logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Seutas luka

Haris mentap Malla dengan tatapan yg sulit di artikan. Entah bagaimana cara ia menjelskan pada Malla jika ada hal yg tak bisa lagi di paksakan.
" Malla, kamu harus tau nak. Ada hal yg tidak bisa lagi di paksakan. Ibarat sebuah cermin yg retak, takan bisa kembali utuh seperti semula. Sama seperti mama kamu, hatinya sudah terlanjur terluka karna ego papa, dan sekarang, biarkan dia mengejar kebahagiaannya" Jelas Haris sendu. Malla tak habis fikir dengan papanya.
" Kenapa papa gak perjuangin lagi sih? kenapa papa gak milih mempertahankan rumah tangga kalian.?" gertak Malla tak habis fikir.
" Nanti kamu akan tau, titik terbesar mencintai adalah mengiklaskan. Ada waktu dimana kita harus rela orang yg kita cintai bahagia dengan pilihannya" Jawab Haris lagi.
Malla terdiam sejenak. Mencerna semua perkataan papanya. Ia belum faham soal percintaan, apalagi mengikhlaskan. Malla terus mengaduk- ngaduk makanannya. Sama seperti perasaan Haris yg saat ini seperti di aduk- aduk.
" Malla, maafkan papa. Jika papa tak bisa menebus kesalahan papa pada mamamu, setidaknya papa bisa memperbaikinya pada kamu. Maafkan papa, papa belum bisa menjadi orang tua yg baik untuk kamu. Papa terlalu sibuk, sampai melihat hasil gambaranmu saja papa tak ada waktu. Maafkan papa, papa menyesal" sambung Haris lagi. Penyesalan nya teramat dalam.
" Hmm.. Malla gak janji kalo Malla bisa kembali seperti dulu lagi. Perbaiki apa yg seharusnya di perbaiki. Namun, jangan pernah memaksakan apa sudah rusak agar utuh kembali" timpal Malla dengan nada dingin. Mata Haris berbinar. Ia mendapat secerca harapan dari putri kecilnya.
" Papa gak akan sia- siain kesempatan ini"
----
" Aaaarrghh Mamaaa..." Teriak Keenan begitu ia masuk ke dalam rumah.
" Kalo masuk ke rumah itu ucap sallam, bukannya teriak- teriak kayak di hutan" jawab Mamanya lembut.
" Maaa, Tau gak, hari ini tuh nyebelinnn banget, fhuhhh,. Gara- gara si cewek rese itu" grutu Kennan seraya menghempaskan dirinya ke sofa. Dania, Mamanya Keenan hanya tersenyum kecil melihat kemarahan putra semata wayangnya.
" Adudu, siapa yg bikin anak mama kesel. Kamu kali yg buat ulah duluan" goda Dania seraya mencubit tangan Keenan pelan.
" Mamaa, bukannya belan Keenan, malah bikin tambah kesel aja, gimana sih?" tukas Keenan sebal.
" Udahh, kenapa anak Mama pulang- pulang cemberut kayak gini?" Tanya Dania lembut.
" Gak mau cerita ah sebel" timpal Keenan hilang mood.
" Eh ehh.. Ini anak, gajelas sekalih tingkahnya. Mending sekarang kamu mandi, makan, abis itu istirahat"
" Huhh, iya deh iyaa.. Lagian Keenan capek banget" Keenan berjalan gontai menuju kamarnya. Wajahnya lesu dan hilang semangat.
Sedangkan Dania duduk memperhatikan buah hatinya yg selalu menjadi obat di tengah- tengah api yg membakar bahtera rumah tangganya. Keenan menjadi penguat dirinya selama ini.
Mimik wajah Dania berubah. Tatapannya kosong. Seakan tumpukan sampah sedang memenuhi isi fikirannya saat ini. Senyum Dania pudar, air matanya perlahan luruh. Keenan yang baru saja selesai mandi, keluar kamar sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ditatapnya wajah sang Mama, hati Keenan hancur melihat air mata ibunya kembali jatuh.
" Mama.. Mama apaan si? pake nangis segala? Mama lagi mikirin si bajingan itu ya? Udahh, gausah difikirin. Bangsat kayak dia tuh gak pantes dapetin berlian kayak mama" Ketus Keenan marah. Iya tak terima jika orang yg dicintainya terluka.
" Nggak kok Mama gak papa, kamu udah mandinya? makan gih.! mama udah siapin di meja makan. Mama mau ke butik dulu ya, ada kerjaan bentar" timpal Dania seraya menyeka air matanya.
Kennan masih terdiam. Tangannya terkepal. Namun akhirnya ia memilih untuk tidak membahas hal itu lagi, karna takut ibunya semakin terluka.
" Hmmm, iya ma. Hati- hati di jalan.! Atau mau Keenan anterin?"
" Gak usah sayang, Mama sama pak Jojo kok" timpal Mamanya lembut. Pak Jojo adalah supir mereka. Meski Keenan terbilang orang berada, namun ia lebih suka pulang pergi menggunakan angkutan umum.
Ia pun mempunyai motor, namun motor itu pemberian ayahnya waktu usianya menginjak 17 tahun. Keenan tak lagi memakainya karna kebenciannya pada sang ayah sangat besar.
Keceriaan Keenan datang demi mengobati rasa kesepian ibunya. Dulu, Keenan sosok yang dingin. Sosoknya acuh tak acuh pada siapapun termasuk ibunya. Namun, semuanya berubah saat Keenan melihat ibunya rapuh.
Usaha ibunya untuk membuat Keenan luluh selalu Keenan abaikan. Ia lebih suka menyendiri dan menarik diri dari dunia luar saat keluarganya masih baik- baik saja.
Rasa bersalah Keenan lah yg merubah Keenan menjadi sosok yg ceria dan pecicilan. Itu demi mengembalikan lagi senyum ibunya yg di buat lenyap oleh sang ayah.
Keenan berjanji, jika ia tak ingin mengenal orang yg merusak keluarganya, termasuk keluarga nya. Apalagi mempunyai hubungan bersama mereka.
Rasa sakit hatinya terlalu dalam hingga membutakan fikirannya. Ia tak lagi peduli atas apa yg ia ucapkan. Hatinya membeku akibat kebencian yg mematri di dalam jiwanya. Kehancuran itu membuat ibunya menjadi sosok yg lemah. Karnanya, Dania jadi sering sakit- sakitan.
----
Malla duduk termenung di kursi belakang. Menikmati secangkir coklat hangat di tengah guyuran hujan.
" Malla, ada yg nyari kamu.!"

หนังสือแสดงความคิดเห็น (300)

  • avatar
    AsAn

    cerita sangat menarik dan seruh di baca

    08/08/2022

      1
  • avatar
    Adara

    sangattt keren, cantik, dan kreatif sekaliiii

    11d

      0
  • avatar
    Yoan ndun

    Bagus sama ceritanya seru

    12d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด