logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

PERNIKAHAN KEDUA

PERNIKAHAN KEDUA

Diy Ara


Bab 1 PENGABDIAN

"Kenapa harus Naya, Bu?"
Naya meremas ujung bajunya sementara kepalanya menunduk dalam. Gadis itu tengah berupaya menahan tangis atas kehendak wanita yang telah merawatnya sejak kecil yang sewenang-wenang. Akan tetapi, menolak pun percuma, sebab apa yang baru saja ia dengar meski berupa pertanyaan sesungguhnya adalah perintah yang tak boleh Naya tolak.
"Ibu hanya ingin membalas budi Bu Sandra, Nay," ucap Sari, bibi yang Naya panggil Ibu.
"Kenapa harus Naya?" Pertanyaan itu kembali terlontar.
Meski Naya tahu keputusan bibinya sudah bulat, gadis itu masih berupaya agar pernikahan kedua itu tidak terlaksana.
Mendengar pertanyaan Naya, Sari menghela napas. Wanita paruh baya itu tak habis pikir mengapa Naya, gadis yang biasanya menurut kali ini begitu keras kepala.
"Naya, maafkan saya kalau terkesan memaksa. Tapi, sungguh ... saya hanya menawarkan. Usia saya sudah sepuh, tapi menantu saya tidak kunjung hamil. Jadi, saya hanya menawarkan agar kamu juga menjadi menantu saya."
Sandra menarik napas, kemudian melanjutkan, "tolong dipikirkan lagi, Naya. Ini bukan perintah. Ini hanya permintaan dari seorang ibu."
Usai berucap demikian, Sandra berpamitan pada Sari, yang mengantarnya hingga ke depan pintu.
Dulu, mereka adalah tetangga di kampung ini. Sari dan Sandra terhitung sahabat sejak kecil dan masih menjalin silaturahim hingga kini.
Naya masih menunduk dengan pikiran sibuk memikirkan cara agar bisa menolak permintaan Sandra.
"Naya." Suara yang tadinya terdengar lembut dan ramah itu mendadak berubah dingin lagi tajam.
"Iya, Bu," jawab Naya.
"Jangan mbantah, Nay. Kalau kamu terima permintaan Bu Sandra, itu berarti kamu sudah mengurangi beban hidup Ibu selama ini."
Setitik air mata meluncur dari sudut mata Naya. Kedua tangan gadis itu saling meremas, menahan agar gejolak hatinya sedikit redam. Jika selama ini dirinya dianggap beban, bukankah ia telah meminta agar diijinkan bekerja di kota, demi membantu perekonomian mereka? Namun, mengapa harus dengan menjadi istri kedua, lalu beban hidup ibunya berkurang?
"Waktu orang tuamu yang tukang kawin itu pergi begitu saja, kau pikir siapa yang banyak membantu kita, Nay?" tanya Sari.
Ya, Naya ingat semuanya. Kala mereka tak punya apa-apa untuk dimakan, Bu Sandralah satu-satunya tetangga yang senantiasa berbagi.
"Kalau memang masalahnya ada pada balas budi, ijinkan Naya bekerja, Bu. Nanti Naya cicil utang Ibu ke Bu sandra." Suara Naya bergetar.
Sejak dulu, Naya dididik untuk patuh pada orang tua. Bahkan, untuk berbicara pun ia tak sanggup mengangkat wajah seperti saat ini.
"Mau kau apakan ijazah SMA itu, Naya? Orang mana yang mau mempekerjakan perempuan lulusan SMA? Bahkan dengan bekerja seumur hidup pun kau tidak akan sanggup membalas budi. Budi itu dibawa mati, Nay." Suara Sari melemah.
Naya semakin menunduk dengan isak tangis yang tak lagi bisa dibendungnya.
"Lagi, dulu Ibu sama Bu Sandra berjanji akan menjadi besan. Hanya saja Arik lebih dulu menikahi perempuan itu."
Tubuh Naya menegang mendengar nana Arik. Ia tentu tak lupa dengan Arik. Lelaki yang usianya 5 tahun lebih tua darinya adalah anak lelaki yang dulu kerap menjaganya dan bermain bersama. Naya ingat sekali, bahwa sejak dulu ia merawat dengan tekun perasaan masa kecilnya terhadap Arik yang selalu gagal ia beri nama.
Ingatan demi ingatan lalu membawanya pada janji-janji yang sering mereka ucapkan.
Nanti kita nikah beneran, ya?
Kamu masakin aku apa?
Saya ke kantor dulu, Ma
Kalimat-kalimat itu terngiang begitu saja di telinga Naya. Dulu, meski masih belia, tapi nama Arik menempati posisi tersendiri dalam hatinya. Hingga keluarga Arik pindah, ia masih berharap bahwa Arik akan menjadi suaminya, tapi bukan sebagai istri kedua. Melainkan menjadi satu-satunya ratu dalam hidup lelaki itu. Lalu, dalam hatinya timbul rasa bersalah kala mengingat bahwa selama dua tahun ini, ada nama seseorang yang berhasil menggeser posisi Arik.
"Tapi, Bu, Naya juga sudah janji sama Ardan," ucap Naya.
Biar bagaimana pun, Ardan adalah lelaki yang setia berdiri di sisinya sejak ia tak punya sandaran atas keputusan bibinya yang selalu sewenang-wenang. Ardan umpama sayap yang membawanya terbang lewat pengetahuan lelaki itu yang menakjubkan.
"Pemuda miskin itu tidak bisa menjamin kebahagiaanmu, Naya. Si pembual tentang negeri-negeri barat itu hanya akan membawamu pada mimpi-mimpi aneh. Kalau menikah dengan Arik, maka hidupmu akan terjamin."
Naya menghela napas. Andai saja, ia punya pilihan lain ia tentu tak ingin hidup di bawah pengasuhan bibinya yang kerap memaksakan segala kehendak.
"Sudah. Terima saja permintaan Ibu. Besok lusa kalian akan menikah. Bu Sandra akan datang dengan anaknya. Istirahatlah, Naya. Dua hari ini tidak usah melakukan pekerjaan apa pun di dapur. Biar ibu saja yang kerjakan. "
Sari berlalu ke dapur, meninggalkan Naya yang terpekur dengan pikirannya sendiri. Arik. Istri kedua. Anak.
Mengapa nasib baik tak pernah memihak padaku? Batin Naya. Sekuat apa pun ia berupaya, tapi yang ditemuinya tentu hanya sakit hati.
Mendung di wajah perempuan muda itu akhirnya tumpah jadi hujan. Ia terisak-isak di ruang tamu. Ia menangisi hidupnya, ia menangisi kedua orang tuanya yang menabur banyak keburukan di masa lalu, hingga ialah yang harus menanggung semua derita itu. Sungguh, jika bukan balas budi sudah lama sekali ia meninggalkan Sari. Namun, seperti yang dikatakan Sari beberapa saat lalu, bahwa hutang budi di bawa mati. Meski begitu ingin, ia tetap tak bisa pergi. Langkahnya tertahan atas nama pengabdian.
Sementara itu di dapur, Sari menyembunyikan tangisnya. Ia bukan tak mendengar tangisan gadis kecilnya dan tak peduli, hanya saja permintaan Sandra menahan kasih sayangnya sebagai seorang Ibu. Kebaikan Sandra sangat banyak, ditambah keyakinannya bahwa keluarga sahabatnya itu tak mungkin menelantarkan Naya, adalah alasannya menerima pinangan Sandra untuk Arik. Meski keputusan sepihak itu cukup melukai Naya.
"Maafkan Ibu, Nay. Maafkan Ibu," ucap Sari pada dirinya sendiri, dengan satu tangan menepuk-nepuk dadanya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (400)

  • avatar
    DhimusEko

    bagus

    3d

      0
  • avatar
    LyAlly

    lanjutkan

    22d

      0
  • avatar
    ProbolinggoKarim

    okk

    13/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด