logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Danu-Artha

Danu-Artha

Az Zidan


Bab 1

Bab 1
Prang! Tar!
Suara berisik dari area ruang tengah milik seorang saudagar kaya raga. Berbagai serpihan lampu, hiasan guci dari keramik mahal pun memenuhi lantai dan memekikkan telinga.
Juga suara-suara teriakan seorang wanita dan kemarahan pria. Tidak hanya itu, sahut menyahut, adu mulut terjadi saat ini. Tidak! Bukan hanya saat ini, tetapi hampir setiap kali pria itu datang ke rumah tersebut.
"Pergi! Pergi kamu jika hanya membuat onar di rumahku!" usir wanita berusia empat puluh tahun tersebut. Menunjuk kearah wajah sang lelaki dan memintanya untuk keluar dari rumah hunian.
"Rumahmu?! Kamu lupa siapa pemilik rumah ini?! Kamu hanya menumpang karena anak kita! Menyesal aku menikahi wanita sepertimu!"
Pria itu tidak kalah sengit, menjawab setiap amukan sang wanita. Sekalipun Manuella mendapatkan banyak luka, tetapi dia adalah wanita yang tegar.
"Kamu kira aku tidak?! Bahkan aku sangat menyesal mengenalmu!" timpal wanita itu dengan berapi-api.
Tidak gentar jika hanya sebuah ucapan omong kosong. Rumah itu di beli juga dengan hasil keringat keduanya. Mereka juga sepakat memberikan dan mengatasnamakan rumahnya dengan nama anak mereka.
Semuanya tidak ada masalah. Baik-baik saja sampai pada akhirnya perceraian mereka terjadi. Mereka sibuk menumpuk harta, sibuk dengan bisnis dan melupakan rumah tangga yang telah dibina selama puluhan tahun.
Sang istri harus menetap di rumah itu bersama dengan anaknya. Gadis belia berusia dua puluh tiga tahun. Sementara sang ayah, dia harus enyah dari rumah itu. Dia yang memulai semuanya, tetapi tidak!
Sejujurnya keduanya lah yang memulai, karena sama-sama tidak memiliki waktu untuk bersama. Tidak memiliki kebersamaan di setiap akhir pekan, atau makan malam bersama pun sering terlewat.
Mereka terlalu sibuk dengan urusan dunianya. Mereka terlalu sibuk dengan diri sendiri sampai melupakan anak yang telah mereka minta. Anak yang setiap hari digadang-gadang, berdoa, meminta, memohon pada sang pencipta agar diberikan momongan.
Namun, ketika dia hadir. Ketika bidadari kecil itu hidup dalam rahim sang ibu, Tuhan memberikan mereka berdua cobaan yang luar biasa nikmat.
Apa? Sebuah perjalanan hidup yang pasti diinginkan oleh banyak orang, yaitu, kesuksesan. Bisnisnya meroket, kedai-kedai baru mulai tumbuh, cabang-cabang bisnis anakan mulai berkembang di berbagai kota.
Sehingga ketika anaknya lahir, menghirup segarnya oksigen yang ada di dunia untuk pertama kalinya. Ia sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang.
Seluruh kebutuhannya terpenuhi oleh wanita yang baru berusia tiga puluh tahun saat itu. Hingga bidadari kecil itu tumbuh dewasa dan si pengasuh pun, menjadi renta saat ini. Sekuat apapun Aminah berusaha mencintai dan memberikan kasih sayang. Bocah itu tetap butuh perhatian dan waktu sang ibu.
Namun, ia sama sekali tidak mendapatkannya. Hampir tidak pernah tidur bersama. Hampir tidak pernah menyuapi anaknya, hampir tidak pernah memandikan sang bocah. Bahkan hal yang paling buruk adalah, hampir tidak memberikan kecupan pada bayi itu.
Dua puluh tiga tahun terlewat begitu saja, dan kini pertengkaran itu seakan tidak pernah usai. Artha Tussandra, gadis itu hanya menyumpal telinganya dengan **Over ear Headphone ** dia jenuh dan bosan mendengar ucapan demi ucapan, sentakan demi sentakan setiap kali keduanya bersama.
"Sayang! Artha, Papa datang, Nak. Kamu sedang apa?" teriak sang ayah, Roish.
Tiba-tiba suara itu terdengar begitu saja di depan pintu kamar miliknya. Artha tidak menggubris, dia tetap asik dengan dunianya sendiri, mendengarkan musik dan bermain game.
Sang ayah membuka paksa pintunya. Sudah kebiasaan, setiap kali pria itu datang, hal ini akan terjadi. Maka, Artha tidak mengunci pintunya. Dia juga lelah mengganti pintunya, hanya karena ulah sang ayah.
Artha menatapnya sekilas dan kembali pada layar monitor yang besar dihadapannya.
"Nak, lihat. Papa bawa apa ini? Kamu pasti sangat cantik dengan gaun ini. Papa beli langsung dari Paris. Ini butik paling terkenal di sana. Pakailah!"
Roish mengulurkan satu paper bag yang sangat besar. Bertuliskan brand ternama di salah satu negara teristimewa. Artha tidak menanggapi, sungguh, dia hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Sebagai wujud protes atas perlakukan sang ibu dan ayahnya dulu hingga saat ini.
"Artha! Kalau orang tua ngajak bicara itu jawab! Jangan malah sibuk sendiri!" Pria itu kesal. Dia menghantam monitor komputer Artha dengan ponselnya. Melempar paper bag dengan gaun seharga ratusan juta didalamnya sembarangan.
Lagi-lagi gadis muda itu tidak kaget. Semua ini sudah sangat sering terjadi, dan... Ya, lelaki itu juga yang nantinya akan membelikannya dengan yang baru. Hanya itu yang terus mengalir pada Artha. Sebuah kemewahan, harta yang tidak akan ada habisnya.
Namun, bukan itu yang Artha mau, bukan itu yang Artha harapkan dan juga bukan itu yang Artha inginkan. Dia butuh kebersamaan, cinta dan kasih sayang.
"Apa begini cara Mamamu, mendidik anak gadisnya?! Sangat tidak bermoral!"
Roish geram, giginya beradu dengan wajah yang merah padam. Artha hanya duduk di kursi kebesarannya dengan mengepalkan tangannya.
Mendengar umpatan yang ditujukan pada dirinya, Manuella pun datang. Dia tidak terima disalahkan atas perilaku Artha.
"Kamu kira kamu bisa mengurus anakmu?! Kamu juga tidak becus jadi seorang ayah! Jangan salahkan aku!" hardik Manuela. Wanita itu kembali tersulut emosi. Kehilangan rasio hingga menarik rambut Artha untuk menghadap sang ayah.
"Seharusnya kamu mengerti posisi Mama, Artha! Jangan membuat hidup Mama semakin sulit! Mengurusmu sudah rumit, apa lagi harus berurusan dengan dia!"
Tunjuk Manuella pada Roish. Laki-laki itu menepis tangan mantan istrinya. Dia tidak terima jari jemari wanita itu menunjuk ke arahnya.
Tidakkah mereka ingat sebuah janji suci yang pernah terucap? Tidakkah mereka ingat sudah bersaksi dihadapan Tuhan, dihadapan penghulu? Di mana cinta mereka tumbuh dan disatukan.
Artha tidak percaya semua ini terjadi padanya. Dia memiliki segalanya, harta, kecantikan bodi yang digadang-gadang oleh para wanita ataupun pria. Namun, hidupnya blangsak. Hampar, dan getir.
"Lepaskan dia! Kamu seorang ibu! Tapi kelakuanmu lebih bejat dari seorang wanita penghibur!"
Plak!
Manuella melepaskan cengkeraman tangannya pada rambut Artha dan melayangkan satu tamparan keras pada pria yang kini berdiri dengan wajah yang berpaling.
"Jaga ucapanmu! Keluar! Enyah dari rumahku Roish, pergi!"
Manuella mendorong tubuh suaminya. Melewati pintu kamar Artha, dan menjauh dari ruangan itu. Sementara Artha, gadis itu terdiam dengan mata yang memerah. Setiap kali sang ibu marah, dia selalu mendapatkan imbasnya. Setiap kata yang terlontar selalu menyayat hati, dan berakhir dengan air cuka yang tertuang langsung pada luka yang menganga.
Perih, mati rasa, dan sakit. Hampir setiap hari itu yang dirasakan oleh gadis ini. Sekali saja kehadirannya itu tidak pernah disyukuri. Sang ibu selalu menganggap bahwa Artha adalah beban. Sebuah kesulitan yang menyusahkan hidup Manuella.
Ia menyambar tasnya, dengan pakaian yang sama. Hanya hot pant, dan tank top, gadis itu pergi. Mencari kesenangan sendiri membeli teman. Ya, membeli teman karena mereka datang hanya saat Artha mau membagi uangnya dan juga hartanya. Jika dia mentraktir seluruh pengunjung kafe atau bar, semua berbondong-bondong menjadi temannya.
Akan tetapi jika itu tidak dilakukan Artha, jangankan manusia, iblis pun seakan menjauh dari gadis tersebut.
Artha adalah gadis yang benar-benar buruk. Bukan hanya alkohol, tapi dia juga penggemar obat-obatan terlarang. Pergaulan bebas dan... Ya, kumpul kebo.
Hanya itu yang bisa membuat dirinya bahagia. Hanya itu yang bisa menarik kedua sudut bibirnya. Ketika dia terpengaruh dibawah obat-obatan rasanya semua beban dalam hidupnya menghilang begitu saja.
Namun, ketika dia sadar. Perih semakin merajai jiwa dan tubuhnya. Tidakkah Artha ingin berhenti? Bertaubat dan kembali pada jalan yang benar?

หนังสือแสดงความคิดเห็น (120)

  • avatar
    KurmanOla

    menurtsya novel ini sangat baik dan bagus untuk dibaca Karen mengandung makna pesan dan menarik di baca ini sangat baik untuk pada muda mudi yang akan datang sebagai hal pelajaran dalam keseharian

    27/06/2022

      0
  • avatar
    AnindyaKayla

    kikkkkkkkkkkkkkkkkk

    2h

      0
  • avatar
    LUNB1L_13

    oke

    26d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด