu... Tanganmu nampaknya sangat kuat. Aku juga ingin bisa seperti ini" gadis itu mendekati Gwi secara perlahan. Dia secara berhati-hati memegang lengan kekar Gwi yang tertutupi bajunya dan merasakan otot-ototnya. Lengan ototnya terbentuk dengan sempurna. Gwi hanya memperhatikan dan membiarkan gadis itu memegang lengannya tanpa memberikan respon dan melihatnya dengan wajah datar.
            "waah.... Benar-benar sempurna!" ucap Dan Oh terkagum dan menoleh ke arah Ryu. Lelaki muda dan ceria itu ikut mendekat dan menirukan perilaku Dan Oh kepada Gwi. Dia juga ikut memegang lengan lain milik sang manusia serigala. Seketika Gwi dikelilingi oleh dua orang yang paling berisik dan ceria di kanan dan kirinya.
            "benar! Sangat kuat dan sempurna!" puji Ryu kepada atasannya. Dia memang selalu mengagumi kekuatan panglima atasannya ini. Dia juga sejak dulu ingin memegang secara langsung dan merasakan otot-otot kekar Gwi namun tidak pernah punya kesempatan dan keberanian untuk melakukannya. Ryu merasa punya kesempatan sekarang dan dengan bersemangat penuh senyuman saling bertukar pandang dengan Dan Oh sebelum mengecek respon sang panglima. Gwi tidak masalah ketika Dan Oh yang melakukannya, namun ketika Ryu ikut memegangnya, lelaki itu seketika melotot ke arah bawahannya dengan tatapan mengancam. Hal ini membuat Ryu secara otomatis melepaskan tangannya dari lengan Gwi. Lelaki muda itu tersenyum kaku kepada sang manusia serigala sambil masih mengangkat kedua tangannya di udara
          "apa yang ingin kau pelajari?" tanya Gwi kepada gadis mungil yang belum berhenti mengagumi lengannya yang kekar.
            "memukul pohon sampai tumbang seperti itu" ucap Dan Oh bersemangat sambil menunjuk ke arah pohon besar yang baru saja ditumbangkan oleh Gwi.
            Ya, terkadang sang manusia serigala melatih kekuatan ototnya untuk menumbangkan pohon atau menghancurkan batu besar. Ketika Gwi meninju batang pohon tersebut seketika kayu kuat dan kekar itu patah menjadi dua bagian horizontal dan menumbangkannya ke tanah. Gwi tersenyum mendengarkan ucapan Dan Oh. Ada saat dimana dia menyukai gadis cerewet ini, yaitu saat dimana dia dengan antusias mengakui kekuatan fisiknya. Namun ketika gadis itu berbicara dengan keras dan heboh, terkadang dia benar-benar ingin membungkamnya agar diam. Karakternya sungguh berbalik 180° dengan Gwi yang tenang dan serius.
            "baiklah, kepalkan tanganmu seperti ini" ucap Gwi sambil memberikan contoh kepada Dan Oh dan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Dan Oh dan juga Ryu menirukan gaya Gwi dengan serius dan teliti.
  
             "bukan begitu, jari telunjukmu harus seperti ini." ucap Gwi secara otomatis memegang tangan kanan Dan Oh dengan kedua tangannya dan kemudian membenarkan kepalan tinju gadis tersebut. Ryu terus mengikuti instruksi dari Gwi dan menirukan semuanya meskipun manusia serigala itu tidak menghiraukannya.
             "kau harus memfokuskan tenagamu disini" lanjut Gwi sambil menggengam kepalan tinju tangan Dan Oh. Tangan mungil gadis tersebut mampu digenggam dengan sempurna oleh tangan Gwi yang besar. Dari kejauhan pangeran Woon sedang mengamati keduanya, dia memperhatikan tingkah Dan Oh dan Gwi dari tempatnya berdiri. Berkali-kali muncul kerutan di dahinya ketika dia melihat cara Gwi memperlakukan gadis kecil itu dan tingkah Dan Oh yang hanya diam memandangi Gwi dengan seksama sambil mengangguk-angguk. Gadis itu nampak tidak bermasalah ketika manusia serigala itu memegang erat tangannya.
             "kau harus bisa mengalirkan seluruh tenagamu dan merasakannya mengalir kesini" ucap Gwi sambil mengelus lengan Dan Oh dari bahu sampai pergelangan tangan menunjukkan arah aliran tenaga yang harus di fokuskan gadis tersebut.
            "dan berhenti disini, lalu Bang!!! Pukul dengan kekuatan penuh dan berkonsentrasi" lanjut manusia serigala itu mengakhiri penjelasannya sambil menggengam kedua tangan Dan Oh yang mengepal kuat. Dan Oh hanya mengangguk-angguk paham penuh perhatian.
            Semua sentuhan fisik yang dilakukan Gwi kepada Dan Oh nampak mengganggu sang pangeran. Dia hendak memperingati Gwi untuk berhenti melakukannya namun tiba-tiba saja lelaki serigala itu sudah melepaskannya dengan buru-buru dan nampak kikuk. Gwi secara tidak sengaja melihat putri Siera yang memandang ke arah keduanya dengan wajah datarnya. Dia merasa telah berbuat kesalahan karena dengan mudahnya melakukan kontak fisik dengan gadis bumi itu terutama di hadapan sang putri. Siera sebenarnya tidak mengatakan apapun dan hanya memandangnya diam tanpa ekspresi tapi hal itu sudah cukup membuat sang manusia serigala menjadi terlalu sadar diri. Segera setelah dia melepaskan tangan Dan Oh dia langsung berjalan cepat ke arah sang putri.
             "lalu Bang!!!" ucap Ryu dengan keras memukul pohon besar di dekatnya seperti instruksi yang diberikan Gwi. Namun tidak seperti Gwi yang berhasil menumbangkan pohon dalam sekali pukulan, Ryu malah merasakan sakit yang luar biasa di tangannya karena memukul benda keras.
           "yak! Panglima! Semua ucapanmu hanya omong kosong. Itu semua berlaku karena kau memiliki tenaga super kuat di atas rata-rata manusia biasa. Teorimu tidak berlaku bagi kami!" protes Ryu keras kepada sang panglima. Gwi menoleh sejenak kemudian memutar matanya, tidak mau mendengarkan celotehan sang junior. Wajah Ryu memerah dan matanya nanar hampir menangis karena menahan sakitnya.
             " kau tidak apa-apa? " tanya Dan Oh memandang Ryu yang malang dengan ekspresi kasihan.
             "ooh Dan Oh, jangan pernah lagi meminta panglima itu untuk mengajarimu bela diri, dia itu bukan manusia biasa. Dasar serigala!" dumel Ryu seperti anak kecil manja yang mengadukan kenakalan temannya kepada sang ibu.
             "ooh pasti sakit sekali ya... Coba aku periksa" Dan Oh memegang lembut tangan Ryu dan menyembuhkan luka memarnya dengan tenaga kristal yang dimilikinya. Seketika luka dan rasa sakit itu menghilang tak tersisa.
             "hehe.... Selama kau ada disini aku tidak akan khawatir jika terluka." Ryu mengangkat tangan keduanya ke udara dan mengaitkan jemarinya pada jari-jari tangan Dan Oh yang baru saja menyembuhkannya. Keduanya saling pandang dan tersenyum senang.
          "benar! Jangan khawatir, serahkan saja semuanya padaku!" ucap Dan Oh membanggakan diri dan menepuk dadanya dengan tangan lainnya. Woon tak tahan lagi, dia segera berjalan mendekati Dan Oh dan Ryu kemudian muncul di antara mereka.
           "lepaskan." pangeran itu memegang tangan kedua orang tersebut dan melepaskannya secara paksa. Dia berdiri di antara mereka dan memberikan jarak agar keduanya tak lagi berdekatan.
            "hentikan.... Berhentilah berlatih, kita harus segera melanjutkan perjalanan" ucap Woon datar sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan dua orang yang masih syok dengan kemunculannya yang begitu tiba-tiba.
           "baik..." ucap Dan Oh dan Ryu berbarengan. Keduanya saling bertukar pandang dan mengangkat bahu menanggapi perilaku sang pangeran. Kemudian mereka mengikuti langkah kaki Woon dan berjalan di belakangnya.
            Keenam orang itu melanjutkan perjalanan mereka menyusuri hutan menuju Utara. Woon memimpin langkah rombongannya kemudian diikuti secara berurutan oleh Siera di belakangnya dan dilanjutkan oleh Dan Oh dan Key. Gwi berada di belakang Key sementara Ryu berada di barisan paling belakang dalam rombongannya.
           "Gwi, majulah dan pimpin rombongan untuk melanjutkan perjalanan" ucap Woon meninggalkan barisannya dan menunggu Gwi agar maju ke depan mengambil alih pimpinan. Gwi bersegera menuruti komando yang diberikan oleh pimpinannya dan berjalan di hadapan Siera. Sang manusia serigala memandang putri Siera sejenak dan memberikan hormatnya sebelum berjalan di hadapan sang putri sementara Siera hanya mengangguk kepadanya.
           "Eun Dan Oh, kemarilah sebentar." panggil sang pangeran kepada gadis bumi itu. Dan Oh berjalan mendekati Woon dan keluar dari barisannya sementara anggota lainnya tetap berjalan dan meninggalkan mereka berdua di belakang.
          "cobalah memanah buah itu" Ucap sang pangeran menunjuk sebuah buah kelengkeng yang ada di atas pohon.
         "hei! Bukankah kau sendiri yang bilang tadi untuk berhenti berlatih dan melanjutkan perjalanan?" tanya gadis tersebut heran atas perintah pangeran yang tiba-tiba berubah.
            "menurut saja lah... Lagipula kau masih belum bisa memanah sama sekali. Kau harus selalu meluangkan waktu dan mengambil setiap kesempatan untuk berlatih. Jadi lakukan saja!" raja masa depan kerajaan Hwon itu tak bergeming terhadap perintahnya.
          " baiklah... Baiklah... " ucap gadis itu malas dan menuruti ucapan sang pangeran. Dia mengambil busur dan satu anak panahnya.
          Dan Oh mengangkat busurnya sejajar dengan tubuhnya dan siap berpose untuk membidik target. Sementara itu Woon terus saja mengingat sikap Gwi dan Dan Oh ketika mereka berlatih tadi, interaksi antara Ryu dan gadis itupun juga tidak terlewatkan oleh pikirannya. Sang pangeran memandang Dan Oh dengan diam. Sedikit ragu dia berjalan mendekati gadis mungil itu dari belakang. Woon mengulurkan tangannya dan membantu Dan Oh memegang busur dan anak panahnya.
           "kau harus menariknya sekuat ini" ucap Woon dengan sengaja memegang jemari kecil Dan Oh yang tengah memegang anak panahnya. Sang pangeran menuntun gadis itu untuk menarik anak panah sekuat tenaga. Dan Oh menoleh ke belakang dan mendapati bahwa Woon tepat berada di belakang punggungnya . Gadis itu mengangkat wajahnya agar mampu melihat wajah Woon dengan jelas. Dia berdiam diri di tempatnya dan menatap ke dalam sorot mata tajam pangeran yang nampak begitu dalam.
               "a... Apa?" tanya Woon nampak kikuk menghadapi pandangan intens dari gadis kecil di hadapannya. Sebulir keringat baru saja menetes di keningnya akibat kegugupannya.
              "aku sudah mengerti.... Jadi minggirlah! Kau sangat panas, aku paling benci merasakan suhu tubuh panas orang lain di dekat kulitku, membuatku gerah saja!" protes gadis itu dengan tegas. Woon hanya mengerjapkan matanya saja ketika mendapati protes keras dari gadis itu. Kemudian dengan segera dia langsung melepaskan  pegangannya di tangan Dan Oh dan berjalan beberapa langkah mundur ke belakang.
              "yak! Tentu saja aku panas, aku ini menyimpan kekuatan elemen api, dasar bodoh!" gumam sang pangeran merasa kesal terhadap perlakuan gadis itu kepadanya.
            "apa-apaan gadis menyebalkan ini, dia begitu santai dengan perlakuan Gwi dan juga Ryu kepadanya tapi kenapa langsung marah ketika aku yang mencoba melakukannya?" gumam sang pangeran kesal di dalam hatinya.
             "diamlaaahh.... Aku sedang mencoba fokus" ucap Dan Oh datar tanpa menoleh kepada pangeran. Dia memfokuskan konsentrasi penuhnya pada anak panahnya menuju titik yang akan menjadi target sasarannya.
           "cchh" desah Woon pelan.
           "swwiiiinnggg.... Jleb!" anak panah itu meluncur dengan pasti kemudian mengenai kelengkeng bidikan Dan Oh dan membuat buah kecil itu jatuh menggelinding ke tanah.
             "eoh? Ommo!! Ommo!! Kau lihat? Aku berhasil mengenainya!" ucap Dan Oh senang dan tak percaya. Gadis itu memandang Woon dengan penuh binar kebahagiaan yang memancar dari matanya.
            "sebentar, aku akan mencobanya sekali lagi untuk memastikan bahwa ini semua bukan sekedar kebetulan belaka"  ucap Dan Oh bersemangat dan kembali membidik kelengkeng baru. Dia kembali fokus dan menentukan bidikan targetnya.
            "swwiiiinnggg..... Jlebb!!" anak panah Dan Oh kembali meluncur dan mengenai targetnya dengan sempurna.
           "ommo!! Ommo!!" ucap gadis itu dengan heboh sambil bertepuk tangan dengan meriah.
         "kau lihat? Aku bisa melakukannya! Aku bisa!" ucap Dan Oh senang sambil meloncat - loncat kegirangan. Dia melompat sambil memunggungi sang pangeran dan melihat dua kelengkeng yang terjatuh dengan penuh antusias.
           "aku tahu..." ucap sang pangeran dengan lembut. Gadis itu tidak sadar bahwa Woon sedang memandangnya dengan senyuman di wajahnya. Melihat gadis itu terlihat begitu ceria dia ingin sekali mengelus lembut kepala Dan Oh yang masih saja sibuk meloncat di depannya. Woon mengulurkan tangannya dan hampir memegang kepala Dan Oh sebelum gadis itu tiba-tiba menoleh dan menemukan tangan Woon tepat berada di depan wajahnya. Dia terdiam sesaat dan mengamati tangan besar itu. Lelaki itu seketika membeku kaku.
          "high five!" kata Dan Oh ceria sambil ikut mengangkat telapak tangan kanannya di depan Woon.
         "apa?" tanya sang pangeran tidak mengerti dengan wajah kebingungan.
         "pukulkan telapak tanganmu pada tanganku. Di tempat asalku, kami biasa melakukannya ketika berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Kami menyebutnya high five!" ucap Dan Oh menjelaskan sambil tetap mengangkat tangannya dan menunggu Woon agar mau menepukan tangannya yang sudah berada di udara untuk melakukan high five dengannya. Sang pangeran hanya memandangi gadis itu dengan diam dan wajah datar.
               "tidak mau, aku tidak suka melakukan hal kekanakan seperti itu. Cepat jalan dan lanjutkan perjalanan" ucap sang pangeran sambil berlalu dan kembali berjalan untuk menyusul rombongan lainnya yang sudah berjalan sekitar sepuluh meter di depan mereka berdua.
           "ciih....dasar laki-laki aneh. Sebentar - bentar menyuruh orang untuk melanjutkan perjalanan lalu kemudian menyuruh untuk berlatih. Dasar aneh!" gumam Dan Oh kesal dengan sikap pangeran yang plin-plan.
           "apa katamu ?" tanya Woon langsung menghentikan langkah kakinya karena mendengar ucapan gadis itu. Dia membalikkan badan dan melihat ke arah Dan Oh.
           "memang benar kan? Kau menyuruhku seenaknya saja untuk melakukan hal ini dan itu. Kau pikir kau siapa?" ucap Dan Oh menantang.
           "aku adalah pangeran dari kerajaan Hwon, ah tidak... Sebenarnya sekarang aku sudah menjadi seorang raja!" sang pangeran mendeklarasikan kedudukannya yang memiliki kekuasaan mutlak untuk pertama kalinya. Dia tidak mau mengalah kepada gadis kecil yang senang menghinanya itu.
        " yeyeyeye... Lalu memangnya kenapa? Apa aku harus menuruti apapun yang kau ucapkan karena kau seorang raja? Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi sekarang, lagipula aku kan bukan bagian dari rakyatmu." ucap Dan Oh datar sambil terus menggunakan kalimat yang merendahkan kedudukan Woon. Dia berlalu pergi dan berjalan mendahului sang pangeran, meninggalkan lelaki itu sendirian di belakang.
             " yak! Gadis kecil itu! " panggil Woon dengan nada suara tinggi. Pangeran muda tersebut mengikuti langkah kaki Dan Oh yang semakin menjauh darinya dan kembali kepada rombongannya
            
             

หนังสือแสดงความคิดเห็น (62)

  • avatar
    Dapin Sragen

    karna belum membacaya

    19d

      0
  • avatar
    FatmonaLisma

    bintang tiga dulu ya Thor nnti selesai baca baru tambah bintangnya gue baca karna ada foto Mamel😅👸

    01/07

      0
  • avatar
    AdiSurya

    bagus

    20/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด