logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 7 Kejujuran yang Tertunda

Setelah selesai melakukan ibadah suami istri, Dzaki bangkit dari tempat tidur.
“Syifa kamu menganggap aku laki-laki bodoh?, kamu sudah tidak suci lagi, kamu berhutang penjelasan padaku,” Dzaki melemparkan Vas bunga yang ada di dekat tempat tidur kemudian berlalu, membersihkan dirinya ke kamar mandi.
Di kamar mandi Dzaki berteriak, merasa dirinya sudah ditipu dan dibodohi. Bertahun-tahun hidup bersama wanita yang ia hormati dan dia anggap suci. Dzaki belum menyentuh Syifa karena ia merasa belum mencintai wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu. “Lalu siapa laki-laki yang sudah menjamah istrinya?, apakah ini terjadi karena terlalu lama Syifa menanggung kesepian tanpa nafkah batin darinya?, apakah ini salahku?,” hati Dzaki terus bertanya-tanya.
Setelah Dzaki selesai mandi, kini Syifa pun membersihkan tubuhnya. Setelah memakai pakaian yang biasa ia gunakan di rumah ia pun mendekati Dzaki.
Kini Syifa tersadar bahwa ia telah melakukan kesalahan besar, setelah mendapatkan cinta suaminya, kini ia akan kehilangannya kembali, akibat sebuah kebodohan karena tidak jujur tentang aib, tentang masa lalunya.
“Katakan Syifa apakah ini terjadi sebelum kita menikah atau setelah kita menikah?, apakah kamu tidak dapat menahan nafsumu hingga dengan mudahnya kamu memberikan kesucianmu pada orang lain?, aku menganggapmu wanita terhormat dan berusaha memberikan seluruh cintaku padamu, namun inikah balasanmu?,” pertanyaan-pertanyaanpun terlontar dari mulut Dzaki, ia sungguh tidak habis fikir bahwa wanita yang ia nikahi adalah wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya.
Kini Dzaki teringat kembali kepada sosok Aulia, jangankan memberikan kehormatannya pada laki-laki yang bukan mahromnya, disentuh laki-laki saja ia tidak mau. “Aulia…, kamu benar-benar wanita soleha impian setiap laki-laki,” batin Dzaki.
Syifa bersujud dan memeluk kaki Dzaki.
“Maafkan aku mas, aku memang wanita kotor, aku sudah tidak suci lagi. Ini semua terjadi ketika aku masih kuliah dulu. Di malam pernikahan kita aku ingin mengatakan semua itu padamu, namun karena kamu telah menolakku terlebih dahulu jadi buat apa aku jujur, aku takut menambah jarak di antara kita,” sambil menangis Syifa masih berharap Dzaki mau menerima keadaanya.
===
Syifa menjalani pendidikannya dengan begitu bebas, semua kebutuhan yang ia minta selalu dikabulkan oleh ibunya, bahkan ibunya selalu memberikan uang yang berlebihan agar Syifa merasa bahagia.
Pendidikan bagi Syifa adalah nomor sekian, yang terpenting ia dapat mengikuti gaya hidup teman-teman satu kampusnya. Syifa berteman dengan orang yang salah sehingga ia terjerumus dengan pergaulan bebas.
Syifa dan teman-temannya membuat gaya hidup cewek matre, memacari laki-laki kaya dan tampan kemudian berusa memoroti uangnya.
Suatu hari Syifa berkenalan dengan seorang laki-laki yang bernama Dimas lewat akun media sosialnya. Foto yang ditunjukkan Dimas benar-benar tampan. Syifa dan teman-temannya begitu terpesona. Hingga mereka janjian untuk bertemu.
Dengan ditemani, Fika teman satu kampusnya, Syifa pun menemui Dimas . Ternyata laki-laki itu terlihat benar-benar kaya dan tampan.
“Hai aku Dimas,” ucap laki-laki tersebut dengan mengulurkan tangannya.
“Syifa, dan ini temanku Fika,” ucap Syifa.
“Kamu dan temanmu benar-benar cantik,” puji Dimas, Syifa dan Fika pun saling melirik.
“Baru saja kenal, laki-laki ini sudah berani merayu,” fikir Syifa.
Setelah berbincang-bincang cukup lama Syifa dan Fika pun berencana untuk pulang.
“Mau aku antar pulang?,” tawar Dimas.
“Tidak usah, kami juga bawa mobil,” sahut Syifa dengan cepat. Karena bagi Syifa dan teman-temannya, laki-laki yang mereka pacari dan poroti tidak boleh tau tempat tinggal mereka agar nanti kalau ada masalah tidak harus kabur, cukup memblokir akun media sosial pasangan mereka.
“Cowok tadi benar-benar tampan dan kaya ya Syif, andai saja dia punya teman jadi kita bisa jalan bareng terus,” ucap Fika.
“Nanti aku tanyain apa dia punya teman yang cocok sama kamu, biar kita ngedatenya bareng.”
“Iya aku mau, apalagi kalau ganteng dan kayanya sama kayak si Dimas.”
Syifa dan temannya pun merencanakan bahwa inilah yang akan menjadi target mereka selanjutnya. Mereka sering mengajak jalan Dimas dan menghabiskan uangnya.
Suatu malam pada perayaan tahun baru mereka berencana merayakan malam tahun bersama. Dengan memakai pakaian yang sedikit terbuka Syifa dan temannya pun menemui Dimas.
Setelah sampai di cafe tempat mereka janjian, terlihat Dimas bersama seorang laki-laki yang juga cukup tampan. Teman Syifa langsung mendekatinya. Tanpa basa-basi Syifa dan temannya meminum jus yang telah dipesankan Dimas sebelum mereka datang.
Setelah mereka meminum jus tersebut mereka pun tidak sadar apa yang terjadi.
Keesokan paginya Syifa berteriak, ia melihat tubuhnya tanpa busana selain itu ia juga merasa ngilu diantara kedua pahanya. Fika pun terbangun dengan kepala yang masih sedikit pusing. Fika pun sama terkejutnya dengan Syifa mereka berada di sebuah ruangan yang mereka tidak tahu itu dimana.
“Terima kasih untuk malam ini, aku tahu kalian hanya ingin mempermainkanku dan menghabiskan uangku, aku fikir kita impas. Ini adalah bayaran atas apa yang telah kuberikan pada kalian selama ini.”
“Jangan pernah main-main denganku, jika berani lapor polisi masa depan kalian akan semakin hancur. Aku punya video kita semalam,” pesan yang masuk ke dalam gawai Syifa dan Fika.
Kedua gadis itu pun menangis, laki-laki yang mereka anggap bisa dibodohi ternyata telah menipu mereka dan mengambil harta mereka yang paling berharga.
Syifa menelpon ibunya dan menceritakan semua musibah yang menimpanya. Ibunya pun langsung datang menemuinya ke ibu kota.
“Kamu benar-benar bodoh Syifa, apa uang yang ibu kirim selama ini masih kurang hingga kamu melakukan hal seperti ini?,” bu Lidia begitu marah pada putrinya.
“Maafkan aku bu, aku hanya ingin bersenang-senang dan menikmati masa mudaku, aku tidak tahu kalau ini akan terjadi.”
“Apa kita lapor polisi bu biar laki-laki berengsek tersebut mendekam di penjara?.”
“Tidak…, tidak Syifa, jika kita lapor polisi maka nama baik keluarga kita akan hancur, orang-orang akan tahu tentang aib ini, ibu tidak berani menatap wajah orang nanti. Kita akan dipandang rendah dan hina.”
“Jika masalah ini sampai diketahui orang-orang maka tidak akan laki-laki yang mau menikahi kalian nanti, orang-orang akan menjauh.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan bu?.”
“Kita akan menutup aib ini sama-sama, cukup kita saja yang tahu dan untuk temanmu itu katakan juga padanya tidak usah lapor polisi, karena ini akan mencemarkan nama baik kita, karena bagaimanapun kalian tetap mempunyai salah disini.”
Karena nama baik, akhirnya keluarga Syifa dan Fika tidak ada yang mau melaporkan kepada polisi. Dan beruntung dari kejadian itu keduanya tidak ada yang sampai hamil. Hingga Syifa dan Fika dapat melanjutkan pendidikan mereka kembali.
Namun semenjak kejadian itu Syifa mengubah gaya hidupnya, berpakaian lebih tertutup dan memutuskan untuk tidak berpacaran lagi, Syifa juga tidak mau mengikuti pesta-pesta yang tidak jelas yang diadakan teman-temannya.
Teman-teman Syifa yang lain sempat curiga dan heran, namun seiring berjalannya waktu teman-temannya semakin menjauhinya dan ia mendapatkan teman-teman baru yang lebih baik.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (150)

  • avatar
    hahamganteng

    mantap

    6d

      0
  • avatar
    Devi Framsisca

    👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼

    16d

      0
  • avatar
    Ata

    bagus

    20d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด