logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Kaisar, Ayo Menikah!

Kaisar, Ayo Menikah!

Alaletheia


1. Pernikahan Mendadak

Abel Saveri adalah kaisar yang mendapat kutukan mengerikan. Ia akan mati mengenaskan jika tidak membunuh dua orang dalam sehari. Awalnya para menteri tidak percaya, tetapi ketika Abel hanya membunuh satu orang saja pria itu langsung sekarat. Karena hal tersebut, para menteri tiap harinya membawa dua kriminal untuk dihukum mati oleh kaisar.
Dan sekarang seorang menteri menyerahkan Ilona Ballencia, anak dari bangsawan yang didakwa melakukan korupsi diam-diam.
"T-Tolong jangan bunuh saya Yang Mulia! Saya tidak pernah melakukan korupsi itu, saya difitnah."
Abel tak menghiraukan ucapan Ilona dan langsung memenggal kepala gadis itu. "Bawa mayatnya dan gantung di balai kota sebagai bentuk peringatan," titahnya kemudian meninggalkan ruangan eksekusi.
Meski terlihat tenang, sebenarnya hati Abel selalu berkecamuk resah. Tidak ada yang tahu tentang kutukannya selain para menteri dan orang terdekat. Karena itu, para rakyat menganggapnya sebagai kaisar kejam dengan hobi membunuh setiap harinya.
"Bagaimana cara agar kutukan ini hilang?"
***
Leony tertawa geli ketika membaca cerita yang ditulisnya di sebuah platform menulis lima tahun lalu. Itu adalah hasil imajinasi remaja SMP. Ketika masuk SMA, ia sudah tidak lagi melanjutkan cerita tersebut. Alasannya tentu saja karena malas dan tidak punya inspirasi untuk melanjutkan.
"Eh, ada yang komen? Padahal viewers ceritaku sedikit."
Sebuah komentar masuk ke cerita Leony dan itu cukup mengejutkan. Tadinya ia senang karena mungkin yang mengirim komentar adalah penggemarnya, tetapi saat membaca komentar tersebut tiba-tiba saja gadis itu dipenuhi rasa kesal.
'Author laknat. Kok ceritanya gantung gini? Semoga lo kena azab masuk ke ceritanya biar dapat inspirasi.'
"Apaan sih?" Leony tertawa sambil diliputi rasa kesal, "emangnya bisa masuk ke cerita? Kayak komik aja."
Leony terus tertawa sampai merasa jika tubuhnya lemas. Ia melirik kopi yang baru saja diminumnya. Sial. Itu adalah kopi beracun yang ingin diberikan pada ibu tirinya. Kenapa dia malah meminum kopi beracun tersebut?!
"Bye-bye anak pungut! Lo pikir gue enggak tahu kalau lo masukkin racun ke kopinya?"
Sebelum benar-benar mati, Leony melihat ibu tirinya muncul dari pintu kamar dan tersenyum lebar. Kini ia tahu jika gelas kopi di kamarnya telah ditukar dengan gelas yang berisi racun.
***
"Bangun!"
Leony merasa sakit yang teramat di kepalanya. Suara berisik langsung masuk ke telinga begitu ia membuka mata. Gadis itu masih belum sadar total dan berpikir dirinya tidak jadi mati karena keracunan. Tetapi, setelah benar-benar sadar ia melihat ada benda dingin yang menyentuh lehernya. Astaga. Benda ini adalah pedang!
"Apa ada ucapan terakhir Nona Ilona Ballencia?"
Apa?
Siapa itu Ilona Ballencia?
"Sepertinya tidak ada yang ingin disampaikan. Aku akan langsung membunuhmu kalau begitu."
Pedang itu sudah menggores lehernya. Namun, Leony masih dilanda kebingungan sampai kemudian ia teringat sesuatu! Ilona Ballencia adalah nama tokoh figuran dalam cerita karangan-nya yang akan mati di prolog. Ia tertawa pelan karena menganggap ini khayalan semata. Mana mungkin seseorang bisa masuk ke dalam cerita.
Tapi, tunggu!
Kenapa goresan pedang di lehernya terasa sangat nyata? Leony merasa perih dan sakit seperti saat di dunia asli.
"Aku akan membunuhmu sekarang."
Leony melihat pedang yang diangkat ke atas dan akan segera menebas lehernya, tetapi pedang itu berhenti di udara ketika ia berteriak.
"Tunggu, Yang Mulia!"
Jantungnya berdetak kencang. Jika memang Leony masuk ke dalam cerita, berarti saat ini ia ada di hadapan Abel Saveri, pemeran utama pria dengan kutukan mengerikan.
"Apa ada yang ingin disampaikan Nona Ilona?"
Suara Abel memang pelan, tapi itu mampu menyebar kengerian. Leony menatap mata pria itu yang tampak hampa dan tidak ada keraguan. Sial. Jika salah bicara maka dirinya sungguh akan mati.
"Apa kau mau diam saja? Kalau begitu aku akan membunuh-"
"Saya tahu cara melepas kutukan Yang Mulia!"
Leony bisa merasakan bukan Abel saja yang terkejut, tapi semua orang di ruang eksekusi ini juga. Tentu saja mereka begitu. Sebab bangsawan sekalipun tak ada yang tahu masalah kutukan sang kaisar.
"Apa maksudmu?" Abel bertanya setelah mengendalikan ekspresi terkejutnya.
Leony menelan ludah lalu menjawab, "Saya tahu kutukan itu akan membuat Anda mati jika tidak membunuh orang."
Raut wajah Abel berubah menyeramkan. Ia kembali mengarahkan ujung pedangnya pada Leony. "Apa kau mata-mata dari kekaisaran tetangga?"
"Bukan!" balas Leony cepat, "Saya tahu tentang kutukan Anda dari Dewa."
'Hoax banget!' Leony berteriak menangis dalam hati karena kebohongan menggelikan itu.
"Jika kau berbohong aku akan langsung membunuhmu."
Akhirnya Leony bisa bernapas lega karena Abel menyimpan kembali pedangnya. "Saya tidak berbohong Yang Mulia. Dewa juga memberi tahu kalau kutukan itu muncul ketika Anda berusia 10 tahun."
Leony menjerit dalam hati. Menyesal telah membuat cerita tentang Abel di Platform menulis. Apa yang dipikirkannya hingga membuat tokoh utama dikutuk pada usia 10 tahun? Itu berarti Abel telah membunuh orang saat masih bocah!
"Haruskah aku mempercayaimu?" tanya Abel menunjukkan keraguannya.
"Tentu, Yang Mulia. Anda bisa mempercayai saya."
Abel tampak berpikir. Leony yakin pria itu akan berusaha percaya padanya, sebab di alur cerita aslinya sang kaisar sangat ingin melepas kutukan.
"Bagaimana cara melepas kutukan ini?" Sekali lagi Abel melontarkan pertanyaan dengan nada tak yakin.
"Kaisar, ayo menikah!"
Tepat setelah mengatakan itu banyak pedang yang diarahkan pada leher Leony. Ini adalah perbuatan para menteri. Mereka memasang wajah marah sambil berseru, "Lancang sekali kau pada Yang Mulia Kaisar!"
Untung saja Abel memberi isyarat agar para meteri menurunkan pedang mereka. "Apa kau bisa memegang ucapanmu?" tanyanya menatap Leony tajam.
"Anda boleh membunuh saya jika ternyata kutukannya tidak hilang." Leony menjawab dengan mantap.
"Bagaimana jika aku mati duluan karena percaya padamu?"
"Anda bisa mencoba dengan membunuh satu orang saja dalam sehari. Jika kutukannya masih ada, Anda akan sekarat bukan? Berbeda kalau kutukan tersebut hilang. Anda tidak akan sekarat atau mengalami sakit apa pun."
Abel menatap Leony dalam kemudian berkata, "Baiklah mari kita menikah, Nona Ilona. Tapi setiap harinya kau akan ditindas oleh penghuni istana."
Setelah berkata seperti itu, Abel dan para meteri meninggalkan Leony seorang diri di ruang eksekusi. Ia terjatuh lemas karena menahan rasa takut begitu lama. Napasnya tak beraturan sedangkan jantungnya masih berdetak kencang. Tetapi meski begitu ia bisa merasa tenang karena sudah selamat dari kematian.
Di alur cerita aslinya, Leony membuat tokoh utama perempuan bernama Aileen Garcia. Dialah yang seharusnya menghilangkan kutukan Abel, tapi persetan dengan alur aslinya! Ia tidak ingin mati. Bagaimanapun caranya ia harus tetap hidup dan tidak dibunuh oleh Abel.
Rencana bertahan hidup Leony pun dimulai dari sekarang.
***
Abel Saveri menyeruput tehnya sambil memikirkan kejadian di ruang eksekusi. Hatinya dipenuhi harapan ketika tahu kutukan mengerikan yang selama ini menyiksanya bisa hilang. Tetapi bagaimana jika gadis bernama Ilona itu berbohong? Tiba-tiba saja hatinya dipenuhi keraguan.
"Jika ragu Anda bisa membatalkan pernikahan itu." Rei Alterio, salah satu dari para menteri, berkata dengan penuh perhatian.
"Tidak Rei," jawab Abel cepat, "mungkin masih ada kesempatan agar aku lepas dari kutukan ini. Kau juga senang kan kalau aku kembali normal?"
Rei menelan saliva gugup ketika menatap tuannya. Dulu sebelum Abel memimpin kerajaan suasana damai saja, tapi ketika pria itu naik takhta atmosfer langsung berubah menekan. Entah kerasukan apa sampai orang yang baru menjadi kaisar dapat menaklukkan banyak kerajaan. Awalnya rakyat senang, ternyata pemimpin baru mereka sangat kuat dan kompeten.
Namun, kesenangan tersebut hancur usai tersebarnya kabar mengenai kutukan Abel. Perlahan semua orang di kerajaan takut pada sang kaisar. Mereka mati-matian tidak membuat kesalahan agar tak mendapat hukuman mati. Sebab kebanyakan penjahat berakhir dieksekusi untuk meredakan kutukan.
Bahkan para menteri yang berasal dari keluarga bangsawan berpengaruh pun ikut tunduk. Tentu saja mereka segan pada Abel, lebih ke arah takut bila kaisar itu memenggal kepala mereka seperti kriminal lain. Jadi, sebisa mungkin mereka tak menimbulkan keributan di depan Abel.
"Jangan menatapku seperti itu," pinta Abel yang jengkel terus dipandang sebagai orang mengerikan. Padahal ia sendiri juga tertekan dengan masalah kutukan.
Rei sontak membungkuk demi mendapat ampun dari tuannya. "Maafkan saya Yang Mulia."
Melihat itu Abel hanya bisa mendengkus jengkel. Tangannya gatal ingin mengangkat kepala Rei agar tak menunduk lagi, tapi ditahan karena enggan menambah buruk reputasinya. Ia pun menghela napas kemudian membaca kertas di meja.
"Sebarkan berita tentang pernikahanku. Bersihkan kasus korupsi yang dilakukan Ilona," titahnya final.
"Baik Yang Mulia.”
Sementara itu di ruangan lain tampak para pelayan yang sibuk mengurus persiapan pernikahan. Beberapa di antara mereka sedang memandikan calon pengantin yaitu Leony.
"Ah, berengsek! Kenapa mandi saja diurus banyak orang?"
Para pelayan saling menatap dengan heran. "Apa artinya berengsek itu Nona?" Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya.
Leony tampak kebingungan. Ia sadar jika pelayan tidak akan tahu kata kasar seperti itu. Sebab mereka hanya dididik untuk mengurus kebutuhan istana. Dan dengan senyum tanpa dosa ia menjawab, "Berengsek itu artinya tampan atau cantik sekali. Tadi aku memuji kecantikan kamar mandi di istana."
Para pelayan tampak percaya dan Leony seketika merasa berdosa. Ia hendak menjelaskan arti sebenarnya dari kata 'berengsek', tapi suara penjaga pintu menginterupsinya.
"Yang Mulia Kaisar memasuki ruangan!"
Seketika itu juga para pelayan langsung mengeringkan tubuh Leony dan memakaikannya sebuah gaun. Beberapa saat kemudian mereka keluar dari kamar mandi, tampaklah Abel yang sudah duduk di sudut ruangan.
"Selamat pagi Yang Mulia, hari ini Anda berengsek sekali."
Leony tersedak ludahnya sendiri karena kaget. Ia melirik ke arah pelayan yang tersenyum cerah, tanpa sadar tatapan membunuh dari Abel.
"Apa maksudmu?" tanya Abel yang sudah siap mengambil pedang.
"Ah, Nona Ilona bilang jika berengsek itu artinya tampan. Jadi, saya memakai kata tersebut untuk memuji Yang Mulia. Apa ada yang salah?"
Abel tersenyum miring sambil menatap tajam pada Leony. Ia kemudian berkata, "Tidak ada yang salah. Kalau begitu Nona Ilona juga berengsek sekali hari ini."
Leony menghindari tatapan Abel. Pria itu seolah bisa membunuhnya hanya dengan tatapan. "T-Terima kasih Yang Mulia." Ia menjawab disertai wajah memerah karena malu.
"Kalian keluarlah. Dan jangan gunakan kata itu pada siapa pun, sebab itu adalah kata rahasia dan tak boleh orang lain tahu."
Para pelayan keluar dari ruangan setelah mendapat perintah. Menyisakan Abel dan Leony yang diliputi suasana tegang.
"Belum sehari tapi kau sudah mengajari pelayan istana kata yang tidak sopan. Apa ini ajaran dari bangsawan?"
Leony memberanikan diri menatap Abel. "Bukan. Saya hanya tidak bisa menjaga mulut saya," jawabnya berusaha tidak takut.
"Baiklah lupakan itu. Aku ke sini untuk membahas masalah pernikahan." Abel menyodorkan sebuah buku. "Itu adalah beberapa desain baju pernikahan, pilihlah yang kau suka."
"Apa boleh saya menentukannya sendiri?"
"Tentu."
Leony hanya mengangguk dan menerima buku yang disodorkan Abel. Ia menunjuk baju pilihannya lalu bertanya, "Kapan pernikahan akan dilaksanakan?"
"Siang ini setelah gaun pernikahannya selesai."
Begitulah percakapan berakhir tanpa memberi kesempatan Leony untuk protes. Ia menendang tembok setelah Abel pergi dari ruangan. Padahal ia berencana untuk melarikan diri sebelum pernikahan terjadi, tak ada jaminan dirinya tidak akan dibunuh kaisar gila itu. Tetapi Abel tidak memberinya waktu untuk membuat rencana melarikan diri.
Dan tanpa terasa waktu telah berganti ke siang hari. Saat ini Leony sedang berjalan ke altar pernikahan. Tampak Abel yang sudah menunggu di sana, tak bisa dipungkiri jika pesona ketampanan pria itu sangat hebat, sampai membuatnya tertegun untuk beberapa saat.
"Ilona Ballencia, atas nama Dewa, apa kau bersumpah akan menjadi istri Abel Saveri? Menemaninya saat susah dan senantiasa setia sampai akhir."
Leony melirik Abel yang sama sekali tidak melirik balik ke arahnya. Pertanyaan pendeta akan dijawab olehnya tanpa ragu, lagi pula Ilona Ballencia hanyalah nama karakter dalam novel. Dirinya tak benar-benar terlibat pernikahan bersama Abel.
"Ya, saya bersumpah," ucap Leony mantap.
Pendeta tersenyum tipis lalu menatap Abel disertai sorot canggung. "Abel Saveri, atas nama Dewa, apa kau bersumpah akan menjadi suami Ilona Ballencia? Memberikannya kenyamanan dan mempertahankan pernikahan sampai maut memisahkan."
"Saya bersumpah akan menjaga pernikahan ini selamanya," jawab Abel datar.
Entah kenapa kata 'selamanya' itu terdengar seperti penjara bagi Leony. Ia tersenyum kikuk karena merasa merinding.
Begitulah pernikahan dilaksanakan di hadapan rakyat. Mereka bertanya-tanya kenapa sang kaisar kejam menikah mendadak. Apalagi dengan Leony yang terkenal suka menindas orang dan menghamburkan uang. Mereka berpikir mungkin karena sama-sama senang berbuat jahat makanya kaisar jatuh cinta pada Leony.
Sedangkan keluarga Leony menyaksikan pernikahan itu dengan wajah melongo. Faivan Ballencia, anak tertua dari keluarga Ballencia menghampiri Leony. Ia menepuk pundak sang adik kemudian bertanya dengan wajah menyeramkan, "Setahuku kau diseret ke istana karena kasus korupsi. Kenapa sekarang kau malah menikah dengan kaisar?"
"Itu karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku tidak jadi membunuh Ilona dan malah melamarnya," jawab Abel padahal bukan dirinya yang ditanya.
'Bohong banget!' Batin Leony menjerit keras begitu mendengar jawaban barusan. Kenapa kaisar itu malah menjawab pertanyaan yang ditunjukkan padanya?
Faivan memasang wajah jijik pada kaisar. Ia sudah mengenal Abel karena mereka pernah belajar bersama di akademi pedang. "Adikku tidak cantik hingga bisa membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama," katanya dengan nada sengit.
Pertanyaan Leony terjawab sendirinya. Dari tadi ia berpikir keras siapa pria yang menepuk pundaknya dan bertanya dengan nada tidak sopan. Ternyata pria itu adalah kakaknya, tapi ia tidak ingat pernah menulis tentang keluarga Ballencia di cerita.
"Tapi aku benar-benar jatuh cinta," ujar Abel sambil menarik Leony ke pelukannya.
"Tidak mungkin!" seru Faivan, "Pasti Ilona telah menggunakan sihir padamu. Meski aku sayang adikku, tapi aku tidak bisa membiarkan jika pemimpin negeri ini terkena sihir. Sadarlah adikku hanya ingin uangmu!"
Wajah Leony berubah datar. "Kau ini kakakku bukan, sih? Harusnya kau menuduh kaisar yang sudah menyihirku. Meski aku mata duitan, memangnya aku cukup gila bersedia menikah dengan kaisar kejam ini hanya karena uang?"
Leony refleks menutup mulut dengan tangannya. Ia kelepasan berkata seperti itu karena kesal. Matanya menutup dengan gemetar, dalam hati ia menguatkan diri jika memang Abel akan membunuhnya saat itu juga. Tetapi hal yang tidak diduga terjadi. Abel malah tertawa pelan sambil mengelus kepalanya.
"Sudah kubilang kami jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak ada sihir di sini," tandas Abel menunjukkan raut wajah serius.
"K-kalau begitu semoga pernikahan kalian langgeng." Faivan membalas dengan gelagapan karena otaknya tiba-tiba mengingat rumor buruk tentang si kaisar.
Abel tersenyum puas meski senyum itu terlihat mengerikan di mata orang lain. Tanpa mengatakan apa pun lagi ia menarik Leony agar menjauh dari altar pernikahan. Persetan dengan tamu undangan, yang penting dirinya sudah menikah dan masalah selesai. Mulai sekarang ia hanya perlu membuktikan apakah ucapan Leony benar atau tidak.
"Kau tahu kan apa akibatnya jika berbohong padaku?" tanya Abel saat memaksa Leony menaiki sebuah kereta kuda. "Saat itu juga kepalamu akan kupenggal."
Ancaman barusan sukses membuat tubuh Leony gemetar. Ia tak ingin terlihat takut, tapi bayangan kematian menimbulkan rasa ngeri yang tidak dapat ditahan. Di dunia asli dirinya mati karena racun dan enggan merasakan kematian lagi.
"Saya tidak akan berbohong, Yang Mulia. Lebih tepatnya saya tak berani melakukan hal itu," ucap Leony yang hanya mendapat tatapan datar dari Abel. Kereta kuda pun bergerak menuju istana sementara mereka saling terdiam sepanjang perjalanan.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (111)

  • avatar
    Najwaaa

    bagus

    2d

      0
  • avatar
    Dek Septa

    cerita istimewa dan bagus

    5d

      0
  • avatar
    MaulanaRohan

    apk ini bagus

    22/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด