logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

RELATION(SHIT!):06

Hari libur setiap hari dilaksanakan pada hari Sabtu-minggu, azima memutuskan untuk mengisi jadwal kosongnya dengan ngelayab (jalan-jalan gajelas).
Azima berdiri di depan pintu kamar berwarna abu-abu, menatap jengkel papan tulisan di pintu itu.
'Jelmaan kuda lumping,dilarang masuk!!
#untukAzimaSiManusiaMeresahkan'
Demi Neptunus berjanggut panjang, si rianjing ini emang minta gelut secara tersurat.
Bugh
Tok
Dugh
Bugh
Tok
Tok
Azima menggedor-gedor pintu kamar dengan brutal.
"RIANJINGGGG KELUAR GAK LO!!!"
Azima terus memukul pintu kamar rian dengan sangat brutal, sedangkan rian yang sedang terlelap di atas kasur terlonjak kaget hingga terjungkal.
'ada apa ini, apa gempa buatan nyelonong ke kamar gua, astagfirullah'
Rian yang mengusap dadanya terkaget saat mendengar suara si setan kuda lumping, alias adik tercin-tahnya itu sedang mengamuk di depan pintu kamarnya.
"Gua rasa tu anak baca tulisan di papan deh"gumam rian menatap miris dirinya.
"RIAN SETANN,KELUAR GAK LO!!!"
rian membualatkan tekatnya,meyakinkan hatinya menerima segala baku hantam yang akan ia terima di pagi hari ini.
'btw,udah siang loh pak, jam 11 ini'
Ceklek
Bughh
Dughh
"AKHHHH"pekik rian saat di pukul dan di tendang adiknya hingga terjungkal.
Azima menatap nyalang mahluk di bawahnya itu yang sedang meringis kesakitan.
"Lo!!"tunjuk azima di depan wajah rian, sedangkan rian menatap azima dengan cengiran khasnya.
"ANAK SETAN, ANAK BABI, ANAK ANJIM LO YA, GUA CANTIK BAHENOL MEMBAHANA INI LU BILANG TITISAN KUDA LUMPING!! SIALAN LO, GAK NYADAR LO SPESIES SETAN HAH!!!"murka azima pada rian, niat hati ini mengajak manusia malas itu untuk JELONG-JELONG, malah di suguhi pemandangan yang bikin naik darah.
"kalian ini, masih pagi berisik banget sih!!"suara kanjeng ratu Renata Ningsih Bagaskara, memenuhi indra pendengaran kedua kakak-beradik itu.
Azima menatap malas maminya, lalu beralih pada pria paruh baya yang terlihat tampan, mirip seperti abangnya rian versi dewasanya.
"Papi ngapain kesini, mau baku hantam juga sama aku?"tanya azima dengan tampang nyolotnya, Mars Ferdinan Bagaskara, pria paruh baya itu menatap miris anak sulungnya yang sedang tersungkur dilantai.
"Mana ada,papi itu ngikutin mami kamu, lagian kalian pagi gini ngapain ribut sih, bikin berisik satu mansion aja"balas papinya.
"Pagi pagi ndas mu! Ini udah siang, makanya jangan kebanyakan main kuda-kudaan, waktu aja sampe lupa!"sinis azima menatap papinya, mars meringis malu sedangkan ningsih melototkan matanya.
"Nih anak kalo punya mulut gak bisa di jaga amat! Kamu juga rian! Ngapaib kamu di bawah situ?bangun!"rian segera bangkit sebelum wanita tua yang sialnya cantik itu mengamuk.
"Kalian ini ngapain sih,ribut aja kerjaanya, gak pagi gak siang gak malem selalu aja ribut, heran! Mansion gak pernah sepi kalo ada kalian!"cerocos ningsih menatap kesal anak-anaknya.
"Biarin,dibanding ngedesah mulu mending berantem"celetuk azima, ningsih bungkam memalu,sedangkan mars menatap nakal istrinya, rian melotot kaget lalu menarik titisan kuda lumping itu kedalam pelukannya sambil membekap mulut adiknya itu.
"Rian masuk ke kamar dulu sama titis—azima maksudnya mi,pi..babay"
Brakk
Rian membanting pintumembuat kedua orang tua itu terlonjak kaget.
"Mi"panggil mars.
"Apa?!"balasnya sinis, tanpa basa basi ningsih berlalu meninggalkab suaminya, mars menatap miris istri dan anaknya.
"Gini amat nasib punya keluarga gesrek"gumamnya lirih,lalu pergi menyusul sang istri.
Disisi lain
"Lo ya kalo ngomong gak di filter dulu, dasar anak An—"
"Apa?!"
Rian segera membungkam mulutnya saat mendapatkan pelototan dari singa betina di hadapannya itu.
"Ck, lo ngapain di depan kamar gua hah?"
Azima menatap malas rian "mau minta sembako!, Ya mau nyamperin lu lah oon"sewotnya.
"Ya mau ngapin jir?!"
"Gua mau ngajak lu jalan-jalan, dibanding lu tiduran mulu kaya babi, mending lu ikut gua jalan-jalan, abisin duit di dompet lu, biar berkah"
Rian manggut-manggut mengerti tak lama ia melototkan matanya "apaan abisin duit di dompet gua?!"
Azima menatap rian nakal "kalo lu lupa, lo bikin mobil gua masuk bengkel dan bikin gua bayar tagihan bengkel itu, jadi lo....
"........kudu gantu rugi"jelas azima sambil menekankan kata-katanya.
Rian meringis,menatap miris azima.
'selamat tinggal lembaran merahku'
"Jadi.... Sekarang lo mandi,gua tunggu di bawah, kalo gak...."azima menatap rian dari atas sampai bawah.
"Kalo gak apa?"
Azima tersenyum miring saat rian menatapnya gelisah "kalo gak dateng kebawah...gua dateng kekamar lo,gua geret lo ke kamar mandi, gua mandiin lo dan bakalan gua potong masa depan lo sampai habis gak bersisa..paham?"
Rian tersentak kaget menutupi aset berharga nya dengan wajah pucat pasih.
"CEPET MANDI!"sentak azima.
"IYAAA"rian lari terbirit-birit kekamar mandi, meninggal azima yang menatap dongkol pintu kamar mandi itu.
******
Setelah menunggu acara ritual mandinya rian yang mirip perawan, kakak-beradik itu saat ini sedang berada di kawasan mall elit dengan rian yang memegang belanjaan adik lak—tercintanya.
"Udah belom pegel nih gua"gerutu rian menatap adiknya yang sedang memilih aksesoris di dalam toko.
"Sabar elah bentar lagi"
Rian mendengus kesal,lalu matanya berkeliaran melihat sekeliling toko ini, sampai pandangannya tertuju pada satu orang gadis yang ia kenalnya.
"Shindi"gumamnya menatap gadis itu dari arah cukup jauh, matanya menatap lelaki asing di sampingnya yang terlihat berwajah datar namun memperhatikan shindi, adik sahabatnya.
"Ping ping"rian menepuk pundak adiknya.
"Ck, apaansih?!. Ping ping apa yang lo maksud hah?!"sentak azima menatap kesal abangnya.
"Eh?! Itu maksudnya azima, itu sahabat lo kan si shindi?"tanya rian sambil menujuk arah tangannya pada dua orang yang berada di sana.
Azima menatap arah tunjuk rian pada kedua orang yang berada cukup jauh darinya.
"Michael"gumam azima menatap shindi dan juga Michael yang berada di sana.
"Hah? Lo kenal tuh cowok?"tanya rian menatap adiknya penasaran, azima beralih menatap rian julid.
"Anak baru di kelas gua,napa lo suka?"
Rian menggeplak kepala adiknya,azima mengusap kepalanya yang sedikit sakit.
"Lo pikir gua maho!"
Azima melirik abangnya sinis "siapa tau"gumamnya pelan,namun masih di dengar oleh rian.
"Ck,cepet lo udah belom,gua laper nih!"desak rian.
"Iya iya udah bawel lu ah"kesalnya lalu berjalan menuju kasir dengan barang yang akan di belinga.
Rian menatap adiknya dongkol,lalu beralih menatap tempat kedua orang tadi,namun tak ada keberadaan mereka disana.
"Kemana perginya"gumamnya menatap sekeliling.
"Woy!ayok katanya lo laper"ucap azima tiba tiba disamping rian, rian mengelus dadanya kaget menatap kesal adiknya.
"Lo nongol jangan tiba-tiba babi"ketus rian. Azima tertawa melihat wajah abang laknatnya itu.
"Cepet laper gak lo! Nanti mati di tengah jalan lagi lo karena gak gua kasih makan, gua gak mau ya, pulang ke rumah bopong-bopong mayat!"
Rian berdecak malas,mulut adiknya ini memang minta di kasih filter,asal ngomong nyelekit banget, mereka pergi meninggalkan toko aksesoris tersebut, saat keluar azima melihat tempat dua orang sebelumnya itu.
"Mereka pergi"gumamnya sangat pelan, namun dipikirannya,azima bertanya ada apa hubungan shindi dengan Michael,apa mereka saling kenal?, Entahlah azima akan nunggu gadis itu sendiri yang bercerita.
***
Disisi lain, seorang cowok sedang duduk dengan bibir mengapit sepuntung rokok.
Tok
Tok
"Masuk" suara datar dan berat itu membuat suasana kamar semakin mencekam.
Orang itu masuk kedalam di suguhi pemandangan atasanya yang sedang bertelanjang dada dengan rokok di hisapnya.
"M-maaf tuan, s-saya mau melapor" ujarnya terbata.
Lelaki pemilik mata elang itu berbalik menyorot tajam "apa yang kau dapat qiash?"
Qiash, tangan kanan pemuda tampan itu berusaha mati-matian menghirup nafas dengan tenang.
"Dari data yang saya dapat, orang itu memang sudah melahirkan, namun terjadi kecelakaan 1 tahun setelahnya, bisa di bilang sampai saat ini orang itu masih belum ingat jelas semuanya t-tuan"
Lelaki itu diam dengan menyorot tajam "pergi"
Dengan sigap qiash segera pergi dari hadapan tuanya, lalu lelaki itu berjalan menuju laci dan mengambil selembar foto 2 orang yang sedang merangkul terlihat sangat manis.
"I let you, but after this I never"
***
Saat ini shindi sedang berada di kamarnya bersama tuyul peliharannya.
"Makan tuh jangan berantakan, semut aja rapih"ujar shindi gondok.
Anak itu menatap polos dengan segenggam coklat yang sudah habis setengah dengan mulut penuh belepotan.
"Amy..okat na enyak amy"serunya senang sambil mengangkat tangan yang sudah penuh lelehan coklat.
Shindi tersenyum tipis menatap anak itu, lalu dengan lamat shindi menatap wajahnya.
"Sshhh"ringisnya sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri.
"Amy.."panggil balita itu dengan wajah bingungnya, dengan cepat merangkak ke arah shindi dan meninggalkab coklatnya tergeletak di atas kasur begitu saja.
"Amy ... Amy ote?"mata bulat polos itu sudah berkaca-kaca.
"Sshhh"shindi menjambak rambutnya sambil meringis kesakitan.
"HIKS HIKS"
"HUWAA hiks ... Amyy .. hiks ote amy?"tangis balita itu pecah melihat keadaan shindi yang tidak cukup baik.
Balita itu menangis kencang sambil memanggil shindi, beruntung pintu kamar shindi tidak tertutup rapat.
Brakk
"YAAMPUN...nak hei..." Panik nathalie sambil berlari kearah putrinya.
"Sayang.. jangan di pukul kepalanya"panik nathalie,dengan segera nathalie menggendong balita itu dan berteriak memanggil anak-anaknya.
Segera anak sulung nathalie datang menghampiri "bun, kenapa bun?"
"Raga.. cepet tolong adik kamu, ayok bawa kerumah sakit"
Raga segera menggendong adiknya dan menbawa keluar kamar.
"PAK TOLONG SIAPKAN MOBIL"teriak raga, penjaga dengan segera menyiapkan mobil.
Setelahnya mereka pergi di selingi tangisan histeris balita itu saat melihat ibunya yang sudah tak sadarkan diri.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (77)

  • avatar
    bila sadekPutri salsa

    lima bintang

    27/07

      0
  • avatar
    MasytaSafiraPutri

    bgus s3kali ceritannya seru 👍

    23/06

      1
  • avatar
    C15Real

    bagus

    16/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด