logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Who Are You

"jangan khawatir,aku akan melindungi mu"ucap Jungkook menenangkan Chaeyoung dengan menatap matanya
Perkelahian pun tak terelakkan. Pukulan demi pukulan telah Jungkook layangkan tapi anehnya, tak satu pun dari pukulan itu berkesan bagi kedua laki-laki itu. Mereka malah terus maju dan menyerang tanpa lelah sedikitpun.
Jungkook mulai terdesak, setiap pukulannya tak berarti sama sekali, malah dia yg merasa lelah dan menerima pukulan. Darah pun mengalir dari sudut bibirnya dan dari pelipisnya yg pecah ketika dua pukulan mendarat di wajahnya. Tubuh Jungkook pun mulai membungkuk kelelahan, namun dia tak menyerah menahan tubuhnya yg akan roboh.
"Apa ini? Kenapa mereka kuat sekali..."benak Jungkook
"kepala, incar kepala mereka"ucap Chaeyoung berteriak memberi Jungkook petunjuk.
Mendengar itu, Jungkook pun mulai menghindari serangan dan satu per satu. Meski terasa ada yg aneh bagaimana Chaeyoung memberi arahan kepadanya, tapi Jungkook menuruti arahannya dan memukul kepala kedua laki-laki itu. Dan anehnya kedua laki-laki itu langsung jatuh pingsan saat Jungkook memukul kepala mereka.
Jungkook menghela pun nafas lega lalu perlahan berbalik dan berjalan menghampiri Chaeyoung. Dengan wajah yg berantakan, Jungkook tersenyum lalu memegang tangan Chaeyoung seakan mengatakan bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Dia terlihat sangat lega telah berhasil menyelamatkan Chaeyoung dari niat jahat kedua lelaki bejat itu.
"sudah selesai, ayo ku antar kau pulang"ucap Jungkook disambut anggukan kepala dari Chaeyoung
BUUKKK...tiba-tiba saja Jungkook terpental saat akan melangkah. Kejadian itu begitu tiba-tiba hingga Chaeyoung tersentak kaget. Chaeyoung begitu lengah karena terpana pada Jungkook hingga dia tidak menyadari kehadiran Jimin yg berlari kencang dan langsung memukul Jungkook dengan tinju apinya.
Jungkook pun mengerang kesakitan ketika symbol api muncul di lehernya. Jungkook mulai kejang-kejang saat api muncul dan masuk kedalam tubuhnya. Organ-organ dalamnya mulai terbakar dan hangus perlahan
"Rasakan itu.."ucap Jimin yg telah salah paham terhadap Jungkook. kata-kata itupun memancing amarah Chaeyoung hingga dia melayangkan tatapan tajamnya kepada pria yg kini ada di hadapannya
"Kakak!!"bentaknya kepada Jimin yg datang secara tiba-tiba dan memukul Jungkook dengan tinju apinya
"Apa?! Kenapa kau marah kepada ku?!"ucap Jimin
"Apa? Kak, kenapa kau memukulnya?!" Tanya Chaeyoung dengan nada kesal.
"karena dia akan macam-macam padamu, apa lagi? Aku hanya tidak ingin kau terluka.."ucap Jimin
"macam-macam apanya! Justru dia yg telah menyelamatkan ku.."ucap Chaeyoung
"oh.."ucap Jimin tak peduli bahkan dia menatap Jungkook yg sedang kesakitan dengan tatapan dingin tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"oh?! Kak, kau itu sudah salah! Kau ini keterlaluan."ucap Chaeyoung kesal
Chaeyoung lalu mendekati Jungkook yg terkapar. Ditaruhnya Jungkook ke pangkuannya. Chaeyoung melepas sarung tangan di tangan kirinya hingga symbol cahaya di punggung tangannya terlihat. Diusapnya kepala Jungkook dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang tangan Jungkook.
Chaeyoung pun memejamkan matanya, perlahan cahaya pun mengitari tubuhnya lalu mengalir dan menyerap api dari tubuh Jungkook. Secara ajaib, semua luka Jungkook sembuh total tak berbekas, tak ada bekas luka sedikitpun seakan tidak ada yg terjadi.
"ayo pulang, lagi pula dia akan bangun tanpa mengingat apa pun"ucap Jimin dengan dinginnya.
Chaeyoung pun menganggukan kepalanya lalu memakai kembali sarung tangannya. Jimin lalu merangkul tubuh adiknya itu dan hanya dalam sekejap mereka telah pergi.
**
Di sebuah istana kegelapan, Yoongi tengah duduk di singgasananya menunggu sang abdi. Tap Tap..suara langkah kaki itu menggema di dinding istana yg dingin. Suara rintihan tangis dan auman mengerikan dari penghuni istana iblis yg mengerikan pun mengiringinya.
Dia datang dengan langkah pasti, mengenakan jubah hitam dan tudung yg menutupi kepalanya. Bahkan kegelapan pun menutupi wajahnya.
"Salam hamba, Tuanku"ucapnya dengan berlutut di hadapan Yoongi
Senyuman iblispun terlukis di wajah Yoongi melihat abdi setianya memberi hormat
"berdirilah! Sekarang, bagaimana perkembangan dari pedang-pedang kita?"tanya Yoongi
"Tuanku, seperti pedang yg semakin kuat setelah ditempa, mereka menjadi semakin kuat. Kita hanya perlu memberi mereka beberapa ujian lagi dan tahap terakhir akan bisa kita lakukan..."ucap Abdi setia itu
"Bagus, terus lanjutkan dan mainkan boneka-boneka kita.."ucap Yoongi dengan sinar mata penuh kelicikan
***
Malam menjadi begitu dingin, udara yg berhembus kencang pun membuka jendela yg tertutup dan membuat suhu kamar semakin dingin. Meski begitu, Hana yg sedang tertidur terus saja berkeringat. Tangannya erat mencengkram selimut. Kepalanya terus bergerak ke kiri dan ke kanan karena gelisah.
Begitu gelisah dan takutnya Hana hingga keringat membasahi tubuhnya. Di dalam mimpinya, dia berdiri di tengah-tengah kota yg sepi. Kota yg sepi, suram dan terbengkalai. Langit sangatlah gelap gulita. Hana melihat ke seluruh penjuru. Rasa takutnya semakin besar.
Di dalam kegelapan itu, dengan asap mengepul mengawali kehadirannya. Dengan bunyi gemerincing rantai yg mengikat seluruh tubuhnya.
"Sayang.!"pekik Hana sembari berlari dan memeluk suaminya
Ya, Taehyung kini berada di hadapannya. Kerinduan yg ia simpan selama bertahun-tahun ia limpahkan bersama air matanya di dalam pelukan Taehyung. Dengan kedua tangannya Taehyung menghapus air mata yg membasahi pipi wanita yg sangat dia cintai.
"Aku merindukanmu..kau kemana saja? Kenapa kau tidak cepat kembali? Aku serasa mati menunggu mu.."ucap Hana mengeratkan pelukannya
"aku selalu disini..di dalam hati mu, memerhatikan mu dan memeluk mu ketika anak-anak kita memeluk mu. Jangan pernah merasa sendirian karena aku akan selalu ada dimanapun kau berada"ucap Taehyung sembari mengusap punggung Hana
"Kapankah jarak ini terhapus? Kapan waktu dan ruang tidak lagi menjadi penghalang kita? Sayang aku tidak membutuhkan hal lainnya, aku hanya ingin bisa bersama mu"ucap Hana
"tidak lama..saat itu akan segera tiba. Sayang sudah saatnya, anak kita harus tahu siapa mereka sebenarnya"ucap Taehyung
Hana menatap mata Taehyung dengan dalam dan dalam sekejap matanya terbuka, mimpi itu telah berakhir. Meninggalkannya kembali dalam kesendirian.
Pagi kembali menyambut, bersama kicauan burung dan embun pagi yg menempel di dedaunan. Chaeyoung membuka matanya dan merentangkan kedua tangannya. Chaeyoung mengawali harinya dengan senyuman manis
"Mama, selamat pagi"ucap Chaeyoung sembari memeluk ibunya yg sedang menata makanan di atas meja dari belakang
"ada apa? Putri Mama sepertinya sedang senang sekali..apa itu? Apa yg membuat mu sebahagia ini,ehm?"ucap Hana sembari mengusap tangan putrinya yg kini melingkar di pinggangnya
"musim semi..sekarang sudah musim semi"ucap Chaeyoung dengan senyum manisnya
"apa maksud mu? Bukankah musim semi baru saja berakhir?"ucap Hana yg tidak peka
Chaeyoung pun melepaskan pelukannya begitu kakaknya datang. Keluarga itu tengah asyik menyantap makanan mereka, sangat menikmati hingga hampir tidak berbicara sama sekali.
"ehm, bukankah kalian libur hari ini, bagaimana kalau membantu mama di toko?"tanya Hana
" aku tidak bisa, aku harus ke toko buku untuk membeli novel misteri lagi karena semua novel ku sudah selesai ku baca.."ucap Jimin dengan memasang wajah datar
"sebenarnya aku ada osis nanti siang. Ehm, tidak apa-apa..nanti aku akan izin"ucap Chaeyoung sembari tersenyum kepada ibunya
***
Di sebuah rumah yg megah tepatnya di kamar seorang tuan muda yg di hiasi alat-alat music dan poster-poster band terkenal. Seorang laki-laki tengah asyik memainkan game dengan memasang wajah serius. Tiba-tiba saja sebuah chat masuk menghentikan kesenangannya
"hi, hero"
Jungkook merasa heran membaca pesan itu, dahinya pun mengkerut ketika dia berpikir keras mencoba untuk menebak orang yg mengirim pesan itu
"jangan terlalu banyak berpikir...kau terlihat tua dengan kerutan di dahi mu itu.." Sekali lagi pesan misterius dia terima.
“ Apa-apaan ini, dia disini atau apa? Apa ada kamera tersembunyi?"benak Jungkook
"ini aku, Chaeyoung. kau mau menemuiku?" Kali ini pesan itu membuat senyum Jungkook merekah.
Pesan itu tiba-tiba membuat jantungnya berhenti berdetak. Senyumnya pun merekah memperlihatkan gigi kelincinya. Hanya karena Chaeyoung mengirim pesan kepadanya.
"kau dimana?" Balas Jungkook
" Aku di restoran keluarga cheonsa..kau mau datang?" balas Chaeyoung mengajak Jungkook untuk bertemu.
"tentu saja! Aku akan datang 30 menit lagi.." balas Jungkook.
Jungkook pun buru-buru membuka lemari dan memilih pakaian terbaiknya. Jungkook. Begitu bersemangat hingga dia bergegas memilih baju kemudian segera berangkat dan menyetir mobil sendiri.
Senyum pun merekah di wajah Chaeyoung yg sedang membantu ibunya membuka restoran. Chaeyoung sangat senang hingga dia tidak bisa berhenti tersenyum. Melihat Putrinya yg sangat bahagia membuat Hana penasaran. Dia pun menghampiri Chaeyoung lalu bertanya.
"apa yg membuat mu tersenyum begitu? Apa kau sedang jatuh cinta?"tanya Hana
"cinta? Ehm, Ma.apa aku boleh jatuh cinta?"tanya Chaeyoung
"Apa? Tentu saja! Kenapa kau tidak boleh?!"ucap Hana
"tapi, Mama tahu sendiri, aku dan Kakak. Kami berbeda dari orang lain, apa orang lain akan bisa menerima ku?"ucap Chaeyoung membuat Hana terdiam "sama seperti Kak Jimin, aku juga mungkin, adalah bencana.."lanjutnya
"apa yg kau katakan?! Kalian bukanlah bencana, tapi anugerah! Kekuatan kalian ini, pasti ada alasan kenapa kalian memilikinya.."ucap Hana sembari memegang tangan anaknya itu
"tapi apa?! Jika ada alasannya, apakah untuk membunuh? Sama seperti 12 tahun yg lalu, apakah kami akan membakar habis seisi kota ini?!"ucap Chaeyoung dan segera Hana menghentikan putrinya melanjutkan kalimatnya dengan jari telunjuknya
"jangan lanjutkan lagi, kalian adalah penyelamat bukan penghancur. Chaeyoung, sebenarnya, ayah kalian adalah malaikat. Mungkin ini terdengar tidak masuk akal, tapi inilah kenyataannya. Ayah kalian adalah malaikat yg telah menyelamatkan nyawa Mama"ucap Hana dan mulai menceritakan masa lalunya.
***
Di tempat yg dipenuhi buku-buku yang tertata rapi di rak yang berdiri berjajaran, Jiyoon mengintip dari celah buku-buku, memperhatikan seorang laki-laki yg tengah duduk membaca. Sebaris senyum terlukis di wajahnya melihat keseriusan laki-laki itu saat membaca novel misteri kesukaannya.
"berhentilah mengintip seperti itu, duduk saja di sampingku. jangan mengganggu pandangan ku"ucap Jimin tanpa menoleh namun menyadari kehadiran Jiyoon yg diam-diam memperhatikannya.
Dengan senyum yg menggulum Jiyoon perlahan melangkah maju lalu duduk di samping Jimin. Matanya menatap laki-laki pujaannya itu tiada henti. Matanya yg berbinar memancarkan rasa kagum yg amat besar.
Dalam benak dan khayalnya Jimin yg dingin itu membiarkan kepalanya menyandar di bahu lebar laki-laki itu. Dengan angin segar yg berhembus dan bunga-bunga cherry yg jatuh berguguran, begitu indah dan romantis. Namun tiba-tiba saja Jimin berdiri seolah dia merasakan sesuatu.
"Chaeyoung!"ucap Jimin tiba-tiba sembari berdiri dengan raut wajah cemas
"ada apa, Jimin?"tanya Jiyoon
"sesuatu, sesuatu akan terjadi. Chaeyoung, aku harus pergi"ucap Jimin hendak pergi namun Jiyoon menahannya
"aku ikut"ucap Jiyoon sembari menatap mata Jimin
"Tidak, tunggu saja disini. Aku akan kembali, jaga saja buku ku"ucap Jimin melepas tangan Jiyoon yg menahannya lalu pergi
Jiyoon pun hanya bisa duduk dan menunggu, dia sedikit kecewa Jimin meninggalkannya begitu saja tapi dia juga tak berani untuk menahan Jimin apalagi menahannya ketika Jimin terlihat begitu cemas.
***
Berdiri di antara orang-orang yg lalu lalang, mata mereka saling memandang meski bersebrangan. Senyum terlukis di wajah kedua muda-mudi ini, entah kenapa suasana terasa begitu berbeda, begitu manis dan harum. Chaeyoung dan Jungkook begitu bahagia meski mereka belum mengatakan apa-apa tapi jelas mereka telah merasakan hal yg sama.
Chaeyoung pun mulai melangkah maju menghampiri Jungkook tanpa memerhatikan apa pun. Bahkan dia tidak menyadari saat ini sebuah mobil tengah melaju kencang ke arahnya
"Chaeyoung!!"pekik Jungkook dengan tatapan cemas membuat Chaeyoung cemas dan perlahan mengalihkan pandangannya ke sampingnya
Kakinya hanya bisa gemetar, air matanya mengalir pasrah menatap Jungkook di seberang jalan. Sebuah mobil yg melaju dengan kecepatan tinggi sedang meluncur ke arah Chaeyoung yg sedang menyebrang. Begitu cepat hingga ketakutan menguasi Chaeyoung hingga kakinya tak bertenaga dan jatuh terduduk pasrah.
TIIIIIIIIIIIITT...SREEEEETTT...BRUUUUUKK
Jalanan macet seketika, asap mengepul di udara dari 2 mobil yg bertabrakan, darahpun menghiasi kaca mobil. Jungkook pun segera mendekati mobil itu untuk melihat keadaan Chaeyoung. Dia sangat khawatir hingga sulit baginya untuk bernapas. Ketakutan memenuhi hati dan pikirannya hingga dadanya terasa sesak. Namun saat dia mendekat, dia melihat sesuatu yg sangat sulit untuk dipercaya.
Mata Jungkook hanya bisa membulat kaget dan lega bersamaan saat melihat Chaeyoung yg tak terluka sedikit pun karena Jimin memeluknya dan menahan mobil yg hampir menabrak Chaeyoung dengan tangan kirinya.
"K-kakak.."ucap Chaeyoung
"Kau tidak apa-apa? Syukurlah.."ucap Jimin
Mata Jungkook terbelalak hebat kakinya pun gemetar sambil mundur beberapa langkah. Ketakutan hebat pun terpancar di matanya saat ia melihat pintu mobil yg rusak hanya karena disentuh Jimin
"Kalian, sebenarnya siapa? Bagaimana bisa...kenapa bisa seperti ini? Kalian ini siapa?"benak Jungkook

หนังสือแสดงความคิดเห็น (387)

  • avatar
    Bang Engky

    ok.....

    1d

      0
  • avatar
    Budi Mahesa

    good

    12d

      0
  • avatar
    Arjuna Putra

    baik sangat

    12d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด