logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Tom and jerry

" Ehhh bapakk.. Heheh.." Semua siswa tertawa melihat Keenan yg di jewer oleh pak Heru.
" Aduadudu pakkk sakit sakit..!" rintih Keenan seraya terus meringis menahan sakit dan perih karna kupingnua di jewer dengan keras.
" Dasar anak nakal.. Bukannya belajar malah ngintipin anak orang di kelas lain yahh.!!" Mata pak Heru melotot dengan rambut khasnya yg hanya bagian belakangnya saja. Bagian depannya licin selicin sirkuit balap.
Tubuhnya pendek juga sedikit gendut. Perutnya buncit, kumisnya tebal. tampangnya seram namun konyol. Keenan di bawa ke ruang BP dengan telinga yg masih di jewer.
Sepanjang jalan Keenan memancing perhatian semua orang. Ia yg terus memohon meminta di lepaskan, namun pak Heru masih keras kepala.
" Ada apa ini pak?" tanya bu Devi guru BP. Pak Heru mulai melepaskan jewerannya. Telinga Keenan memerah akibatnya. Keenan mengusap- ngusap telinganya yg terasa panas.
" Hmm.. Ck ck ck.. Kelakuan apa lagi yg kamu buat Keenan. Emang tidak berat, tapi kalo sering sekali sepertinya ibu harus memanggil ibu kamu agar datang ke sekolah. Dan membicarakan semua tinggkah receh kamu ini" pungkas bu Devi yg seakan sudah bosan dengan kelakuan Keenan.
" Duhh, jangan dong buu.. Kasian mama kalo tau Keenan baik hati seperti ini" pinta Keenan. Namun kalimat yg keluar dari mulut Keenan justru sukses membuat mata pak Heru kembali melotot.
" Iya baik sekali, sampai tiang bendera pun dari sahabat mu saking seringnya kau hormat di sana. Sangat berbakti pada negara bukan. Hemm" sindir pak Heru dengan nada penuh penekanan, lalu membuang muka saking sebalnya. Keenan kembali nyengir kuda.
" Apa lagi yg kamu lakukan kali ini?" tanya bu Devi masih sabar. Meski ia guru BP, tapi sikapnya tak se killer guru lainnya. Istilah guru Killer selalu di sematkan pada guru yang terkenal galak dan tegas.
Pak Heru salah satunya. Namun bedanya pak Heru sering kali bertingkah konyol tanpa ia sadari. Membuat para siswa sering kali menjadikan pak Heru sebagai bahan olokan.
" Keenan gak ngelakuin apa- apa kok bu. Keenan cuma.."
" Cuma bolos pas jam pelajaran, terus ganggu temannya yg lagi belajar di kelas lain.!" serobot pak Heru yg berada tepat di samping Keenan dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya terlihat sangat kesal.
" Apaan sih bapak, orang Keenan gak bolos kok, cuma abis dari toilet, terus iseng manggil temen Keenan karna ada perlu bentar" elak Keenan membela diri.
" Halaahh.. ngeles kamu.." tentang Pak Heru. Bu Devi hanya geleng- geleng kepala melihat mereka berdua yg sudah terkenal seperti tom and jerry itu.
Dimana ada Keenan di sekolah, disana ada pak Heru. Kennan saat ini kelas 11. Ia mulai sering di gentayangi pak Heru semenjak ospek, ia tak sengaja terjatuh dan mengenai punggung pak Heru yg kebetulan lewat. Hingga membuat pak Heru tersungkur ke tanah basah karna habis hujan.
Dari situlah awal mula dendam kesumat yg tertanam dan kini tumbuh subur di hati pak Heru.
" Sudah- sudah.. Kalian ini kayak anak kecil aja. Beranteeemmm, terus. Udah Keenan, kamu bersihin WC sepulang sekolah. Ibu akan cek kamu nanti, kalo kamu gak kerjain, ibu akan tambah hukuman kamu.!" titah Bu Devi memberi hukuman.
" Bu Devi tenang aja, biar saya yg awasi bocah ini.!" tawar pak Heru seraya mendelik sinis ke arah Keenan yg sama- sama menyorotkan tatapan peperangan pada pak Heru.
" Yaampunn.. Terserah kalian, saya udah cape ngurusin kalian berdua. Sudah, Keenan, kamu kembali ke kelas.!" sergah Bu Devi kesal. Sementara Keenan pergi, pak Heru masih di sana sembari cengengesan menatap genit ke arah bu Devi.
Usia bu Devi terbilang masih muda. Apalagi parasnya yg cantik dan putih membuat para siswa laki- laki sering kali menggoda nya. Pak Heru mengedip- ngedipkan matanya, seolah sedang merayu.
Bu devi terlihat geli dengan tatapan pak Heru.
" Bapak kenapa? sakit mata? atau kelilipan?" tanya Bu Devi sambil bergidik ngeri. Wajah pak Heru langsung berubah masam mendengar pertanyaan bu Devi.
" Kelilipan becak." sentak pak Heru merajuk. Lalu melengos pergi dengan kaki yang di hentak- hentakan, Membuat Bu Devi tak kuat menahan tawa. Selepas perginya pak Heru, tawa bu Devi pecah seketika. Sampai- sampai matanya mengeluarkan air mata.
---
Saat jam istirahat. Malla duduk di kursi taman. Sembari terus membaca novel kesukaanya. Ia lebih suka membaca novel agar ia bisa tenggelam dalam cerita itu, melupakan sejenak kisah hidupnya yg hancur berantakan.
" Hey.." sapa Keenan sembari duduk di samping Malla. Malla mendengus kesal. Ia mengacuhkan Keenan yg menyodorkan minuman dingin ke arahnya.
" Gak makasih" tolak Malla ketus.
" Yaudah, Hummm.. Segarnyaaa" Keenan mengusap lehernya saat rasa segar menyiram kerongkongannya.
Malla yg sebenarnya merasa haus di tambah cuaca yg sedang terik- teriknya ingin menenggak minuman itu juga. Namun rasa gengsinya lebih besar. Jadi, ia lebih memilih diam dan terpaksa menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya.
" Udahhh, gak usah gengsi, gue tau loe haus. Kalo mau ambil aja kali, gratis kok gak usah bayar. Dan gue juga gak masukin apapun ke minuman loe. Botolnya masih di segel" cerocos Keenan dengan senyum di akhir kalimat.
Malla menatap Keenan aneh. Lalu mengambil botol minum itu dan meminumnya.
" Makasih.!" ujar Malla singkat.
" Sama- sama.. Ehh awass.!!!"

หนังสือแสดงความคิดเห็น (301)

  • avatar
    AsAn

    cerita sangat menarik dan seruh di baca

    08/08/2022

      1
  • avatar
    GamingLutfi

    itu sangat seru dan menyenangkan

    3h

      0
  • avatar
    Adara

    sangattt keren, cantik, dan kreatif sekaliiii

    11d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด