logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Aku Akan Bahagia, Aku Janji!

Nabi baru saja merebahkan badannya di atas kasur karena kelelahan sampai tiba - tiba...
Bbuummm... asap hitam lekat muncul dan setelahnya seseorang sudah berdiri disana.
"Astaga Oppa kau mengagetkan, harusnya kau di luar mengetuk pintu dan menunggu aku membuka pintu, bukan tiba - tiba muncul seperti ini."
Nabi mengerucutkan bibirnya sebal yang justru malah membuat Seoltang terkekeh gemas lalu mengacak rambut Nabi membuat Nabi semakin kesal.
"SEOLTANG OPPA!" pekik Nabi
"Haha maaf maaf kau menggemaskan sekali. Segera bersiaplah kita harus bergegas sebelum siang, aku tidak terbiasa berkeliaran siang hari," ucap Seoltang
"Memangnya kita mau kemana Oppa?" tanya Nabi
"Min Castle," jawab Seoltang
"Huh?" Nabi mengernyit bingung
"Kau lupa atau tidak tahu ? setelah bertunangan si wanita akan di bawa oleh si pria sampai hari menjelang pernikahan, itukan peraturan mutlak. Ayo segera bersiap aku tunggu dibawah." Wwuussshhh dan Seoltang menghilang
"Lagi - lagi dia menggunakan ilmu teleportasinya, huh sepertinya aku harus mulai terbiasa atau bisa - bisa aku terkena serangan jantung karena terlalu sering terkejut. Eeh tunggu, apa vampire punya jantung? hihii." Nabi bergumam sendiri lalu terkekeh sendiri, setelah itu ia segera mengemas barang - barangnya yang akan dia bawa ke Min Castle.
"Lihat saja Ahjussi, aku pastikan bahwa aku akan bahagia." janji nya pada diri sendiri
.
.
.
"AKU SIAP!" teriak Nabi sambil menuruni anak tangga
"Wooah kau semangat sekali calon kakak ipar hihi," goda Jieun
"Oppa lihat Jieun," rengek Nabi main - main
Ttaakk...
"Aawsss sakit Oppa." Jieun ikut merengek kala kepalanya kena pukul kakaknya
"Jangan menggodanya seperti itu dia itu calon kakak iparmu sopanlah, hhaaiisshh kepalaku sakit sekali dengan kelakuan dua bayi besar ini yang terus merengek bergantian." Seoltang berlalu pergi dengan memencet pangkal hidungnya
"Ini karena mu Nabi-shi, kenapa kau merengek seperti itu dasar manja," cibir Jieun
"Itu karena kau menggodaku Jieun-shi, bahkan kau juga merengek tadi lepas kepalamu di pukul oleh Seoltang Oppa," timpal Nabi
"Yyyaaakkkk kalian berdua berhentilah berdebat cepat masuk mobil atau ku tinggal." Seoltang berteriak dari dalam mobil lalu menghidupkan mesin mobil
Nabi dan Jieun saling pandang lalu kompak terbahak menertawakan tingkah konyol mereka barusan.
[Di dalam mobil]
"Jieun-ah, kembalilah tinggal di Castle agar Nabi ada kawan," seru Seoltang dengan mata yang fokus menyetir
"Nee Oppa," jawab Jieun
"Loh memang selama ini kau tinggal dimana Jieun-ah?" tanya Nabi
"Aku tinggal di Manssion" sahut Jieun
"Oh ya Nabi-ah, apa kau akan melanjutkan sekolahmu?" tanya jieun
"Eemmm Oppa apa aku boleh terus bersekolah dengan Jieun?" tanya Nabi pada Seoltang
Bukan menjawab pertanyaan Jieun, justru Nabi malah bertanya pada Seoltang, ia sungguh menghargai Seoltang dengan tidak mengambil keputusan tanpa persetujuan calon suaminya dan itu membuat Seoltang tersenyum.
"Tentu saja kau boleh bersekolah kembali dan aku yang akan mengantar dan menjemput kalian berdua, kita akan menikah setelah kau lulus, Jieun-ah jaga calon kakak iparmu, jangan biarkan para pria mengganggunya," jawab Seoltang
"Woow posesif sekali ya bung," cibir Jieun
"Diam atau ku pukul!" hardik Seoltang
"Cciihhh menyebalkan," cibir Jieun
"Terimakasih Oppa," balas Tae dengan senyum manisnya
.
.
.
Setelah memakan waktu yang tidak sebentar akhirnya mobil yang dikendarai Seoltang itu berhenti di depan sebuah Castle besar. Seoltang dan 2 penumpang lainnya segera turun.
"Euughhh ku fikir tidak sejauh ini, harusnya tadi kita berteleportasi saja Oppa," keluh Nabi sambil meregangkan otot - ototnya yang kaku karena terlalu lama duduk.
"Sudah - sudah jangan mengeluh terus lebih baik kita segera masuk, bagaimana kalau kita balapan dalam hitungan ke tiga kau siap?" tantang Jieun yang kemudian di sanggupi oleh Nabi
"Baiklah... 1... 2..."
Belum selesai Jieun berhitung, namun tiba - tiba...
Wwuussshhhhh... angin bertiup kencang membuat Jieun mendengus kesal.
Sedang Seoltang yang sedari tadi menyaksikan kelakuan adik dan calon suaminya itu hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala heran
"Mereka membuatku gemas sekaligus pusing," gumam Seoltang lalu menyusul Jieun dan Nabi masuk kedalam Castle dengan hanya berjalan santai, terlalu lelah untuk berteleportasi fikirnya.
.
.
.
"Pergilah keluar dari kamarku, aku tidak mau berbagi kamar denganmu Nabi-shii!" sungut Jieun
"Kau ini pelit sekali, lagi pula kasurnya besar bahkan cukup untuk 4 orang!" jawab Nabi tak mau kalah
"Tapi aku tak mau, pergilah Gong Nabi!" titah Jieun
Ceklek...
Pintu dibuka..
"Astaga ada apa lagi Jieun-ah?" tanya Seoltang
"Oppa lihat adikmu sangat pelit, aku hanya memintanya untuk berbagi kamar tapi dia menolak," rengek Nabi
"Oppa bawa calon istrimu pergi dari kamarku, aku lelah." Jieun langsung merebahkan dirinya ke kasur
Seoltang membawa Nabi keluar dari kamar Adiknya.
"Kenapa kau mengganggu Jieun hhmm? Para pelayan sudah menyiapkan kamar untukmu, atau kau ingin di kamarku? Aku akan dengan senang hati berbagi kamar denganmu," goda Seoltang
"Terserah," jawab Nabi sambil berlalu pergi yang kemudian dikejar oleh Seoltang
"Jangan marah, aku hanya bercanda, ayo ku antar kau ke kamarmu," ajak Seoltang
Kini mereka berada tepat di depan pintu besar, lalu Seoltang membuka pintu itu dan mereka pun masuk.
"Ini kamarmu silahkan istirahat dulu, nanti akan ada pelayan yang memanggilmu untuk makan malam. Kamar ku tepat berada di samping kamar ini jadi kalau ada masalah jangan sungkan untuk mengetuk pintu kamarku, aku pergi dulu," ucap Seoltang panjang lebar
Seoltang pergi setelah mendapat anggukan dari Nabi.
Setelah Seoltang pergi, Nabi langsung menghampiri kasur lalu membaringkan tubuhnya mencari posisi ternyaman dan akhirnya ia pun tertidur.
.
.
.
Sementara itu di Lee Castle, sang Pangeran tengah melamun berdiam diri di kamar memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Ia seakan mati untuk kesekian kalinya, serasa ada yang hilang darinya. Sejak kemarin malam ia belum makan, bahkan hari ini pun ia melewati jam sarapan dan makan siang membuat Soo Hyun sang adik khawatir.
Ceklek...
Suara pintu dibuka dan terlihat seorang pria manis dengan segelas berukuran lumayan tinggi berisi cairan merah.
"Hyung jika kau tak mau makan setidaknya minumlah ini dulu, aku tidak mau kau sakit," pinta Soo Hyun
"Aku tidak mau," jawab Dong Seok
Lagi - lagi Soo hyun menghela nafas entah sudah keberapa kali Dong Seok selalu menolak makanan atau minuman yang ia bawa sampai akhirnya ia hilang kendali dan...
"KAU INI KENAPA LEE DONG SEOK!" Bentak Soo hyun pada kakaknya, Dong Seok terkejut lalu berbalik menghadap adiknya
"KAU MENYESALI KEPERGIAN NABI HAAH ??? BAHKAN BUKAN DIA YANG MENINGGALKANMU TAPI KAU SENDIRI YANG MELEPASKANNYA. YA DONG SEOK KAU SENDIRI YANG DENGAN SUKA RELA MELEPASNYA KEPADA PANGERAN MIN SEOLTANG!"
"PADAHAL NABI SUDAH MOHON - MOHON PADAMU SUPAYA KAU TIDAK MELEPASNYA TAPI DENGAN PENGECUTNYA KAU MALAH MENGHAPUS INGATANNYA!"
"KAU MENYURUHNYA UNTUK BERBAHAGIA SAJA DENGAN PANGERAN MIN SEOLTANG SEAKAN KAU TIDAK MAMPU MEMBAHAGIAKANNYA PADAHAL KAU SANGAT TAHU BETUL BAHWA KEBAHAGIAAN NABI ITU ADALAH KAU LEE DONG SEOK, KAU ADALAH SUMBER KEBAHAGIAANNYA. LALU BAGAIMANA BISA KAU BERFIKIR  BAHWA TAECYEON AKAN BISA BAHAGIA TANPAMU HAAH!"
"KAU BILANG KAU MENCINTAINYA TAPI HANYA KARENA SEDIKIT GERTAKAN SAJA MEMBUAT KAU MUNDUR. KAU PENGECUT LEE DONG SEOK KAU PENGECUT!"
BRAAKK !!!
Setelah meluapkan segala emosinya, Soo hyun keluar dari kamar kakaknya lalu membanting pintu dengan sangat keras. Nasib baik pintunya tidak sampai rusak kan berabe urusannya.
Setelah kepergian Soo hyun, Dong Seok kembali berbalik menghadap keluar jendela kaca besar, ia mulai mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut adiknya itu.
"Apakah aku sepengecut itu?" gumamnya lirih
Dikamarnya Soo hyun tengah menangis tersedu - sedu mengingat ia sudah membentak kakaknya dengan begitu tidak sopannya, namun ia melakukan itu semata ingin kakaknya sadar dan bangkit. Ia khawatir jika terus seperti ini Dong Seok akan jatuh sakit. Sudah cukup ia kehilangan kakak perempuannya, ia tak mau jika harus kehilangan kakak laki - laki nya juga.
"Hikkss... maafkan aku hyung hikss," ucap Soo hyun di sela isak tangisnya

หนังสือแสดงความคิดเห็น (89)

  • avatar
    agriaRaka

    Ceritanya Menarik

    21/04/2022

      0
  • avatar
    KadafiMuhammad

    sangat bagus banyak hal hebat dan lainnya

    28d

      0
  • avatar
    ApolApolinaris

    bagus cerita tanya

    15/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด