logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Chap 6

Yuli membuka jendela, dia terkejut dengan apa yang dilihat nya. Mobil mewah terparkir depan hotel mereka. Padahal kemarin-kemarin tidak ada mobil semewah ini
"Ba... ngapain lu ci lengak- ci lenguk". Kira ternyata dari tadi memperhatikan Yuli di jendela"
"Gak, ini gua buka gorden aja"
“dah siap lu?, Gua tunggu ya di Lobby”
Yuli heran tak biasanya Kira cepat bangun. Selesainya Yuli bersiap, dia dikejutkan lagi dengan penampakan Kira bersama pria tampan tadi malam.
“Astagfirullah al azim.... ini mimpi atau gak ya”
Sambil menarik tangan Kira “Ra lu pakai pelet apaan sih, kok bisa Opa-Opa Korea ikut sama lo?”
“demam ni anak.... dia mau sama gue, ya gak mungkin lah. Gue sama dia itu udah temenan lama ternyata. Nanti deh gue ceritain”.
Pagi ini mereka planing untuk healing ke pantai, mereka kurang tau sih mau pantai mana nya. Geri menyarankan untuk pergi ke pantai Nyai Loro kidul. Eh si Kris beneran mengarahkan mobilnya kesana. Mereka lupa kalau mau ke pantai selatan tidak boleh pakai baju hijau tetapi Kira memakai baju berwarna hijau. Mereka masih belum sadar.
Sesampainya di pantai, pengunjung lain melihat Kira dengan mata yang tajam.
“Eh, Yul orang-orang kok liatin gue gitu banget ya”
“Astaga ra... lu pakai baju warna hijau gila”
“Udah tenang itu hanya hoax jadi jangan ditanggepin banget”. Padahal dalam hati Rian deg-degan takut
terjadi apa-apa pada Kira.
Mereka mencari pondok yang pas untuk berteduh. Sebelum sampai Kira malah kebelet pipis.
“Ges.. gua ke toilet dulu ya, gak tahan ni”
“Gua temenin ya ra”
“Ga usah, gua sendiri aja”
Mereka ke pantai lumayan sangat berniat, seperti orang mau piknik. Semua makanan sudah disajikan, anak-anak yang lain pada foto-foto. Rian kepikiran kenapa Kira tidak datang, sudah 1 jam dia ke toilet.
“Ges, gua susul Kira ya”
“Gua itu dong yan”
Yuli dan Rian sibuk mencari-cari Kira yang tak kunjung bertemu. Mereka bertanya ke masyarakat sana.
“Buk... liat temen saya gak, dia pakai baju warna hijau”
Ibu itu terkejut seperti akan bencana akan datang.
“Astaga... temen kalian akan jadi tumbal”
“HAH tumbal”
“Iya, setiap orang yang kesini memakai baju hijau selalu tidak pulang. Apa lagi gadis”
Yuli dan Rian pun bergegas pergi ketempat Kris dan Geri.
“Gawat ges, Kira hilang..”
Sontak berita itu membuat mereka terkejut. Akhirnya mereka mencar untuk mencari Kira. Bertanya kemanapun tak ada yang tau keberadaan Kira.
Saat Geri istirahat dibatu besar, dia bersandar. Tetapi seperti ada yang aneh dengan keadaan disana. Batu dibelakangnya seperti ada ruangan tersembunyi di dalamnya. Awalnya Geri tidak mau ingin tau kan. Eh tapi keadaan yang mengharuskan dia untuk berusaha mengetahui itu.
Selangkah demi selangkah dia mau masuk ke dalam sela batu yang cukup lah badan dia masuk. Tapi ada yang memegang bahunya dibelakang. Saat Geri melihat kebelakang...
"Ngapain lu..."
Astaga itu ternyata Yuli dan warga, tetapi ada yang aneh dengan tatapan bapak itu. Seperti tatapan orang yang menyimpan banyak rahasia.
"Pamali lu masuk aja ke wilayah yang gak lu tau. Yok Ger pergi sekarang juga udah mau magrib, nanti kita cari lagi"
Selama jalan Geri selalu menatap dan berpikir apa bapak ini tau dengan hilangnya Kira.
Geri, Rian dan Yuli pun beristirahat disalah satu rumah warga.
"Pak saya mau nanya apa benar ya, jika menggunakan baju hijau itu pamali di pantai ini"
Pertanyaan Rian membuat seorang nenek tua terkejut dan menangis.
"Astagfirullah nak, kenapa kamu tidak kasih peringatan temen kamu itu"
"Memangnya kenapa nek"
Nenek itu cepat menjawab pertanyaan dari Yuli
"Cucuku Putri dulu 20 tahun yang lalu hilang di pantai ini. Dia tidak mendengarkan perkataan saya, dia persis seperti teman kalian. Dia pamit untuk pergi sebentar tapi tidak pulang-pulang. Konon katanya yang menculik gadis-gadis yang memakai baju warna hijau itu adalah Nyai Loro kidul tapi ada juga yang mengatakan seseorang yang menginginkan daerah gadis perawan untuk awet muda"
"Maksud nenek temen kita mati nantinya?"
"Bisa dibilang gitu, walaupun kalian sudah berusaha pasti tidak akan ketemu"
Suasana mulai panik, tetapi yang anehnya Kris tidak terlihat dari tadi.
"Lah Kris mana we?"
"Astaga, ini yang gua curiga kan dari tadi. Dia melarang Kira untuk menukar baju kan"
"Apa jangan-jangan dia yang menculik Kira dan mengambil darah Kira"
Tak lama mereka membicarakan Kris, dia muncul di belakang Rian.
"Kalian jangan pernah menuduh ku ya, aku tidak pernah ingin berniat jahat kepada Kira"
Pernyataan dari Kris dibantah oleh Yuli
"Trus kenapa kamu melarang Kira untuk tukar bajunya"
Perdebatan terus terjadi, warga pun menyimpulkan untuk mencari Kira esok hari.
Hempasan ombak yang terdengar begitu menenangkan jiwa, angin segar pantai selalu diinginkan orang kota dinikmati oleh mereka. Tetapi semua tidak dapat dinikmati secara Kira sekarang hilang dan pastinya suasana healing nya menjadi hancur.
"Nak, ayo kita cari teman kalian"
Ajakan kakek yang sinis melihat Geri kemarin, membangkitkan semangat Rian mencari Kira.
"Ayo kek, yang lain mau ikut atau tidak"
Akhirnya semuanya mulai ikut mencari Kira, mereka mencari mulai dar arah selatan. Tetapi Geri masih penasaran dengan wilayah tempat dia istirahat. Geri memisahkan diri sendiri yang lain pergi ke selatan sedangkan dia pergi ke arah utara.
Saat Geri berjalan ke arah batuan itu dia melihat jejak kami yang sepertinya baru saja dilewati orang-orang, tetapi ini bukan seperti jejak kaki Kira. Jiwa penasaran Geri mulai membesar.
Sampainya di batuan tanpa sengaja dia mendengar suara teriakan perempuan. Tapi karena kondisinya Geri sendirian, dia juga takut. Di sekelilingnya sepi tidak ada orang, kalau dia dibunuh orang dibuang kelaut kan gak lucu. Pikiran baiknya mengatakan "Ayo Geri masuk saja, mana tau ada Kira. Gitu-gitu dia mantan terbaik kamu yang sering ngertiin kamu", terbalik dengan pernyataan pikiran buruknya "jangan Ger nanti lu mati konyol, demi mantan yang gak seberapa masa lu mati. Gak lucu". Kebimbangan mulai terjadi di otak Geri
"Tapi.. Kira itu orang baik, dia baik banget sama gua dulu. Ah bodo amat masuk aja lah"
Langkah demi langkah, ternyata dibalik batu ini ada sebuah ruangan yang gelap dan cukup bau.
Dilain arah Yuli, Kris, Rian, dan Kakek itu berpikir untuk memanggil para normal agar bisa meraba dimana keadaan Kira sekarang.
"Kek, tapi ini aman gak sih? bukannya musyrik?"
Yuli sebenarnya tidak percaya dengan yang namanya dukun, tapi semuanya harus yakin walaupun menggunakan cara yang salah.
"Gak papa Yul, ini semua demi Kira. Lu mau dimasukin penjara sama bapak Kira"
"Ya gak lah, gua takut dia hilang sekarang tapi ini menentang larangan tuhan"
"Gak papa nak, ini salah satu jalan kita mencari teman kamu"
Kakek ini mengarahkan ke sebuah gubuk buruk yang tak terurus, terlihat disamping gubuk ini banyak makam dan suasana mulai mistis.
"Assalamualaikum, permisi.... Mbah ini saja pak Joko"
Tidak ada yang menjawab dari dalam, melainkan pintu yang terbuka dengan sendirinya.
"Astagfirullah... pintunya kebuka we"
Ketakutan mulai dirasakan oleh ke-3 anak kota ini. Syukurnya pak Joko menenangkan mereka dan mengatakan jika pintu terbuka lebar berarti mbah Sika mau menerima mereka.
"Ayo nak kita masuk"
Memasuki ruangan yang gelap dan seperti di film-film mistisnya. Mbah Sika muncul di depan Rian.
"Hantu...."
"Yan, istigfar itu mbah nya"
"Maafin ya mbah, saya kaget mbah tiba-tiba muncul di depan saya. Maklum saya sedang panik"
Mbah Siki memaklumi dengan sikap anak-anak kota ini.
"Ada apa kalian kemari?"
Pak Joko pun mulai menjelaskan tetapi dengan berbisik-bisik. Pernyataan dari Pak Joko membuat si Mbah kaget, yang membuat badannya gemetaran.
"Ini kenapa bisa terjadi"
Et.... sebenarnya apa yang terjadi?. Apa kalian penasaran dengan cerita selanjutnya. Jangan lupa beri penilaian dan kasih bintang nya. Ditunggu

หนังสือแสดงความคิดเห็น (79)

  • avatar
    Lila

    keren banget apk nya🤩🤩 kalian wajib download sih

    18/05/2022

      0
  • avatar
    nanana

    smart story🤗

    27/03/2022

      0
  • avatar
    RamadhaniFitri

    bagus ceritanyaa suka

    5d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด