logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

The Creature

The Creature

Reaz Levin


Kode Merah dari Allan ...

Kota Oklahoma, Musim gugur 2014.
"Ryan?" Pengacara itu menyapa Ryan.
Suara yang sangat familiar bagi Ryan. Dia hanya bisa menatap tembok sel penjara tempatnya ditahan. Hingga akhirnya, roti yang dia pegang pun jatuh ke tanah.
Ryan pelan-pelan mengalihkan pandangannya pada pengacara itu, Dengan nada bergetar, dia berkata, "Kamu ... Allan?"
Pengacara itu tersenyum sambil menganggukan kepalanya, "Ya! Long time no see. Ryan!"
Joe tertawa puas melihat reaksi Ryan saat bertemu dengan Allan. Ingatannya langsung meluncur ke masa lalu, saat dia pertama kali menangani kasus ini ....
***
(Flashback)
Markas Kepolisian Kota Oklahoma, 2008
"Kode Merah!" Seorang Opsir polisi berjalan dengan tegap, sorot matanya memberikan sebuah kode pada polisi lain di tempat itu.
"Berkumpul sekarang!" Tegasnya.
Seorang polisi muda kemudian berlari, "Apa yang terjadi?" Dia bertanya pada rekan di sampingnya, " Ada laporan dengan kode Satu Tiga Empat (Penculikan), yang berasal dari telepon darurat. Penculikan dan penyekapan! Cepat ... cepat! Kita berkumpul!"
Beberapa polisi berlarian mengikutinya.
...
"Selamat sore!" Opsir polisi tadi, sekarang sedang berdiri tegap di depan sekelompok polisi muda.
"Selamat sore, Pak!" Sekelompok polisi muda itu kompak menjawab sapaan Opsir itu.
"Aku mendapat laporan, terjadi dugaan penculikan disertai penyekapan. Kalian akan bergerak ke sana, untuk membebaskn sandera. Persiapkan mental kalian, tersangka ada dua orang dan dilaporkan membawa senjata," lanjutnya, "Jika mereka membahayakan sandera, eksekusi di tempat!"
Suasana di tempat itu langsung berubah. Perintah eksekusi di tempat barusan, membuat para polisi muda itu sedikit tegang. Jika tersangka membawa senjata, dipastikan akan ada baku tembak jarak dekat.
"Kita akan dibantu oleh tim penembak jitu dari SWAT untuk memudahkan saat melumpuhkan tersangka! Sandera dilaporkan hanya satu orang, dan seorang gadis."
Opsir polisi berpangkat Sersan itu, lalu maju dan memandangi wajah para polisi di barisan depan satu persatu. Tidak ada yang benar-benar berani menatap mata Opsir Polisi itu.
Dia kemudian berhenti, dan menunjuk seorang polisi berpangkat Kopral yang berbaris paling depan.
"Joe!"
"Pimpin operasi ini! Kamu sudah berpengalaman! Aku mengandalkanmu!"
"Yes, Sir!" jawab polisi bernama Joe itu. Jantungnya langsung berdegup kencang.
Para polisi itu segera bubar, dan langsung masuk ke sebuah ruangan.
...
Seorang polisi senior membawa sebuah gulungan peta dan membukanya di atas meja bundar. Seketika itu pula, sekelompok polisi langsung mengelilingi meja bundar itu.
"Kopral Joe, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Joe berjalan mendekati meja bundar itu. Tatapan matanya sangat fokus. Namun, wajahnya memperlihatkan ketegangan, "Penyekapan itu terjadi di sini," Dia menunjuk pada sebuah nama jalan.
Seorang polisi menimpali, "South West 89th Street?"
Joe mengangguk, "Ya! Aku mendapat info bahwa tim penembak jitu dari SWAT sudah berada di sana, mereka akan memantau situasi!" lanjutnya, "Aku akan membagi kalian menjadi tiga tim! Tim Alpha, bertugas memblokade jalan masuk dan jalan keluar SW89th Street itu. Tim Beta, bertugas sebagai tim penyergap. Kalian bergerak ke bukit di belakang rumah itu! Kepung rumah itu dari segala arah. Dan tim Charlie adalah tim eksekutor, kalian ikut bersamaku untuk membebaskan sandera!"
Serentak para polisi itu menjawab "Yes, Sir!".
...
Ceklek ... Traak ...
Suara sebuah magazine penuh peluru tajam, telah menempel pada sebuah senjata laras panjang otomatis yang dibawa oleh Joe.
"Siapkan senjata dan kemampuan terbaik kalian! Mereka bersenjata!" Perintah Joe pada polisi lain.
"Tim Alpha, berangkat sekarang" lanjutnya, "Tim Beta, bergerak setelah Tim Alpha memberi kode."
"Yes, Sir!" Tim Alpha beserta Tim Beta langsung berangkat, meninggalkan Joe dan tim Charlie.
"Kalian, yang tersisa di sini, siapkan mental kalian! KIta akan menyerbu masuk rumah itu. Jika mereka menunjukan perlawanan, sapu bersih mereka!"
Suasana tegang kembali menyelimuti para polisi muda itu. Ini adalah kali pertama mereka melakukan operasi pembebasan sandera.
"Yes, Sir!" Jawab para polisi itu serentak.
...
2 jam berlalu. Para polisi dari tim Charlie menunggu dengan tegang.
Joe nampak masih duduk di kursinya dengan memegang Walkie Talkie. Sesekali, dia bangkit dan berjalan ke sana kemari. Ingatannya melayang saat dirinya masih menjadi Kadet, dan ikut dalam tim yang menyergap perampok bersenjata. Rekannya tertembak saat itu. Dan kali ini, dia justru memimpin operasi yang sama berbahayanya.
"F*uck off!" Dia terus mondar-mandir, menunggu laporan tim lain yang berada di lapangan. Sebuah senapan serbu otomatis yang penuh dengan peluru tajam di dadanya, beradu dengan rompi anti peluru yang dia kenakan.
"Tim Charlie, masuk!" Suara Walkie Talkie, berhasil mengalihkan perhatian Joe.
"Masuk!" Jawab Joe dengan tegas.
"Tim Alpha sudah selesai memblokade jalan, Tim Beta sedang bergerak menuju sasaran!"
"Lanjutkan," Joe memberi kode pada tim Alpha.
Joe bangkit, "Ayo, tim Charlie kita bergerak. Show no mercy!" Joe melangkah keluar ruangan itu, diikuti polisi lain yang tergabung dalam tim Charlie.
Derap langkah Joe dan timnya, disambut oleh suara sirine mobil polisi yang memekakan telinga. Sebuah mobil Van berwarna biru tua bertuliskan Oklahoma Police Departemen yang membawa Joe bersama tim Charlie, bergerak meluncur dengan cepat menyusul rekan-rekan mereka yang sudah berada di TKP.
Persenjataan lengkap telah mereka siapkan. Senjata api otomatis, granat asap, Night Vision, dan perlengkapan medis.
Joe memutar sebuah lagu. Lagu Hard Rock yang diputar kencang, "Ini bukan simulasi! We are off to Neverland!" ucap Joe memberikan semangat.
Musik itu mengiringi perjalanan mereka.
"Exit light ..."
"Enter night!"
"Take my hand ..."
"We Are Off to Never ... Neverland!"
Para Polisi muda yang duduk saling berhadapan di kursi belakang saling memandang ...
"He*l yeah!!" ucap salah satu dari mereka.
...
"Tim SWAT, masuk!" Joe memanggil tim penembak jitu yang sudah dari tadi sore memantau situasi.
"On the line, Sir!" Terdengar jawaban dari Walkie Talkie.
"Bagaimana situasi di rumah itu?" Joe harap-harap cemas.
"Terlihat ada dua orang wanita. Wanita paruh baya dan seorang gadis di rumah itu, Pak!"
"Apa mereka berdua itu tersangka?" Joe penasaran.
"Aku belum bisa memastikannya, karena aku belum bisa melihat sanderanya, Pak!" Jawabnya.
"Apa mereka bersenjata?" Tanya Joe lagi.
"Saat ini tidak, Pak!" lanjutnya, "Aku menunggu perintah,"
"Pantau terus! Jika mereka terlihat membahayakan sandera, segera eksekusi!"
Joe memegang dagunya sambil berpikir, kedua wanita itu kemungkinan besar adalah tersangkanya.
"Ini akan berlangsung lebih cepat dari perkiraanku," ucapnya dalam hati.
...
Mobil polisi yang ditumpangi Joe beserta tim Charlie, sudah sampai di ujung jalan SW89th St. Joe dan timnya segera turun dari mobil itu. Tentu saja, kedatangan Joe bersama timnya langsung mengundang perhatian.
Wartawan dari berbagai media langsung berlarian mendekati mobil mereka. Namun, dihalangi petugas polisi yang berjaga.
Jalan besar itu dipasangi garis polisi, yang tentu saja menarik perhatian orang yang melihatnya. Jalan yang semula sepi, saat ini rami dengan kelap kelip lampu strobo polisi.
Angin dingin berhembus, seiring dengan derap langkah tim Charlie.
Seorang polisi bergegas mendekati Joe. "2 Mile dari sini, Pak," laporannya pada Joe.
Joe mengalihkan pandangannya ke ujung jalan lain. "Aku dan tim charlie akan mendekati rumah itu dengan mobil sipil sampai berada di jarak 0.5 mile dari rumah itu."
Joe Lalu memberi perintah pada polisi itu, untuk menyiapkan sebuah mobil sipil yang akan dia gunakan untuk mendekti sasaran.
"Yes, Sir!" Timpal polisi itu.
Tim Alpha berlarian menghampiri Joe untuk melapor, "Kami siap, Pak!"
"Apa yang dilaporkan oleh intelijen tentang rumah itu?" tanya Joe pada seorang Polisi muda dari Tim Alpha.
"Sebelum kejadian, di sekitar rumah itu, ada percobaan perampokan yang terjadi pada seorang pria," jawab Polisi itu.
Joe menatap mata polisi itu, "Siapa yang mengatakannya?" tanyanya.
"Tetangga dari rumah sasaran," Polisi itu kemudian menunjukan sebuah rumah yang agak jauh dari rumah 111rd itu.
"Baiklah, catat itu! Aku akan menyelidikinya nanti!"
"Yes, Sir!" Polisi itu berlari kembali ke barisan timnya.
...
Joe mengumpulkan tim Charlie, mereka langsung membentuk posisi lingkaran.
"Tim Charlie, dengarkan aku! Ini strategi kita, satu orang standby di sebuah tiang listrik yang berjarak 0.5 mil dari rumah itu. Saat aku perintah, matikan semua listrik yang mengalir ke rumah itu. Satu orang akan bertugas mendobrak pintu rumah itu. Setelah itu, kalian bersiap dengan serangan pendahuluan!" lanjutnya, "Begitu pintu terbuka, lemparkan granat asap, dan tunggu perintahku selanjutnya! Sisanya, ikut bersamaku untuk membebaskan sandera!"
Joe mengulurkan tangannya kedepan. Mereka menyatukan tangan mereka untuk menambah semangat, "Apa perintahku bisa dimengerti?"
"Yes, Sir!" Jawab tim itu kompak.
...
Waktu sudah menunjukan jam 10 pm. Joe dan Tim Charlie, langsung bergerak menaiki mobil Van yang sudah dipersiapkan oleh Tim Alpha sebelumnya. Mobil itu langsung meluncur mendekati sasaran mereka.
"Berhenti di sini! Kadet, bersiap di posisi!" Joe menyuruh seorang polisi bersiap di depan sebuah tiang listrik, dan dengan sigap polisi itu melompat keluar mobil sambil mencoba mengotak-atik sakelar yang berada di tiang itu. Sementara, Joe dan sisa timnya bersiap melaksanakan operasi pembebasan sandera itu.
"Jangan ada yang menembak sebelum aku perintah! Tersangka diduga kuat adalah dua orang wanita. Laporan tim SWAT menyebutkan, mereka tidak melihat tersangka membawa senjata." ungkap Joe.
"Tapi ingat! Bisa saja mereka ingin mengecoh kita. Kalian harus waspada. Aku akan memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu pada mereka, jika mereka melawan dengan senjata, kita eksekusi!"
"Siap!" Jawab para polisi di mobil itu.
Joe mengambil sebuah Walkie Talkie, "Tim Beta, masuk!"
Joe menghubungi timnya yang lain. "Masuk, Pak!" Sebuah jawaban terdengar di ujung panggilan.
Joe membetulkan posisi senjatanya, "Bersiaplah tim Beta! Aku dan tim Charlie akan memulai operasi pembebasan sandera ini!"
"Kami sudah siap, Pak!" Jawab mereka.
"Tim Alpha, masuk!" Joe kali ini memanggil tim Alpha.
"Kami, menunggu perintah, Pak!" Jawab tim itu.
" Sekitar 5 menit dari sekarang, aku akan membebaskan sandera. Sterilkan tiga rumah di sekitar rumah sasaran,"
"Siap, kami bergerak, Pak!" Jawab tim Alpha.
...
Polisi yang tadi mengotak-atik tiang listrik, melapor pada Joe, "Pak, aliran listrik ke rumah itu sudah siap untuk diputus."
"Standby!" Balas joe.
"Yes sir!" polisi bersenjata lengkap itu mematuhi perintah Joe.
"Tim SWAT, kami akan bergerak sekarang! Kode Dua (Mobil Sipil Tanpa Sirine)!" Joe lalu melihat kesiapan tim Charlie. Para polisi muda itu terlihat agak tegang, namun sangat siap dan tidak menunjukan asa takut.
"Aku mengerti, Pak!" Balas Tim SWAT.
Joe kemudian mengecek kembali seluruh kesiapan timnya sekali lagi, "Tim Alpha, Tim Beta, all clear?"
Mereka membalas, "Tim Alpha, clear!" lalu, "Tim Beta, clear!"
Joe mengokang senjata laras panjang otomatisnya, "Let's dance!"
Brummm ....
Mobil Van berpelat nomor sipil yang membawa Joe beserta tim Charlie, melaju cepat menuju rumah dengan nomor 111rd itu.
...

หนังสือแสดงความคิดเห็น (29)

  • avatar
    salvatoresherry

    cerita yg sgt menarik so far

    30/06

      0
  • avatar
    Asis Rahim

    cerita ini sangat best

    29/06

      0
  • avatar
    opetrandy

    makasih

    23/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด