logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

ILYMC6 HOSPITALIZED

Murni menatap wajah Ardian dengan perasaan sedih. Sebagai seorang ibu, hatinya merasa hancur karena tidak peka dengan apa yang dirasakan oleh putranya yang masih berusia enam belas tahun itu. Padahal Ardian sudah pernah menceritakan tentang kegundahannya, tentang teman-teman yang menjauhinya.
Saat itu Murni pikir, Ardian bisa menerima nasehatnya. Karena sejak kejadian itu, Ardian terlihat baik-baik saja. Hanya sikapnya yang sedikit berubah. Mood nya cepat sekali berubah. Dan dia menjadi lebih sensitif. Tapi Murni tidak pernah berpikir kalau Ardian sampai harus berbuat itu agar bisa menurunkan berat badan nya tanpa harus mengurangi nafsu makannya.
Ceklek
Pintu ruang rawat Ardian terbuka. Tampak Irwan memasuki ruang rawat Ardian. Murni yang melihat suaminya datang segera memeluk Irwan dan seketika tangisnyapun pecah. Irwan membalas pelukan istrinya dan mengelus punggungnya untuk menenangkan istrinya.
Galvin tidak tampak di ruangan tersebut. Pagi ini ada rapat penting yang tidak bisa ditinggalkannya. Setelah memastikan kalau adiknya mendapatkan perawatan, Galvin segera menghubungi ayahnya dan menceritakan tentang apa yang terjadi pada Ardian. Irwan benar-benar shock dengan berita yang disampaikan oleh Galvin. Tapi hatinya sedikit lega karena Ardian belum terlambat untuk mendapatkan pertolongan.
"Sudahlah jangan menangis. Kita berdo'a saja agar Ian bisa segera sembuh psikis dan fisiknya," hibur Irwan.
Murni mengangguk dan melepaskan pelukannya. Dipandangnya kembali wajah putranya yang masih tertidur setelah meminum obat yang diberikan oleh perawat.
Irwan menarik tangan istrinya untuk duduk bersamanya di sofa yang tersedia di kamar VIP itu. Murni menuruti suaminya dan duduk disamping Irwan.
"Sebaiknya mama hubungi ayah Rudy. Aku percaya ayah bisa membantu kesembuhan Ian," kata Irwan.
"Tapi kan ayah sudah pensiun," jawab Murni.
"Justru karena dia sudah pensiun, makanya papa percaya kalau dia bisa fokus untuk kesembuhan psikologis Ian. Papa yakin, ayah tidak akan menolak untuk merawat cucunya sendiri," jelas Irwan.
"Tapi bagaimana dengan sekolah Ian? Orangtua mama kan tinggal di luar kota. Mama tidak mau pendidikan Ian terhenti. Kita bisa mencari psikolog lain di kota ini," ucap Murni dengan nada khawatir.
"Itu masalah mudah. Ian bisa mengikuti homeschooling sampai dia benar-benar sembuh. Yang papa khawatirkan adalah kondisi mental Ian. Papa yakin, jika yang merawatnya adalah kakeknya sendiri, dia tidak akan merasa sedang melakukan perawatan. Karena yang menemaninya setiap hari adalah kakeknya sendiri."
Murni menganggukkan kepala tanda setuju dengan perkataan suaminya.
"Baiklah, aku akan menghubungi ayah sekarang," ujar Murni.
Murni segera mengambil ponselnya didalam tas dan menghubungi ayahnya yang seorang psikolog. Murni menceritakan semua kejadian yang menimpa Ardian. Dengan senang hati, Rudy, ayah Murni mau menerima Ardian untuk tinggal dirumahnya. Rudy akan mendekati Ardian sebagai seorang kakek, bukan sebagai seorang psikolog. Agar Ardian bisa lebih terbuka padanya.
~~~
Lily benar-benar merasa heran sekaligus cemas. Hari ini Ardian tidak masuk sekolah. Berkali-kali Lily mencoba menghubunginya, tapi ponsel Ardian tidak aktif.
Setelah jam pelajaran berakhir, Lily segera memesan kendaraan online untuk mengantarnya ke rumah Ardian. Tapi baru saja Ia membuka pagar, dilihatnya Galvin sedang keluar dari dalam rumah sambil membawa travel bag.
"Bang Galvin mau pergi?" tanya Lily.
Gadis itu berpikir mungkin Galvin akan melakukan perjalanan bisnis diluar kota seperti yang sering pria itu lakukan selama ini.
"Eh, Lily. Iya, abang mau ke rumah sakit nganter bajunya Ian," jawab Galvin.
Lily terkejut mendengar jawaban Galvin.
"Ian kenapa Bang? Apakah Ian sakit?" tanya Lily dengan wajah cemas.
"Iya, Ian harus dirawat di rumah sakit karena gangguan pada lambungnya," jawab Galvin sepenggal, karena terlalu panjang jika harus menjelaskan semuanya secara detail kepada Lily.
"Kalau gitu Lily ikut ke rumah sakit ya bang?" pinta Lily.
"Boleh. Tapi kabari orangtua mu dulu agar mereka tidak cemas menunggumu," titah Galvin.
"Iya, ntar Lily kirim pesan ke bunda," kata Lily. Dan dia segera mengikuti Galvin untuk masuk kedalam mobil.
Sesampainya diruang rawat inap Ardian, hati Lily seperti diremas, melihat sahabat yang sangat disayanginya terbaring lemas dengan jarum infus yang menancap ditangan kirinya.
Setelah memberi salam pada Irwan dan Murni dan mencium tangan mereka berdua, Lily berjalan mendekati Ardian. Ardian menatap Lily dengan senyum yang dipaksakan.
"Nggak usah cengeng deh. Lo tuh jelek banget kalau nangis. Nggak cocok jadi peran protagonis di sinetron ikan terbang," seloroh Ardian saat melihat riak-riak air yang sudah menggenang dipelupuk mata sahabatnya itu dan siap untuk meluncur.
"Apa'an sih lo!" sungut Lily sambil melayangkan pukulannya ke lengan Ardian.
Spontan Ardian mengerang kesakitan, karena Lily memukul tepat di lengan kirinya dimana punggung tangannya sedang tertancap jarum infus.
Lily segera mengelus lengan Ardian dan meminta maaf. "Sorry, gue sengaja. Abisnya lo sih, bikin orang cemas!" cebik Lily dengan bibir mengerucut.
Ardian tersenyum. Tadi sebenarnya dia hanya pura-pura kesakitan karena sebenarnya dia tidak merasa sakit sama sekali.
"Kalian berdua ini, kalau bertemu selalu saja berantem. Tapi sehari aja nggak ketemu, langsung pada nyariin," tukas Murni yang gemas melihat hubungan putranya dengan Lily yang tak ubahnya seperti Tom and Jerry.
Semua orang diruangan itu tertawa. Termasuk Ardian dan Lily. Murni masih bersyukur, karena masih diberikan kesempatan untuk melihat tawa putranya.
Saat masih kecil, Ardian memang sering sakit-sakitan. Dan itu membuat tubuhnya menjadi kurus. Karena itulah, Murni berusaha membujuk putranya untuk mau makan. Dan Murni selalu menuruti keinginan Ardian dan memberikan makanan apapun yang diinginkan Ardian. Tapi Murni tidak menyadari, kalau pada akhirnya, caranya yang salah dalam menuruti nafsu makan Ardian, membuat Ardian saat ini hampir saja kehilangan nyawanya. Dan penyesalan memang selalu datang terlambat.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (72)

  • avatar
    DITAPUSPAADYTIA

    omg ini tamat belum tapi agak mewek ah pas lihat andrian sama kaira jadian dan lansung emosi baca part itu adrian perhatian banget padahal mah udah ditolak si ka, .. uuuhh kasihan sama lily menahan sesak 😭 aku juga eh tapi nama nya juga cerita ❤kasih ending lily adrian ya jgan sama emak kaira 5 bintang deh heppy

    14/07/2022

      3
  • avatar
    XandraAlex

    untuk semua kalangan, usahakan, ajarkan kepada para dulurr, untuk tidak lagi menilai orang hanya sebatas penglihatan mata saja

    14/07/2022

      4
  • avatar
    Artawan12Adi

    sangat bagus

    25d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด