logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Gadis yang bersinar

Roni tak menanggapi hal ini sebagai masalah serius. Mungkin juga ini bagian dari sikap yang wajib dilakukan oleh para pengawal pribadi di jepang sana.
Roni pun sudah tahu hal itu, ia membaca jika pengawal disana terlihat lebih siap dan disiplin. Perbedaan pengawal disana dan disini sangatlah jauh.
Kania kembali berbisik pada ayahnya dan menegaskan kembali. "Papah ih! bilang udah gitu. Kasihan dia berdiri terus disamping aku. Kalo dia pegel gimana? nanti enggak ada yang pijitin." bisik Kania.
"Kamu aja gih yang suruh dia." ucap Roni.
"Ih kok aku sih? oh iya pah, dari tadi bukannya Kenny belum makan ya? yaudah suruh duduk aja pah makan sama aku gitu." pinta Kania bawel.
Kali ini Roni pun menuruti permintaan Kania, ia berkata dalam bahasa jepang pada Kenneth untuk menyuruhnya segera makan.
Namun Kenneth beralasan ia akan makan setelah tuannya menghabiskan makanannya, itu adalah salah satu peraturan yang wajib ia patuhi sebagai pengawal pribadinya.
Roni lantas menyampaikan hal tersebut pada Kania, namun tiba-tiba saja Kania menaruh kembali sendok dan garpu yang dipegangnya ke atas piring makanannya.
"AKU GAK MAU KALO KENNY ENGGAK MAKAN!" pekik Kania. Hal itu langsung mengejutkan Kenneth. Apa sebenarnya yang gadis ini katakan? kenapa ia terlihat seperti marah?
Roni mengusap wajahnya, lagi lagi Kania bersikap kekanakan seperti ini. Apapun yang dia inginkan harus selalu dituruti.
Tapi masa bodoh anak ini mau ngapain, Roni mendiamkannya sembari terus menyuap makanannya.
TIba-tiba saja Kania menoleh ke arah Kenneth dan tarik tangan lelaki itu hingga menyuruhnya duduk disamping kiri kursi makan Kania.
Roni melihat ternyata anak kesayangannya itu tidak menyerah begitu saja.
Dia bahkan menyuruh Kenneth untuk duduk disampingnya, benar benar berani anak itu.
Kania nyengir. Lagi lagi gigi ompongnya kelihatan. "Eat! Oke!" ucap Kania dengan bahasa inggris pas pasan. Ia bantu mengambilkan piring, nasi serta lauknya pada anak lelaki itu.
Kenneth terus menatap gadis itu lama, ini pertama kalinya ia dianggap seperti itu oleh majikannya.
Gadis yang... ketika kamu ciptakan sebuah batas maka ia akan terus melanggar batas itu. Gadis yang tak pernah menyadari jika sikapnya itu telah mampu membuat sang manusia besi kembali memiliki hati....
Beberapa hari setelahnya, Kenneth rajin mengikuti kursus bahasa indonesia yang ditutorkan langsung oleh seorang guru.
Seringnya, Kania suka ikut menyelinap masuk ke dalam ruang belajar Kenneth dan tiba-tiba muncul disampingnya yang tengah sibuk memperhatikan pelajaran, Kenneth masih ingat, berapa belas kali Kania diusir oleh guru yang mengajarnya itu, meskipun cara mengusirnya sopan karena mengingat statusnya sebagai anak bos konglomerat.
Namun tetap saja, anak itu tidak henti hentinya menyelinap kembali dan nyengir kuda memandang Kenneth dari samping.
Kenneth yang terus dilihat seperti itu merasa sedikit gugup, meskipun pada akhirnya ia bisa mengendalikan perasaannya itu dan bersikap biasa saja.
Ia juga orang yang sangat fokus dan cepat tanggap, otaknya juga tidak bisa diremehkan waktu sekolah SD dulu di jepang, ia selalu dapat ranking 1 dikelasnya.
Sepanjang guru tersebut menerangkan, Kenneth terus mencatat apa yang dijelaskan dan ditulis di papan tulis. Mengabaikan Kania yang sibuk melipat kertasnya jadi origami atau jika lelah ia beralih nonton youtube hingga akhirnya ketiduran di ruangan tersebut.
Kenneth yang melihat Kania tertidur seperti itu lantas meminta waktu sebentar pada sang guru les untuk ijin mengantar Kania ke kamarnya. Guru les tersebut pun mengiyakannya.
Kenneth mencoba membangunkan Kania dengan bahasa jepang, namun gadis itu terlalu pulas tidurnya, Kenneth yang merasa tidak enak mengganggunya tidur lantas mulai memegang pinggang serta paha Kania lalu akhirnya ia rangkul dan bawa keluar dari sana.
Sang guru kagum melihat Kenneth begitu perhatian pada Kania, padahal anak lelaki itu cukup kurus tapi tenaganya kuat juga untuk bisa merangkul Kania yang notabene tidak beda jauh berat badan serta tinggi badannya dengannya.
Ketika melewati tangga, Kenneth berjalan dengan sangat hati hati ketika merangkul Kania, seakan ia sedang merangkul seorang putri,  coba menyeimbangkan tubuhnya dengan benar dan lebih menguatkan kaki dan tangannya yang dijadikan penumpu.
Sesampainya melewati tangga, ia pun bergegas jalan menuju kamar yang letaknya ada di paling ujung. 
Kenneth masuk ke dalam kamar Kania dan segera membaringkan tubuh Kania ke atas kasur secara perlahan. Setelah selesai, Kenneth segera beranjak pergi namun Kania memegang tangan Kenneth.
"Jangan pergi." ucap Kania dengan mata masih terpejam, entahlah apakah ia sedang bermimpi atau tidak.
"Kenny jangan pergi. Disini aja." igau Kania seolah benar benar menyadari kehadirannya saat itu meskipun dalam keadaan terpejam sekalipun.
Kenneth pun tak bisa menolak perintah yang telah diucapkan oleh tuannya. Ia lantas duduk diatas kasur.
Membiarkan tangannya dipegang begitu saja oleh Kania. Tak ada yang Kenneth lakukan selain memandang wajah tertidur Kania yang begitu manis.
Wajahnya sangat berbeda dengan gadis jepang, dia terlihat sangat manis dan cantik, kecantikan yang dimiliki orang indonesia sungguh berbeda.
Dia juga selalu terlihat enerjik dan ceria, hingga Kenneth sering berpikir apa yang membuatnya bisa terus terlihat bersinar sinar seperti itu?
Gadis yang bisa diibaratkan seperti matahari. Mampu memberi cahaya serta kehangatan ke seluruh penjuru ruang, menerjang semua batas.
Gadis yang dengan sangat mudah tertawa ketika berhadapan dengan Kenneth dan tak pernah bosan memberinya senyuman ceria meskipun Kenneth sendiri tidak bisa memberikannya respon yang sama.
Itulah yang selalu membuat Kenneth berpikir, jika dirinya sangatlah berbeda dengan Kania.
Lima bulan kemudian.
Ternyata belajar bahasa indonesia adalah pelajaran termudah bagi Kenneth, bahkan ini lebih mudah dibanding menghafal semua huruf jepang.
Terhitung lima bulan Kenneth belajar bahasa tersebut dan dengan sangat mengejutkan ia bisa menggunakan bahasa itu untuk diterapkan sehari hari, meskipun masih ada dialek pengucapan yang menandakan jika ia adalah orang jepang.
Pagi ini didepan gerbang sekolah SMP PELITA BANGSA, Kenneth menjalankan tugasnya seperti biasa, yaitu menemani Kania ke sekolahnya.
Ia yang memakai setelan jas hitam, kemeja putih, celana hitam dan sebuah handsfree ditelinga mirip seorang pengawal pribadi tak pelak membuat banyak siswa saling memusatkan perhatiannya padanya.
Meskipun sebagian dari mereka sudah banyak yang tahu jika dia adalah pengawal pribadi sekaligus pengawal pribadi Kania.
Banyak siswi yang iri melihat betapa beruntungnya Kania memiliki pengawal pribadi berwajah sangat tampan seperti Kenneth.
Terlebih lelaki itu adalah orang jepang asli, dia memiliki tampilan wajah yang begitu mengagumkan, jika mendengar apa yang dikatakan oleh teman teman Kania, dia sangat mirip oppa oppa korea.
Yang tidak akan pernah bosan jika dipandang lama. Teman Kania bernama Gina tampak melihat mereka dari kejauhan disusul Rini dan Vega yang ikut nongol dibelakangnya.
"Wih, oppa korea lo tuh Rin udah dateng. Pasti dia bakal nyapa lo lagi nanti." ucap Vega. Gina yang notabene musuhan dengan dua cabe rawit itu langsung menjauh dari mereka.
"Dih, dasar tukang ngintip. Kalian tahu kan? oppa korea Ken bahkan lebih suka sama Kania dibanding sama kalian! lebih baik kalian mundur secara teratur dibanding nanti malu!" ketus Gina tegas.
Rini tak memperdulikan perkataan Gina yang sejujurnya makjleb sekali ke dalam hatinya. Ia pun yang tidak ingin diremehkan begitu saja lantas berkata untuk membela diri.
"Teruntuk nona Gina tercinta. Oppa Ken itu menganggap Kania hanya sebagai M-a-j-i-k-a-n. Sebatas itu doang! lo liat aja tatapan matanya saat melihat ke arah Kania, kayak datar dan enggak beremosi gitu, enggak jauh beda saat dia natap mata orang lain. Tapi ketika dia ngeliat ke arah gue, seakan akan dia itu hidup. Dan bahkan nih ya, udah dua kali dia ketahuan ngeliatin gue! Gue emang nyadar sih kalo gue lebih cantik dibanding semua siswi disini." ucap Rini dengan bangganya. Gina berasa ingin muntah.
Di lain sisi, Kania masih mengobrol dengan Kenneth didepan gerbang sekolah. "Ken, kamu udah bilang belum sama papa tentang ujian Paket C itu? gimana hasilnya?" tanya Kania penasaran.
Kenneth tampak ragu dalam menjawabnya, seolah ia lebih menginginkan jika ia tidak mengatakan jawabannya pada Kania.
"M-maaf Nona. Saya masih belum membicarakan hal itu sama tuan." ucap Kenneth dengan logat jepangnya. Kania langsung marah mendengarnya. "Kenny mahh! kenapa belum bilang?! aku kan udah ngomong dari seminggu yang lalu ke kamu, kamu akan ikut Paket C itu! supaya nanti bisa satu sekolah sama aku! HWAAA KENNY MAAAHHH." gerutu Kania yang diakhiri dengan rengekan kencang dan tangan yang memukul mukul lelaki itu.
Kenneth terlihat bingung menghadapi Kania yang bahkan tidak berhenti memukul mukul tangannya seperti anak kecil.
Namun Kenneth tampak menjadikan ini sebagai hal serius, ia menyesali perbuatannya itu hingga membiarkan saja apapun yang dilakukan oleh Kania saat itu.
Kania yang melihat Kenneth terus terusan diam dan menunduk langsung protes. "Jangan diem aja Ken! Katakan yang ingin kamu katakan, enggak perlu nunggu saya kasih perintah." tegur Kania.
"M-maafkan saya nona. Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya merasa tidak enak dengan tuan." ucap Kenneth menunduk.
"Kamu enggak perlu merasa enggak enak, bagi aku kamu itu kakakku. Papa bilang kan kita keluarga. Kamu kakak aku dan aku adik kamu." sungut Kania.
Kenneth tersentak, lagi lagi... gadis ini mengatakan hal yang membuat dirinya tersentuh, seolah ia benar benar memiliki kembali organ yang disebut hati, padahal disamping itu gadis ini masihlah si anak berusia dua belas tahun.
Tapi kenapa rasanya... dia lebih terkesan dewasa dibanding Kenneth sendiri?
Keluarga ya?

หนังสือแสดงความคิดเห็น (68)

  • avatar
    Yunitafr

    500

    17d

      0
  • avatar
    SeptyanRafif

    mantap bgt

    26d

      0
  • avatar
    Balz Epep

    Sangat menarik

    04/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด