logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 BROKEN HOME

"AGHH, KENAPA SIH? SELAMA INI GUE GAK MINTA BANYAK GUE CUMA MAU DEVAN JADI MILIK GUE! SESUSAH ITU KAH??"
"GUE AKAN HANCURIN SIAPA PUN YANG HALANGIN JALAN GUE UNTUK DAPATIN DEVAN!!"
"SIAPA PUN ITU!!"
Di sebuah ruangan seorang gadis berteriak sangat kencang dengan air mata yang terus mengalir, bebarapa saat ia tertawa. Mungkin siapa pun yang melihatnya akan mengira kalau wanita ini gila.
"Selama ini gue udah cukup sabar, tapi tetep gak bisa dengan gue sabar Devan gak jadi milik gue tuh!!"
"HIDUP GUE RIBET BANGET SIH, GUE CUMA MAU DEVAN TAPI KENAPA SUSAH BANGET?"
"Bianca! dengan kamu melukai diri kamu seperti itu apa Devan akan menjadi milik kamu? gak akan!" bentakan itu berasal dari pintu yang di buka paksa oleh seorang laki laki.
"Bang, gue mau Devan! tapi cewek cupu itu selalu halangin jalan gue!" dia menatap sosok yang ia panggil abang dengan mata yang sendu.
"Udah, abang akan bantu kamu tapi kamu jangan seperti ini lagi!"
"Makasih." ucap Bianca memeluk abang nya erat.
Di sisi lain seorang pemuda sedang menunggu di depan rumah seseorang. Ia sudah menunggu sepuluh menit lebih, tapi tidak ada tanda-tanda kalau pemilik rumah itu membuka pintu.
"Ion udah lama nunggu nya?" tanya Alina polos.
"Dua ratus jam!" ketus Devan langsung menarik Alina memasuki mobilnya.
"Ion, ini di mana ya? kok sepi banget. Kalau kamu mau nyulik aku bilang dong biar aku gak dandan kek gini." dengan bodohnya Alina berucap tanpa sadar.
Sedangkan Devan ia hanya terkekeh geli, Alina ini bego tetapi ia suka. Apa ia suka? gak itu pasti gak mungkin.
"Ih, kok ada bintang? mana banyak lagi!" Alina menatap langit langit itu kagum. Langit yang gelap di hiasi bintang dan bulan itu terlihat sangat indah dari sini.
"Banyak dong, kalau Lo mau gue akan jadi pangeran bintang sekaligus bulan agar bisa nerangin Lo sebagai langit saat malam."
"Ion kenapa sih akhir akhir ini suka gombal?"
"Bukan gombal, tapi ini nyata lewat hati. Asal Lo tau pertama liat Lo gue kesel banget sama Lo, soalnya Lo banyak tanya. Tapi lama lama ya gitu deh sulit di jelasin pokoknya."
"Jelasin aja!" titah Alina memandangi Devan lekat.
"Gak usah deh."
"Kenapa?"
"Gak penting."
"Em yaudah, terserah kaka aja!" ketus Alina memandang Devan kesal.
"Gue sedang menyukai seseorang, tapi gua mau ikhlasin dia."
"Kenapa?"
"Karna gak mungkin hubungan yang awal nya pertemanan akan menjadi sepasang kekasih. Dia juga anggap gue sebagai teman, dan gue gak akan berharap gue akan ikhlasin dia sama siapa aja. Asal dia bahagia."
"Ion?"
"Hm?"
"Ion jujur aja, ion lagi suka sama siapa? aku bakal jadi pendengar yang baik."
"Percuma Na."
"Kenapa?"
"Karna Lo orang nya!"
"K-kak? kita baru kenal 2 minggu lebih."
"Banyak kok orang yang kenal lebih singkat langsung ke jenjang serius contohnya menikah. Dan asal Lo tau perasaan itu gak bisa di paksa dan perasaan itu datang nya tiba tiba, kalau pun kita gakmau ya tetap aja perasaan itu akan datang. kembali lagi ke perasaan yang gak bisa di paksakan. Lo ngerti kan maksud gue?"
"Terus setelah ini kaka akan gimana?" tanya Alina pelan, ia takut pertanyaan nya akan menyakiti perasaan Devan.
"Tergantung Lo."
"Kok aku?"
"Ck. Lo gak peka ya jadi cewek!" ketus Devan mengalihkan pandangannya kesamping.
"Kalau aku peka aku gak bisa dengar, tapi ini aku masih bisa dengar!"
"Kita pulang!" ujar Devan menarik pergelangan tangan Alina untuk menuju mobilnya. Mungkin akan sampai besok kalau ia terus berbicara pada Alina.
Sesampai dirumah lagi dan lagi pecahan gelas terdengar. Devan memejamkan matanya sekilas. Dia tau kesalahan apa, mungkin karna dia keluar.
"KAMU TAU APA KESALAHAN KAMU?!" bentak papah Devan menggelegar di seluruh ruangan.
"Tau."
"BAGUS YA, SEKARANG KAMU SEMAKIN MEMBANTAH PAPAH! PAPAH LAKUIN INI DEMI KEBAIKAN KAMU DEVAN! BIAR KAMU SUKSES. KAMU HARUS LEBIH BERTEMAN SAMA DUNIA BUKU PELAJARAN BUKAN KELUYURAN TAK JELAS!"
"SAYA INI COWOK SAYA JUGA MAU MERASAKAN DUNIA LUAR SEPERTI REMAJA LAIN PADA UMUMNYA!! ANDA INGIN SAYA JUARA SAYA TURUTIN SAMPAI SEKARANG TAPI KENAPA ANDA SELALU SAJA MELARANG SAYA UNTUK INI ITU?! SAYA GAK MINTAK BANYAK PADA ANDA. LIHAT SEKARANG? SAYA BELI MOBIL HASIL KERJA SAYA DULU DAN SAYA SEKOLAH HASIL KEPINTARAN SAYA! JADI STOP BUAT NGATUR NGATUR SAY TERUS! SAYA BUKAN ROBOT!!" nafas Devan memburu kencang, untuk pertama kalinya ia berteriak pada papah nya. Jika boleh jujur ia sangat lelah di atur seperti robot setiap saat.
Plak
"Inilah akibat nya kalau kamu terlalu bebas, lihat sekarang kamu sudah berani melawan papah!"
Devan memegang pipi nya yang habis di tampar oleh papah nya sendiri. Tanpa mengucap kan satu kata pun dua pergi meninggalkan papah nya yang sedang emosi.
"DEVAN! DENGARIN PAPAH DULU!! MULAI BESOK KAMU GAK USAH KELUAR LAGI KECUALI KESEKOLAH!! SEMUA NYA AKAN PAPA SITA!"  teriak sang papah emosi.
Tanpa memperdulikan ucapan papah nya, Devan terus melangkah menuju kamar nya. Sangat lelah rasanya di perlakukan seperti robot.
Devan mengambil handphone nya lalu menghubungi Alina. Ya ia butuh Alina saat ini.
"Hallo, kenapa nelpon? aku baru aja mau tidur."
"Na, gue butuh Lo." ucap Devan saat benar benar tertidur.
Sedangkan Alina ia merasa khawatir pada Devan. mengapa Devan tak kunjung bicara?
"Rumah Ion di mana ya?" gumam Alina bertanya pada dirinya sendiri.
"Apa aku kerumah nya aja? tapi aku takut udah malem, atau aku hubungi kak Fadil aja!" dengan cepat Alina mencari kontak bernama Fadil.
"Ada apa, Lin?"
"Kaka tau gak rumahnya kak Ion eh maksudnya Devan?"
"Tau lah, Lo mau ke sana? malam malam gini? mending Lo tidur aja dah gak baik cewek keluar jam segini!"
"Tapi, aku khawatir sama Ion! dia tadi nelpon aku terus katanya dia butuh aku. Habis itu gak ada suara aku telpon ulang gak di angkat angkat."
"Oh, yaudah biar gue aja yang kerumah dia. Gue yakin dia habis kena amuk karna keluar rumah. Yaudah gue matiin dulu ya Lin."
"Oh, iya kak makasih ya."
Alina berfikir sejenak, apa papah Devan benar benar seperti itu? apa itu tidak keterlaluan? tapi itu demi kebaikan Devan juga. Entahlah Alina bingung kalau soal seperti ini.
Alina terpelonjak kaget saat ada yang menggedor pintu rumah nya, gedoran itu semakin kencang membuat nya bertambah takut.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (43)

  • avatar
    SusilawatiSusi

    terimakasi

    18/08

      0
  • avatar
    JulaehaNeneng

    bagus

    17/06

      0
  • avatar
    Ko Na

    seru

    05/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด