logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Episode Dua

Lokasi shooting rumah sakit Jakarta…..
Faris pun langsung memasuki gerbang rumah sakit, dan ia langsung memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, sementara Zain yang baru saja tiba di rumah sakit sambil membelakangi mobil Faris saat dirinya ingin memasuki rumah sakit itu, dan ia pun langsung menarik jendela mobil taksi tersebut, agar Zain bisa melihat nama rumah sakit tersebut.
“Jadi ini rumah sakit pelita, dimana Aira nanti akan dirawat? baiklah, cukup untuk mengetahuinya saja, dan aku akan mengatakan ini kepada ibunya Aira, agar ibunya mengetahui kondisi anak gadisnya itu,” Zain bergumam dalam hati.
“Pak, kita jalan, tolong antar saya ke alamat dekat taman bunga, dan disana terdapat rumah kontrakan Aira!” perintah Zain.
“Baiklah tuan,” jawab pak supir taksi itu.
Sementara Faris langsung keluar dari mobil, dan ia pun langsung membuka pintu bagian tengah untuk membawa Aira keluar dari mobil miliknya, dan ia pun langsung membawa Aira ke dalam rumah sakit sambil memanggil dokter.
“Dokter, dokter, dokter,” teriak Faris sambil mengangkat Aira.
“Ada apa ini?” tanya dokter Marina.
“Kumohon dokter, tolong anda selamatkan gadis ini, dan aku akan membayar semua biaya untuk perempuan ini,” ucap Faris.
“Tenang, anda harap tenang tuan, biarkan kami yang menangani wanita ini,” ucap dokter Marina.
“Perawat, tolong kamu bawa brakar untuk wanita ini!” perintah Marina ketika memanggil perawat di dalam rumah sakit.
“Baik dokter,” ucap perawat laki-laki.
Tidak lama kemudian perawat laki-laki itu pun langsung berlari untuk mengambil brakar di rumah sakit, dan pada akhirnya mereka pun menemui brakar yang dimaksud oleh dokter Marina.
“Dokter ini brakarnya,” ucap perawat laki-laki.
Faris pun menaruh Aira di atas brakar rumah sakit, dan Aira pun dibawa ke ruang pemeriksaan.
“Perawat, tolong anda bawa gadis ini ke ruang pemeriksaan!” perintah dokter Marina.
“Baik dokter,” jawab perawat laki-laki sambil dibantu oleh Faris saat tiba di ruang pemeriksaan.
“Dokter saya harus masuk untuk memastikan keadaan gadis ini,” ucap Faris.
“Mohon tuan, anda harap tunggu di luar, izinkan kami bekerja dengan nyaman,” jawab perawat lain.
Faris pun menunggu di luar selama 1 jam, akan tetapi tiba-tiba ponselnya berdering yang menampilkan adanya panggilan masuk dari tunangannya.
Triririringggggg…..triririringggggg……
“Ada apa kamu menghubungiku?” tanya Faris saat mengangkat telpon.
“Sayang, mengapa jawabanmu seperti itu? bukankah seharusnya kamu menjemputku di bandara soekarno-hatta?” tanya wanita misterius itu yang mengaku sebagai tunangan Faris ketika menerima telpon.
“Kamu itu sudah dewasa, jadi bisa mencari taksi, atau menghubungi supirmu itu, sudahlah sayang untuk hari ini kamu jangan mengganggu saya, sebab saya sibuk,” ucap Faris yang langsung mematikan ponselnya.
“Halo, halo, sayang, kurang hajar, berani sekali Faris mulai mengabaikan panggilanku,” ucap wanita misterius itu yang mengaku sebagai tunangannya Faris yang juga mematikan panggilannya.
“Pasti ada sesuatu yang membuat Faris berubah, nanti akan kucari tahu,” tambah wanita misterius itu yang langsung meninggalkan bandara untuk memanggil taksi.
“Taksi, taksi,” teriak wanita misterius itu saat memanggil taksi.
Taksi itu pun langsung berhenti di bandara, dan ia pun memasuki taksi tersebut.
“Pak, kita jalan!” perintah wanita misterius itu.
“Baik nona,” jawab pak supir taksi.
Tidak lama kemudian taksi itu pun langsung menancapkan gasnya sehingga menghilang dalam sekejap di bandara tersebut.
“Sejak kapan tunanganku mulai balik ke tanah air? bukankah dia seharusnya kembali minggu depan?” tanya Faris saat menduduki diri dibangku rumah sakit.
“Dan jika tunanganku mengetahui gadis ini, maka dia akan mengamuk seperti macan, sebaiknya gadis ini akan kurahasiakan dari tunanganku sekaligus keluargaku,” tambah Faris lagi.
Tidak lama kemudian Aira pun sadar dari komanya, dan ia pun berteriak kepada dokter tentang penglihatannya yang gelap.
“Dokter, mengapa mataku tiba-tiba menjadi gelap?” tanya Aira panik.
“Tolong dokter hidupkan lampunya, dan aku ingin menatap wajah ibuku,”
“Tenang nona, kita akan memeriksa matamu,” ucap dokter Marina.
“Perawat, tolong kamu ambil scan pemeriksaan mata!” perintah dokter Marina.
“Baik dokter,” jawab perawat perempuan saat keluar dari ruangan pasien dengan berjalan cepat untuk memasuki ruang kerja dokter Marina.
Setelah perawat wanita itu mengambil scan pemeriksaan mata, dan ia pun dihentikan oleh Faris saat ingin memasuki ruang pasien.
“Perawat, apa yang terjadi? apakah gadis itu baik-baik saja?” tanya Faris panik.
“Anda harap tenang tuan, izinkan dokter memeriksa gadis itu,” ucap perawat wanita.
Ia pun langsung memasuki ruangan pasien sambil menyerahkan scan pemeriksaan mata kepada dokter.
“Dokter, ini scan pemeriksaan mata yang anda minta,” ucap perawat wanita itu sambil memberinya kepada dokter Marina.
“Terima kasih perawat atas bantuannya, nona anda harap tenang ya, dan saya akan mengecek mata anda,” ucap dokter Marina.
Ketika dokter melihat hasil scan tersebut, dan ia pun langsung kaget.
“Sepertinya gadis ini akan mengalami kebutaan perawat, dan kita harus memberitahu suaminya yang ada di luar sana,” ucap dokter Marina.
“Apa dokter saya buta? tidak, tidak dokter, saya tidak ingin mengalami kebutaan ini, bagaimana nasib adik dan ibuku?” tanya Aira saat mengkhawatirkan dirinya sambil berteriak.
“Pemuda itu telah membuat aku kehilangan penglihatanku, dan aku tidak akan memaafkan dirinya dokter,” ucap Aira sambil menangis ketika berteriak histeris.
“Perawat, cepat kamu ambil suntik penenang untuk gadis ini tenang!” perintah dokter Marina.
“Baik dokter,” ucap perawat saat berjalan ke arah meja yang ada disebelah dokter Marina.
“Dokter, ini suntik penenang yang akan membuat gadis ini pingsan,” tambah perawat wanita itu lagi.
Aira pun disuntik oleh dokter Marina sehingga membuat dirinya pingsan lagi, namun dalam beberapa menit kemudian dokter itu pun keluar dari kamar pasien itu sambil memberi kabar buruk kepada Faris.
“Dokter, bagaimana kondisi gadis itu?” tanya Faris saat bangkit dari tempat duduknya.
“Apakah anda suaminya?” tanya dokter Marina.
“Bukan dokter, saya bukan suaminya, saya adalah orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan gadis itu,” ucap Faris.
“Apakah ada luka yang serius dokter?”
“Justru saya ingin memberitahu anda, bahwa kecelakaan itu telah mengambil penglihatannya, dan gadis itu kemungkinan besar tidak bisa melihat lagi,” tambah dokter Marina.
“Apa dokter? Apakah saya tidak salah dengar? dan gadis itu buta,” ucap Faris kaget.
“Apakah ada jalan untuk kesembuhannya?” tanya Faris.
“Kemungkinan besar kalau anda mendapati pendonor yang cocok, dan insya Allah wanita ini akan sembuh,” ucap dokter Marina.
“Kalau begitu saya permisi sebentar, sebab masih banyak pasien yang membutuhkan saya,” ucap dokter Marina yang berlalu pergi.
“Terima kasih dokter,”
“Suatu hari nanti aku akan memberi mataku untuk wanita ini,” Faris bergumam dalam hati.
Bayangan Faris :
“Kamu telah jatuh cinta kepada gadis yang baru kamu temui,” ucap bayangan Faris.
“Tidak, itu tidak mungkin, bahkan saya belum mengenal gadis itu,” ucap Faris seorang diri.
“Kamu tidak bisa menipu hatimu,” tambah bayangan Faris.
“Bisakah kalian diam,” teriak Faris seorang diri.
Bersambung……

หนังสือแสดงความคิดเห็น (173)

  • avatar
    KeyKeyla

    cetita yang sangat bagus saya menyukai cerita anda!

    5d

      0
  • avatar
    AndyMuhammad

    keren sudah saya kasih tip ya

    6d

      0
  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    8d

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด