logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Mimpi Buruk

Di sebuah desa yg dikelilingi api yg membara 2 orang anak, laki-laki dan perempuan berdiri di tengah-tengah kobaran api. Usia mereka berkisar 5 tahunan. Si anak laki-laki berdiri dengan tenang memunggungi anak perempuan. Sedangkan anak perempuan itu menatap sekelilingnya dengan rasa cemas terpancar di matanya. Dia perlahan menarik-narik baju anak laki-laki di depannya. Matanya sangat memancarkan sinar ketakutan di dalamnya. Namun, anak laki-laki itu berbeda. Dia tampak begitu tenang dan tanpa ekspresi seakan tidak peduli sama sekali meski di depannya terlihat siluet orang-orang yg terbakar dan berteriak meminta tolong. Bahkan suara tangisan dan jeritan begitu riuh mencapai langit.
"Kakak.."panggilnya kepada anak laki-laki di depannya.
Perlahan anak laki-laki itu berbalik. Anak perempuan itu melepas pegangannya dan terjatuh ke tanah tanpa tenaga. Kakinya lemas gemetar,wajahnya pucat pasi menatap mata dingin anak laki-laki itu yg terselimuti api. Kobaran api itu semakin besar dan bergerak mendekat, lalu tiba-tiba melahap anak laki-laki itu di dalamnya.
TIDAKK!! Pekik Chaeyoung membangunkan dirinya dari mimpi buruk. Gadis cantik berambut panjang itu bangun dengan keringat membasahi wajahnya. Chaeyoung berusaha mengatur nafasnya yg tak karuan. Mimpi Buruk itu benar-benar menghantuinya dan membuatnya takut. Mimpi itu selalu berulang dan datang setiap malamnya seolah mengejarnya setiap kali dia terlelap.
TOK TOK TOK suara ketukan pintu terdengar.
"Chaeyong! Ada apa? Kenapa berteriak?" Tanya seorang pria dari luar. Pria itu adalah Park Jimin saudara kembarnya
Chaeyoung pun membuka pintu menyapa kembarannya dengan penampilan yg masih berantakan
"Ada apa? Kau mimpi buruk lagi?"Tanya Jimin dan Chaeyoung menganggukkan kepalanya
Jimin menghela nafas lalu memeluk dan mengusap kepala adik kembarnya itu. Jimin tau bahwa mimpi itu terus saja menghantui adik kembarnya itu dari dia masih kecil dan Chaeyoung sangat tersiksa karenanya.
"Sekarang kita sudah berumur 17 tahun dan kau masih mimpi buruk itu lagi? Jangan terlalu khawatir" ucap Jimin melepas pelukannya dan menatap dalam mata Chaeyoung
"Entahlah, aku tidak mengerti kenapa mimpi itu terus saja mendatangiku. Tapi Kakak, kenapa kau berbeda sekali antara di rumah dan di sekolah?"ucap Chaeyoung seraya menatap Jimin heran karena sangat misteri baginya kenapa kakaknya yg sangat perhatian di rumah menjadi sosok yg sangat dingin di sekolah bahkan membuat semua orang enggan untuk mendekatinya.
"Karena aku tidak ingin bergaul dengan makhluk rendahan seperti manusia"ucap Jimin dingin
"tapi, Kak"ucap Chaeyong terhenti karena suara Ibu mereka, Hana yg memanggil mereka dari lantai bawah.
"Chaeyoung! Jimin! Cepat bersiap ke sekolah,nanti terlambat!"ucap Hana dari lantai bawah
"sebaiknya kita jangan berdebat lagi. Cepatlah mandi, aku akan menunggumu di bawah"ucap Jimin lalu pergi
Sementara itu di lantai bawah Hana yg sekarang menjadi ibu dari 2 anak itu sedang menata makanan di atas meja makan, hidangan sup sayur bening, dan telur dadar menjadi menu lauk sarapan sederhana mereka.
"Pagi Jimin!"sapa Hana kepada putranya saat Jimin turun menghampirinya
"pagi Ma !"ucap Jimin lalu duduk di salah satu kursi
"mana Chaeyoung?! Apa dia belum bangun?"Tanya Hana
"sudah, dia sebentar lagi turun"ucap Jimin
Benar saja, baru saja Jimin mengatakannya. Gadis itu telah turun dan duduk di samping Jimin
"cepat sekali, tidak madi ya?!"bisik Jimin menggoda adik kembarnya
"enak saja! Tentu saja mandi, aku tidak jorok seperti Kakak yg keramas 1 bulan sekali"bisik Chaeyoung disertai tatapan tajam kepada Kakaknya itu
"sudah,sudah, cepat makan,nanti telat!"ucap Hana melerai pertikaian kecil kedua anaknya
"oh ya, jangan lupa mengenakan sarung tangan kalian. Jangan sampai tanda lahir kalian terlihat"ucap Hana
" Iya, Ma!"jawab Chaeyoung dengan senyum tipis
"kami sudah melakukannya sejak kecil, bagaimana bisa lupa"ucap Jimin ketus
Ya, Jimin dan Chaeyoung lahir dengan tanda lahir yg unik. Jimin dengan tanda lahir simbol api di punggung tangan kanannya dan Chaeyoung dengan tanda cahaya di punggung tangan kirinya. Keduanya selalu menggunakan sarung tangan yg sama karena memang itu sepasang.
***
Jauh di dasar tanah yg gelap. Di sebuah istana yg tak dihampiri setitik cahayapun. Di dalam istana itu, di bunker bawah tanah seorang pria terkurung dengan tangan dan kaki diikat membentang. Rambutnya panjang keriting tak terurus, kulitnya putih tertutup debu dan keringat. Darah pun membeku dan membekas di kedua sudut bibirnya, begitupun dengan punggungnya yg memerah penuh bekas cambukan. Begitulah kondisi Taehyung yg mendapatkan siksaan di tahanan istana iblis.
TAP..TAP..TAP... Suara langkah kaki itu terdengar dari kegelapan. Taehyung membuka matanya yg berat karena bengkak. Menatap seseorang yg datang dari kegelapan
" Halo rival" ucap Yoongi dengan senyum liciknya menatap Taehyung dengan tatapan puas
"kau tahu, aku sangat senang hari ini, aku sudah menemukan anak-anakmu. Dan aku sudah mengutus utusanku di dekat mereka"ucap Yoongi memancing emosi Taehyung
"Hei! Jangan berani menyentuh mereka! Apa kalian para iblis sepengecut ini?! Bermain siasat licik terhadap anak kecil yg tidak tahu apa-apa?!"ucap Taehyung dengan emosi meluap
"pengecut? Jika kami pengecut,bagaimana dengan manusia yg selalu kalian lindungi?! Kami berpegang teguh dengan prinsip dan tujuan kami! Kami tidak pernah melukai sesama kami tapi manusia, mereka bahkan bisa menenggelamkan wanita hamil untuk bertahan hidup. Mereka juga saling membunuh meski itu saudara, ayah, ibu, bahkan anak mereka sendiri. Manusia adalah makhluk paling bodoh, hina dan serakah"ucap Yoongi
" tapi mereka memiliki cinta dan kasih sayang, dengan itu walau sesulit apapun masalah yg mereka hadapi, mereka bisa mengatasinya bersama-sama. Mereka adalah ciptaan yg unik dan istimewa, kenapa kau terus berusaha menciptakan takdir buruk di kehidupan mereka?!" ucap Taehyung
"takdir buruk? Huh! Apa kau lupa kau sendiri yg menyebabkan takdir buruk bagi anak-anakmu?! Hukum alam menempatkan kita semua berada di dunia berbeda. 17 tahun yg lalu, seorang gadis ditakdirkan untuk mati terjatuh ke dalam jurang, tapi kau! Kim Taehyung, seorang malaikat yg di tugaskan untuk mencabut nyawa Park Hana. Kau malah menyelamatkannya dan melanggar hukum alam. Lalu, kau malah menikahi gadis itu dan memiliki anak yg akan membantu kami. Kenyataannya, anak yg lahir dari hubungan terlarang sudah ditakdirkan untuk menjadi penghancur dunia ini"ucap Yoongi
"kau yg menyebabkan ini dan aku hanya mengarahkannya"lanjut Yoongi
Jimin dan Chaeyoung berjalan menyusuri koridor yg ramai menuju kelas mereka. Koridor itu di penuhi gelak tawa dari para siswa dan siswi yg bercanda ria disana. Namun, semua itu sirna ketika mereka melihat Jimin dan Chaeyoung. Satu per satu dari mereka menepi. Ada yg memiliki rasa kagum di tatapannya, ada yg takut dan ada yg iri. Diantara semua orang itu ada seorang siswa laki-laki yg terpaku di tengah koridor dengan kepala menunduk. Jimin dan Chaeyoung pun menghentikan langkah mereka.
"apa ini, kau mau apa? Kim Jong In"ucap Jimin dengan wajah datar
"Apaan sih? Ada apa dengannya?"ucap Chaeyoung bingung. Sesekali matanya mengedip karena merasa aneh akan sikap Kim Jong In
Perlahan Jong In mengangkat kepalanya dan menatap Jimin. Tatapannya tajam namun kosong. Ada kebencian sekaligus kehampaan di dalamnya.
"Hoi! Jiminie, ayo kita bertarung disini"ucap Jong In dengan suara datar dan berat
"Ah, buang waktu saja..."gumam Jimin lalu mulai melangkah maju
BUKK!! Sebuah pukulan mendarat di wajah Jimin dengan tiba-tiba. Jimin mengangkat kepalanya dengan perasaan yg geram. Tatapannya yg dingin berubah total menjadi sangat tajam. Tatapan mengerikan yg tidak pernah ia tunjukan.
"Chaeyoung, .Jong In sangat aneh hari ini.."ucap seorang gadis yg mendekati Chaeyoung
Gadis manis yg mengenakan papan nama bertuliskan Min Jiyoon itu memeluk tangan Chaeyong karena takut akan pria di depannya.
"Apa maksud mu? Kenapa Jong In tiba-tiba menjadi berbeda seperti ini?" tanya Chaeyong
"aku juga tidak tahu, dari tadi dia meracau tentang akan mengalahkan Jimin dan memancing monster untuk membuka topengnya. Dia terus saja mengatakan hal-hal tidak jelas.."ucap Jiyoon
"Apa?"ucap Chaeyoung bingung
Chaeyoung memandang kakaknya, ia menyadari adanya lonjakan energi dari kemarahan sang kakaknya. Jimin memandang Jong In dengan tatapan tajam, tangannya mengepal dan darahnya mendidih karena api kemarahan. Jong In mulai menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencoba mencari sumber dari hawa panas yg ia rasakan. Asap-asap tipis mulai keluar dari tubuh Jong In
"gawat"gumam Chaeyoung dengan segera menghadap sang kakak lalu memeluknya.
Tangan kanannya melingkar dan mengusap tengkuk Jimin, sedang tangan kirinya memegang tangan kanan sang kakak. Tangan Jimin yg mengepal perlahan membuka, matanya yg tajam berangsur melemah. Jong In yg melihat kesempatan langsung maju dan mengayunkan pukulannya tapi Chaeyoung dengan sigap menahannya.
Mata Chaeyong menatap mata Jong In yg kosong. Mereka saling menatap untuk waktu yg lama dan BUKK..pukulan keras dari ayunan tongkat bisbol mendarat tepat di kepala Jong In dari belakang. Perlahan Jong In memutar kepalanya ke belakang lalu pingsan.
Chaeyoung dan Jimin pun menatap pria yg dengan santainya berdiri dan tersenyum dengan tongkat bisbol di tangannya, laki-laki itu adalah Hoseok sahabat karib Jimin sejak SMP sekaligus Putra Direktur sekolah. Meski nakal dan suka membuat onar dan tidak ada yg berani untuk menegurnya bahkan para guru, tapi dia adalah orang yg baik dan sangat loyal kepada sahabatnya.
"Ayo ke kelas Jimin." ucap Jung Hoseok dengan senyum lebar seakan dia mengatakan kalau masalah sudah beres
"ehm, ayo!"ucap Jimin lalu menarik tangan Chaeyoung dan membawanya ke kelas
Sekilas Mata Chaeyoung melirik ke belakang pada seorang pria yg memerhatikannya di kejauhan. Seorang pria yg mengenakan berseragam baru. Laki-laki itu terlihat asing dan tak pernah dia lihat sebelumnya. Namun dalam waktu singkat laki-laki itu berhasil menarik perhatiannya. Mereka pergi begitu saja meninggalkan Jong In yg pingsan, begitupun dengan semua orang yg berada di koridor. Mereka pergi dengan mencibir pria malang itu.
"lihatlah betapa malangnya dia..."
"Apa tidak apa-apa dia dibiarkan begitu saja.."
"Tentu saja, jika kita menolongnya kita akan berurusan dengan Hoseok"
"Hoseok itu putra Direktur sekolah ini, bahkan guru saja tidak berani menentangnya.."
"dasar menyedihkan"
Ucap para siswa dan siswi yg menatap kasihan serta mengolok-olok Jong In yg terkapar tak sadarkan diri. Mereka hanya lewat begitu saja, tak berani untuk membantunya sama sekali karena takut akan menyinggung Hoseok. Pada akhirnya semua orang pun meninggalkan Jong Ini tergeletak di koridor.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (387)

  • avatar
    Bang Engky

    ok.....

    2d

      0
  • avatar
    Budi Mahesa

    good

    12d

      0
  • avatar
    Arjuna Putra

    baik sangat

    13d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด