logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 04

“Bu Ros, hentikan!” teriakku melerai dengan nada tinggi." Bu Ros melepaskan kuping Harry dengan mengkrucutkan bibir seksinya yang dipoles lipstik merah merona, seolah tidak senang aku menggertaknya.
“Sudah berani melawan, iya!” Bu Ros menjambak jilbabku dengan kelihatan amarah yang memuncak sampai napasnya tak beraturan. Sementara ibu-ibu yang lain berdiam diri melihat adegan drama yang dapat ditonton secara live dan gratis.
Tidak tahu mengapa, tiba-tiba bu Ros melepaskan jambakannya dan merintih kesakitan. Karena pahanya digigit Harry.
"Argh ...!" ucapnya lirih meringis kesakitan. “Dasar anak b*a*ab!”
Brak! 
Bu Ros mendorong Harry tanpa sadar ke tengah jalan, sehingga tersungkur. 
Terdengar suara klakson mobil yang sedang melintas dengan kencang.
'Tin ... Tin ... Tin ....'
“Harry ….!” 
"Argh ...!" ucapnya lirih meringis kesakitan. “Dasar anak b*a*ab!”
Brak! 
Bu Ros mendorong Harry tanpa sadar ke tengah jalan, sehingga tersungkur. 
Terdengar suara klakson mobil yang sedang melintas dengan kencang.
'Tin ... Tin ... Tin ....'
“Harry ….!” Teriakku sekencang-kencangnya dengan berlari menolong buah hatiku. Kurasa itu bukan aku lagi. Secara logika aku tidak bisa berlari sekencang itu. Untung saja aku bisa menyelamatkan buah hatiku dan mobil tersebut berhenti nge-rem mendadak.
“Kenapa tidak mati saja sekalian ditabrak mobil itu,” cibir Bu Ros dengan sewot.
Aku dan Harry masih tergeletak di pinggir jalan. Belum sanggup berdiri mengingat kejadian yang baru saja hampir menabrak buah hatiku. Sopir mobil pick up itu pergi, tidak ada sama sekali merasa bersalah untuk turun segera minta maaf.
“Sakit, Mak ….” Harry merintih dan wajahnya pucat pasi.
“Sepertinya Bu Ros cocok kita buat ketua group Manohara. Secara mental tidak ada rasa takutnya sama sekali,” kata Bu Ati tiba-tiba. Bu Ros tertawa dengan bangga, atas pujian yang dilontarkan Bu Ati padanya.
“Keterlaluan dan sungguh biadab, tak ada sedikitpun rasa belas kasihan kalian kepadaku juga Harry,” seruku masih menahan emosi. Aku bangkit dari pinggir jalan dan menuntun Harry menepi dari tepi bibir jalan raya mendekati balai.
“Apa?! Nggak salah dengar aku," Bu Ros mengucapkan kata seperti itu, pura-pura bud*g.
“Keterlaluan apa? Kamu tahu nggak, kenapa kami sangat membencimu?!” hardik Bu Ros dengan emosi yang sudah tak terkontrol lagi. Aku hanya pasrah tak berkutik atas amarahnya padaku.
“Statusmu yang baru janda kembang merupakan virus penghancur rumah tangga kami anggota Manohara, Paham!"
“Ma-maksudnya?” tanyaku terbata-bata dengan mengedipkan mataku, karena tak sanggup melihat pandangan sinis Bu Ros.
“Jadi belum jelas apa yang barusan kukatakan.” Bu Ros mendekatkan mulutnya ke telingaku, rasanya mau pecah telinga ini mendengar suaranya yang amat keras.
Detak jantungku mulai berdenyut kencang, karena terpancing emosi mendengar ucapan Bu Ros. “Ya Allah, dasar ib*is berwujud manusia, hingga tega berbuat seperti ini padaku dan anak kecil.”
"Buka saja hijab syar’i mu ini. Tidak ada lagi gunanya kamu pakai.” Bu Ros, Bu Ati dan ibu lainnya memaksa membuka jilbabku. Namun, aku terus meronta segera lepas dari perangkap mereka. Karena mereka lebih banyak, s aku kalah dari serangan mereka. Akhirnya mereka berhasil melepas hijabku.
“Kalian harus bertanggung jawab menanggung dosaku. Kalian j*h*t dan k*ji, tidak mempunyai hati nurani,” ucapkku, seketika. Deraian air mata terus mengalir membasahi pipiku. Mereka tertawa dengan puas atas penderitaanku. Tanpa sadar aku mencari Harry anakku. Namun, tak ada lagi di sampingku. Aku semakin panik mencari buah hatiku. Baru saja dia hampir kena tabrak, kini menghilang lagi.
“Ternyata cantik juga, jandanya Leo Sumardi,” ucap Bu Ati sembari mengangkat wajahku.
“Janda kembang seperti Ana, harus kita basmi. Bila perlu kita usir dari desa ini secara paksa. Agar tidak menggoda suami kita,” ucap Bu Ros dengan mata sinis tertuju padaku. 
“Kembalikan hijabku!" pintaku. Namun, tak ada sama sekali digubris sama meraka. Aku masih terus menangis atas ulah mereka yang memperlakukanku tanpa prikemanusiaan.
“Kamu mau hijabmu ini, Hah!” seru Bu Ros sembari melempar hijabku ke atap balai.
Kuikuti arah hijabku melayang ke atas balai. Setelah hijabku nyangkut di atas, aku berkata, “Tega kalian menyiksaku. Aku salah apa sama kalian semua,” amukku. Aku sekarang seperti orang stress akibat ulah jahil mereka.
“Kamu itu sudah janda, kita sangat jijik sama orang yang berstatus Janda seperti kamu," seru Bu Ros. Ia menepiskan sebuah senyum terukir di tepi bibirnya.
“Kalian tidak berhak menghakimi Bu Ana," ucap seseorang. Suaranya sangat jelas terdengar sehingga tak satupun bergeming.
“Kamu itu sudah janda, kita sangat jijik sama orang yang berstatus Janda seperti kamu," seru Bu Ros. Ia menepiskan sebuah senyum terukir di tepi bibirnya.
“Kalian tidak berhak menghakimi Bu Ana," ucap seseorang. Suaranya sangat jelas terdengar sehingga tak satupun bergeming.
Semua mata tertuju pada suara itu. Harry menghampiriku, dan membuka bungkusan kain yang aku bawa. Mencari hijab untuk menutup auratku. 
“Tu 'kan, Pak Edhy sudah kena peletnya janda muda ini," ucap Bu Ati.
“Astagfirullohalazim, jaga ucapanmu Bu Ati!"
  
“Alim-alim doyan janda kembang,” sindirnya kembali.
“Kalian bubar, atau mau saya laporin kepada bapak kepala desa atas ulah kalian ini,” ancam pak Edhy. Semua langsung bubar pergi, tak ada lagi suara yang keluar dari mulut ibu Manohara.
“Terima kasih, Pak,” ucapku. Rasanya kehadiran Pak Edhy pada saat itu seperti malaikat yang memegang erat tanganku untuk mengangkat aku dari amukan ibu Manohara.
Bersambung .... 
Next?

หนังสือแสดงความคิดเห็น (89)

  • avatar
    adnanewan

    best cerita ni..cerita lebih menarik

    23/08/2022

      1
  • avatar
    Alfryan Rifai

    sungguh mengharukan dan memberi motivasi untuk memuliakan kedua orang tua bahwa orang yang melawan orang tua akan durhaka karna orang tua lah yang melahirkan kita dan membesarkan kita bahkan sampai kita dewasa pun mereka selalu mendukung dan mendampingi kita sehingga kita bahagia sungguh luarbiasa pengorbanan orang tua tapi kita kadang sebagai anak tidak pernah untuk mengikuti perkataan orang tua karna orang tua itu menginginkan kebaikan untuk kita namun apa dayanya bila kita ingin dengan carase

    12/08/2022

      0
  • avatar
    Syechli AkbarFarrel

    bagus👍😎😜

    15/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด