logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Miracle Planet - Kekuatan Kristal Elemen

Miracle Planet - Kekuatan Kristal Elemen

Nayko Ayasame


บทที่ 1 Hadirnya Seorang Manusia Bumi

Malam mulai beranjak, sinar matahari tak lagi nampak menyinari langit. Kebisingan kota Seoul yang tidak pernah hilang, suara klakson dan mesin kendaraan memenuhi jalanan, lampu-lampu yang bersinar terang serta lalu lalang manusia yang ramai dimana-mana. Hal itu adalah pemandangan normal yang selalu menemani kehidupan malam kota ini. Aktivitas di kota ini nampak selalu sibuk.
Dua orang remaja sedang berjalan berdampingan. Ada seorang gadis berambut panjang sebahu yang memiliki tinggi badan sekitar 160 cm sedang berjalan beriringan dengan lelaki jakung dengan tinggi 178 cm. Keduanya adalah murid SMA dari salah satu sekolah tinggi di kota itu. Sang gadis sedang berperan menjadi penunjuk jalan bagi siswa laki-laki yang sibuk memainkan game di ponselnya. Gadis itu harus beberapa kali menarik rekan perjalanannya agar tidak terjatuh atau menabrak sesuatu di depannya karena dia terlalu fokus dengan permainannya. Siswi SMA tersebut nampak beberapa kali meniup poni imutnya dengan wajah kesal dan bosan, namun tak ada yang memperhatikan.
"Kyung-ah...." gadis itu memanggil nama siswa di sampingnya. Dia memberikan respon singkat tanpa memalingkan wajahnya. Jawabannya hanya cukup untuk membuktikan bahwa dia masih mendengarkan.
"Kita akan berpisah disini...." siswi itu menginformasikan kepada lelaki yang menemaninya.
Baek Kyung mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling. Pulang bersama dari sekolah seperti ini merupakan kegiatan rutin keduanya. Rumah mereka berdekatan namun berbeda arah. Mereka akan berpisah jalan di pertigaan terakhir sebelum menuju ke rumah masing-masing. Siswa itu menyadari bahwa keduanya telah sampai di jalan yang akan memisahkan perjalanan mereka.
"oh.... Kau benar." Siswa itu memasukan ponselnya ke dalam saku dan mengecup lembut kening gadis mungil itu. Kyung perlu sedikit menundukkan badan agar mampu mendaratkan kecupan di keningnya.
"sampai jumpa besok..." siswa itu mengucapkan salam perpisahan dan menunjukkan senyumnya yang nampak mempesona. Gadis itu tersenyum tipis, dia tidak sedang berada di mood yang bagus saat ini. Kyung mengelus rambutnya lembut sebelum mengambil jalan pulang dan meninggalkan gadis itu sendirian.
Siswi itu menghela nafas panjang. Entah mengapa dia tak lagi merasa bersemangat dengan kecupan maupun senyuman hangat dari Baek Kyung. Gadis itu memandang punggung siswa yang semakin berjalan menjauh. Dia membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju rumahnya sendiri.
Gadis berusia 17 tahun itu nampak berjalan dengan malas di tengah lalu orang yang bersemangat. Dia membawa tas ransel berat berisi perlengkapan sekolah serta setelan seragam putih yang biasa dia gunakan untuk berlatih ekstrakuliker bela diri di sekolahnya. Yah.... Dia adalah anggota karate bersabuk hitam yang cukup handal. Sementara Baek Kyung siswa yang baru saja berpisah jalan dengannya lebih tertarik mengikuti ekskul basket dan menjadi kapten dari timnya. Siswi mungil cantik itu nampak beberapa kali mendesah pelan sambil berjalan dan mengamati keadaan sekitarnya yang begitu ramai.
"kota ini benar-benar berisik...." gumamnya pelan.
Gadis itu mulai jenuh dengan aktivitas hariannya. Setiap hari dia hanya berkutat di sekolah dan rumahnya. Belajar, latihan dan terkadang berkencan dengan Kyung. Dia ingin berlibur ke suatu tempat yang jauh dari keramaian kota Seoul, tempat yang terjauh. Namun karena padatnya jadwal yang dia miliki sebagai seorang siswi SMA, dia sama sekali tidak mungkin mampu dengan sesuka hatinya berlibur kemanapun yang dia inginkan. Dia jelas tidak akan mendapatkan izin dari kedua orangtuanya.
"lihatlah.... Bahkan disini sangat sulit untuk melihat bintang karena kalah dengan lampu-lampu yang menyebalkan ini" keluhnya kesal sambil memandang langit malam yang nampak kelam.
Dia terus berjalan kemudian memasuki suatu gang kecil yang nampak sepi. Setiap hari gadis tersebut melewati gang kecil ini untuk sampai ke rumahnya. Jalan ini adalah jalan alternatif yang disenanginya. Dia terus berjalan hingga sampai di taman yang begitu sepi. Sungguh nampak memiliki atmosfer yang berbeda dari gempita kota di sekitarnya.
Ada sebuah pohon besar menjulang tinggi yang selalu menarik perhatian gadis ini saat melewati taman itu. Taman tersebut cukup luas namun jarang ada yang mengunjunginya. Di taman luas itu ada beberapa pohon besar yang masih murni terlihat keasriannya. Namun dalam suasana malam seperti saat ini, taman yang hanya memiliki lampu penyinaran di bagian depan pintu masuknya memberikan kesan yang terlihat menyeramkan.
Eun Dan Oh, nama gadis itu. Dia melihat ada sinar terang yang menembus dedaunan pohon besar dari langit. Dia berjalan mendekat memasuki taman dan berhenti di bawah pohon yang rindang. Dan Oh menengadahkan kepalanya ke langit melalui dedaunan pohon dan melihat bulan yang bersinar dengan begitu terangnya. Bulan itu nampak lebih terang dan lebih besar dari biasanya. Bintang - bintang pun nampak jelas berkelap - kelip dilihat dari taman yang minim pencahayaan lampu itu.
"waaaah..... Cantiknya, tempat ini memang mengagumkan..." Dan Oh tersenyum senang. Gadis itu sudah memutuskan bahwa pohon besar ini akan menjadi spot berdiam diri favoritnya. Gadis ini sangat menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan langit. Melihat langit penuh bintang dan nampak sangat jauh itu membuat dia merasa seperti berada di dunia lain, jauh dari keramaian bumi ini.
Eun Dan Oh melihat sekeliling taman yang tidak begitu terang karena hanya memperoleh penyinaran dari cahaya bulan. Dia belum sadar bahwa keadaan bulan malam ini nampak begitu terang dan besar karena sedang berada di titik terdekat dengan bumi. Keadaan bulan ini sering disebut dengan "supermoon". Dan Oh menangkap suatu benda berkilau yang memantulkan cahaya bulan di antara rumput-rumput tinggi di sekitar pohon besar itu. Dia datang mendekati benda itu kemudian menemukan sebuah kristal biru berbentuk diamond yang indah. Dan Oh mengambil kristal unik yang sebesar genggaman tangannya tersebut.
"apa ini? Apa ini benda bernilai?" tanyanya pada diri sendiri.
Dan Oh penasaran, sambil berdiri dia memutar-mutar benda itu dengan jemarinya. Ada sedikit tanah yang menempel di benda itu. Siswi tersebut mengelus-elus diamond tersebut untuk menghilangkan noda tanah yang menempel dan meniup-niup nya agar debu di sekitar kristal benar-benar menghilang.
Tiba-tiba saja kristal itu memunculkan cahaya dari dalamnya yang begitu menyilaukan mata. Dalam sekejap sinar itu bertambah besar dan menembus keluar diamond yang di pegangnya. Cahaya itu segera menyinari seluruh taman dengan cahaya biru yang membutakan mata. Begitu terangnya hingga cahaya itu mampu menjangkau langit malam Seoul. Dan Oh menutup matanya dengan tangan kiri karena tak tahan melihat cahaya kristal tersebut.
Setelah sekitar satu menit, cahaya yang menyilaukan itu menghilang. Dan Oh mengerjapkan matanya untuk menghilangkan kesilauan dari sinar yang terasa masih memenuhi penglihatannya. Matanya terasa berkunang-kunang. Gadis itu merasakan nyeri di sekitar tulang ekornya. Sepertinya dia baru saja jatuh terduduk di atas tanah yang berumput.
Dan Oh membuka matanya lebar dan menemukan pemandangan yang jauh berbeda dari keadaan sekitar sebelumnya. Keadaan di sekitarnya berubah menjadi terang benderang, matahari sedang berdiri tegak di langit yang tinggi.
Dan Oh memandang berkeliling dan menemukan dirinya sedang terduduk di depan sebuah danau kecil yang memiliki warna kilau biru keunguan yang indah. Di hadapannya adalah pepohonan hijau yang tinggi menjulang. Gadis itu terperanjak kaget, dia baru saja berada di taman dekat rumahnya, namun sekarang dia ada di tengah hutan entah dimana. Karena rasa syoknya gadis itu dengan sontak bergeser mundur dalam posisi duduknya, namun dia merasakan ada sesuatu yang begitu keras menghantam tubuh kecilnya. Dia menoleh dan menemukan pohon mega besar ada di hadapannya. Ukuran dan tinggi pohon itu benar-benar tidak masuk akal. Ketinggian pohon itu menembus awan dan diameter ya mencapai 1 km. Gadis kecil itu nampak seperti semut kecil yang berada di bawahnya. Dia terperangah kaget dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
" tap tap tap dug dug dug" belum selesai rasa syoknya dengan hal yang dia lihat, Dan Oh kembali dikagetkan dengan suara aneh yang datang menghampirinya. Tiba-tiba saja terdengar ada debuman keras di tanah yang semakin mendekat. Bunyi ini terdengar seperti ada gerombolan langkah kaki dalam jumlah yang luar biasa banyak sedang berlari ke arahnya.
Eun Dan Oh panik, dia segera berdiri dari posisi duduknya. Gerakannya yang tiba-tiba membuat kepalanya sedikit pening.
"ommo! Ommo! Suara apa ini?" gadis itu memandang berkeliling dengan panik, jantung ya berdegum dengan begitu kencangnya.
"kapten!! Kami menemukannya!" ada suara besar tanpa wujud yang tiba-tiba muncul dari balik pohon di barisan kanan Dan Oh. Gadis itu menoleh dan segera mengambil langkah mundur. Suara derapan kaki itu terdengar semakin dekat dan membuat jantung ya berdetak semakin cepat. Nampaknya dia akan segera di kepung oleh pasukan tentara dengan tubuh yang besar.
"itu dia!!" suara besar itu terdengar kembali, kali ini dengan wujud pemiliknya. Beberapa makhluk dengan tubuh yang dipenuhi lendir muncul dari balik pepohonan. Warna kulit merah adalah coklat tua kehitaman, ada yang berwarna kebiruan.
Mereka memiliki bentuk tubuh seperti manusia dengan besar dan tinggi yang hampir dua kali lipat dari tubuh Dan Oh. Beberapa dari mereka memiliki tanduk dan ekor, beberapa yang lainnya memiliki cakar dan taring. Ada yang memiliki dua mata, ada pula yang memiliki satu mata besar di tengah wajahnya. Mereka jelas bukan manusia, namun mereka mampu berjalan dan berlari selayaknya manusia. Mereka mampu berbicara dengan bahasa yang sedikit aneh namun Dan Oh masih bisa memahaminya.
Perwujudan makhluk ini mengingatkan Dan Oh kepada seri film fantasi Barat lama "The lord of the Ring". Yah mereka nampak seperti makhluk yang bernama Orc, namun dalam versi yang lebih ter-upgrade. Wajah mereka sungguh mengerikan dan menjijikkan.
"Orc-e?" gumam Dan Oh bingung melihat makhluk yang mengingatkannya pada film yang dulu pernah di tontonnya.
Ada puluhan.... Tidak.... Ratusan monster yang muncul dari balik pepohonan. Mereka berhenti di jarak sekitar tiga meter dari tempat siswi SMA itu berdiri. Pasukan monster itu memandang bingung ke arah Dan Oh yang mengenakan setelah seragam sekolah dan tas ransel di pundaknya. Mereka tidak pernah melihat seorang pun yang pernah muncul dan memakai pakaian seperti yang dikenakan gadis ini.
"itu dia! Kristal kedua, mondwat!" seru salah satu monster yang nampaknya merupakan pimpinan dari pasukannya seraya menunjuk benda yang ada di genggaman Dan Oh.
"a - apa?" gadis itu kebingungan dan memandang tangannya. Dia melihat kristal biru yang dia ambil di dekat pohon di dalam taman sekitar rumahnya tadi. Sepertinya benda itulah yang menjadi penyebab kedatangan Dan Oh ke tempat ini.
"bunuh dia!!" seru sang pemimpin pasukan memberikan komandonya.
"tu... Tung.. Gu!!" ucap Dan Oh lantang mendengar perintah dari monster tersebut. Apa salahnya sehingga monster raksasa itu ingin membunuh gadis mungil sepertinya?
Tanpa menghiraukan ucapan Dan Oh, para monster itu segera mengarahkan tombak dan pedang yang di bawanya ke arah siswi SMA tersebut. Mereka mulai mengambil arah untuk berlari menyerangnya. Dan Oh berjalan mundur sambil kebingungan, apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia melihat ke belakang, hanya ada pohon besar yang menghalau jalannya. Dia terjebak. Meskipun dia adalah salah satu petarung terbaik dengan sabuk hitam di tempat karatenya, mustahil bagi gadis kecil ini untuk mampu mengalahkan monster bersenjata dengan jumlah sebanyak ini.
"swing swing swing" tiba-tiba ada sebuah logam berbentuk lingkaran yang muncul dari arah kanan. Lingkaran itu melaju dengan kecepatan yang luar biasa. Setelah berputar selama beberapa detik lempengan itu tiba-tiba mengembang dan mengeluarkan pisau panjang dan tajam yang menempel mengelilingi seluruh sisi lempengan kecuali bagian yang nampak sebagai pegangannya. Benda itu berputar dan mengenai beberapa monster di barisan terdepan. Ketajaman benda itu mampu memutuskan beberapa kepala monster sekaligus yang langsung terlempar jauh dari badannya.
" apa kalian akan aku biarkan begitu saja membunuh makhluk yang tidak bersalah dengan cara sadis lagi? Tidak akan!" tiba-tiba saja ada seorang laki-laki setinggi 190 cm yang meloncat dari pohon dan berdiri di hadapan Dan Oh.
Lelaki itu mengenakan baju berwarna biru gelap yang memiliki sabuk di bagian pinggangnya, lengannya hanya sepanjang siku. Dia juga memakai jubah terbuka tanpa lengan sepanjang lututnya yang memiliki motif naga metalik yang mengelilingi seluruh kainnya. Pahlawan yang muncul di hadapan Dan Oh mengenakan celana putih panjang dilengkapi dengan sepatu kulit yang menutupi celananya hingga sampai sekitar 10 cm di atas mata kakinya.
Pria yang tidak diketahui namanya itu berlari maju sambil mengeluarkan dua pedang panjang dari belakang pundaknya dan memegangnya pada kedua tangannya. Ganggang kedua pedangnya berbentuk seperti kilatan api yang menyala. Dalam sekali tebas lelaki itu mampu langsung menumbangkan dua monster sekaligus. Ada satu monster yang menyerangnya sambil mengayunkan tombak di tangannya namun lelaki itu mampu menghindar dan mengarahkan tendangan pada monster tersebut. Segera dia menusuk monster dari belakang dengan pedangnya. Pedang sang pahlawan menembus perut monster, mengeluarkan lendir hitam yang menetes dari ujung pedangnya.
Ada satu monster lain yang datang mendekat. Monster itu siap menebas lelaki di hadapan nya namun dengan sikap pria itu mengayunkan pedang di tangan kirinya dan menebas leher monster hingga menggelinding jauh dari badannya. Lelaki itu berdiri tegak dan mencabut pedang lainnya dari monster yang telah di tusuknya.
"serang dia!!" sang komandan monster memberikan perintah baru untuk menyerang lelaki yang baru saja muncul entah darimana itu.
Tiba-tiba saja ada seorang gadis yang mengendarai serigala besar yang muncul dan menembus pasukan monster dari belakang. Gadis itu membawa dua lempengan lingkaran logam di tangannya. Nampaknya dia adalah pemilik senjata yang memulai serangan awal pada pasukan monster tadi.
Gadis itu nampak berwibawa dengan rambut coklat panjang bergelombangnya. Dia mengenakan baju hitam ketat sepanjang lengannya yang tertutupi sebagian dengan jubah sepanjang lutut berwarna ungu muda. Sama seperti pria sebelumnya, jubah itu terbuka di bagian depannya dan memiliki motif naga biru yang mengelilingi kain jubahnya. Bagian baju hitamnya menutupi kulitnya hingga bagian leher. Dia juga mengenakan celana hitam panjang yang tertutupi bagian bawahnya oleh sepatu kulit seperti pria sebelumnya. Gadis itu meloncat dari serigala yang ditumpanginya dan menyerang para monster dengan dua senjata melingkar di kedua tangannya. Gerakannya sungguh lihai dan lincah. Serangannya anggun tapi mematikan.
Sementara itu serigala hitam yang ditungganginya melompat tinggi ke arah beberapa monster di dekat sang gadis. Serigala itu tiba-tiba saja berubah menjadi manusia. Seorang lelaki kekar berambut hitam ikal sepanjang bahunya. Lelaki itu mengenakan jubah hitam panjang yang menutupi kedua lengannya namun menunjukkan bagian depan tubuhnya yang terbentuk sempurna. Dia mengenakan celana kain yang senada dengan jubahnya. Eun Dan Oh hampir saja meneteskan air liurnya ketika melihat bentuk tubuh sixpack manusia serigala yang baru muncul di hadapannya. Lelaki itu hanya sedikit lebih pendek dari lelaki yang pertama kali muncul.
Manusia serigala itu mampu menumbangkan monster dengan pukulan tangannya. Nampaknya dia sangatlah kuat. Dia mampu merobek kulit monster dengan kukunya dan mematahkan leher mereka dengan tangan dan kakinya. Pria itu nampak seperti membawa kipas logam yang dipegangnya dengan santai. Namun ketika kipas itu di buka ternyata benda itu adalah pedang kecil yang terpasang berjajar seperti kipas. Pria itu mampu menebas leher monster dengan ayunan sederhana dari senjata yang di pegangnya.
Tidak lama kemudian muncul dua orang lain, seorang lelaki dan perempuan. Lelaki terakhir ini mengenakan baju atas tanpa lengan yang memperlihatkan otot-otot tangannya dengan sempurna. Dia membawa dua kapak di kedua tangannya sebagai senjatanya. Lelaki itu baru saja melemparkan kedua kapak ya pada monster yang akan menyerangnya. Kapak itu tepat mengenai bagian tengah kepala monster di hadapannya. Membelah kepala monster menjadi dua bagian yang sama. Dengan gerakan lincah lelaki itu menarik kedua kapaknya dan menggunakannya untuk menebas sisa monster yang ada.
Perempuan terakhir baru saja melemparkan bumerang sepanjang satu setengah meter ke arah barisan monster yang datang begerombol. Dalam sekali lemparan bumerang besar itu bisa menebas lima sampai enam monster menjadi dua bagian. Berat dan ukuran bumerang itu nampaknya hampir sama dengan postur tubuh sang gadis. Dia pasti memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga bisa melemparkan bumerang besar itu dengan kuat. Perempuan itu mengenakan baju serba hitam dengan kain panjang yang melingkari lehernya. Bagian atas bajunya sepanjang lutut dan memiliki belahan dari bagian bawah hingga pinggangnya. Dia mengenakan celana panjang dan sepatu kulit tinggi yang senada.
"apa ini? Apa kah ini syuting drama action?" Dan Oh bertanya kepada dirinya sendiri. Dia begitu terkagum sekaligus bingung melihat live-action yang terjadi di hadapannya.
Dalam sekejap meskipun kalah dalam jumlah, pasukan pahlawan yang menyelamatkan nyawa Dan Oh mampu menghabisi semua monster yang jumlahnya lebih dari 100 itu.
Eun Dan Oh mematung di tempatnya. Memandang tak percaya kehebatan bela diri dari para manusia yang ditontonnya. Selama ini dia hanya bertarung di atas matras dalam pertandingan one-on-one. Dia tidak pernah menyaksikan pertarungan dalam kehidupan nyata seperti ini sebelumnya.
"Daebak!! Kalian benar-benar hebat!" Dan Oh dengan kehebohannya memberikan tepukan tangan kepada kelima orang yang entah muncul dari mana. Mereka berlima mengalihkan pandangannya kepada Dan Oh dan memandangi gadis SMA itu dari ujung rambut ke ujung kakinya. Mereka menampakkan wajah keheranan yang sama seperti para monster itu saat pertama kali melihatnya.
"apakah kalian dari jaman Joseon? Apakah aku pergi ke masa lalu? Hmmm..... Tidak, aku rasa bukan... Pakaian kalian tidak nampak seperti orang Joseon di drama manapun" gadis SMA itu menebak dan berfikir serius sambil mengeluh dagu dengan jarinya.
"apakah kau bukan dari negeri ini?" gadis anggun berambut coklat bergelombang itu menghampiri Dan Oh dan menanyainya. Dia memandangnya dengan tatapan serius dan tajam. Tidak ada satupun yang diucapkan oleh siswi SMA itu yang mampu dipahaminya.
"entahlah.... Memangnya ini dimana?" Dan Oh memutar badannya dan melihat berkeliling. Tak ada satu jengkal pun dari tempat ini yang nampak familiar baginya.
"ini adalah negeri Hwon.... Salah satu kerajaan yang ada di planet Mirac." perempuan yang nampak lebih dewasa darinya itu menanggapi pertanyaan Dan Oh.
"Hwon? Mirac? Apakah itu planet yang ada di galaksi Bima Sakti ? Aku belum pernah mendengarnya...." Dan Oh memiringkan kepala nya sambil berfikir.
Dia kebingungan, sepanjang dia mendapatkan pelajaran astronomi selama bertahun-tahun dia tidak pernah mendengar nama Planet Mirac. Jika dia tidak salah mengingatnya, nama - nama planet yang ada di Galaksi ini hanyalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Dia pernah mendengar nama Pluto yang saat ini tidak lagi dianggap sebagai planet karena ukurannya yang terlalu kecil. Mirac? Apakah ada orang yang pernah mendengarnya? Ataukah hanya dia yang tidak mengikuti perkembangan tentang keplanetan?
"Galaksi Bima Sakti? Jadi itu bukan Mitos?" lelaki yang membawa kapak berjalan mendekati Dan Oh. Ekspresi wajahnya nampak senang dan penasaran.
"mitos? Tentu saja tidak. Aku adalah penduduk di satu-satunya planet berpenghuni di galaksi itu yaitu planet bumi... Yah memang sih ada teori yang mengatakan bahwa planet Mars juga berpenghuni. Namun hal itu masih belum pasti" Dan Oh memberikan penjelasan singkat tentang asal-usulnya.
"hebat! Aku kira itu semua hanya mitos, nenek moyang kami pernah menyebut bahwa di dimensi lain ada galaksi lain yaitu Bima Sakti" pria itu dengan antusias menepuk pundak Dan Oh. Dia memperlakukan siswi itu seolah dia adalah sesuatu yang selama ini ingin ia buktikan nyata kebenarannya. Dan sekarang dia nampak begitu senang karena apa yang dia pikirkan selama ini ternyata benar adanya.
"dimensi lain? Jadi ini dimensi apa? Dimensi keempat? Kelima?" Dan Oh memandang lelaki yang memegang pundaknya dengan tatapan konyol. Dia melepaskan tangan lelaki itu dari pundaknya.
"bagi kami hanya ada satu dimensi" manusia serigala itu ikut bersuara. Suaranya terdengar begitu dalam dan menenggelamnkan. Dan Oh meliriknya berharap akan mampu melihat barisan sixpack laki-laki itu lagi. Namun na'as lelaki itu telah menutup bajunya dengan sempurna. Ekspresi Dan Oh yang nampak antusias itu berangsur menjadi reaksi kecewa.
"Apakah kristal mondwat yang membawamu kemari?" lelaki yang membawa dua pedang itu ikut menanyainya.
Dia baru saja memasukkan kedua pedangnya dan meletakkya ke dalam sarung pedang yang menempel di belakang punggungnya.
"maksudmu ini?" Dan Oh bertanya sambil menunjukkan kristal yang dipegangnya sedari tadi. Pria yang nampak seperti anggota bangsawan itu mengangguk pelan.
"entahlah" siswi itu mengangkat kedua bahunya dan mengekspresikan kebingungannya. Dia juga tidak tahu kenapa, bagaimana dan apa yang membuatnya datang ke tempat ini. Kelima kawan itu saling melirik satu dengan lainnya.
"siapa namamu?" gadis yang memiliki bumerang besar itu bertanya kepada Dan Oh saat menyadari papan nama yang ada di atas saku kanan seragamnya.
"Namaku Eun Dan Oh, bagaimana dengan kalian?" siswi itu memperkenalkan dirinya dan berharap lima orang asing di hadapannya juga melakukan hal yang sama.
"kau bisa memanggil Key..." gadis pemilik bumerang itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Dan Oh. Siswi itu tentu menyambutnya dengan suka cita.
"aku Siera..." perempuan yang nampak seperti seorang putri itu juga memperkenalkan namanya. Namun nampaknya dia tak cukup ramah untuk mengajak Dan Oh bersalaman.
"Gwi..." manusia serigala itu menggunakan namanya saat Dan Oh melihat ke arahnya. Dia nampak canggung, sesekali dia melihat ke arah Siera yang tak begitu menghiraukannya.
"Hai penduduk bumi! Kau bisa memanggilku Ryu" Pria kekar pembawa kapak yang ceria itu menyadarkan lengannya yang berat di bahu Dan Oh. Nampaknya tingkat keramahan lelaki ini berada di tingkat tertinggi dibandingkan rekannya yang lain.
"Apa yang kau lakukan! Kau membuat Dan Oh tidak nyaman!" Key mengomeli Ryu. Dia menarik keras tangan Ryu dan memelintirnya ke belakang. Ryu menjerit kesakitan. Dia memprotes Key karena gadis itu memelintir tangannya dengan terlalu keras. Ryu nampak cemberut menerima sikap kejam Key kepadanya.
Dan Oh terkekeh melihat keduanya, kemudian matanya beralih kepada satu-satunya orang yang belum memperkenalkan dirinya. Lelaki itu melihatnya dengan seksama, keduanya terlibat kontak mata dengan cukup lama. Namun tiba-tiba saja pria itu memalingkan mukanya dan berjalan menjauh ketika melihat bibir Dan Oh hendak bergerak mengatakan sesuatu padanya.
"kau?" itulah hal yang diucapkan Dan Oh ketika lelaki itu telah berpaling menjauh.
Siera mengawasi gerak-gerik keduanya dengan diam. Gadis itu kemudian menghela nafas dalam.
"Dia adalah Woon, adikku...." gadis itu mewakili adiknya melakukan perkenalan diri kepada Dan Oh. Dia mengalihkan pandangannya kembali ke siswi SMA tersebut.
"mulai hari ini, kau adalah bagian dari tim kami.... Selamat bergabung" kali ini Siera mau mengulurkan tangannya. Semua fokus mereka kecuali Woon mengarah kepada Dan Oh. Woon masih sibuk mengalihkan pandangannya ke danau yang ada di hadapannya. Memikirkan apapun yang ada di dalam pikirannya dengan serius.
"aku? Kenapa?" gadis SMA itu tidak mengerti.
"karena kau adalah orang terpilih yang ditakdirkan untuk kristal mondwat. Kau memiliki takdir yang besar untuk menyelamatkan negeri kami.... Ah tidak! Tapi planet Mirac dari kehancuran" Siera menjelaskan tanpa menarik tangannya. Gadis itu masih sibuk dengan pikirannya dan mengabaikan tangan Siera yang masih menunggu jabatannya.
Gwi dengan tanggapan meraih tangan Dan Oh dan memaksanya menyalami Siera. Gadis itu memberikan Gwi senyuman tipis. Siswi SMA tersebut hanya mengernyitkan alis ya setelah mendengar penjelasan Siera. Dia bahkan belum sadar bahwa saat ini dia telah melakukan jabat tangan dengan gadis berwibawa di hadapannya.
"apa? Menyelamatkan planet ini? Planet yang bahkan tidak aku ketahui asal usulnya? Takdir besar apa? Bahkan saat ini aku belum lulus SMA!" satu-satunya penghuni bumi yang tersesat ke dimensi itu sedang bertarung dengan alam pikirannya

หนังสือแสดงความคิดเห็น (62)

  • avatar
    Dapin Sragen

    karna belum membacaya

    19d

      0
  • avatar
    FatmonaLisma

    bintang tiga dulu ya Thor nnti selesai baca baru tambah bintangnya gue baca karna ada foto Mamel😅👸

    01/07

      0
  • avatar
    AdiSurya

    bagus

    20/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด