logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Mine

Di lain sisi di kamar bernuansa baby blue terdapat Kara di dalamnya sedang merenung di balkon kamarnya melihat pemandangan langit malam dengan penuh bertabur bintang yang kemerlap-kemerlip menghiasi langit malam.
Bintang yang memancarkan cahaya terang. Cahaya yang menerangi malam ini membuat langit terlihat cerah. Apalagi dengan bulan yang menemani sang ribuan bintang yang ada tak terhitung berapa jumlahnya.
Malam yang dingin tak membuat Kara kedinginan. Ia terlalu terlarut dalam lamunanya sampai tak merasakan bagaimana hawa dingin malam ini yang menusuk kulitnya.
Kara terpikir dengan pembicaraan tadi siang bersama papa dan mamanya. Di sisi satu ia ingin sekali membantu papa dan mamanya untuk memulihkan perusahaan yang hampir bangkrut. Jika tak di selamatkan maka dapat di pastikan perusahaan keluarganya akan benar-benar bangkrut sampai titik terendah.
Tapi di sisi lain, tak adakah cara lain untuk menyelamatkan perusahaan selain dengan menikah? Apakah harus ia menikah? Di usia semuda ini? Bahkan dirinya masih SMA! Apa kata orang nanti?!
Ia sebenarnya tau bahkan sangat tahu mencari investor atau perusahaan untuk membantu membangkitkan perusahaan yang hampir bangkrut memang sangat sulit.
Ada satu cara yang bisa di lakukan. Namun, dirinya apakah sanggup untuk melakukannya? Sepertinya ia harus melakukanya. Sudah tak ada cara lain untuk membangkitkan perusahaan papanya. Jika terlalu lama ia akan sangat menyesal nanti jika perusahaan papanya bangkrut dan tak terselamatkan dengan segera.
Ia tak akan pernah bisa melihat nanti papa dan mamanya akan kesusahan. Sebagai anak ia harus bisa berguna untuk papa dan mamanya. Saatnya ia kini membalas budi baik mama dan papanya.
Kara sudah memantapkan hatinya. Ia bangkit dari duduknya di sofa balkon yang menghadap para ribuan bintang di langit malam.
Kara memasuki kamar kedua orang tuanya. Ia pastikan sekarang kedua orang tuanya ada di dalam kamar. Mengetuk pintu sebentar kemudian memasukinya setelah mendapat jawaban dari pemilik kamar dari dalam.
Bisa Kara lihat papa dan mamanya duduk di atas ranjang dengan bersandarkan kepala ranjang.
"Ada apa sayang tumben ke kamar mama dan papa?" tanya Fina heran apalagi ini sudah malam hari saatnya waktu untuk tidur.
"Ada yang mau Kara omongin sama papa dan mama." Kara mendudukan diri di atas ranjang papa dan mamanya dengan menghadap papa dan mamanya.
Graham dan Fina mengernyitkan dahinya bingung.
"Soal tadi siang Kara menerima menikah dengan anak teman papa dan mama biar perusahaan papa dapat bangkit kembali," kata Kara dengan nada menyakinkan.
Graham dan Fina yang mendengarkannya terkejut. Kara anaknya membuat keputusan secepat ini.
"Kamu serius sayang? Pernikahan engga main-main. Papa engga mau melibatkan kamu dalam masalah papa. Biar nanti papa cari investor dan perusahaan lain lagi untuk bisa membantu perusahan papa atau meminjam uang bank."
"Kara yakin pa. Kara ingin bisa membantu papa dan mama selama Kara bisa melakukan itu. Soal pernikahan memang engga gampang dan engga bisa main-main. Tapi Kara akan mencoba menjadi istri baik nanti untuk suami Kara," jelas Kara dengan sungguh-sungguh tak ada keraguan didalam suaranya maupun didalam tatapan matanya. "Jika papa mencari investor dan perusahaan lain lagi sampai kapan pa? Papa bilang sendiri kan disaat perusahan dalam keadaan hampir bangkrut susah untuk mencari investor dan perusahaan yang mau bekerjasama. Meminjam uang bank? Juga bukan solusi yang bijak. Bunga bank pasti akan besar apalagi papa pasti meminjam uang tidak sedikit. Di saat keadaan perusahaan belum membaik dan belum bisa membayar bunga bank. Pasti nanti bunga bank akan menumpuk dan bertambah besar. Nanti papa pasti akan kepikiran dan menambah beban papa. Jadi, selagi ada solusi meskipun ada syaratnya. Dan syarat itu Kara harus menikahi anak teman papa yang akan membantu perusahaan papa. Kara menyetujuinya dengan ikhlas."
"Memang benar apa yang kamu katakan sayang. Tapi papa akan cari solusi lain yang tanpa melibatkan kamu ataupun menambah beban papa nantinya."
"Kara mengerti pa. Tapi biarkan Kara membantu papa. Meskipun melibatkan Kara di dalamnya."
"Apakah kamu yakin dengan seyakin-yakinya sayang?" sahut Fina.
Kara mengenggam kedua tangan papanya dengan sorot mata menatap mata papanya."Kara yakin ma. Pa biarkan Kara membantu papa. Kara engga tega melihat raut wajah sedih dan ga tenang papa memikirkan untuk mengembalikan perusahan papa bangkit kembali."
Graham menghela napasnya pelan. Ia bisa melihat dimata Kara tidak ada keraguan sedikit pun disana.
"Jika kamu yakin papa sangat terbantu dengan kamu sayang. Maafkan papa jika belum bisa menjadi papa yang terbaik buat kamu," ujar Graham dengan nada lembut penuh kasih sayang sembari sebelah tanganya mengelus kepala Kara lembut setelah melepaskan satu tautan tanganya yang masih di genggam Kara.
Kara yang di elus kepalanya memejamkan matanya sebentar meresapi kasih sayang yang di berikan oleh papanya.
"Kara sangat yakin pa ma. Engga, papa dan mama sudah menjadi orang tua yang sangat baik buat Kara," jawab Kara dengan senyuman lebarnya.
"Makasih sayang."
Graham membawa Kara dalam pelukan hangatnya dan Fina sang istri juga ikut memeluk dua orang kesayanganya.
**
Di dalam kamar bernuansa hitam abu-abu khas karakter seorang cowo. Gilang sang pemilik kamar sedang duduk di tepi ranjangnya.
Pintu terbuka dari luar masuklah papanya dengan membawa map di tanganya.
Sebelum Gilang membuka mulutnya ia sudah di sela dengan ucapan sang papa.
"Papa kesini membawa foto calon istri kamu. Papa berharap kamu bisa menerima perjodohan ini. Hm, bukan perjodohan sih. Calon istri kamu, perusahaan papanya yang juga teman lama papa hampir bangkrut dan tak ada investor atau perusahaan lain yang membantu. Papa yang mengetahui berita itu membantu teman papa tapi ada syaratnya. Yaitu menjadikan anak gadisnya menantu papa dan istri buat kamu. Memang kesanya agak kasar. Tapi papa dan mama pengin lihat kamu cepet menikah jadi dengan ini papa dan mama bisa mendapatkan menantu," ucap Arka menyerahkan map yang berisi sekumpulan foto calon istri anaknya.
"Gilang kan tadi udah bilang bisa cari istri sendiri," tolak Gilang tak menerima map yang menggantung di depan matanya.
"Lihat dulu baru kamu bisa putuskan menerima apa menolaknya." Arka meletakkan map tersebut disisi ranjang sebelah kanan kiri Gilang.
Setelah mengatakan itu Arka pergi meninggalkan Gilang. Gilang melirik map itu sekilas. Gilang tak memperdulikanya. Saat akan membuang map tersebut ke tempat sampah tak sengaja salah satu foto terjatuh.
Gilang mengambil foto tersebut di atas lantai dan duduk kembali. Terlihat seorang gadis di foto yang Gilang tebak masih remaja dan masih bersekolah.
Gadis dengan wajah cantiknya yang gembira, terlihat imut dan menggemaskan secara bersamaan apalagi dengan senyum lebar yang mengembang dibibirnya. Gilang sampai tertegun melihat foto gadis cantik tersebut.
Gilang membuka lembar map dan didalamnya terdapat banyak foto tentang gadis tersebut. Gilang merasa jantungnya berdetak kencang. Ada apa ini? batin Gilang sembari memegangi dadanya yang berdetak kencang.
Tak mungkinkah ia punya penyakit jantung? Ia rasa tidak. Gilang kembali memandangi wajah gadis yang di foto tersebut masih menyisakan jantungnya yang berdetak namun tak sekencang tadi.
Sebuah senyuman terukir di sudut bibirnya. Entah mengapa saat ia memandang wajah gadis tersebut hatinya merasa sangat senang dan rasa timbul untuk memiliki gadis tersebut.
Gilang membuka lembar kertas yang isinya lembar biodata gadis tersebut gadis yang kata papanya akan menjadi calon istrinya. Membaca dengan teliti dan serius.
Gadis dengan perbedaan umur jauh dengan dirinya. Namun, Gilang tak mempermasalahkan soal perbedaan umur mereka yang terpaut 13 tahun. Karena Gilang sendiri sudah terlanjur ingin memiliki sang gadis sang calon istrinya.
"Kara Dania Ransquif," gumam Gilang pelan memandang foto Kara yang ada dalam genggaman tanganya.
"You are mine," desis Gilang menatap tajam foto Kara.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (780)

  • avatar
    Faraaira

    ceritanya beneran bagus , aku suka sama ceritanya bener bener kayak kehidupan

    05/09/2023

      0
  • avatar
    PutraAidul

    bleh lah

    13d

      0
  • avatar
    Syazana Rusman

    Bagus banget

    19d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด