logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Akhir Sebuah Persahabatan

Akhir Sebuah Persahabatan

ZAIDA LEE


Bab 1 Cowok nyebelin

Suasana mall siang hari tidak terlalu ramai, bahkan cenderung sepi. Kebiasaan belanja yang dulu berpusat di pertokoan, kini berpindah ke mall serba ada. Suasana yang sejuk membuat sebagian orang menjadikan mall tempat favorit, tak terkecuali aku. Hari ini aku dan sahabatku Farah, berada di salah satu mall di pusat kota. Aku sengaja mengajak Farah untuk berburu pakaian dan barang-barang lain bermerk terkenal yang sedang di sale besar-besaran di salah satu toko di mall ini. Hanya dengan cara seperti ini aku bisa membeli barang-barang yang bermerk. Maklumlah aku bukanlah berasal dari keluarga yang berada. Ayahku cuma seorang guru di salah satu sekolah menengah dan Ibuku hanya seorang Ibu rumah tangga biasa. Aku anak kedua dari dua bersaudara, kakakku laki-laki dia sudah menikah dan tinggal terpisah dengan kami. Kehidupannya jauh lebih mapan dari Ayah, oleh sebab itu tak jarang kakakku membantu Ayah buat membiaya kuliahku.
Lain halnya dengan sahabatku Farah. Dia anak seorang pengusaha yang cukup terkenal di kotaku. Namun, dia tidak segan untuk berteman denganku. Karena menurut Farah berteman dan menjadi sahabtku menjadi kebahagiaannya, dia merasa tidak kesepian lagi kalau harus sering di tinggal kedua orang tuanya pergi keluar kota atau keluar negri. Seperti hari ini, dengan senang hati dia menemaniku berburu pakaian dan barang lain yang bermerk yang lagi di sale besar-besarn. Walaupun mall agak sepi, tapi tidak dengan toko yang sedang mengadakan sale. Banyak pengunjung yang datang ke toko itu dengan tujuan yang sama. Farah menatapku dengan pandangan khawatir.
"Rame banget ya, Sya."
"Iya, Far. Tapi kamu jangan khawatir pokoknya aku akan cari barang yang sedang aku incar itu. Kamu jangan terlalu jauh dari aku ya, takutnya ke pisah," ucapku.
"Ok, bos." sahut Farah
Barang-barang sudah di gantungi label diskon dari 30%, 50%, bahkan ada yang sampai 70%. Aku sudah lama mengincar sebuah tas bermerk terkenal. Harga aslinya lebih dari satu juta, tapi karena lagi di diskon jadi harganya bisa separo harga.
Tapi, ternyata tak cuma aku yang mengincar tas itu ketika aku mau meraih tas dari tempatnya, tiba-tiba saja ada tangan lain yang lebih dulu mengambil tas tersebut. Terjadilah tarik menarik antara aku dan orang itu.
Aku mengangkat wajah ingin melihat siapa sainganku tersebut. Aku tertegun, melihat sosok yang sedang berada di depanku. Ya, seorang cowok tampan nan keren yang turut ikut berburu barang-barang diskonan. Cowok tersebut juga tertegun meihatku, untuk beberapa saat kami berpandangan.
"Ini 'kan tas buat cewek" seruku setelah berhasil menguasai diri.
"Eh, siapa bilang cowok gak boleh beli tas cewek?" jawabnya tanpa melepaskan pegangan dari tas.
"Tapi aku yang duluan," kataku denga nada kesal.
"Sorry ya, tas ini masih di tempatnya dan belum ada yang ngambi. Jadi masih belum ada yang punya," kata cowok itu tak mau kalah.
"Tas ini sudah lama jadi incaran ku," seruku lagi.
"Sama dong kalau gitu," sahutnya tetap tak mau kalah.
"Kamu 'kan cowok ngalah dong sama cewek," pekikku bertambah kesal.
"Kamu aja yang ngalah," sahutnya santai.
"Ini 'kan tas buat cewek jadi kamu yang harus ngalah," seruku tambah sengit.
Belum sempat cowok tersebut menjawab ucapan ku. Tiba-tiba saja tas yang sedang kami perebutkan sudah berpindah tangan lagi. Dengan cepat kami berdua menoleh kesamping untuk melihat siapa yang sudah berani merebut tas itu dari kami. Seketika senyumku mengembang setelah tau orang yang merebut tas tersebut adalah Farah sahabatku.
"Sya, kamu ngalah ya. Siapa tau dia lebih membutuhkan ketimbang kamu," ucap Farah lembut. Mataku melotot mendengar ucapan Farah barusan.
"Tapi, Far. Tas ini sudah sangat lama menjadi incaranku, kamu tau sendiri kan kalau gak di diskon kayak gini tas ini gak akan mampu aku beli," sahutku agak kesal.
"Iya aku tau dan juga paham, Sya. Aku janji deh sama kamu. Aku akan belikan tas yang lebih bagus malah dari ini. Aku cuma gak ingin liat kamu jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di toko ini, Sya. Hanya gara-gara rebutan tas sama cowok ini," ucap Farah menjelaskan alasannya kenapa dia menyuruhku untuk mengalah.
Aku yang terlanjur kesal segera pergi meninggalkan Farah dan cowok tersebut. (Ya, deh aku yang ngalah, barangkali dia termasuk dalam jenis cowok langka. Dasar nyebelin nggak tau malu) umpatku dalam hati. (Atau jangan-jangan itu tas buat pacarnya) aaahhh, ngapain juga aku pusing-pusing mikirin to cowok," racauku. Aku cepat-cepat cabut dari toko tersebut. Farah yang melihatku pergi buru-buru mengejarku. Sempat ku lihat cowok tersebut juga ikut menyusul.
"Hei, jangan marah dulu," ucapannya seraya menarik lenganku. Buru-buru ku tepis tangannya, aku sudah terlanjur sangat kesal dengannya dan juga Farah.
"Aku minta maaf, nih buat kamu aja" kata cowok tersebut tersenyum manis.
"Nggak usah, aku udah gak minat," sahutku agak ketus. Lekas ku tarik tangan Farah untuk segera pergi meninggalkan cowok yang bagiku super nyebelin.
"Lebih baik kita belanja di tempat lain aja," ajakku pada Farah. Farah menurut, kami berdua bergegas meninggalkan cowok tersebut. Aku dan Farah keluar dari toko itu dan masuk ke toko yang lainnya. Namun dasar moodku sudah rusak gara-gara cowok itu, semua barang yang ingin ku beli satu pun tak jadi Aku beli. Farah yang melihat Aku uring-uringan mengajakku untuk pulang. Di dalam perjalanan pun Aku lebih banyak diam, mukaku cemberut Farah sampai segan untuk mengajakku bicara. Sampai dirumah setelah mengucapkan terima kasih aku segera turun dari mobil. Aku sampai lupa untuk menawarkan Farah untuk mampir. Saking diriku masih kesal.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (301)

  • avatar
    كرنيءاسبه كرنيءاسيه كرنيءت

    cerita yh bgus, dan trjdi didunia nyata.. sorti yg tlah ku alami smasa dlu.. alur yg bgtu smpurna.. trimksh utk pnulisan crta yg bgtu mnkjubkn😉🌹🌹🌹

    03/05/2022

      0
  • avatar
    TasnimNur Aina

    aku sangat suka bab ini

    5d

      0
  • avatar
    PurnamaNaura

    halo saya sangat senang membaca ini karna seru dan enak di baca

    14d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด