logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Pergi Di Malam Pertama

Hari yang melelahkan bagi pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan acara pernikahan. Hingga malam hari, para kerabat baru saja pulang, hanya tinggal Alesha dan Rama di rumah mereka.
"Ram aku ganti baju dulu yah." Ucap Alesha lalu masuk ke kamar mandi.
Rama tak menjawab, sangat melelahkan baginya setelah acara pesta pernikahannya, bukan hanya fisiknya tapi juga hatinya. Dia harus terpaksa tersenyum di depan para keluarga dan teman-temannya seakan dia bahagia.
Dia mengganti bajunya lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk berukuran king tersebut. Membayangkan dirinya sudah berstatus sebagai suami dalam keadaan terpaksa membuatnya merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, dia sekarang berada di kamar yang sama dengan Alesha.
Tiba-tiba dia terfikir untuk menghubungi Gita. Sebelum menikah, dia sudah bilang pada Gita bahwa pernikahannya dengan Alesha tidak akan membuatnya mengakhiri hubungan mereka.
Dia mengambil handphone nya lalu mencoba menelpon berulang kali hingga seseorang mengangkat telponnya.
"Halo Gita..." Ucapnya.
"Maaf Pak, kami dari rumah sakit ingin menyampaikan bahwa pemilik handphone ini sedang dalam kondisi kritis karena kecelakaan. Apa bapak keluarganya?" Tanya Suster
"Apa??? rumah sakit? Kecelakaan?" Rama sangat syok mendengarnya seakan jantungnya akan keluar dari rongganya.
"Iya Pak, sekarang pasien dalam kondisi tidak baik. Apa bapak keluarganya?" Tanya Suster lagi.
"Bukan sus, saya temannya. Dia sudah tidak punya keluarga di sini. Saya akan segera ke sana."
"Baik Pak."
Rama mematikan teleponnya dan bergegas mengambil kunci mobilnya.
"Kamu mau ke mana Ram?" Tanya Alesha saat keluar dari kamar mandi dan mendapati Rama sudah bersiap-siap hendak pergi.
"Bukan urusan kamu." Ucap Rama ketus.
"Aku sekarang istri kamu Ram. Aku berhak tahu kamu mau ke mana malam-malam begini. Apalagi ini malam pertama kita sebagai suami istri."
"Aku tidak peduli." Rama langsung pergi begitu saja meninggalkan Alesha. Dia tak peduli dengan pernikahannya, apalagi malam pertamanya. Baginya, yang paling penting adalah Gita.
Alesha duduk di tepi kasur, menangis adalah cara satu-satunya agar dia bisa meredakan rasa sakit hatinya. Dia sangat tahu bahwa pernikahan ini hanya sebuah keterpaksaan bagi Rama, tapi Alesha masih sangat berharap Rama akan berubah dan kembali mencintainya seperti dulu lagi.
Malam pertama yang seharusnya menjadi hal menyenangkan dan tak terlupakan menjadi malam kesedihan bagi Alesha. Di rumahnya, tepatnya rumah pemberian dari ayahnya sebagai hadiah pernikahannya dengan Rama, seakan sepi.. Rumah yang dia harapkan akan di isi dengan penuh cinta dan kebahagiaan, namun menjadi rumah tempatnya bersedih.
"Aaarrrggghhh..." Teriak Alesha dengan air mata. Dia menangis sesenggukan di tepi kasur sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya hingga dia lelah menangis, dia kemudian menghempaskan tubuhnya dan tertidur.
Hingga subuh saat Alesha terbangun, Rama belum juga pulang. Rasa khawatir sebagai seorang istri yang mencintai suaminya meronta-ronta ingin tahu di mana keberadaan Rama dan apa yang dia lakukan di malam pertama yang seharusnya Rama habiskan dengan bahagia bersamanya tapi dia malah pergi tanpa penjelasan apapun.
Alesha bangkit dari kasurnya lalu menunaikan sholat subuh dan berdoa. Tak lama kemudian saat hari sudah mulai pagi, Rama datang. Namun, dia seperti sedang terburu-buru.
"Rama kamu dari mana?" Tanya Alesha saat melihat suaminya memasuki kamar.
"Bukan urusan kamu." Jawab Rama.
Dia membuka pintu lemari dan mengambil beberapa baju miliknya, dia berencana untuk menemani Gita di rumah sakit sampai Gita pulih.
"Kamu ambil baju, kamu mau ke mana Ram?" Tanya Alesha menarik lengan Rama.
"Gita kecelakaan. Aku mau temani dia di rumah sakit." Jawab Rama dingin.
"Apa?? Kecelakaan ?? Kamu masih berhubungan sama dia? Kamu sekarang sudah punya istri Ram, aku istri kamu."
"Iya... Aku dan Gita saling mencintai, dan aku tidak bisa berpisah dari dia."
"Kamu seharusnya menghargai perasaan aku Ram, Kamu tidak bisa seenaknya masih menjalin hubungan dengan wanita lain saat kamu sudah beristri. Kalau kamu mau menjenguk Gita, silahkan. Tapi jika kamu masih menjalin hubungan dengannya, aku tidak akan terima."
"Gita kecelakaan itu semua karena kamu. Kalau terjadi apa-apa sama Gita, aku tidak akan pernah memaafkan kamu."Ucap Rama tegas.
"Salah aku apa Ram? Aku merasa tidak pernah melakukan apapun sama Gita."
"Kamu tanya salah kamu apa? Harusnya kamu membatalkan pernikahan kita, sekarang Gita kecelakaan karena dia pasti merasa tersakiti melihat kita menikah." Ucap Rama dengan suara lantang.
"Aku memang tidak bisa membatalkan pernikahan kita karena aku tidak ingin orang tua kita malu, kalau memang kamu tidak ingin menikah dengan aku, kenapa bukan kamu saja yang membatalkannya?"
"Baru sehari kamu jadi istri aku, sudah mulai berani kamu yah melawan aku?" Rama sangat marah.
"Bukan begitu Ram.. Aku masih berharap kita bisa kembali seperti dulu. Kamu bisa mencintai aku lagi."
"Apa ?? Seperti dulu? Kamu jangan kebanyakan mimpi...!!"
"Tapi Ram, kamu dulu mencintai aku dengan tulus, dulu kita bahagia."
"Sekarang kamu lihat diri kamu... Cara berpakaian kamu saja sangat biasa, penampilan kamu juga seperti ini.. Membosankan dan tidak menarik sama sekali. Asal kamu tahu, menjadi orang baik saja tidak cukup, kamu bukan orang yang menyenangkan. Beda dengan Gita, dari segi fisik, dia sangat cantik dan mempesona, dia juga menarik, menyenangkan. Tidak seperti kamu..."
Alesha memang wanita yang sederhana, bukan dia tak mampu membeli barang mewah, ayahnya sangat kaya, dia bahkan bisa membeli baju limited edition sekalipun jika dia mau. Tapi sejak dulu dia memang tak suka membeli barang mahal, dia lebih senang dengan penampilan sederhana.
"Rama.. kamu sadar tidak kalau kata-kata kamu barusan melukai perasaanku?" Ucap Alesha lirih. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Aku hanya berbicara jujur. Lebih baik kamu segera bangun dari mimpimu itu." Rama lalu beranjak pergi keluar dari kamar ingin meninggalkan Alesha.
"Ram... Rama... Kamu jangan pergi.. Aku tidak mau kamu bersama wanita lain Ram, aku istri kamu..." Ucap Alesha yang terus mengikuti langkah Rama.
Rama tak menghiraukan ucapan Alesha, dia terus melangkah dan masuk ke dalam mobilnya.
"RAM... RAMA...." Teriak Alesha. Mobil Rama sudah melaju dengan kencang dan berlalu pergi semakin menjauh.
Alesha berlari kembali masuk ke dalam kamarnya, dia duduk terdiam dan menangis, baru sehari menjadi istri Rama, rasanya sudah seperti di neraka. Rama bukan lagi orang yang dulu yang selalu bersikap manis dan lembut padanya, dulu Rama juga selalu memanjakannya. Tapi sekarang Rama menjadi sangat kasar seperti binatang buas yang siap menerkam sewaktu-waktu. Terlebih lagi, Rama tidak menghargai perasaannya sebagai seorang istri yang seharusnya dicintai tapi malah dicampakkan begitu saja.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (149)

  • avatar
    PujiantiFitri

    bener gita harus tegas.. laki2 seperti rama tK pantas di pertahankan 😠

    23/06/2022

      0
  • avatar
    LenTracey

    rawr

    10d

      0
  • avatar
    ComPagaden

    bagus

    11d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด