logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

3. Diintip

Ranna membalikkan badannya, ingin mengembalikan buku yang ia ambil tadi. Namun Ranna kaget begitu ada orang yang berdiri tepat di belakangnya. Buku yang Ranna ambil tadi pun jatuh. Orang itu menatap Ranna. Membuat tubuh Ranna seketika membeku di tempatnya.
"Lo tahu peraturan di perpustakaan ini. Tidak boleh berbicara terlalu keras. Kalau lo nggak bisa mematuhinya lebih baik lo keluar," ucapan orang itu yang akhirnya membuat tubuh Ranna kembali normal. Cewek itu tersenyum bersalah.
"Maaf Kak karena aku udah ganggu Kakak."
"Bukan cuma gue aja yang ke ganggu tapi yang lainnya juga."
"Eh iya Kak. Aku juga minta maaf sama yang lain. Kalau gitu aku keluar dulu Kak. Maaf sudah mengganggu," Ranna mengambil lebih dulu bukunya yang tadi jatuh ke lantai. Mengembalikannya ke rak dan berjalan keluar.
Afriyan mendengus. Ia benar-benar tidak suka jika ada yang mengganggunya. Cowok itu menatap kepergian Ranna sampai cewek itu menghilang dari balik pintu. Dari matanya ada sesuatu hal yang tersirat dan hanya cowok itu saja yang tahu.
***
Ranna melihat jam yang terpajang di dinding luar ruangan. Jam istirahat hampir selesai. Tadi ia tidak langsung balik ke kelas setelah dari perpustakaan. Ia ke kantin lebih dulu  membeli roti untuk mengganjal perutnya yang lapar. Ranna membuang bungkus roti ke dalam tong sampah. Meskipun hanya sebungkus kecil, tapi roti itu bisa mengurangi rasa laparnya. Ranna berjalan di lorong yang menunjukan ke arah kelasnya. Beberapa orang masih asyik bermain di lorong. Berbincang-bincang dan bercanda. Ranna hanya memperhatikan mereka. Sebelum akhirnya seseorang menepuk pundaknya dan membuatnya menghentikan langkah. Ranna berbalik ke belakang. Seorang cowok berdiri di belakangnya sambil tersenyum.
"Maaf. Ada apa ya?" Tanya Ranna karena ia merasa tidak mengenal orang itu.
Orang itu tersenyum ramah menatap Ranna. "Sorry karena tiba-tiba nepuk pundak lo. Kenalin dulu, gue Andre. Kelas IPA-4. " kenal Andre sambil mengangkat tangannya di depan Ranna.
Ranna agak ragu menyambutnya tapi pada akhirnya ia membalas jabatan cowok itu. "Gue Ranna, dari kelas IPA-3."
"Gue udah tahu kok nama lo. Oh iya, gue punya coklat. Ini buat lo sebagai tanda perkenalan kita," Andre mengangkat sebungkus coklat. Memberikannya pada Ranna. Namun Ranna hanya menatap coklat itu. Rada ragu untuk menerimanya. Coklat itu coklat mahal. Ranna mana mungkin bisa membelinya. Lagi pula ia juga baru saja mengenal cowok ini. Ia memang tak seharusnya langsung menerima pemberian orang baru.
"Ini nggak beracun kok," ungkap cowok itu.
Ranna menatap Andre. Ia seolah sungkan untuk menerimanya. Tapi kemudian tangan cewek itu terangkat, berniat menerima coklat pemberian Andre. Tidak enak juga kalau ia menolaknya. Namun sesuatu yang ada di belakang Andre mengalihkan perhatian Ranna. Tangan yang semula terangkat pelan-pelan turun, karena cewek itu lebih fokus memperhatikan seseorang yang menarik perhatiannya. Ada orang yang sepertinya sedang mengintipnya di balik tembok tak jauh dari tempatnya. Tapi ketika ia melihat ke sana. Orang itu sudah buru-buru menghilang. Bahkan Ranna belum sempat melihat jelas wajah orang itu.
Andre yang melihat tingkah Ranna agak aneh, menoleh ke belakang sebentar. Sekadar mengecek hal apa yang membuat cewek itu tiba-tiba terdiam. Begitu tidak melihat sesuatu yang ia rasa aneh, cowok itu mengibaskan tangannya di depan wajah Ranna. "Hey, lo kenapa?"
"Eh─" Ranna tersadar. "Nggak papa. Oh iya, coklat ini buat gue?" tanya Ranna mencoba mengalihkan Andre. 
"Iya buat lo, diterima ya,"Andre menarik tangan Ranna. Meletakkan coklat di tangan Ranna karena tak kunjung diterima oleh cewek itu. "Ini sebagai tanda perkenalan. Dimakan ya, gue pergi dulu," setelah mengatakan itu. Andre berlalu dari hadapan Ranna.
Ranna menatap coklat yang ada di tangannya. Bukan coklat itu yang ia pikirkan. Apalagi Andre. Jelas bukan.  Yang ia pikirkan adalah tentang orang yang ia lihat tadi, siapa sekiranya orang yang baru saja mengintipnya atau itu hanya perasaannya saja. Tapi pergerakan orang itu terlihat jelas bahwa orang tadi memang sedang mengintip. Tapi siapa?
***
Bel masuk baru saja berbunyi.
Ranna masuk ke dalam kelas. Beberapa siswa lain juga ikut masuk. Ranna melihat Shinta dan Luluk sedang berbincang sambil duduk di kursi mereka yang memang berdekatan. Ranna mendekati mereka. Cewek itu tersenyum menyapa.
"Lama banget Ran. Dari mana aja?" Tanya Luluk.
"Emm, tadi ke kantin dulu bentar. Lo sih ninggalin gue tanpa sebab. Emang kenapa tadi Kak Luk tiba-tiba pergi?"
Luluk terkekeh tanpa merasa bersalah dengan Ranna. "Oh tadi, sorry ya gue ninggalin lo. Kebelet boker soalnya."
Ranna mencebik mendengar alasan Luluk. Ia merasa cewek itu tidak jujur padanya.
"Wih, Coklat dari mana tuh? Penggemar lo, Ran?" Tanya Shinta ketika dia melihat sebungkus coklat yang dipegang Ranna.
"Dari anak kelas sebelah," jawab Ranna.
Luluk mengambil coklat itu dan memperhatikannya. "Coklat mahal nih, Ran."
"Ya udah lo makan aja."
"Gue pingin sih. Tapi masak gue makan sendiri. Ayo dong kita makan sama-sama," ujar Luluk.
"Shinta lo mau?"
"Gue udah biasa makan kayak gitu. Kalian makan aja berdua," Shinta mengambil ponselnya dan memainkannya. Melihat postingan orang-orang di sosial media atau mencari beberapa hal yang menurutnya menarik.
"Ya udah kita makan aja berdua Ran. Lumayan coklat mahal, gratis juga," Ranna tersenyum mendengar ucapan Luluk. Cewek itu akhirnya membuka bungkusan coklat itu dan makan bersama.
***
Ranna berjalan menuju parkiran sekolah. Bersiap ingin pulang. Namun ada sesuatu yang membuat langkahnya terhenti. Dia melihat kebawah. Ternyata tali sepatunya lepas. Ah, kebiasaan sekali tali sepatunya ini lepas. Ranna jongkok. Membenarkan tali sepatunya. Tiba-tiba seseorang menabraknya dari arah belakang. Membuat Ranna terhuyung kedepan, kalau saja ia tidak siaga dengan tangannya yang menahan tubuhnya, mungkin ia akan tersungkur  dan berakhir mencium tanah.
Ranna meringis saat kulit tangannya menyentuh tanah. Ada beberapa batu kerikil yang sepertinya menusuk kulitnya. Ranna mengibas-ibaskan tangannya, membersihkan tanah yang menempel di tangannya. Setelah itu Ranna segera berdiri. Ia melihat seorang cewek yang berlalu begitu saja di depannya. Ranna tidak ada niat untuk memgejarnya. Ranna memperhatikan cewek itu. Ia tahu siapa cewek itu. Namanya Disa, salah satu teman sekelasnya. Ranna jarang sekali bergaul dengan Disa, jarang ngobrol. Oh, ralat bahkan ia tidak pernah ngobrol dengan cewek itu. Karena Disa itu menurutnya terlalu cerewet, banyak tingkah, sok cari perhatian dengan orang lain. Entahlah, itu penilaian Ranna tentang cewek itu. Meskipun dirinya jarang bergaul dan tidak peduli dengan sekitarnya, ia cukup tahu dengan orang yang bernama Disa itu. Tapi kenapa cewek itu menabraknya? Apa dia punya salah? Ranna merasa ia tidak punya salah pada cewek itu. Lalu apa alasannya?
***

หนังสือแสดงความคิดเห็น (54)

  • avatar
    Mamakalling11

    1000

    23d

      0
  • avatar
    Gladis Anasa Gladis

    yee

    31/07

      0
  • avatar
    RiopratamaJudika

    gak ada

    12/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด