logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

08. Terpanah

"Wah bidadari siapa nih? Kok nyasar kesini," goda Ayah menatap putrinya.
"Bidadarinya Maulana Arsha El Fathan lah," sahut Bunda bukan Zahrah yang menyahut, bundapun ikut menggoda Zahrah.
"Ihh... Ayah sama Bunda kenapa sih?! Masih pagi juga udah godain Zahrah mulu," kesal Zahrah dengan wajah merah tomat karena menahan malu.
"Aduh yah, ada yang malu-malu kingkong nih," ucap Bunda yang masih menggoda Zahrah.
"Itu sini-sini sama ayah aja, jangan temenin bunda. masa cantik-cantik gini di bilang kingkong," senyum Zahrah mengembang, "Padahal kan mirip kebo," imbuh sang ayah.
"Iiih, tau ah, Zahrah berangkat aja. Assalamu'alaikum," Zahrah menyalimi tangan kedua orangtuanya dan bergegas sebelum ia menjadi bahan godaan lagi.
"Wa'alaikumsalam," sahut mereka dengan kekehan tentunya, hadeh prik.
🔹🔹🔹
Dari gerbang, lapangan, sampai koridor semua pasang mata yang melihat Zahrah tak henti-hentinya berdecak kagum dengan penampilan Zahrah pada pagi hari ini, adem ayem tentram deh pokoknya. Seakan tidak mau melepaskan pandangan mereka dari paras cantik seorang Zahrah.
"Siapa dia?"
"Ck. gitu aja gak tau, dia itu bidadari yang Tuhan turunkan buat gue sekaligus colon ibu anak-anak gue nantinya."
"Cakep,"
"Gue gak lagi nge-pantun anying,"
"Buset, anak baru kah? Cantik banget,"
"Bukan tau, itu Zahrah, Zahrah bukan sih?"
"Iya itu Zahrah anak IPA-2,"
"Masyaallah ayang gue,"
"Makin cakep njir dia pake hijab,"
"Cakepan gue kali, kemana-mana,"
"Sadar woy, dia cantiknya alami kalo lo kan kebantu make up lo yg tebal itu,"
Begitulah kurang lebih tanggapan siswa siswi yang melihat perubahan Zahrah. Ada yang iri ada juga yang memuji. Yah setiap orang bebas untuk memberikan pendapat dan keritik, asalkan itu tidak merugikan orang lain ya.
Saat ingin masuk kelas ada tangan kekar yang menghadang dirinya untuk kesekian kalinya, sudah setengah jam Zahrah tidak sampai-sampai di kelasnya, padahal jika dilihat kelas IPA 2 itu dekat dengan gerbang sekolah, yang mengakibatkan ia lama adalah banyaknya siswa yang memberhentikan nya, lelah. Zahrah menengadah ternyata Rehan lah yang menghadangnya.
"Gue cemburu, kecantikan lo di liat banyak orang. Gak nyangka gue kalo lo pake hijab bisa secantik ini," pujinya.
"Iya makasih," jawabnya dingin hendak pergi masuk ke kelas namun di hadang lagi oleh Rehan.
"Lo bisa diem gak?" gantung Rehan dengan wajah serius.
Zahrah mengernyitkan dahinya seakan bertanya kenapa.
"Diem aja di hati gue dan gak usah kemana-mana lagi," lanjutnya dengan senyum manisnya membuat siapa saja yang melihatnya mabuk kepayang.
Zahrah hanya memasang senyum paksanya, heran ia tidak merasakan rasa baper sedikit pun dari gombalan yang Rehan lontarkan, berbeda dengan Maulana yang ucapannya dapat membuatnya tersihir dan melemas, mata Zahrah tak sengaja melihat Vina yang sedari tadi menatap kesal ke arah mereka.
Zahrah menyeringai seketika muncul ide yang brilian di otak cantik Zahrah.
"Panasin sekalian ah, mumpung masih pagi. maaf ya mas ganteng calon istrimu ini mau jail dulu," pikiran Zahrah mulai terkontaminasi.
"Han mau nanya,"
"Nanya apa hmm?" jawab Rehan lembut.
"Tau obat flu yang bagus gak?" tanya Zahrah.
"Lo lagi sakit flu?" Khawatir Rehan.
"Iya fluuing in love with you," Zahrah tersenyum kemenangan saat melihat Vina yang sudah memasang wajah yang tidak bersahabat.
Zahrah pergi begitu saja meninggalkan Rehan yang masih mematung karena blusing akan gombalan Zahrah.
"Anjir kena lagi, susah banget buat baperin Zahrah," gumam Rehan sambil mengajak-acak rambutnya sambil tersenyum sendiri seperti orang gila. Haha...
🔹🔹🔹
Saat Zahrah memasuki kelas semua mata menatapnya dengan berbagai macam tatapan, namun Zahrah hanya acuh dan berjalan menuju kursinya. Namun, lagi-lagi ia di hadang.
Sekarang Vina yang menghadang Zahrah untuk mencari gara-gara.
"Jadi cewek kok welcome banget sih sama semua cowok, malu kali sama hijabnya. apa jangan-jangan lo pake hijab sekarang cuma buat nutupin kelakuan lu yang kegatelan sama semua cowok itu?" ejek Vina yang menatap Zahrah dengan tatapan remeh sambil bersedakep dada.
"Heh... Sadar woy mereka yang ngejer-ngejer Zahrah kali, bukan Zahrah yang terlalu welcome, ohhh... apa jangan-jangan lo iri ya sama semua perhatian yang mereka kasih ke Zahrah sedangkan lo jangankan diperhatiin di anggep aja nggk ya kan," sindir seseorang tak kalah meremehkan.
Sontak mereka berdua menengok ke belakang mencari dari mana sumber suara itu berasal, ternyata itu Gladlin yang baru saja datang dan memasuki kelas.
"Ha? Iri? buat apa lagi gue iri sama cewek nakal yang bersembunyi di balik penampilan nya,"
"Lo kal-" ucap Gladlin yang terpotong karna di hentikan oleh Zahrah.
"Udah, gak usah di ladenin susah emang ngomong sama yang gak ngerti bahasa manusia apa lagi orang yang otaknya kosong paling banyak bicaranya," sindir Zahrah halus namun jelas.
"Pufftt bwhahah," seketika keadaan menjadi ricuh karena tawa dari murid yang sedari tadi menyaksikan pertarungan adu mulut antara Vina dan Zahrah.
"Diam semua, gak ada yang lucu tau gak!!" kesal, emosi dengan rasa malu bercampur menjadi satu.
lagi-lagi ia yang di permalukan oleh Zahrah dengan tindakannya sendiri. senjata makan tuan memang. Setelah di permalukan Vina memilih keluar kelas karena malu.
"Gila, lo sekali ngomong tajem banget, halus tapi ngena banget lagi keren deh pokoknya," puji Gladlin sambil terkekeh.
"Oh iya malem ini ada yang nantangin lo buat balapan mereka perwakilan dari geng motor ANGGARA," lanjut Gladlin.
"ANGGARA? Geng yang paling bergengsi itu yang disegani seluruh masyarakat itu?" tanya Zahrah yang masih tak percaya dengan ucapan Gladlin.
"Iyaa Zahrah, kalo lo menang dari mereka, itu bisa ningkatin popularitas DREAM," sahut Gladlin dengan mata berbinar.
"Buat apa? Dream juga bergengsi kali gak butuh yang namanya ningkatin popularitas dengan ngalahin ANGGARA, bukan gaya kita banget," balas Zahrah ketus.
"Hehe iya juga ya, kan ada elo,"
"jadi lo ikut gak? Udah lama juga lo gak turun ke arena," imbuh Gladlin.
"Emm..ikut. Mungkin ini akan jadi balapan terakhir gue," sahut Zahrah setelah berfikir beberapa saat.
"Karena perjodohan itu ya?" tanya Gladlin yang diangguki Zahrah.
Saat mereka masih berbincang-bincang Sindy entah datang dari mana, tiba-tiba menubruk dan merangkul kedua temannya yang tengah serius membahas tentang perjodohan yang baru akan di mulai langsung buyar seketika.
"Ini beneran lo, Zahrah Abrina Anaqah?gila cakep banget lo pake hijab," Heboh Sindy.
"Eh iya gue baru sadar, gila lo cakep banget," ucap Gladlin yang ikut heboh.
"Dari tadi kemane aja lo," sewot Zahrah.
"Hehe gue tadi kan lagi emosi sama si Vina jadi gak sadar," sahut Gladlin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Zahrah hanya memutar bola matanya malas mendengar jawaban Gladlin.
"Kenapa lo tiba-tiba pake hijab?" tanya Sindy.
"jilbab sin," timpal Gladlin.
"Gue pake kerudung ya." Zahrah membenarkan.
"Lah? yang bener lo, Zah."
“Benerlah, dengerin ya, kalo kerudung itu kɑin yɑng menutupi rɑmbut, kepɑlɑ, dɑn leher yɑng menjulur hinggɑ menutupi dɑdɑ wɑnitɑ dɑri belɑkɑng mɑupun dɑri depɑn,”
“jilbɑb ɑdɑlɑh istilah yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna pɑkɑiɑn yɑng dijulurkɑn dɑn bisɑ menutup ɑurɑt dɑri bɑhu sɑmpɑi ke kɑki. Jilbɑb dɑlɑm bɑhɑsɑ Indonesiɑ berɑrti gɑmis,”
“Terus kalo hijab merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna (penutup). hijɑb yɑng wɑjib untuk wɑnitɑ ɑdɑlɑh yɑng terdiri ɑtɑs kerudung (khimɑr) dɑn gɑmis (jilbɑb) ditɑmbɑh dengɑn pɑkɑiɑn dɑlɑm (mihnɑ) dɑn kɑos kɑki (jikɑ kɑkinyɑ terlihɑt).”
"Wah ... gue dapet pencerahan," ujar Sindy
"Alhamdulillah gak butek lagi," goda Zahrah yang di hadiahkan plototan tajam dari Sindy.
“Lah baru tau gue, lo tau dari mana? Pasti dari calon suami lo ye?” tanya Gladlin.
“Apa jangan-jangan karena calon suami lo itu santri jadi lo dipaksa pake kerudung,” ujar Gladlin suudzon.
“Astagfirullah tu mulut kalo ngomong, gak boleh suudzon tau,” sahut Sindy, “emang bener ya Zah?” lanjut Sindy.
“Yaelah gue baru mau muji omongan lo, ternyata sama aja, nih ya gue kasih tau, gue pake kerudung tuh karena nyaman aja gitu, juga di Al-Qur’an wanita itu diwajibkan memakai kerudung, tapi ada benernya juga sih gue pake kerudung buat calon suami gue,” jelas Zahrah dengan senyum malu-malu nya.
Temannya yang melihat Zahrah tersipu malu pun ikut tersenyum gemas melihat wajah Zahrah.
“Aaaa... So sweet banget sih, jadi pingin nikah muda, biar di jagain juga,” ucap Gladlin dengan wajah yang berseri.
“Hahhh... Ratukan dirimu dengan caramu sendiri jangan menunggu raja untuk menjadikanmu ratu dalam hidupnya, karena takutnya...” Gladlin dan Sindy fokus mendengarkan ucapan Zahrah yang ia gantungkan.
“Takutnya?” tanya Sindy tak sabaran.
“Takutnya raja yang datang adalah raja Fir’aun. Bwahahah...” Zahrah tertawa terbahak-bahak, melihat ekspresi wajah temannya yang berubah jadi kesal.
“nyesel gue udah dengerin,” gemas Gladlin mendengar ucapan Zahrah.
“Gue udah dengerin dengan seksama, eh malah di buat kecewa,” tutur Sindy yang memijat pelipisnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (101)

  • avatar
    Nraish_07

    terus semagat membuat pov nya!!!

    30/07

      0
  • avatar
    Sana New

    bguss bngtt

    20/06

      0
  • avatar
    Setyo permadaniLevyna rofiani Setyo permadani

    bagus baget

    30/05

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด