logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 "Friend Zone"

Apa itu sahabat? Apakah seseorang yg akan selalu menemani di kala suka dan duka? Seseorang yg akan selalu ada, menyemangati dan mendukung. Seseorang yg akan selalu mendengar keluh kesah mu, memahami mu melebihi orang lain dan terkadang mereka begitu mirip seperti dirimu yg lain.
Lalu, apa bedanya itu dengan cinta? Jika cinta memiliki makna lain, maka katakan padaku. Ajarkan aku apa bedanya karena bagiku sahabat dan cinta memiliki makna yg sama. Keduanya berarti dia.
*Hoseok POV*
Dia adalah harapan, cahaya dan penyemangat ku. Setiap kali aku melihat senyumnya yg secerah mentari membuat jantungku berdegup kencang.Matanya yg begitu indah bersinar saat dia tersenyum. Suaranya yg merdu dan tawanya yg mengubah gelapku menjadi terang.
Dia mungkin tidak sempurna, tapi dia berarti segalanya bagiku. Tanpa sadar aku terus berusaha mengikuti langkahnya. Menyukai apa yg dia sukai, mencoba memahami dunianya, dan mendengarkan kisahnya walau itu menyakitkan. Aku rela menjadi seseorang yg hanya akan datang ketika dia butuhkan. Menjadi seseorang yg dia sebut sebagai teman.
Semua ku lakukan agar aku bisa berada di sampingnya. Karena bagiku semua itu cukup. Cukup meski aku hanya sebatas teman baginya. Cukup asal bisa bersamanya. Karena kebahagiaanku adalah dirinya. Aku bisa bahagia saat melihatnya bahagia meski terkadang bahagianya juga menyakitkan, tapi aku rela.
*Author POV*
Waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Seharusnya sudah beberapa jam yg lalu Hoseok tidur, tapi matanya tak juga mau menutup. Hoseok begitu bersemangat dan tidak sabar untuk menyambut hari esok. Itu karena besok akan ada karya wisata.
Mereka akan mengunjungi kuil dan berbagai tempat wisata budaya yg indah. Tapi yg membuatnya paling bersemangat adalah karena ini merupakan perjalanannya ke luar kota bersama Jin Kang. Ya, Yoo Jin Kang adalah sahabat sekaligus wanita yg dicintai Hoseok.
Dia mengenalnya 2 tahun lalu saat hari pertamanya kuliah. Mereka hanya kebetulan sekelas dan duduk bersebelahan. Tapi karena pertemuan singkat itu entah bagaimana mereka menjadi dekat. Semakin hari semakin dekat layaknya saudara.
Mereka begitu dekat, bahkan teman-teman mereka bisa melihat ada sesuatu diantara mereka tapi semuanya tetap bungkam. Mereka tetap diam karena Hoseok tidak pernah mau mengungkapkan perasaannya.
Waktu pun terus bergulir, akhirnya mata Hoseok pun tertutup dan beristirahat sejenak.
***
Pagi pun menjelang. Dengan penuh semangat Hoseok menggendong ranselnya dan berjalan ke tengah lapangan kampus, tempat dimana semua mahasiswa jurusan sejarah dari semua tingkatan berkumpul untuk karya wisata.
Hoseok terlihat bugar meski kedua matanya dikelilingi lingkaran hitam. Dia pun berhenti di dekat salah satu bus dengan nomor tingkatan kelasnya. Dia pun berdiri tepat di samping sahabatnya Jin Kang.
Hoseok berdiri dan menatap bus itu, tapi bukan itu yg sebenarnya ia lihat melainkan Yoo Jin Kang yg ia cintai dalam diam. Jin Kang yg merasa aneh karena Hoseok tampak melamun saat menatapnya mencoba untuk menyadarkan Hoseok.
"Hoseok!" ucap Jin Kang sedikit berteriak seraya melambaikan tangannya tepat di depan wajah Hoseok.
Hoseok pun sedikit bergidik saat dia sadar dan segera menundukan wajahnya berusaha menyembunyikan wajahnya yg merasa malu. Dan melihat Hoseok yg salah tingkah seperti itu membuat Jin Kang tersenyum dan sedikit tertawa karenanya.
Senyum yg Jin Kang lontarkan saat itu begitu manisnya hingga mampu membuat hati Hoseok meleleh dan membuatnya melompat kegirangan. Tapi Hoseok tidak bisa menunjukan itu. Hoseok pun menahan diri dan menyembunyikan perasaan senangnya. Ia berjalan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kau melamun ya? Mikirin apa sih sampai melamun begitu?" ujar Jin Kang dan hanya dijawab Hoseok dengan senyuman seraya menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
"Kau begadang ya? Keliatan tuh mata pandanya!" lanjut Jin Kang
" Ya, begitulah. Tidak bisa tidur tadi malam." Jelas Hoseok
Suara seruan dosen pembimbing pun membuat para Mahasiswa berkumpul dengan tertib. Setelah mendengar beberapa peraturan yg harus dipatuhi selama karya wisata, mereka pun memasuki bus yg telah ditentukan.
Suara nyanyian pun mengiringi perjalanan mereka. Mereka bernyanyi sepanjang jalan dengan gembira. Mereka sangat bersenang-senang selama perjalanan bahkan memainkan beberapa permainan untuk mengisi waktu hingga mereka tiba ditempat tujuan.
***
Mereka pun akhirnya tiba di tempat yg sangat indah. Sebuah kuil besar yg dulunya adalah kuil yg dibangun salah satu raja kerajaan Baekjae untuk istrinya yg sudah meninggal. Istri yg paling ia sayang yg berasal dari kerajaan Sila. Sudah cukup lama memang, namun kuil itu dijaga dengan baik dan sangat terkenal sebagai simbol cinta.
"Semuanya, inilah kuil yg telah berumur ratusan tahun. Kuil yg melegenda dan menjadi simbol cinta. Bapak yakin kalian juga tahu kisah cinta antara raja dan ratu yg berasal dari kerajaan yg bermusuhan ini. Jika kalian lihat, kalian bisa melihat ornamen-ornamen dan lukisan di dinding dipenuhi dengan puisi-puisi yg merupakan ungkapan rasa cinta dari sang raja." jelas dosen pembimbing
Semua Mahasiswa pun menatap ke segala penjuru kuil dengan sinar penuh kekaguman tak terkecuali Hoseok dan Jin Kang. Mereka menatap ke sekeliling dengan penuh kagum.
"Wah, ini sangat indah!" ujar Jin Kang
"Iya, sangat indah!" ucap Hoseok
"Hoseok!" ucap Jin Kang membuat jantung Hoseok berdegup kencang. Bukan tanpa alasan melainkan karena Jin Kang saat ini sedang menggandeng tangannya
" Ayo ke danau yg terkenal itu. Aku sangat ingin ke sana..." ujar Jin Kang seraya memelas
"Tapi, kita kan tidak boleh keluar dari kelompok..." ucap Hoseok
"Kita perginya sebentar saja lalu kembali lagi. Kita tidak akan ketahuan. Ayolah, aku sangat ingin ke sana!" ucap Jin Kang seraya memelas dengan sinar mata yg tak mampu Hoseok tolak.
"Baiklah..."jawab Hoseok membuat Jin Kang kegirangan.
Mereka pun mengendap-endap keluar dari barisan. Akhirnya, Mereka tiba di sebuah danau yg sangat indah. Ditengahnya terdapat jembatan kayu yg dicat merah. Air terjun yg mengalir dengan airnya yg memercik di bawah. Airnya bening dengan hutan yg masih asri mengelilingi danau.
Benar-benar pemandangan yg memanjakan mata mereka. Bagaimana tidak, pemandangan ini bukanlah pemandangan yg bisa mereka temui di ibukota. Pemandangan indah yg membangkitkan suasana romantis.
***
Jin Kang yg begitu girang karena akhirnya ia datang ke tempat yg sangat ia idam-idamkan itu. Jin Kang pun berlari ke tepi danau dan memainkan airnya seperti anak kecil. Hoseok pun tersenyum melihat tingkah Jin Kang yg seperti anak kecil.
"Hoseok kesini!" ajak Jin Kang seraya melambaikan tangannya
Hoseok pun menghampirinya. Begitu Hoseok berdiri di sampingnya, Jin Kang pun melemparkan air padanya dengan kedua tangannya yg gemulai lalu tersenyum dengan manis.
Hoseok tertawa kecil lalu membalas menciptakan air kepada Jin Kang. Mereka pun bermain air layaknya anak kecil. Tertawa dengan riang seraya menatap satu sama lain.
***
"Kenapa kau sangat ingin ke sini?" tanya Hoseok seraya menatap refleksi diri mereka yg terpantul dari air jernih itu.
"Sejak aku kecil Ibuku selalu menceritakan legenda danau ini. Ibu bilang danau ini adalah saksi pertemuan sang raja dan ratu. Ibu juga bilang jika kita berada di danau ini dan memohon maka kita akan mendapatkan cinta dari seseorang seperti yg diberikan raja kepada ratu. Aku menginginkan cinta itu..." ucap Jin Kang dengan wajah serius lalu tersenyum tipis diakhir kalimatnya
"Bukankah kau sudah mendapatkannya..." ujar Hoseok dengan nada datar dan dalam
"Ya, itu sih..." ucap Jin Kang seraya berdiri dan mulai berjalan kecil dengan wajah yg menyiratkan seakan ia berpikir harus mengatakan apa
KYAAA! Pekik Jin Kang saat kakinya menapaki batu yg licin dan membuat ia kehilangan keseimbangan. Tubuhnya pun setengah melayang dan bersiap untuk jatuh. Hoseok yg melihat itu dengan sigap menarik tangan Jin Kang hingga gadis itu berada di dalam dekapannya.
Sejenak mereka terdiam. Tadi itu melegakan, tapi posisi mereka sekarang membuat suasana diantara mereka menjadi canggung. Napas yg perlahan memiliki ritme yg sama dan detak jantung mereka yg beriringan. Mata mereka yg saling menatap mulai bergetar karena merasa canggung.
"Makanya hati-hati, dasar ceroboh..." ucap Hoseok mencoba mencairkan suasana dan sedikit mencubit pipi Jin Kang.
Jin Kang pun berteriak, kesakitan hingga Hoseok melepaskannya. Melihat Hoseok tertawa sembari menatapnya, Jin Kang menundukkan kepalanya dengan wajah tersipu malu ketika Hoseok melepaskannya dari pelukannya.
"Kau tidak berubah sama sekali. Selalu saja ceroboh dan membuatku khawatir. Bagaimana kalau aku tidak ada?" ujar Hoseok
"Itulah kenapa aku sangat beruntung memiliki teman sepertimu yg selalu menjagaku." ucap Jin Kang seraya tersenyum manis begitu pun Hoseok yg tersenyum mendengarnya
***
Hoseok dan Jin Kang pun berjalan di jembatan. Melihat tali sepatu Jin Kang yg terlepas. Hoseok pun membungkuk dan mengikatkannya. Begitulah Hoseok memberikan perhatian yg ia atas namakan sebagai persahabatan.
"Jin Kang! Hoseok!" Suara panggilan itu menarik perhatian mereka.
Jantung mereka berdegup kencang begitu melihat dosen pembimbing sudah berdiri di seberang jalan dengan wajah masam. Mereka berdua tau mereka akan mendapat masalah besar dan akan mendengar Omelan dari Dosen mereka yg terkenal cerewet.
***
Kini Jin Kang dan Hoseok harus pasrah mendengarkan Omelan dosen pembimbing yg panjang x lebar itu seraya menahan pegal dari tangan mereka yg menjulang ke atas.
Sesekali Hoseok melirik ke arah Jin Kang yg terlihat lelah. Mungkin Jin Kang sudah tidak kuat menahan pegal di kedua tangannya hingga tangannya mulai membengkok.
Melihat itu Hoseok pun memegang tangan kiri Jin Kang dengan tangan kanannya dan menopang agar tangannya tidak jatuh. Hosek tidak ingin Jin Kang mendapat hukuman lebih karena menurunkan tangannya. Jin Kang pun menatap Hoseok seakan berterima kasih lalu mereka tersenyum saat mata mereka bertemu.
***
Setelah mendengar Omelan selama 1 jam lebih. Jin Kang dan Hoseok dihukum untuk membersihkan toilet di malam hari. Bukannya menjalani hukuman dengan berat hati. Jin Kang dan Hoseok malah menjalaninya dengan penuh suka cita. Itu karena mereka menjalani hukuman seperti sedang bermain saja. Ya, seperti 2 sahabat konyol.
Mereka bernyanyi dan menari sembari memegang sikat layaknya sedang melakukan konser pribadi. Seperti itulah mereka saat bersama, melakukan berbagai hal konyol bersama dan mengubah hukuman menjadi sesuatu yg menyenangkan.
***
Setelah selesai membersihkan toilet mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing. Hoseok pun tiba di kamarnya setelah membersihkan toilet. Di sana 2 orang sahabatnya sudah berbaring meski belum tertidur.
"Bagaimana hukumannya? Menyenangkan?" goda salah seorang temannya
"Pasti senang dong, apalagi sama Jin Kang." sambung yg lain
"Apaan sih!" ucap Hoseok mencoba mengabaikan godaan kedua sahabatnya itu dan berbaring
"Alah, jangan pura-pura lagi! Semua orang juga tahu kalau kau menyukai Jin Kang." Ucap salah satu sahabatnya itu dan membuat Hoseok salah tingkah.
"Apa? Memangnya sejelas itu?" tanya Hoseok sedikit panik.
"Tentu saja, kelihatan dari perhatianmu itu." jawab temannya
Ya itu benar, Hoseok menunjukan perhatiannya dengan sangat jelas hingga siapa pun bisa tahu jika dia menyukai Jin Kang. Hanya saja orang yg dicintainya malah tidak menyadarinya sama sekali dan tetap berpikir semua perhatian itu hanya sebatas perhatian seorang sahabat dekat. Dan Hoseok juga tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yg sebenarnya.
"Lagian mau sampai kapan kau seperti ini? Kenapa tidak kamu katakan kepada Jin Kang perasaanmu sebenarnya." ucap yg lain.
"Ini sudah cukup. Aku tidak mau menghancurkan apa pun diantara kami." ucap Hoseok
"Cukup apanya. Jangan mencoba menipu dirimu sendiri. Tidak ada yg namanya cukup cuma sebatas teman. Laki-laki dan perempuan itu tidak bisa hanya sebatas teman." ujar salah satu sahabatnya membuat Hoseok menghabiskan malam itu dengan berpikir.
Hoseok juga tahu bahwa selama ini dia telah berbohong pada dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa status sebagai teman sudah cukup untuknya. Karena sesungguhnya jauh di lubuk hatinya, Hoseok selalu ingin menjadi orang yg dirindukan oleh Jin Kang. Seseorang yg bisa dengan bangga mengatakan cintanya dan memegang tangan Jin Kang sebagai seorang kekasih. Tapi dia tidak pernah memiliki keberanian untuk mengambil langkah pertama dan mewujudkan harapannya itu.
***
Hari kembali berlalu. Hari ini adalah hari terakhir karya wisata. Sebelum pulang mereka singgah terlebih dahulu di pantai.
Mereka semua bermain dengan gembira di pinggiran pantai kecuali satu orang. Dia adalah Hoseok yg saat ini tengah berdiri seraya menatap Jin Kang yg sedang bermain air.
Meski dia melihat tapi sebenarnya pikirannya telah pergi jauh. Sejak perbincangannya bersama sahabatnya malam itu, dia tak bisa berhenti berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri. Benarkah semua ini cukup untuknya?.
***
Disisi lain Jin Kang yg sedang bermain air itu tidak sengaja melihat Hoseok yg termenung. Jin Kang terus melambaikan tangannya untuk mengajak sahabatnya itu, tapi Hoseok tidak memerhatikan.
Dengan pikiran jahilnya Jin Kang mengendap-endap mendekati Hoseok dari belakang. Lalu ia mendorongnya dengan kuat hingga Hoseok tercebur ke air.
Jin Kang pun tertawa melihat reaksi Hoseok yg lucu baginya. Melihat Jin Kang tertawa seperti itu membuat Hoseok ikut tertawa. Lalu Hoseok pun menarik Jin Kang hingga akhirnya Jin Kang ikut tercebur. Lagi dan lagi, mereka terus bermain hingga hari menjelang sore.
Dosen pembimbing pun memanggil-manggil mereka menandakan mereka akan segera pulang.
Bahkan di dalam perjalanan pulang pun Hoseok kembali termenung. Matanya memandang wajah cantik Jin Kang yg sedang tertidur di bahunya.
*Hoseok POV*
Kau begitu polos dan cantik. Apakah akan cukup bagiku jika hanya menjadi sahabatmu? Benarkah semua itu cukup?. Aku sangat mencintaimu, aku ingin menjagamu. Apakah aku harus menahan semua itu? Aku tidak tahu ... Aku hanya tahu kalau aku mencintaimu.
*Author POV*
Bus pun berhenti di depan kampus. Satu per satu para Mahasiswa turun dari bus mereka. Jin Kang masih juga tertidur lelap. Hoseok yg tidak tega, membiarkan Jin Kang untuk tidur sedikit lebih lama hingga kondisi bus cukup sepi.
Dengan lembut ia membangunkan Jin Kang hingga gadis itu terbangun dari tidurnya.
"Sudah sepi..." ujar Jin Kang seraya melihat sekeliling
"Semua sudah pada turun..." jawab Hoseok.
"Kenapa tidak membangunkan ku?" tanya Jin Kang sedikit memelas
"Kau tidur begitu lelap, aku tidak tega..." jawab Hoseok dengan lembut
"Maaf, bahumu pasti pegal sekali. Aku tidur cukup lama..." ucap Jin Kang
"Ya, kepalamu berat sekali rasanya bahuku mau patah.." ucap Hoseok sedikit bercanda
"Ini karena otakku besar! Dasar otak udang!" balas Jin Kang
Mereka pun turun dari bus dan berkumpul bersama para Mahasiswa lain.
Setelah panduan terakhir dari dosen pembimbing mereka pun diperbolehkan untuk pulang.
"Aku akan mengantarmu..." ucap Hoseok
"Ehm, sepertinya tidak perlu..." ucap Jin Kang seraya tersenyum tipis dan melirik seorang pria yg sudah berdiri tak jauh dari mereka.
Jin Kang pun berlari meninggalkan Hoseok dan menghampiri seorang pria di depan kampus yg sudah berdiri di samping mobil. Laki-laki itu adalah pria yg lebih sangat beruntung dan selalu membuat iri Hoseok karena dia adalah seseorang yg memiliki hati Jin Kang. Ya, seorang kekasih yg sangat dicintai oleh Jin Kang.
Jin Kang tersenyum begitu cerianya dan memeluk pria itu dengan mesra sedangkan Hoseok hanya bisa melihat itu. Hatinya terluka, berjuta luka yg ia pendam di dalamnya. Tapi tetap, ia tersenyum tanpa beban saat Jin Kang menoleh kepadanya dan melambaikan tangannya.
"Benar, aku memang harus cukup hanya dengan menjadi sahabat. Benar, itu saja cukup." benak Hoseok
'Terkadang diam dan memendam rasa meski terluka itu lebih baik dari pada mengungkapkannya dan merusak semua yg sudah ada. Karena tidak semua cinta bisa memiliki. Terkadang cinta berarti pengorbanan'

หนังสือแสดงความคิดเห็น (220)

  • avatar
    Ubay Dilah

    sangat cocok

    11h

      0
  • avatar
    NurSuryani

    bagus

    9d

      0
  • avatar
    WawaAZWA

    Best

    20d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด