logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Memilih

Sepeninggal Ezhar, Maira merenungi semua yang telah ia alami. Dari pernikahannya yang hancur karena kedatangan Karina, keadilan yang tak pernah ia dapat dari Dion. Bahkan kehangatan ranjangnya pun hilang, hidupnya seakan tak berarti lagi. Hari-harinya ia lalui dengan air mata, bahkan tak ada orang yang tahu akan kesedihannya.
Namun, semua berubah saat sang supir itu datang. Ezhar memberi warna baru dalam hidupnya, dunianya seakan tak lagi gelap. Karena lelaki itu bagikan matahari yang datang menyinari hidupnya.
Memberi kehangatan yang sudah lama tak Maira rasakan. Perhatian dan kasih sayang yang wanita itu rindukan. Semua kebahagiaan Maira datang kembali meski jalannya harus seperti ini. Hubungan yang tak seharunya terjalin di antara mereka.
"Semua berbeda saat kau datang, tapi ... Dion. Tuhan ... Salahkah jika aku ingin bahagia?" lirih Maira.
"Apapun keputusanku kali ini, semoga semua yang terbaik untukku, Tuhan." Maira pun berdiri dari duduknya dan segera berlalu menuju kamar mandi.
Tak membutuhkan banyak waktu, Maira sudah siap dengan penampilannya yang sederhana. Ia berdandan seperti saat pertama kali bertemu Dion. Hanya celana jeans dan kaos yang di padukan dengan jaket.
Entah apa yang ada di otak Maira, dan entah siapa yang akan ia pilih. Namun, ia sangat yakin dengan keputusan yang akan ia ambil. Maira melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, jarum jam sudah menunjuk ke arah angka empat.
"Sudah waktunya, semoga semua bisa berjalan sesuai rencana." Maira segera keluar dari kamarnya.
Ia memantapkan langkahnya menemui Ezhar yang sudah menunggunya di ruang tamu. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati.
"Ayo!" ajak Maira yang terdengar tak sabar.
Ezhar menoleh ke arah Maira yang sudah siap menemui suaminya itu. Ia tersenyum tipis melihat penampilan Maira. Ada rasa takut akan keputusan wanita yang ia cintai itu. Akan tetapi hati kecilnya sangat yakin jika yang di pilih Maira adalah dirinya.
"Ayo!" Ezhar berjalan di depan Maira menuju mobil.
Tak mau kejadian tadi pagi terulang, Ezhar memilih tak mendekati Maira. Ia duduk di bangku samping supir, sedang Maira di bangku belakang. Ia ingin memberi waktu untuk Maira agar wanitanya itu bisa tenang.
Ezhar mengajak Maira ke sebuah tempat untuk menemui suaminya. Di sana juga Ezhar akan memberitahukan siapa dia sebenarnya. Mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti di sebuah restoran yang sengaja di sewa khusus untuk pertemuan ini, di mana Dion sudah menunggu kedatangan mereka.
Maira mengekor di belakang Ezhar, menuju tempat di mana Dion sudah menunggu mereka. Senyum Dion menyambut kedatangannya, seakan mencoba mengecoh perasaan Maira. Ya, tak bisa di pungkiri Maira masih mencintai suaminya. Namun, tak ada yang bisa menebak akan keputusan yang akan Maira pilih.
"Halo Tuan Dion, semoga keadaan Anda baik-baik saja," sapa Ezhar yang membuat Dion emosi.
Dion tak membalas sapaan Ezhar, ia hanya fokus ke arah Maira yang berdiri di belakang Ezhar. Ia sedang berusaha agar istrinya itu tetap memilihnya, bukan lelaki yang kini ada di hadapannya itu.
"Duduklah." Ezhar mempersilakan wanitanya untuk duduk di sampingnya.
Tanpa mengeluarkan kata-kata Maira pun berjalan ke arah kursi, dan duduk di samping Ezhar.
"Baiklah ... sebelumnya akan memperkenalkan siapa aku. Kenalkan namaku Ezhar Adisatya, putra dari Roby Adisatya, pemilik perusahaan ekspor impor. Pasti kau kenal bukan dengan Ayahku?" imbuh Ezhar yang membuat Dion beserta anak buahnya dan juga Maira tak percaya.
"Apa! Ezhar bukan orang biasa?" ucap Maira dalam hati.
Ia benar-benar tak percaya akan kebenaran yang baru saja Ezhar ungkapkan. Apa tujuan lelaki itu masih membuat Maira bertanya-tanya.
"Apa! Lalu apa alasan kau membawa istriku kabur? Dan kenapa juga kau hancurkan bisnisku!" bentak Dion yang sudah tak bisa menahan emosinya lagi.
"Sabarlah ... Tuan Dion. Awalnya aku hanya menyamar untuk mencari wanita yang mau mencintaiku tanpa melihat hartaku, tetapi di tengah jalan aku jatuh cinta pada istri yang kau sia-siakan. Dan kenapa aku menghancurkan bisnismu? Itu sebagai balasan untuk suami yang brengsek sepertimu," Ezhar kembali membuat Dion emosi.
Lagi-lagi kebenaran ini seakan membuat Maira tak percaya. Kenapa semua seakan mempermainkannya? Untuk saat ini Maira tak dapat berpikir dengan jernih, hatinya tak terima dengan kebohongan yang sudah Ezhar lakukan.
"Sayang ... sekarang terserah padamu. Kau akan kembali ke lelaki brengsek itu, apa kau akan bersamaku?" ucap Ezhar pada Maira.
Maira pun berpikir kembali akan keputusannya, ia menarik napas panjang untuk meringankan beban di dadanya.
"Maaf Ezhar," ucap Maira sambil berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah Dion.
Dion tersenyum melihat apa yang di lakukan istrinya, sedangkan Ezhar sangat kecewa menerima jawaban kekasihnya. Ia pikir Maira akan memilihnya, karena Dion sungguh tak pantas untuk wanita itu. Namun, mungkin Maira berpikir lain. Ia tak bisa memaksa wanita itu agar terus di sampingnya. Semua keputusannya adalah yang terbaik untuknya. Meski hati Ezhar sangat terluka dengan keputusan Maira.
Namun, hal yang tak di duga terjadi saat Maira sampai di depan Dion yang sudah berdiri menyambut kedatangannya.
PLAK!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Dion saat Maira sampai di hadapannya. Pemandangan itu pun membuat kedua lelaki itu kebingungan. Mereka pikir Maira akan memeluk Dion. Namun, semua tampak tak seperti yang mereka pikirkan.
"Apa-apan ini Maira!" bentak Dion yang tak terima istrinya berani menamparnya.
"Itu utuk perselingkuhanmu dengan Karina!" ucap Maira penuh amarah.
"Kau—"
Belum sempat Dion melanjutkan kalimatnya, sebuah tamparan mendarat lagi di pipinya.
PLAK!
"Itu untuk, rasa sakitku!" Maira seakan meluapkan rasa sakit yang selama ini ia pendam. Ia bahkan tak membiarkan Dion berbicara.
PLAK!
"Itu untuk kekejamanmu padaku!"
PLAK!
"Dan ini untuk salam perpisahan kita, aku lebih memilih selingkuhanku dari pada lelaki brengsek sepertimu!" Maira lalu kembali lagi ke arah Ezhar.
Ezhar tertawa puas melihat sebuah kejutan yang di berikan oleh Maira. Sungguh semua ini di luar perkiraan Ezhar. Ia takjub dengan apa yang di lakukan Maira.
"Maira kau akan menyesal karena telah melakukan ini padaku!" ujar Dion.
"CK ... Apa kau bilang? Menyesal? Itu terdengar lucu, justru aku akan menyesal jika tetap berada di sampingmu. Karena kau, masih tak akan berubah," ucap Maira yang terdengar mengejek Dion.
"Terimakasih Tuan Dion, karena memberiku kesempatan untuk mendapatkan wanita yang sempurna ini," imbuh Ezhar yang semakin membuat lelaki itu terbakar emosi.
Ezhar mengajak Maira beserta anak buahnya meninggalkan Dion yang sangat frustrasi.
"Brengsek! Awas kau Ezhar!" ancam Dion yang tak di dengar oleh Ezhar.
Bersambung...

หนังสือแสดงความคิดเห็น (314)

  • avatar
    Ony

    kurang memasyarakat

    17d

      0
  • avatar
    MashidayahNurul

    suka bestnya

    21d

      0
  • avatar
    Jemmy Khan

    lanjut

    29d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด