logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Pertemuan dua keluarga

Keluarga Kara dan Keluarga Gilang mengadakan pertemuan di sebuah restoran termahal. Restoran milik keluarga Kennedy keluarga Gilang.
Keluarga Kara sudah lebih dahulu datang dan berada di ruang khusus untuk pertemuan dua keluarga tersebut. Menunggu kedatangan keuarga Kennedy keluarga yang akan di jodohkan dengan Kara.
"Ma, Kara ke toilet bentar ya."
"Iya sayang tapi jangan lama. Mau mama temenin?" tawar Fina.
"Engga usah ma Kara bisa sendiri," tolak Kara halus.
"Ya sudah sayang kamu hati-hati."
"Iya ma."
Kara beranjak dari tempat duduknya dan menuju toilet. Di toilet Kara menetralkan detak jantungnya yang bertalu. Ia gugup sangat. Yang akan bertemu dengan keluarga calon suaminya. Di rasa sudah cukup menenangkan detak jantungnya Kara kembali ke ruang pertemuan mereka.
Keluarga Kennedy baru saja tiba.
"Maaf kalian menunggu lama." Seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan tampan baru saja tiba bersama istri dan anaknya.
"Tak apa Ar, kami juga tak berapa lama baru sampai." Graham mengulas senyum kepada seseorang yang di panggilnya yaitu Arka.
Arka membalas senyuman dari Graham. "Kenalin ini istri dan anakku. Rana dan Gilang." Arka memperkenalkan istri dan anaknya.
Rana langsung mengulurkan tanganya mengajak berkenalan Graham dan istrinya. "Salam kenal Rana."
"Graham dan ini istriku Fina." Graham menjabat tangan Rana dan memperkenalkan istrinya Fina.
Rana dan Fina saling menjabat tangan sebagai tanda perkenalan.
"Halo om tante, saya Gilang," ucap Gilang memperkenalkan diri.
"Iya salam kenal juga Gilang." Graham tersenyum membalas perkenalan Gilang, calon menantunya.
"Sudah ayo duduk," ajak Arka.
"Oh iya dimana anak kamu Ham?" tanya Arka pasalnya ia tak melihat anak dari teman lamanya di ruangan ini.
"Kara sedang ke toilet sebentar," jawab Graham.
Kara memasuki ruangan dengan mengetuk pintu perlahan. Membukanya dan ia melihat sudah ada keluarga calon suaminya. Pandangan semua mata yang ada di ruangan tersebut mengarah ke arahnya. Tak terkecuali pandangan Gilang ke arah Kara. Ia terkesiap rupa calon istri yang ia lihat di foto sama aslinya malahan lebih cantik aslinya hingga ia tak dapat mengalihkan pandanganya barang sedetik pun. Kara berjalan ke bangku orang tuanya.
"Kara duduk," perintah Graham, "ini keluarga calon suami kamu. Om Arka, tante Rana dan anaknya Gilang." Graham melirikan matanya menyuruh Kara untuk menyalimi keluarga calon suaminya.
"Halo om tante," sapa Kara sembari memberikan senyuman manisnya terhadap kedua calon mertuanya.
"Halo juga sayang," jawab Rana mewakili dan membalas senyuman Kara.
Pada saat Kara akan menyalimi Gilang yang sedari tadi tak berhenti menatap kearahnya, Kara menundukan kepalanya. Kara tau tapi ia hanya diam saja jika seseorang laki-laki dewasa yang ia yakini akan menjadi suaminya menatap terus kearahnya. Kara mencium segera punggung tangan Gilang dan melepaskanya dengan canggung.
"Kita makan malam terlebih dahulu baru membicarakan soal pertemuan kita ini." Arka memanggil salah satu pelayan untuk mengantarkan pesanan makanan yang sudah di pesan terlebih dahulu untuk pertemuan ini.
5 menitan makanan sudah datang dan tersaji rapi di atas meja.
"Ayo kalian makan dulu." Arka mengintrupsi untuk segera menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka.
Semua mulai mengambil porsi makanan masing-masing.
Gilang sedari tadi tak berhenti menatap ke arah Kara sang calon istrinya. Melihat bagaimana cara makanya yang terlihat lucu di mata Gilang. Kara merasa diperhatikan mendongakan kepalanya ke arah orang yang melihatnya.
Tatapan mata Kara dan Gilang beradu namun Kara sudah terlebih dahulu memutuskan kontak pandangan mata mereka terlebih dahulu dan melanjutkan fokus pada makannya yang tertunda.
Kara merasa risih diperhatikan secara terus menerus. Namun, ia hanya bisa diam sampai makanan dipiringnya habis.
Semua menyelesaikan makanan masing-masing dan para pelayan memberesi peralatan kotor bekas makan mereka semua dan mengantar desert sebagai penutup makanan.
"Kalian berdua pasti sudah tau kan kalau akan menikah? Dan tujuan kita mengadakan pertemuan ini untuk membicarakan tanggal pernikahan kalian." Arka membuka percakapan yang serius setelah selesai acara makan malam.
Gilang dan Kara sama-sama menganggukan kepala mereka pelan.
"Jadi sudah aku putuskan untuk pernikahan Gilang dan Kara akan diadakan secepat mungkin," ujar Arka. "Bagaimana menurutmu Ham?"
"Aku setuju saja yang penting Kara dan nak Gilang menyetujuinya."
Arka mengangguk sekali. "Aku memutuskan untuk pernikahan kalian akan di adakan satu minggu dari sekarang soal persiapan biar kami para orang tua yang menyiapkanya. Bagiamana menurutmu Gilang Kara?" Arka menatap Gilang dan Kara bergantian.
"Gilang mau pernikahanya diadakan 3 hari dari sekarang." Gilang yang menginginkan pernikahanya dengan Kara lebih cepat.
"Loh om, apakah itu tidak terlalu kecepatan? Kita kan belum saling mengenal?" Kara terkejut sambil menoleh ke arah Gilang.
Pecah sudah tawa semua orang yang ada disitu mendengar Kara menyebut Gilang dengan sebutan om. Gilang mukanya masam mendengar Kara memanggilnya om dan di tertawakan oleh semua.
"Hahaha, apa Kara kamu memanggil anak saya Gilang om?" tanya Arka.
"Iya om," jawab Kara menoleh ke arah Arka. Gilang yang mendengarnya menggeram kecil dan mukanya berubah masam.
"Panggil saja mas Kara. Anak tante ga setua itu. Gilang memang sudah dewasa dan berumur 30 tahun," ucap Rana dengan sisa tawanya.
"I-iya tante." Kara menjawab dengan kikuk.
Arka bersuara setelah menyudahi tawanya, "Jika Gilang menginginkan pernikahannya 3 hari maka akan dilaksakan 3 hari ke depan. Soal kamu Kara dan Gilang belum saling mengenal kalian bisa mengenal lebih dekat sehabis menikah juga bisa."
"Ya sudah deh om terserah kalian saja." Kara mengalah toh juga dia berpendapat menginginkan pernikahannya tidak cepat juga tak bisa.
"Ya sudah. Graham dan Fina pernikahan anak kita dilaksanakan 3 hari sesuai permintaan Gilang. Jadi besok kita sudah sibuk mempersiapkan dekorasinya."
"Iya Ar." Graham langsung menyetujui.
Seputar obrolan serius mereka telah selesai tentang pernikahan Kara dan Gilang. Sekarang mereka berbincang-bincang tentang bisnis dan sekolah Kara.
Arka melirik jam tangan hari sudah larut malam. "Sudah larut malam. Kita pamit pulang Ham dan Fina besok kita harus mempersiapkan acara untuk pernikahan anak kita."
"Iya ayo kita sekalian barengan ke parkiran restoranya."
"Om Graham bentar." Gilang memanggil Graham untuk berhenti melangkah sebentar. "Saya boleh mengantar Kara pulang kerumah? Dan sebagai bentuk awal perkenalan kita," ijin Gilang.
"Boleh saja nak Gilang," jawab Graham tersenyum.
"Terimakasih om."
"Sama-sama."
Para orang tua sudah lebih dahulu keluar ruangan. Kini tinggal Gilang dan Kara.
"Ayo kamu pulang sama saya." Gilang memegang tangan mungil Kara untuk mengikuti langkahnya.
"Ehmm ta-pi ga usah pegang tangan aku om."
Ucapan Kara mendapat tatapan tajam dari Gilang.
"Kamu jangan panggil saya om! Saya ga setua itu! Tadi juga mama saya menyuruh memanggil mas saja."
"I-iya m-mas," ucap Kara tergagap dan menundukan kepalanya menghindari tatapan dari Gilang.
"Ayo jalan." Gilang tetap saja menggandeng tangan mungil Kara.
Kara dan Gilang menaiki mobil Lamborghini milik Gilang dan melaju meninggalkan area restoran menuju rumah Kara.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (780)

  • avatar
    Faraaira

    ceritanya beneran bagus , aku suka sama ceritanya bener bener kayak kehidupan

    05/09/2023

      0
  • avatar
    PutraAidul

    bleh lah

    13d

      0
  • avatar
    Syazana Rusman

    Bagus banget

    19d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด