logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Kekecewaan Alesha

"AKU CALON ISTRI KAMU, bukan dia... DIA HANYA SELINGKUHANMU... Harusnya kamu memikirkan rasa sakit hatiku setelah tahu kamu mengkhianati aku, bukan malah menyalahkan aku karena dia menangis." Alesha sangat marah sekaligus sangat sedih, seakan dunianya sudah runtuh, dia bahkan sudah tak mampu meredam rasa sakit hatinya.
Niat baiknya untuk mengalah pada Gita demi kebahagiaan Rama bahkan disalahartikan oleh Rama.
Rama tersentak, mendengar Alesha begitu terluka, ada rasa bersalah dalam hatinya. Melihat Alesha tersakiti seperti ini, dia juga merasa kasihan pada Alesha.
"Maafkan aku Alesha." Ucap Rama lirih.
"Kamu jahat Ram.. kalau kamu tahu kenapa Gita sampai menangis lebih baik kamu tanya sendiri sama dia. Kita batalkan saja pernikahan kita." Semakin sakit yang dirasakan Alesha, dia hanya mampu menangis untuk meredam perihnya terkhianati.
Rama terdiam berfikir, dia seakan tersudut diantara dua pilihan.
"Aku gak mau membatalkan pernikahan kita, kita tetap menikah." Ucap Rama dengan tegas. Namun hatinya sebenarnya bingung, dia mencintai Gita, tapi dia juga merasa kasihan pada Alesha, dia sendiri yang meminta Alesha untuk menjadi istrinya dalam keadaan sadar dan sangat bahagia waktu itu karena Alesha menerimanya. Dia juga bingung kenapa perasaannya tiba-tiba berubah secepat kilat hingga dia sudah tak mencintai Alesha lagi.
"Aku gak mau menikah sama kamu, hati kamu untuk orang lain, bukan untuk aku lagi." Tolak Alesha.
"Tidak.. kita tetap akan menikah. Semuanya sudah hampir siap, kita tidak mungkin membatalkannya dan membuat keluarga malu." Rama meraih kedua tangan Alesha. Namun Alesha melepaskannya.
"Jadi kamu mau menikah sama aku hanya karena hal itu?"
"Bukan begitu Alesha, tapi semua sudah terjadi."
"Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu mencintai aku? Apa perasaanmu padaku masih sama seperti dulu?" Alesha menatap Rama lekat, dengan mata yang berkaca-kaca dan air mata yang setetes demi setetes keluar dari pelupuk matanya.
"Aku tidak tahu Alesha.. Maafkan aku." Rama merasa tak sanggup mengatakan yang sejujurnya tentang perasaannya.
"Jawab Ram... Aku butuh jawaban kamu. Kamu yang merasakan, kamu pasti tahu di hatimu ada siapa." Desak Alesha.
"Udahlah Alesha, tidak perlu bertanya seperti itu. Apa pentingnya hal itu, cinta ataupun tidak, kita tetap akan menikah." Ungkap Rama tegas. Dia tak punya pilihan walaupun dia ingin memilih untuk tidak melanjutkan pernikahannya.
"Itu penting untuk aku.. Aku tak ingin hidup bersama orang yang tidak mencintai aku. Apa kamu mencintai Gita? Apa sudah tak ada perasaan cinta dalam hatimu untukku? JAWAB... RAMA ..!!!!!" Tanya Alesha dengan suara yang lantang.
Rama terdiam sejenak dan tertunduk, dia tak bisa membohongi dirinya bahwa dia memang mencintai Gita.
"RAMA... JAWAB ... AKU MOHON !!" Alesha memegang tangan Rama lalu menggerak-gerakkannya. Dia terus mendesak Rama untuk menjawab.
Rama masih tertunduk tak mampu menatap mata Alesha..
"Iya... Aku mencintai Gita." Kata itu akhirnya keluar dari mulut Rama. Dia terpaksa harus jujur, nasi sudah menjadi bubur. Alesha juga sudah terlanjur mengetahui semuanya.
Alesha perlahan melepaskan tangan Rama, air matanya semakin deras, tak ada lagi yang mampu dia lakukan untuk mempertahankan hubungannya dengan Rama.
"Pergilah Ram..."
"Tapi Alesha..." Kalimat Rama terjeda
"AKU BILANG PERGI...!!" Teriak Alesha sambil menangis.
Rama akhirnya pergi meninggalkan Alesha sendirian, sementara Alesha masuk ke dalam rumahnya sambil terus menghapus air matanya namun tetap saja terus mengalir di pipinya.
Rama melajukan mobilnya hendak pergi ke rumah Gita. Masih ada rasa bersalah dalam hatinya, namun dia merasa harus mengatakan yang sejujurnya agar tak lagi ada kebohongan yang dia simpan sendiri.
Sesampainya di rumah Gita, Rama langsung keluar dari mobil dan bergegas ingin masuk ke rumah Gita.
"Gita ... Buka pintunya.." Rama mengetuk-ngetuk pintu rumah Gita. Tak lama kemudian Gita membuka pintunya, terlihat matanya yang masih berkaca-kaca, seakan ada banyak air mata yang akan tumpah. Rama langsung masuk sesaat setelah pintu terbuka.
"Gita kamu kenapa menangis??" Tanya Rama memegang kedua lengan Gita.
"Ram... Kamu jahat, kamu bohongin aku kan? Kamu bilang Alesha adik kamu, ternyata dia calon istri kamu." Ungkap Gita.
"Aku bisa jelasin semuanya, kita duduk dulu yah." Rama menarik tangan Gita untuk duduk di sebuah sofa panjang berwarna maron.
"Aku gak nyangka kamu bohong sama aku soal Alesha."
"Maafkan aku Gita, aku memang bohong. Aku sama Alesha dulu memang saling mencintai, tapi sejujurnya bersama dia hidupku jadi monoton, tidak berwarna sama sekali. Sampai akhirnya aku ketemu kamu, Aku merasa berbeda." Ungkap Rama.
Tak ada satupun kebohongan yang keluar dari bibirnya, dia mengatakan semuanya secara jujur pada Gita, wanita yang dia cintai.
"Aku tidak bermaksud membohongi kamu, tapi aku butuh waktu untuk menceritakan semuanya." Lanjutnya lagi.
"Jadi kalau kamu ketemu sama wanita lain di luar sana yang lebih dari aku, kamu bakal ninggalin aku juga?"
Gita tidak habis pikir, Rama bisa menjalin hubungan dengannya saat dia akan menikah dengan Alesha. Apa dia tidak memikirkan perasaan wanita yang akan di nikahi nya itu? Pikirnya.
"Aku tidak akan meninggalkan kamu, aku mencintai kamu Gita. Kamu jangan nangis lagi yah.. kamu mau kan memaafkan aku?
"Aku tidak habis pikir sama kamu Ram, Aku sebenarnya menangis bukan karena kamu, tapi karena Alesha, dia sampai datang ke sini. Aku bahkan tidak bisa berkata apapun, tega kamu Ram." Ucap Gita kesal.
"Alesha bilang apa sama kamu? Apa dia marah-marah sama kamu? Apa yang dia lakukan sama kamu?" Rama terlihat khawatir.
"Kamu mau tahu apa yang dia katakan?"
"Apa?? Biar aku nanti yang kasih tahu dia supaya tidak macam-macam sama kamu." Ucap Rama dengan marah.
Plakkk.... Satu tamparan keras dari Gita mengenai pipi Rama.
"Jahat kamu Ram.. Asal kamu tahu,.Alesha memang datang ke sini, tapi tak sedikit pun dia marah sama aku, dia bahkan mau merelakan calon suaminya supaya kamu bahagia. Tega sekali kamu menyakiti wanita seperti Alesha."
"Tapi aku mencintai kamu, Alesha terlalu baik hingga aku merasa bosan dengannya." Balas Rama. Kejujurannya memang terkesan egois, tapi tak ada yang bisa dia katakan selain berkata jujur.
"Kamu punya hati tidak? Hati Alesha itu seperti malaikat, bagaimana mungkin kamu tega menyakiti dia.. Aku minta kamu pergi dari sini sekarang." Gita dengan lantang mengusir Rama.
"Gita... Kamu tenang dulu.." Rama mencoba membujuk Gita, dia memegang kedua tangan Gita namun Gita menghentakkan tangannya.
"Aku minta kamu pergi dari sini Ram, Alesha yang begitu baik bisa kamu sakiti, bagaimana dengan aku? Kamu pergi.. PERGI RAMA...!! Teriak Gita pada Rama.
To be continue

หนังสือแสดงความคิดเห็น (149)

  • avatar
    PujiantiFitri

    bener gita harus tegas.. laki2 seperti rama tK pantas di pertahankan 😠

    23/06/2022

      0
  • avatar
    LenTracey

    rawr

    10d

      0
  • avatar
    ComPagaden

    bagus

    11d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด