logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Terbongkar

Terbongkar.
Setelah kepergian Dion Ezhar langsung menghubungi asistennya.
"Dani, cepat blokir semua data tentangku. Anak buah Dion sudah melangkah di depan kita, jangan sampai kita kecolongan lagi," perintah Ezhar pada asistennya.
"Baik Tuan, akan segera saya urus," jawab Dani tegas.
Ezhar lalu kembali berbaring di samping Maira. Wanita itu pun membuka mata sejenak dan memutar badan agar berhadapan dengan kekasihnya.
"Bagaimana, apa dia sudah pergi?" tanya Maira tanpa membuka matanya.
"Dia sudah pergi, tapi ...," Ezhar menghentikan kalimatnya, dan membuat Maira membuka matanya.
"Ada apa? Kau jangan menakutiku sayang ..., " ucap Maira panik.
"Ternyata dia melangkah jauh di depan kita. Dia mengirim beberapa orang untuk mengintai kita, di depan ada dua orang. Di toko juga ada dua orang, dan satu orang bertugas mencari tahu siapa aku. Parahnya lagi aku sudah menebak pasti dia melacak keberadaanmu," jelas Ezhar panjang lebar.
"Apa! Lalu bagaimana ini?" Maira makin panik mendengar berita buruk itu.
Ezhar menangkup wajah wanitanya dengan kedua telapak tangannya. Ia juga menyalurkan ketegangan yang membuat Maira berhenti panik.
"Kau percaya padaku?" ucap Ezhar serius.
Maira menganggukkan kepala layaknya anak kecil. Ezhar meraih tubuh Maira yang masih dalam keadaan polos itu ke dalam dekapannya.
"Percayalah ... aku akan selalu melindungimu. Dan biarkan saja si brengsek itu tahu jika selingkuhanmu adalah aku," ujar Ezhar yang kembali membuat Maira panik.
"Kau gila! Kau tak tahu siap Dion, sayang ... . Dia lebih kejam dari pada binatang, aku tak mau jika sesuatu terjadi padamu. Aku tidak mau ...," Maira menangis di pelukan Ezhar.
"Kita akan lihat siapa yang lebih kejam, sayang. Meski aku hannyalah seorang supir, percayalah aku akan membuatnya mengingat perjalanan hidupnya saat menghadapiku," ujar Ezhar begitu percaya diri.
"Semoga saja, sayang ...," Maira mempererat pelukannya. Ia berharap yang di ucapkan Ezhar akan menjadi kenyataan.
°°°°
"Sial! Kita kalah cepat, lelaki itu sudah tahu rencanaku. Tapi ... dari mana ia bisa tahu semua?" Dion terus berpikir bagaimana selingkuhan istrinya bisa lebih cepat di depannya.
"Maaf, bos. Tapi keberadaan istri Anda terakhir kali ada di rumah. Jadi menurut saya, mulailah pencarian dari sana," saran anak buahnya.
"Ide bagus. Aku sedikit mencurigai supir baru istriku, apa dia adalah orang selingkuhan Maira?" Dion menebak-nebak.
"Itu bisa jadi, bos. Secara Anda tak membicarakan rencana Anda pada siapa pun kecuali kami. Jadi Anda perlu mencurigainya," anak buah Dion memberi saran lagi.
"Kau benar, baik cepat cari tahu siapa dia. Dan ada hubungan apa dia dengan selingkuhan istriku!"
"Baik bos, kami akan segera mencari tahu. Kami permisi bos," para anak buah Dion pergi melaksanakan perintah sang bos.
Dion duduk di kursi kebesarannya, di ambilnya sebuah foto di dalam laci. Foto pernikahannya dengan Maira sang istri pertama. Foto yang dahulu menghiasi meja kerjanya sebelum foto pernikahan keduanya bersama Karina menggeser posisi itu. Dalam hati kecilnya ia masih mencintai wanita yang sudah menjadi istrinya selama tiga tahun. Sebenarnya ia tak tega dengan sikap kasarnya pada Maira, tetapi apa yang di ucapkan Karina membuatnya buta. Karina selalu bilang jika Maira menikah dengan Dion hanya karena harta, dan juga Dion bukanlah satu-satunya lelaki yang menghangatkan ranjang Maira.
Awalnya Dion tak mempercayai semua, meski ia menjalin hubungan dengan Karina di belakang Maira, ia tetap mencintai dan bersikap baik pada istrinya. Hingga pada suatu malam saat ia pulang ke rumah, ia mendapati seorang lelaki baru saja keluar dari rumahnya. Dan saat ia masuk ke kamar ia melihat sang istri dalam keadaan naked, di ranjangnya. Dion langsung teringat akan perkataan karina, dan detik itu juga Dion meninggalkan rumah tanpa meminta penjelasan pada istrinya. Ia malah memantapkan diri untuk mempersunting selingkuhannya yang tak lain adalah Karina.
Karina tertawa puas saat rencananya membuat Dion mempercayai ucapannya berhasil. Dia pun membujuk lelaki itu untuk menceraikan Maira dan menikahinya. Namun, Dion menolak menceraikan Maira, ia berpikir ingin menyiksa istrinya yang telah berani bermain api di belakangnya. Dia menggunakan kedua orang tua Maira sebagai alat agar wanita itu mau menandatangani pernikahan keduanya. Dan dengan sangat terpaksa Maira pun mau menerima semua yang di perintahkan sang suami hanya karena nasib kedua orang tuanya yang harus hidup dengan uang.
"Kau tak akan bisa pergi dariku Maira!" ujar Dion dengan wajah yang penuh amarah.
°°°°
Dua orang suruhan Dion pun mulai mengikuti pergerakan Ezhar si supir pribadi istri bos mereka. Mereka tidak menyamar dalam tugas kali ini, melainkan langsung mengintai Ezhar. Tiap hari mereka mengawasi setiap lelaki itu masuk dan keluar rumah, sampai di hari ke tujuh penyelidikan. Mereka menemukan kejanggalan, Ezhar masuk dengan menjadi supir dan saat keluar rumah ia sudah berubah menjadi lelaki yang menjadi selingkuhan Maira. Padahal sedari tadi mereka tak melihat ada yang memasuki rumah itu. Mereka pun mengikuti kedua pasangan itu sampai ke sebuah pusat perbelanjaan, resto dan pulang lagi ke rumah. Anehnya lelaki yang mereka anggap sebagai selingkuhan istri bosnya tak kunjung keluar. Salah satu dari mereka pun berinisiatif berpura-pura mencari Ezhar sang supir.
Seperti biasa Ezhar sedang menghabiskan waktunya untuk memanjakan Maira di ranjangnya. Namun aktivitasnya harus terhenti saat mbok Rati mengetuk pintu kamar Maira. Ezhar bergegas membukakan pintu setelah memakai pakaiannya kembali.
"Ada apa mbok?" tanya Ezhar setelah membuka pintu.
"Maaf, Mbok mengganggu, itu ada yang mencari kamu," beritahu mbok Rati. Ia memang sudah mengetahui hubungan terlarang itu. Namun ia tak bisa menghentikan keduanya karena ia juga menginginkan kebahagiaan Maira, meski semua ini salah.
"Siapa mbok?" tanya Ezhar lagi.
"Kurang tahu, temui saja dulu."
"Ya mbok, terimakasih," Ezhar kembali masuk ke dalam kamar dan memberitahu Maira, jika ada orang yang mau menemuinya. Maira pun mengangguk, ia kembali mengenakan gaunnya.
Ezhar berjalan menuju ruang tamu, ia pun memperhatikan siapa orang yang berdiri membelakanginya. Ia pun berpikir jika orang itu adalah anak buah Dion.
"Selamat malam," sapa Ezhar yang membuat lelaki itu membalikkan badannya.
"Selamat malam ... maaf saya mau bertemu dengan, Mas Ezhar, supir, Bu Maira," ucap lelaki itu dengan sopan.
"Aku Ezhar, siapa kau?" jawab Ezhar yang berpura-pura tak mengetahui rencana lelaki itu.
"Lho kok wajahnya berubah ya, Mas? Ezhar kan pakai kacamata dan penampilannya tidak begitu?" lelaki itu mencoba memancing Ezhar.
"Aku Ezhar, siapa kamu?" Ezhar masih berpura-pura.
"Aku Ezhar ... ini," Ezhar langsung memakai kacamata yang di simpan di saku kemejannya.
"Oh ... iya, ini lho mas. Saya di suruh untuk mengantarkan bingkisan dari pak Dion, katanya buat supirnya yang bernama mas Ezhar. Silakan di terima," lelaki itu menyerahkan sebuah kotak yang tak tahu apa sisinya.
"Kalau begitu saya pamit ya, mas," lelaki itu pun berlalu meninggalkan rumah Maira.
Ia langsung mengirimkan laporan pada sang bos. Ia memberitahukan bahwa supirnya adalah selingkuhan istri bosnya. Mereka tak mengetahui siapa Ezhar yang sebenarnya.
"Bos, tebakanmu benar. Supir itu adalah selingkuhan, Nyonya.”
"Apa! Maira berselingkuh dengan supir?" ujar Dion tak percaya.
"Brengsek! Pantas saja identitasnya tak bisa di temukan, karena ia hannyalah seorang supir," imbuhnya lagi.
"Cepat buat strategi untuk menangkap mereka!" Perintah Dion pada anak buahnya.
Sedang di dalam rumah Ezhar terus tersenyum melihat isi bingkisan yang baru saja ia terima, sebuah boneka yang berlumur darah dengan sebuah pesan mengancam.
"JAUHI ISTRIKU APA KAU MAU BERNASIB SAMA DENGAN BONEKA INI!"
Ezhar juga sengaja memberitahukan siapa dia pada orang suruhan Dion. Lagi-lagi Dion kalah cepat oleh Ezhar, orang-orang Ezhar terlebih dulu melapor jika ada anak buah Dion yang sedang mengintainya.
Maira yang baru saja keluar kamar heran melihat kekasihnya sedang tersenyum sendiri dengan memegang sebuah kotak yang berisi boneka menyeramkan itu.
"Apa ini! Dari siapa, sayang" tanya Maira yang menutup mulutnya karena mualielihat darah di boneka itu.
"Dari suamimu, cepat bereskan barang-barangmu!" perintah Ezhar pada Maira.
"Apa maksudmu!" Maira masih belum mengerti.
"Sudah ... cepat bereskan, dan suruh mbok Rati juga membereskan barang-barangnya," imbuh Ezhar lagi.
Tanpa bertanya lagi Maira masuk ke kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya. Mbok Rati juga langsung menyiapkan semua barang keperluannya. Setelah siap mereka mengikuti instruksi dari Ezhar untuk masuki sebuah mobil mewah yang sudah di terparkir di halaman rumah Maira.
Bersambung...

หนังสือแสดงความคิดเห็น (314)

  • avatar
    Ony

    kurang memasyarakat

    17d

      0
  • avatar
    MashidayahNurul

    suka bestnya

    21d

      0
  • avatar
    Jemmy Khan

    lanjut

    29d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด