logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Berbohong

Sampai di dalam kelasnya yang sudah terisi oleh teman-temanya Kara diberondongi berbagai pertanyaan yang sama oleh teman-temanya.
Kemana selama seminggu lalu dirinya tidak masuk sekolah?
Kara menjawab bahwa dirinya menjenguk neneknya yang sedang sakit di Los Angeles jadinya dia tidak masuk sekolah.
Ketika neneknya sudah sembuh dia akan izin pulang tapi sang nenek tak mengizinkanya pulang. Katanya masih merindukan cucu perempuan tersayangnya.
Kara terpaksa berbohong dia tak mungkin membeberkan selama seminggu lalu dirinya telah menikah. Bisa gempar nanti.
Dan Kara tak siap bila nanti dirinya dipandang rendah oleh teman-temanya karena telah menikah diusia muda. Dikira dirinya menikah karena ada insiden seperti judul-judul novel "Married by Accident".
Padahal nyatanya Kara menikah tak seperti itu. Walaupun ya kisah dirinya menikah seperti cerita-cerita novel yang pernah ia baca. Dijodohkan karena harus membantu perusahaan keluarganya agar tidak bangkrut.
Tetapi Kara tak menyesalinya, dia senang bisa membantu keluarganya. Lagipula lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya baik dan terlihat menyanyangi Kara.
Kara tau dilihat dari sorot mata suaminya bahwa suaminya itu menyayangi dirinya. Setiap kali suaminya memandang dirinya dengan sorot mata lembutnya.
Teman-teman Kara yang mendapat jawaban Kara hanya menganggukan kepalanya percaya. Kenapa mereka sampai bertanya seperti itu?
Sebab Kara adalah teman yang baik. Maupun murid laki-laki dan perempuan mereka dekat dengan Kara. Tidak ada bedanya layaknya sudah seperti keluarga.
Bukan dengan Kara saja tapi seluruh murid kelas 12. Ipa 2 selalu kompak tanpa ada team geng-gengan atau membeda-bedakan seperti kelas lain.
Kara sudah duduk tenang dibangkunya dengan membaca novel rutinitasnya sebelum bell pelajaran masuk.
Sani sahabat Kara yang kebetulan baru datang langsung duduk disebelah Kara setelah menyapanya dan memberi pertanyaan sama seperti teman-temanya tadi.
"Hai Ra, seminggu ga masuk sekolah kemana aja? Gue hubungin hp lo malah ga aktif?" tanya Sani.
Kara menoleh untuk menatap Sani. "Gue jenguk nenek gue yang sakit di LA. Sorry soal hp gue yang ga aktif memang gue jarang pegang hp disana," jawab Kara sambil meringis kecil sudah banyak berbohong hari ini.
"Pantes. Gue mau cari lo dirumah kehalang mulu sama tugas sekolah yang banyaknya luar biasa buat tahu kabar lo kenapa izin sampe seminggu," sungut Sani.
"Yang pentingkan sekarang gue udah masuk sekolah lagi."
"Hm iya juga sih."
Maaf San. Gue bohong sama lo. Nanti kalau udah waktunya gue bakal jujur sama lo batin Kara menatap Sani yang sedang mengeluarkan buku dengan pandangan bersalah.
"Terus gimana tugas-tugas lo yang ketinggalan?"
"Nanti gue pinjem buku lo deh buat nulis soalnya."
"Oke deh."
Bell pertanda masuk sekolah berbunyi. Guru masuk dan mulai mengajar pelajaran hari ini.
Kennedy Corp.
Kantor milik Gilang.
Setelah tadi mengantar istri kecilnya ke sekolah. Gilang sudah berada dikantornya melewati loby yang banyak karyawan lalu lalang untuk memulai pekerjaanya.
Gilang berjalan dengan badan tegap khas pemimpin dengan raut wajah datar dan dingin andalanya. Itupun tak menyurutkan tatapan kagum para karyawati perusahaanya.
Walaupun mereka tahu boss besar mereka sudah memiliki istri karena sebagian besar karyawan diperusahaan Kenendy Corp diundang untuk datang diacara pernikahan boss mereka.
Tetapi mereka tidak bisa mengalihkan pandangan kagum terhadap boss tampan mereka.
Gilang tak menghiraukan tatapan kagum atau bisa disebut tatapan lapar para karyawatinya dan berjalan terus menuju lift.
Ting.
Bunyi lift berdenting sampai di lantai 25. Lantai teratas. Lantai tempat Ceo perusahaan.
Gilang memasuki ruanganya. Ia dibuat heran oleh Rian sekretaris sekaligus sahabatnya duduk santai di sofa ruanganya seakan-akan ini ruangan miliknya.
"Ngapain lo di ruangan gue?" Dengan memberi tatapan tajam kepada seonggok manusia tanpa rasa bersalah yang sudah nangkring di ruangannya.
Tak ada kata formal yang diucapkan Gilang kepada Rian. Ketika mereka berkata formal hanya didepan client dan karyawan saja. Selebihnya mereka berkata non formal.
Rian ditatap tajam malahan tersenyum. "Gue bosen diruangan gue sendirian."
Gilang bergidik ngeri melihat senyuman Rian yang terkesan aneh.
"Terus apa hubunganya sama ruangan gue?" Gilang menduduki kursi kebesaranya dan mulai memeriksa berkas.
Rian menyeringai bukanya menjawab malah balik bertanya. "Gimana rasanya malam pertama lo?"
Gilang tak menjawab hanya mengedikan bahunya.
"Kerjain tugas lo sana. Ga usah urusin urusan gue," usir Gilang.
Rian mendengus kecil tak mendapat jawaban yang diinginkan dari Gilang malahan secara terang-terangan dirinya di usir oleh Gilang. "Kerjaan gue ga banyak. Nanti aja gue kerjain," kata Rian santai.
"Mau gaji lo gue potong!" ancam Gilang.
"Selalu aja gaji gue yang jadi ancamanya," sungut Rian dan bangkit dari sofa berjalan keluar ruangan Gilang sambil menggerutu.
Gilang hanya acuh terhadap Rian dan kembali mengerjakan berkasnya.
Jam berganti begitu cepat. Bell pulang sekolah Sma Laskar telah berbunyi.
Kara dan Sani berjalan bersisian untuk pulang.
"Eh Ra, kita mampir dulu ke mall yuk. Main kaya biasa. Udah lama kita ga jalan berdua semenjak libur semester. Gue mau ngajak lo jalan malah lo libur sampai seminggu."
Kara bingung ingin menjawabnya dirinya juga ingin jalan bersama Sani. Tapi disisi lain dia sudah memiliki suami. Tak bisa sebebas dulu untuk jalan dengan sahabatnya.
Dia harus pulang tepat waktu sebelum suaminya pulang dari kerja dan menyiapkan semua kebutuhan suaminya.
"Ra, kok malah bengong?" Sani melambaikan tangan didepan wajah Kara.
"Eh." Kara tersadar.
"Gimana Ra mau ya? Harus mau pokoknya." Sani memaksa.
"Bentar gue ijin dulu." Kara mengambil hpnya dalam tas untuk menelepon suaminya meminta ijin.
"Ga usah ijinlah Ra. Biasanya juga langsung main. Pasti nanti mama lo bakal ngijinin."
Ini beda Sani gue mau ijin sama suami gue kata Kara dalam hatinya.
Kara menekan power hpnya tapi hpnya tak nyala alias mati kehabisan baterai.
"Haduh pake mati segala lagi," kesal Kara.
"Udah deh Ra. Pasti mama lo ngerti tinggal nanti lo kasih penjelasan kenapa lo pulang telat."
"Ayo nanti keburu sore, kita jalanya malah sebentar. Ga seru dong." Sani menarik tangan Kara untuk keparkiran.
Kara mau tak mau mengikuti Sani. Jalan dengan Sani sebentar saja tak apa kan? Nanti dirinya akan pulang sebelum jam pulang kerja suaminya.
Itupun kalau Kara tak lupa waktu. Ya semoga saja.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (780)

  • avatar
    Faraaira

    ceritanya beneran bagus , aku suka sama ceritanya bener bener kayak kehidupan

    05/09/2023

      0
  • avatar
    PutraAidul

    bleh lah

    12d

      0
  • avatar
    Syazana Rusman

    Bagus banget

    19d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด