logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 Camellia?

Mereka memikirkan kelanjutannya sampai tidak terasa sudah jam 11 malam. Haru san Tara sudah tertidur lelap dan bermimpi. Rafi sedang bersiap untuk tidur. Sedangkan, Gibran masih fokus dengan hpnya dan sambil melamun memikirkan hari besok.
"Lo gak tidur Bran?" tanya Rafi.
"Iya bentar lagi."
"Lanjut besok aja. Gak usah terlalu pusing mikirin itu."
"Iya."
Rafi pun tidur, tapi Gibran masih belum tidur. Dia juga kepikiran dengan Winda. Gibran merasa dia harus cepat-cepat mendapatkan uang itu agar Winda tidak menunggu lama.
"Huh.. "
Gibran bersiap untuk tidur.
Beberapa jam kemudian sudah jam 6 pagi. Gibran dan teman-temannya masih pada tidur. Tiba-tiba Rey datang ke markas mereka dan melihat Gibran dan teman-temannya masih tidur. Spontan Rey langsung membangunkan mereka.
"Bagun!" ucap Rey membangunkan.
"Bagun udah siang! Kerja!"
Rey membangunkan mereka. Gibran dan teman-temannya pun terbangun karena mendengar suara Rey.
"Apa sih? Masih jam 6 juga," ucap Tara yang masih mengantuk.
"Kalian mau dapet uang gak sih! Semakin cepet misi kalian selesaiin semakin cepet juga kalian dapat uang!" ucap Rey.
Gibran pun langsung bangun dan siap-siap untuk mandi.
"Mau ke mana lo?" tanya Rey.
Rey, Tara, Rafi, dan Haru melihat Gibran bingung.
"Mandi," jawab Gibran singkat.
Gibran menuju ke kamar mandi. Sementara, yang lainnya masih tiduran di atas kasur mereka.
"Tuh kaya Gibran! Semangat!" ucap Rey.
Rafi menguap, "Iya iya. Tau gue."
"Yaudah sana siap-siap. Mumpung masih pagi, kalian bisa punya waktu banyak hari ini. Cari kesempatan buat masuk ke keluarga Guntur," ucap Rey.
"Iyaaa," sahut Haru.
"Oya, ini makanan buat kalian. Nanti makan siang, gue yang anter ke sini. Tapi kalo kalian gak ada di markas, makanannya tetep gue tinggal di sini. Kalian ada uang kan?" tanya Rey.
"Gak ada," balas Rafi.
"Sama sekali gak ada!?"
"Iya. Sama sekali gak ada," sahut Tara.
Rey menghela napas berat, "Yaudah ini buat kalian biar lancar ngejalanin misinya."
Rey memberikan sejumlah uang kepada Tara, Rafi, dan Haru. Beberapa menit kemudian, Gibran sudah selesai mandi dan menghampiri yang lainnya.
Rey juga memberikan sejumlah uang untuk Gibran, "Ini buat lo, buat memperlanjar misi."
Dengan senang hari Gibran langsung menerimanya, "Oke, thanks."
"Kalian sana cepet mandi, siap-siap!" ucap Rey.
"Iyaaa," balas Rafi, Tara, dan Haru.
Rafi, Tara, dan Haru segera mandi dan bersiap-siap. Sementara, Gibran yang sudah mandi langsung bersiap-siap untuk pergi.
"Eh, Bran. Ini makanan lo," ucap Rey.
Gibran memakan makanan yang diberikan Rey. Setelah selesai makan Gibran lanhsung pergi memulai misinya.
"Gue pergi duluan," ucap Gibran.
"Oke," balas Rey.
Gibran pun berangkat menggunakan motornya, dia menuju ke kampus Camellia. Dia menunggu Camellia di luar.
"Em.. Tunggu di mana ya," ucap Gibran sendiri.
"Sini aja deh. Gue gak boleh terlalu keliatan lagi ngawasin dia."
Tidak lama setelah itu, dia melihat Camellia baru datang ke kampus.
"Itu dia," ucap Gibran.
Gibran melihat Camellia masuk ke dalam kampus. Gibran pun menunggunya di luar. Gibran menunggu Camellia selama beberapa jam. Tidak lama setelah itu, Gibran melihat Camellia keluar dari kampus. Dia menuju ke parkiran motornya.
"Enaknya gue gimana ya cara biar bisa deket sama dia," ucap Gibran berpikir.
Camellia menaiki motornya dan mulai pergi. Gibran yang melihatnya langsung buru-buru menyusulnya. Dia tidak mau kalau sampai ketinggalan.
"Duh, jangan sampe lolos kali ini," ucap Gibran.
Gibran menyusul Camellia menggunakan motornya. Dia membuntuti dari belakang.
"Dia mau pulang kali ya?" ucap Gibran sendiri yang masih membuntuti Camellia.
"Duh. Kalo dia sampe rumah bakal lebih susah. Apalagi banyak cctv. Gue harus cepet-cepet cari cara nih."
Saat di perjalanan, Gibran menemukan rencananya untuk menampakkan dirinya ke Camellia. Dia mencoba mendahului Camellia. Tidak disangka, Camellia yang kaget, dia terjatuh dari motornya.
"Duh.. Pake jatuh segala lagi," ucap Gibran sendiri.
Gibran pun langsung menolong Camellia. Dia mendekat ke Camellia.
"Lo gapapa?" tanya Gibran.
Camellia yang saat itu jatuh, dia pun melihat wajah Gibran.
"Gapapa gimana! Sakit tau!" ucap Camellia.
"Sorry gue gak sengaja. Sini gue bantu," balas Gibran.
Gibran pun membantu Camellia berdiri. Gibran tidak menyangka kalau rencananya malah bikin Camellia marah. Dia kira, Camellia akan bilang gapapa tapi ternyata malah marah.
"Sorry sorry. Mana yang sakit?" tanya Gibran.
"Kaki."
"Sorry, gue beneran gak sengaja."
"Hm.. "
"Rumah lo dimana? Mau gue anterin?" tanya Gibran.
"Gak usah. Gue bisa sendiri," balas Camellia cuek.
Gibran semakin bingung. Dia berpikir kalau akan lebih susah untuk mendekati Camellia.
"Duh, kalo gini caranya bakal tambah susah gue deketin dia," dalam hati Gibran.
Camellia pun membersihkan pakaiannya yang kotor dan melihat luka di kakinya. Setelah itu, dia membenarkan motornya.
"Gue anterin aja," ucap Gibran.
"Gak usah, gue bisa sendiri," balas Camellia.
Camellia memaksa untuk pulang sendiri. Saat Camellia hendak menaiki motornya, tiba-tiba rasa sakit di kakinya mulai terasa, "Aww."
"Kenapa?" tanya Gibran.
"Ah.. Sakit. Kesleo kayaknya."
"Sini gue bantu, kita duduk dulu."
Gibran membantu Camellia duduk di rumput pinggiran jalan. Dia meluruskan kaki Camellia.
"Gue pijat ya," ucap Gibran.
Tanpa menunggu jawaban Camellia, Gibran langsung memijatnya. Kebetulan, Gibran memang bisa memijat orang yang kesleo kakinya.
"Aaaa. Sakit, sakit," ucap Camellia kesakitan.
"Tahan bentar, dikit lagi."
Gibran melanjutkan memijat kaki Camellia.
"Aa udah, udah. Sakitt," ucap Camellia.
"Iya udah. Masih sakit?" tanya Gibran.
Camellia melihat Gibran sebentar. Kemudian, dia mulai menggerakkan kakinya.
"Udah mendingan," ucap Camellia.
"Kaki lo berdarah. Gue anter lo ke rumah ya," ucap Gibran.
"Gue udah gapapa," balas Camellia.
"Udah, pokoknya gue anter lo. Tapi sebelumnga kita ke apotek dulu buat obatin luka lo," ucap Gibran tegas.
Akhirnya Camellia tidak menolak ucapan Gibran. Dia mau diantar Gibran sampai ke rumah. Gibran juga membantu Camellia berdiri.
"Motor gue," ucap Camellia.
"Nanti biar gue yang urus," balas Gibran.
"Sebentar," ucap Gibran.
Gibran menelpon Rey untuk meminta bantuannya. Dia meminta bantuan untuk mengantar motor Camellia. Saat menelpon Rey, Gibran sedikit menjauh dari Camellia dan berbicara pelan di telpon agar tidak terdengar olehnya.
"Halo? Kenapa Bran?" tanya Rey.
"Rey. Gue butuh bantuan. Lo bisa gak kirim orang buat anter motor Camellia ke rumahnya?" ucap Gibran.
"Camellia anaknya Guntur?" tanya Rey serius.
"Iya. Gue lagi sama dia. Lo bisa bantu? Temen-temen gue kan juga lagi punya urusan sendiri jadi gue gak bisa minta tolong mereka," ucap Gibran.
"Lo udah berhasil deketin dia?" tanya Rey.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (585)

  • avatar
    paramarsya

    500

    2d

      0
  • avatar
    syafarah

    it's so fun

    23d

      0
  • avatar
    AuliaSafa

    seru banget kak

    23/08

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด