logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 Pov Mama Mertua

Pov mama mertua (Jeng Asti)
Aku Asti anak tunggal dari keluarga kaya raya di kampungku, aku yang masih muda punya bok*ng bohay tapi da** ku cuma cup 32, kecil itu salah salah satu kekuranganku tapi kelebihanku adalah anak dari seorang juragan tanah yang jaya di masanya.
Aku hidup bergelimang harta punya banyak teman, semuanya memujaku. Suatu hari aku melihat lelaki pujaanku bergandengan tangan dengan seorang perempuan, dia Mintu lelaki yang sangat aku cintai lelaki yang kalem dan tutur katanya selalu dipercaya orang karena pembawaannya yang terlihat meyakinkan,akan tapi dia tidak mempunyai perasaan yang sama padaku, sudah berkali kali aku mengutarakan perasaanku padanya dan berkali kali pula dia menolakku, terakhir aku menemuinya dan memaksanya untuk menerima cintaku tapi dia malah marah besar padaku.
"Mas Mintu tolong terima cintaku mas, aku sangat sangat mencintaimu, kamu bilang saja apa maumu bakal aku turuti semuanya mas! Bahkan kalau kamu meminta tubuhku sekarangpun akan aku berikan!tinggal kan perempuan ini mas dan menikahlah denganku." rayuku.
"Ya Allah As aku sudah bilang berkali berkali, aku tidak bisa menerimamu As aku tidak ada perasaan apa apa sama kamu, mengertilah As kumohon." jelasnya memelas, aku tidak terima penolakkan ini hanya karena wanita udik miskin itu.
"Gak mas! Kamu harus terima aku! Kamu cinta atau tidak denganku itu tidak masalah, yang penting kamu jadi milikku, dengan harta yang ku punya mas Mintu pasti akan bahagia! Dia perempuan udik miskin tidak akan membuatmu bahagia mas!" paksaku menggebu gebu.
"Ah sudahlah As sekali lagi maaf, carilah laki laki lain yang benar benar mencintaimu jangan karena embel embel harta, sudah ya aku pamit assalamu'alaikum." dia pergi.
"Tidak mas! Mas Mintu apa kurangnya aku sehingga kau selalu menolakku!aku tidak terima ini mas!!" teriakku.
Saat itu aku benar benar kalut karena cinta bertepuk sebelah tangan, hanya karena wanita udik miskin bisa bisanya mas Mintu lebih memilihnya!aku tidak terima kekalahan ini, selama aku hidup tidak ada yang tidak bisa aku raih kecuali cintanya mas Mintu.
Aku tidak mau menyerah aku harus mendapatkan mas Mintu, kalau cintanya tidak bisa di dapatkan tubuhnya pun tidak apa apa, aku akan menghalalkan segala cara untuk menaklukkannya!
Aku pergi ke rumah Ki Boro agar mas Mintu bertekuk lutut padaku.terlihat rumah ki boro yang megah tingkat 2, Ki boro adalah dukun kaya raya karena dia adalah langganan bos bos besar meminta bantuan jasanya, jadi tidak di pungkiri kalau dia sekaya ini, bahkan kamar ritualnya saja banyak barang barang terbuat dari emas.
"Ki saya mau laki laki ini tergila gila pada saya!" aku memperlihatkan foto mas Mintu kepada Ki Boro.
"Hmm" terlihat Ki Boro memegang foto mas Mintu dan seakan sedang berfikir keras!
"Kenapa Ki??Ada apa?" aku bertanya heran, biasanya Ki Boro langsung menyetujui apapun yang aku pinta tapi setelah melihat foto mas Mintu malah terlalu lama berfikir.
"Asti sebaiknya kamu cari korban lainnya saja, seperti laki laki lain yang biasa kamu bawa fotonya kemari, kalau laki laki ini saya tidak bisa menembusnya.
"Lhoh memangnya kenapa Ki?" tanyaku heran.
"Orang ini tidak bisa di tembus, dia punya penjaga, sepertinya penjaga dari warisan moyang terdahulu, penjaga nya sangat kuat,kalau saya nekat malah nyawa saya yang teracam! Bukan hanya nyawa saya tapi nyawamu juga!" terangnya.
"Hah sekuat itu kah ki sampai sampai Ki Boro tidak bisa apa apa??"
"Ya begitulah!"
Si*l harus bagaimana lagi aku ? Aku tidak boleh menyerah aku harus pakai cara lain!
"Bagaimana kalau membuat pacarnya ini sakit bisa Ki?" kutunjukan foto perempuan udik miskin yang bersama mas Mintu kemarin, diam diam orang suruhanku mengambil foto mereka saat itu.
"Hmm kalau ini juga tidak bisa, kelihatannya mereka berdua tidak mungkin berpacaran karena wanita ini juga punya penjaga warisan moyang terdahulu mirip seperti penjaga laki laki ini." jelasnya.
"Hah jadi maksut Ki Boro mereka ini mungkin ada ikatan persaudaraan?"
"Ya sepertinya begitu."
Oh ternyata begitu, selama ini aku sudah salah sangka,jadi sedikit merasa tenang hatiku.
"Oh yaya ..ya sudah ki kalau memang seperti itu tidak apa apa, saya jadi sedikit lebih tenang mengingat mereka hanya saudara, ok saya pamit dulu ki ini bayarannya , terima kasih ki permisi."
Aku pun keluar dari rumah megah itu, saking megahnya mungkin, rumah ini malah terlihat seram! Setiap kali memasuki rumah ini bulu kudukku selalu berdiri hiiii.
Sesampainya di rumahku, aku berbaring di kasur empuk paling mahal di masanya. Huft sekarang apa yang harus aku lakukan? aku harus mendapatkan Mas Mintu. Kenapa dia susah sekali di dapatkan sedangkan selama ini laki laki yang aku inginkan selalu berhasil aku dapatkan entah hati atau tubuhnya aku gak peduli.
Tok tok tok
"Permisi non ada orang  yang mencari non Asti, dia menunggu di bangku teras." ucap salah satu pembantuku, ah ganggu aja sih orang lagi istirahat juga!
"Iya suruh orang nya nunggu sebentar!" teriakku.
"Baik non"
Dengan malas aku keluar menemui tamu di bangku teras, hmm sekiranya siapa yang bertamu sih.
" Gatot ?" tanyaku.dia pun menoleh.
"Hai Asti apa kabar?" ucapnya sambil tersenyum.
"Ada apa kemari hah! Mau minta duit lagi? Kemari habis aku transfer 20 juta masih kurang!" bentakku.
"Ow tenang tenang dong kaya macan aja langsung terkam, tenaaangg aku ke sini bukan untuk minta duit lagi."
"Lalu?"
"Aku hanya ingin memperingatimu bahwa sepertinya warga sekitar mencurigai keluarga mu menggunakan ilmu hitam untuk memperkaya diri, dan yang paling membuat mereka geram adalah.."
"Iya apa? Langsung teruskan ngomongnya!" selaku tak sabar.
"Asti sebaiknya kamu dan keluargamu segera pergi saja deh dari kampung ini, karena sepertinya mereka mengira ilmu hitam yang kalian pakai membutuhkan tumbal manusia."
"HAH?! Kenapa mereka bisa tau??" tanyaku dengan bibir bergetar karena ketakutan.
"Di kampung ini sudah ada desas desus bahwa sebentar lagi warga akan mendatangi keluargamu meminta penjelasan atau langsung di usir paksa." jelasnya bikin hatiku gelisah takut campur aduk rasanya, bagaimana bisa rahasia keluargaku bisa terbongkar? Padahal sudah berpuluh puluh tahun kami menggunakan pesugihan ini, sehingga sudah berapa ratus pula korban manusia yang sudah kami tumbalkan.
"Kenapa warga bisa sampai mengetahui hal ini???apa jangan jangan kamu yang melakukannya hah!"
"Loohh kenapa sekarang malah nuduh aku? Aku datang ke sini untuk memperingatimu kok malah di tuduh macam macam dasar gak tau di untung! Lagi pula kalau warga sudah tahu hal ini ya sayang dong aku bakal kehilangan pemasukan uang darimu!" elakknya. Benar juga, kalau dia melakukan ini bearti dia juga yang rugi bakal kehilangan tambang emasnya, lalu siapa dong dalang di balik semua ini! Aku
tidak akan memaafkan orang itu bila aku tahu siapa dia!
"Ya sudah sana pulang!"usirku.
"Huh sudah di kasih tahu malah ngusir! Dasar gak tahu di untung!" ucapnya sambil ngeloyor pergi.
"Si*l aku harus kasih tahu ini pada Bapak!"gerutuku.
"Bi ..bibi bapak dimana bi?"
"ah non itu tuan lagi ada di kampung sebelah."
"Ck aku harus cepat kasih tahu bapak gimanapun caranya!Parjoooo dimana kamu! Ayo kita nemuin bapak di kampung sebelah!"
"Baik non."
Kami pun berangkat menggunakan motor tua tapi masih hits di zamannya, bahkan hanya beberapa gelintir orang yang punya sepeda motor ini.
Tak lama kami pun bisa menemukan bapak di kebun milik bapak yang letaknya di kampung sebelah.
"Bapaaakkkkkkkkk!"aku pun berlari menuju kebun bapak karena motor tidak bisa melewati kebun yang jalannya gak rata dan agar berlumpur.
Hos hos hos
"Pak pak bapak guaaawat ini pak!"
"Ada apa Asti?kok kamu lari lari kaya masih kecil aja, bapak lagi sibuk ini lho, penghasilan kita tahun ini merosot drastis tau!"ucapnya.
"Haduh kabar ini malah lebih menakutkan dari hal itu bapakkkkkk!"
"Memangnya ada kabar apa to ti?"
"Pak aku ada kabar dari temanku kalau rahasia kita yang menggunakan tumbal untuk pesugihan sudah di ketahui warga! Dan gawat nya lagi warga akan melabrak kita besok pak, bisa bisa kita di usir dari kampung atau di bakar hidup hidup!"
"Ah yang benar ti? Kamu tidak lagi mimpi kan!?"
"Iiihh bapak sudah jelas jelas tadi temenku datang dan memberitahu semuanya!"
"Gawat ini ti, bapak harus bersiap siap mencari alasan apabila benar besok warga akan melabrak kita!"
"Iya pak cari alasan yang benar benar bisa membuat mereka percaya pada kita pak! Asti takut banget pak!"
"Ya sudah sana kamu pulang dulu ke rumah biar bapak cari cara untuk meyakinkan warga."
"Iya pak."
Aku kembali ke rumah dengan hati yang tidak karu karuan walaupun bapak sudah berjanji mencari cara tapi aku tetap merasakan ketakutan!
Saat perjalanan menuju rumah aku melihat kerumunan warga menatap sinis padaku, ah ya ampun mereka terlihat seperti ingin memangsaku.
"Parjo ayo ngebut jo!cepat jo!" perintahku kalut.
"Baik tapi kalau non Asti tidak pegangan takutnya jatuh non."
"Ck ya ini pegangan!cepetan ngebut!" aku pun memegang pundak parjo, sebenarnya jijik pegangan pada tukang kebun tapi kalau tidak pegangan bisa terjengkang ke belakang waktu ngebut.
Huft syukurlah sudah sampai rumah.setelah kedatangan Gatot tadi dan memberi tahu segalanya, perasaanku jadi serba was was dan ketakutan, ah kenapa jadi rumit begini sih!
💞💞💞
Mataku mengerjap, sayup sayup terdengar orang ribut,ah aku langsung bangun terduduk! Aku ingat bahwa keluargaku sedang terancam di labrak warga dan sekarang aku mendengar ribut ribut di bawah, karena kamarku ada di lantai dua jadi tidak terdengar jelas keributan apa yang sedang terjadi di bawah.bagaimana ini? Aku harus coba lihat apa yang sebenarnya sedang terjadi, turun dari tempat tidur aku melangkah ke arah balkon.
Dari atas aku melihat beberapa orang terlihat sedang berdebat dengan bapak. Siapa mereka?oh astaga !mereka adalah keluarga Surti salah satu korban tumbal pesugihan bapak!
"Sekarang ngaku saja pak! Pasti benar kan kalau Surti anak saya jadi korban tumbal pesugihan anda!?"
"Heh jangan asal nuduh ya, daritadi saya sudah bilang bahwa saya tidak tahu menahu tentang itu, dan saya tidak pakai pesugihan!"
"Kalau anda tidak pakai pesugihan bagaimana anda bisa se kaya raya ini!?sedangkan riwayat orang tua anda dahulu adalah orang miskin!"
"Heh saya bisa kaya raya karena kerja! Anda menuduh saya karena iri kan!jangan main main ya sama saya!saya bisa hancurkan kamu dan keluargamu saat ini juga! Saya punya banyak uang!saya bisa membeli orang pakai uang!lebih baik sekarang kalian pergi dari sini!sebelum orang suruhan saya menyeret kalian!"
"Anda jangan ngeles ya! Seluruh warga di kampung ini maupun kampung sebelah sudah pada tahu tentang pesugihan anda!cepat atau lambat anda dan keluarga anda akan di usir dari kampung ini!"ucap seorang laki laki yang sepertinya bapaknya Surti.
"Ah sudahlah saya tidak takut!sekarang kalian pergi! Cepat pergi!" usir bapak.
Dengan wajah terpaksa dan menahan geram merekapun akhirnya pergi.hah lega nya mereka sudah mau pergi huh.akupun langsung menuruni tangga menemui bapak.
"Bapak! Tadi keluarganya Surti salah satu tumbal pesugihan bapak ya?"
"Sttttt kamu itu ngomong hal seperti ini kok keras keras!kalau ada pengintai bisa habis kita!"ucap bapak sambil menutup mulutku.
Ah benar juga bodohnya aku!
"Ah iya.." sesalku sambil menggaruk garuk kepala yang tak gatal.
"Malam ini kamu harus pergi dari rumah ini Asti, kau harus bersembunyi dulu di luar kota sampai keadaanya aman, kalau sudah aman bapak akan menjemputmu di kota nak." ucap bapak , terlihat kedua netra bapak ber kaca kaca, uh aku ingin menangis terpaksa harus berpisah dengan bapak sementara.
"Lalu bapak bagaimana?"
"Bapak akan terus mencari cara untuk meyakinkan warga agar tidak percaya dengan desas desus itu, sekarang kau siap siaplah malam ini juga kamu harus pergi ke kota."
Dengan gontai aku melangkah menuju kamar yang sudah bertahun tahun aku tinggali itu, ku masukkan barang barang penting ke dalam koper yang mahal dan bagus di masanya, aku melihat sekeliling kamar betapa penuh kenangan yang sangat berat untuk meninggalkan kamar ini, tak terasa bulir bening menetes dari kedua netraku, hiks hidupku yang aman dan damai juga bergelimang harta kenapa jadi suram begini.apa salahku?aku kan hanya ingin hidup enak.
Perlahan ku tarik koperku keluar kamar, di depan pintu parjo sudah menungguku dan mengambil alih koper dariku.
"Nak baik baik baik ya di kota, ini uang hati hati bawanya agar tak kecopetan, jangan terlalu boros dulu ya selama hidup di kota karena kedepannya kita tidak tahu apa yang terjadi, untuk saat ini bapak belum bisa janji akan selalu mengirimimu uang, yang penting kamu selamat dulu lari ke kota."ucap bapak menyodorkan tas kecil berisikan gepokan uang kertas.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (52)

  • avatar
    SalmawatiNida

    woowwww kerennn

    18/08

      0
  • avatar
    OktaviaDini

    oke sih

    21/07

      0
  • avatar
    RaisaYuna

    novel nya bagus cerita nya juga seru

    25/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด