logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 Episode kelima

Tunangannya Faris menghubungi pak supir untuk menjemput dirinya di taman bunga jakarta, sementara taksi yang ditumpangi oleh Zain langsung memasuki gerbang rumah sakit pelita hati.
Triririringgggggg.......tririringggggg......
"Halo pak, apakah anda bisa menjemputku di taman bunga dekat jalan bandara jakarta?" tanya tunangannya Faris saat menelpon.
"Baik nona, saya akan menjemput anda disana," jawab pak supir.
Supir itu pun langsung meninggalkan kediaman tunangannya Faris Ardiansyah, Ketika mobil taksi itu tiba di parkiran rumah sakit, dan ia pun langsung turun dari mobil taksi itu.
"Pak, saya ucapkan terima kasih atas jasanya, dan ini uang untuk anda," jawab Zain saat keluar dari mobil taksi itu.
"Tuan, uangnya sangat banyak, saya sangat berterima kasih kepada tuan," ucap pak supir taksi itu.
"Anda berhak menerimanya pak," tambah Zain lagi.
“Ya Allah Zain, tante jadi malu kepadamu sampai dibukakan segala pintunya, padahal tante bisa buka sendiri,” jawab ibunya Aira.
“Ya Allah tante, saya tidak ada kata keberatan untuk membuka pintu mobil ini kepada tante,” ucap Zain saat memeluk ibunya Aira.
Tidak lama kemudian supir jemputan tunangannya Faris pun tiba di lokasi.
"Mengapa anda begitu lama pak? apakah anda ingin kupecat?" tanya Kania.
"Jangan pecat saya nona, saya minta maaf karena tadi mengantar nyonya ke mall untuk berbelanja," ucap pak supir.
"Ya sudah kali ini kumaafkan kamu, tapi ingat lain kali takkan kuberi ampun," ucap Kania.
"Cepat bukakan saya pintu, sebab disini sangat banyak nyamuk," ucap Kania lagi.
"Baiklah nona," jawab supir itu lagi.
Kania pun langsung memasuki mobil, mobil itu pun langsung melaju begitu cepat tanpa meninggalkan jejak, Zain berjalan memasuki rumah sakit pelita hati, dan ia pun bertanya kepada resepsionis pihak rumah sakit.
"Permisi nona, apakah ada pasien yang bernama Aira Anjani di rawat di rumah sakit ini?" tanya Zain.
“Tunggu sebentar tuan, kami akan memeriksa nama yang anda maksud!” perintah resepsionis rumah sakit itu lagi.
“Tuan, ruangan pasien yang bernama Aira Anjani berada di ruang pemeriksaan, belok kiri sebelah kanan,” tambah resepsionis rumah sakit itu lagi.
“Kalau begitu terima kasih nona, kami akan ikuti saran anda tadi,” tambah Zain lagi yang langsung berjalan menuju ruang pemeriksaan.
Zain bersama ibunya Aira dan juga adiknya Rafa berjalan bersama menuju ruangan pemeriksaan, sementara Faris yang masih berada di ruang pemeriksaan sambil memegang genggaman tangannya Aira.
“Nona, aku ingin kamu bangun dari ketiduranmu, aku tahu bahwa kamu seperti ini karena perbuatanku, dan aku sudah berjanji pada diriku nona, kalau aku akan bertanggung jawab sekaligus membayar semua kehidupanmu, dan aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu nona,” jawab Faris seorang diri.
Namun dalam beberapa menit kemudian ponsel Faris berbunyi yang menampilkan adanya panggilan masuk dari Kania, sementara Zain yang sudah berada di depan pintu pemeriksaan langsung mendengar ucapan Faris.
“Sepertinya lelaki itu tulus kepada Aira, apa aku harus mengikhlaskan Aira untuk dirinya? sebaiknya kuselidiki tentang lelaki itu,” Zain bergumam dalam hati.
Tririririringggggg……triririringgggg……
“Ada apa lagi kamu menghubungiku Kania?” tanya Faris saat mengangkat telpon sambil berjalan keluar dari ruangan pemeriksaan.
“Ya ampun sayang, jangan jutek seperti itu dong, aku hanya ingin mengajak kamu makan di restoran jakarta, kalau kamu menolak, saya akan menelpon ibumu,” ancam Kania.
“Tante, kita harus bersembunyi, sebelum lelaki itu memergoki kita,” ucap Zain saat membawa ibu dan adiknya Aira ke tembok lain.
“Apa yang terjadi Zain? apakah Aira baik-baik saja?” tanya ibunya Aira.
“Aira baik-baik saja tante,” tambah Zain lagi.
Setelah Faris pergi, Zain pun langsung memasuki ruangan Aira.
“Bahaya, kalau Kania mengadu kepada ibuku dan ayahku, sayang aku minta maaf atas kesalahanku, baiklah kita akan berjumpa di restoran Jakarta, tolong kamu kirim alamat lokasinya,” jawab Faris yang langsung berjalan keluar menuju ke arah parkiran mobil rumah sakit.
“Sebaiknya kutinggalkan untuk sementara di rumah sakit, aku yakin para perawat akan menjaganya,” ucap Faris yang melirik sejenak ke arah Aira.
“Aku mencintaimu Faris, kamu itu terlalu bodoh, kamu tidak tahu Faris untuk mendapati pemuda tampan sepertimu sangat susah, kalau aku sudah menyiapkan jebakan ini untukmu, pak kita ke sebuah restoran Jakarta!” perintah Kania.
Faris pun langsung mematikan panggilannya, dan ia pun langsung memasuki mobil yang terletak di parkiran rumah sakit pelita hati.
“Aku akan kembali secepat mungkin nona,” ucap Faris seorang diri yang sedang menyetir mobil.
Mobil Faris pun menghilang dengan cepat dari pandangan rumah sakit.
“Lebih baik aku membatalkan pernikahan ini sebelum terlambat, apa pun resikonya akan kutanggung?” tanya Faris seorang diri sambil membawa mobil.
“Mungkin saya telah jatuh cinta kepada gadis itu, makanya saya berani mengambil tantangan ini,” tambah Faris lagi.
Disisi lain Kania pun tiba di restoran Jakarta, dan ia pun langsung keluar dari mobil tersebut.
“Nona, kita telah sampai di sebuah restoran yang anda maksud,” ucap pak supir itu.
“Baiklah, kamu tunggu disini, jika aku butuh bantuan akan kuhubungi!” perintah Kania.
“Baiklah nona,” jawab satpam itu lagi.
Disisi lain mobil alphard milik Patrick berhenti di lobi rumahnya, dan ia pun langsung turun dari mobil tersebut sambil berjalan menuju pintu utama rumahnya, namun bukan pelayannya yang menyambutnya, akan tetapi ibunya yang menyambutnya, dan ia pun langsung di pertanyakan saat memasuki rumahnya.
“Ya Allah Patrick anakku, wajahmu mengapa bisa memar?” tanya ibunya Zain.
“Ya ampun mama ini berlebihan sekali menatapi wajahku, mama dulukan pernah muda dan jatuh cinta, jadi wajarlah muka saya terluka,” ucap Patrick.
“Ayahmu akan balik besok pagi, jadi, jika dia melihat mukamu ini, maka dia akan marah besar,” jawab ibunya Zain lagi.
"Kamu tunggu disini anakku, mama akan mengambil kotak P3K," ucap ibunya Zain saat membawa Patrick ke sebuah sofa tamu yang ada di rumah itu.
Ibunya Zain pun datang membawa kotak P3K yang sudah berada di genggaman kedua tangannya, dan ia pun langsung membuka kotak tersebut.
“Ya Allah, apakah mama bisa pelan-pelan untuk mengobati diriku?” tanya Patrick.
“Sabar anakku, ini sebentar lagi akan selesai, dan mama ingin kamu membersihkan mukamu dengan mandi yang bersih, sebab besok ayahmu akan tiba di Indonesia,” ucap ibunya Zain lagi.
“Mama, aku ingin istirahat di kamar, pelayan tolong antarkan saya susu dan roti!” perintah Patrick.
“Baik tuan,” jawab pelayan yang ada di rumah itu.
Ibunya pun mengambil foto putra sulungnya sambil berkata seorang diri.
“Anakku, Zain, dimana kamu anakku? apakah kamu tidak merindukan mama? mama berharap kamu pulang anakku,” ucap ibunya Zain sambil menatapi foto putranya.
Pada situasi lain Faris pun sampai di parkiran restoran Jakarta, dan ia pun langsung turun dari mobil sambil berjalan memasuki restoran Jakarta, Faris menatap Kania yang sudah sampai terlebih dahulu di restoran itu, dan ia pun menghampiri kekasihnya Kania.
“Mohon maaf, sayang aku terlambat, kamu tahu sendiri Jakarta sedikit macet,” ucap Faris.
“Tidak apa-apa sayang, justru aku bersabar untuk menjadi istri yang baik,” jawab Kania.
“Kania, kania, kamu itu mimpi kali ya, lagian siapa juga yang akan menikahimu?” Faris bertanya dalam hati.
“Katakan, apa yang membuatmu memanggilku kemari?” tanya Faris.
“Sayang, selama di paris, aku sangat merindukanmu, dan aku tidak dapat mengabarimu tentang keadaanku yang sibuk, jadi wajarlah aku mengajakmu untuk makan disini pertama kali,” ucap Kania.
“Sudah, sekarang aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu,” jawab Faris.
“Apa itu sayang?” tanya Kania.
“Aku minta maaf, aku tidak bisa menikahimu,” ucap Faris.
“Apa? apakah kamu bercanda sayang? aku yakin kamu bercanda,” jawab Kania.
“Apakah wajahku seperti orang yang bercanda Kania?” tanya Faris.
“Tapi, apa kekuranganku Faris? Bukankah hubungan kita baik-baik saja?” tanya Kania.
“Baiklah Faris, sebelum kamu menjawab ucapanku, dan aku ingin sebagai permintaan terakhir untuk kamu minum jus strawberry ini,” ucap Kania saat menawarkan segelas jus.
Di dalam jus tersebut Kania telah memasuki 3 pil obat tidur yang akan bertahan selama 2 jam, Faris pun langsung meminum jus itu hingga habis, sampai dirinya pun langsung jatuh ke lantai sehingga tidak menyadarkan diri.
“Baiklah, Kania sebagai rasa maafku ini, dan aku akan meminum jus ini,” ucap Faris saat meneguk jusnya hingga habis.
“Kania, aku ingin kamu mencari lelaki yang tulus sayang kepadamu,” kata Faris saat bangun dari tempat duduknya.
"Baiklah sayang, aku akan menerima jawabanmu itu, tapi kenapa kepalamu jadi pusing?" tanya Kania memastikan lagi.

"Tidak tahu, kenapa aku sangat ingin tidur? dan kepalaku seperti melayang ke arah lain," jawab Faris.
"Faris, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Kania.
Faris pun terjatuh pingsan ke lantai restoran, dan Kania pun langsung memanggil satpam.
"Satpam, cepatlah kamu kemari!" perintah Kania.
"Iya nona, ada yang bisa kubantu?" tanya satpam di restoran itu.
"Cepat kamu bawa lelaki ini ke dalam mobilku!" perintah Kania.
"Baiklah nona, hey cepat kemari bantu saya," jawab satpam itu saat memanggil temannya yang lain.
Faris pun diangkat oleh satpam itu untuk dibawa keluar dari restoran itu.
Bersambung....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (173)

  • avatar
    KeyKeyla

    cetita yang sangat bagus saya menyukai cerita anda!

    4d

      0
  • avatar
    AndyMuhammad

    keren sudah saya kasih tip ya

    5d

      0
  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    7d

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด