logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Aku, dia, dan Tuhan

Aku, dia, dan Tuhan

Anita Fost


Part 1

Ruangan yang cukup gelap, dan kotor juga sangat lembab.
Terdapat beberapa sarang laba-laba yang menggantung di tepian dinding ruangan itu.
Dinding yang sudah dipenuhi lumut hijau, bahkan ada beberapa diantara nya yang sudah hampir ambruk.
Puing bangunan yang amat berserakaan di berbagai penjuru ruangan.
Rumput liar bertebaran dimana-mana, serta ubin yang sudah tidak terlihat warna aslinya karena tertutup oleh kotoran berupa gumpalan tanah.
Sementara di sudut ruangan itu, terdapat seorang gadis kecil yang tengah membenamkan wajah nya pada kedua lutut kaki nya.
Ia tertunduk sembari memegang kedua kaki nya yang terlipat.
Isak tangis yang pilu terdengar menggema di ruangan itu.
Gadis itu sesekali mengusap bulir air mata nya yang mengalir di kedua pipi nya dengan kedua telapak tangan nya yang halus dengan masih dalam keadaan tertunduk.
Ia hanya meratapi nasib nya, dan berharap ada keajaiban yang bisa membebaskannya dari penjara dunia tersebut.
Gaun putih selututnya yang sudah mulai lusuh dan tak lagi berwarna putih bersih, melainkan sudah tercampur dengan kotoran tanah lembab di ruangan itu.
Rambut nya yang pirang tak lagi menampakan kelucuannya sebagai seorang anak perempuan, hanya terurai berantakan dan tak lagi menghiasi kepala nya.
Kulit yang tadi nya putih bersih, kini sudah tak menampakan lagi keindahannya karena kotoran sudah memasuki pori-pori kulit gadis kecil itu.
Sepatu pantople merahnya yang berhias pita, sudah bercampur dengan kotoran tanah di dalam nya.
"Mama..Papa..tolong aku." lirih gadis itu dengan wajah nya menengadah ke arah langit.
Gadis itu berteriak sembari menyebut nama kedua Orang Tua nya.
Ia menangis lirih dan tak tahan dengan kondisi ruangan yang cukup mengerikan itu.
Krrrrreeeetttt
Terdengar suara pintu tua yang terbuka dengan perlahan, lalu masuklah seorang wanita yang usia nya jauh di atas gadis itu.
Wanita itu mengenakan high heals hitam dengan dres hijau sepaha serta rambut yang terurai rapih.
Wanita tersebut mendekati gadis itu lalu berjongkok dihadapannya.
Ia mengusap kepala gadis kecil itu yang tengah tertunduk.
"Hi, how are you kids?"
Wanita tersebut terus mengusap - ngusap rambut gadis kecil itu disertai senyum nya yang cukup mengerikan.
Sorot mata nya yang tajam nampak seperti ia akan menyampaikan sesuatu pada gadis kecil itu.
Gadis kecil itu segera menoleh ke arah perempuan yang ada di hadapannya.
"Siapa kau? lepaskan aku!"
Bentak gadis kecil itu sambil menepiskan tangan wanita itu yang ada di kepala nya.
Wanita tersebut hanya terkekeh mendengar ucapan gadis kecil itu.
Ia mengangkat dagu gadis kecil itu dengan satu jari telunjuk nya.
Wajah nya yang imut, hanya mengikuti gerakan jari telunjuk wanita tersebut.
"Sebentar lagi ajal mu akan menjemput wahai anak manis,"
Tawa perempuan itu yang cukup menggema di ruangan yang hening.
Ia tertawa dengan puas nya kala menyaksikan penderitaan gadis kecil dihadapannya.
"Tidak! Tuhan akan menolongku!"
Seru gadis kecil itu dengan lantang nya yang membuat wanita tersebut semakin geram karena perlawanan dari seorang gadis kecil.
Ia memegang kedua pipi gadis kecil itu dengan satu tangannya kemudian membisikan sesuatu pada dekat telinga gadis kecil itu.
"Ini adalah karma putri Hartawan hahaha,"
Wanita itu melepaskan tangan yang menempel di kedua pipi gadis kecil tersebut dengan kasar, lalu meninggalkannya begitu saja.
Terdengar suara decak yang menandakan pintu itu telah dikunci oleh nya.
Gadis kecil tersebut semakin menangis dengan keras, seperti seorang anak yang telah di rebut mainan nya.
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara tetesan air dan mesin mobil dengan volume yang cukup rendah.
"Mamammmmaaaaaaaa"
Ia terbangun dalam keadaan kening nya yang basah, karena peluh keringat yang cukup mengalir deras di kedua pelipis kanan dan kiri nya.
Nafas nya yang tersenggal, serta dada nya yang masih naik turun mengingat akan mimpi paling buruk bagi nya.
Ia memegangi dada nya sambil sedikit memejamkan mata bulat nya yang indah, kemudian menghela nafas untuk sejenak lalu membuang nya dengan perlahan.
"Kenapa mimpi seperti ini lagi!" Umpat nya sambil memukul kan kepalan tangannya pada tempat tidur.
Jam beker berbentuk hello kity itu telah menunjukan pukul 06.57, ia segera beranjak untuk membersihkan tubuh nya.
Ia keluar kamar mandi lalu duduk di depan meja rias.
Tangan nya mengambil sebuah lipstik berwarna peach lalu mengoleskan pada bibir tipisnya yang cantik.
Pipi nya yang tirus selalu menonjolkan tulang nya ketika ia tengah tersenyum.
Ia mengoleskan lotion yang beraroma strawberry pada kedua lengan dan kaki nya.
Ia kemudian membenahkan kaos hitam lengan pendek yang bertuliskan 'I don't care' dan celana jeans se paha nya sambil terus memperhatikan tubuh ideal nya di depan cermin.
Ia memiringkan tubuhnya secara bergantian ke arah kiri dan kanan sambil mata nya terus menatap cermin serta bibinya yang tipis dan merah selalu menyunggingkan senyuman cantik.
Rambut nya yang panjang pirang berkilau, sangat kontras dengan warna kulit nya yang putih bersih.
Tinggi tubuhnya yang sesuai dengan berat badannya, menjadikan ia gadis yang cukup sempurna.
Setelah selesai berdandan
Ia hendak menuruni tangga rumah nya menuju ke ruang makan tempat dimana keluarganya selalu rutin berkumpul untuk acara makan pagi, siang, maupun malam.
Ia melihat dari atas tangga, seorang laki-laki bertubuh atletis dengan kulit nya yang berwarna kuning langsat, serta rambut nya yang pirang.
Laki-laki itu hanya mengenakan kaos biru muda lengan pendek, dipadu dengan celana cargo selutut berwarna cream yang tengah terduduk bersama seorang wanita yang usia nya ditaksir sekitar 43 tahunan,karena terlihat dari raut wajah nya yang masih terlihat awet muda.
Ia menuruni tangga itu sambil tangan nya memegang pinggiran tangga.
Lalu sampai lah ia pada meja yang berisi beberapa menu makananan.
"Pagi Mah
Kak Fian kapan pulang?"
Gadis itu menyapa wanita yang tengah ada bersamanya, serta mempertanyakan kedatangan laki-laki itu ke kediamannya.
"Eh pagi lin..."
Balas wanita itu sambil melebarkan bibir nya yang berwarna merah maroon.
Wanita itu adalah Sasmita Lia Hartawan, ibu dua anak gadis dan laki - laki itu.
wanita itu menyendokan nasi dan hendak menuangkan ke atas piring yang berada tepat di hadapan laki - laki itu.
"Mama fikir kamu belum bangun lin".
Ya, Alina Azalea Qiandra hartawan.
Seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga kaya.
Ayah nya yang berprofesi sebagai seorang pengusaha sukses di indonesia tepatnya di jakarta.
Membuat ia tak pernah kekurangan ekonomi sedikitpun.
"Pagi de
Tadi malem aku datengnya,cuma gak bangunin kamu." Ujar laki - laki itu dengan senyum nya pada Alina.
Alina hanya membalas nya dengan memutarkan kedua bola mata nya sambil menatap laki - laki itu.
Fian Ardiyansyah Putra Hartawan adalah kakak laki-laki Alina.
Tubuh nya yang atletis dan wajah nya yang terbilang cukup manis, membuat ia menjadi seorang laki-laki yang hampir sempurna dan kerap kali menjadi incaran wanita-wanita di luar sana.
Alina hanya menghela nafas kemudian tertunduk sambil memainkan sendok yang tengah di pegang nya.
Sasmita dan Fian hanya saling menatap bingung satu sama lain menyaksikan alina yang dengan tiba-tiba berubah ekspresi menjadi tidak enak dilihat.
Sasmita hanya menanyakan penyebab Alina menjadi seperti ini.
Lalu Alina menjelaskan bahwa tadi malam,ia baru saja bermimpi buruk lagi.
Dan lagi-lagi, mimpi buruk itu tak pernah bosan untuk selalu mengisi bunga tidur seorang alina.
"Yasudah..
Kamu berdo'a sama Allah semoga mimpi kamu bisa hilang dengan sendiri nya Lin."
ujar Sasmita dengan santai nya sambil terus menatap Alina yang terlihat seperti seseorang yang telah hilang semangat.
"Tuhan?
Siapa dia mah?"
Balas Alina dengan sedikit menaikan nada bicara nya sambil menaruh sendok pada atas piring yang menimbulkan bunyi cukup nyaring.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (135)

  • avatar
    MaadHusnu

    SERU POLL

    2d

      0
  • avatar
    dariturnipwulan

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    Piona Piona

    bagus

    12d

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด