"Tumben Mas baru pulang jam segini, nggak ngabari, di chat nggak di balas,"ucapku pada suamiku.
"Mas lembur. Hape baterai habis jadi nggak bisa ngabari kamu. Maaf ya, dek?"balas Mas Bayu.
Mas Bayu selalu lembut padaku makanya aku terlalu sayang padanya. Dia tidak pernah marah-marah apalagi membentakku.
"Ya sudah Mas bersih-bersih dulu, aku siapin makan malam dulu,"ucapku.
"Nggak usah, dek. Mas tadi sudah makan malam dengan teman-teman di kantor,"tolaknya.
"Sudah kalau begitu, habis bersih-bersih kita langsung tidur aja kalau begitu,"kataku.
"Iya dek. Ya sudah Mas ke kamar mandi dulu habis itu kita tidur,"balasnya. Aku mengangguk kan kepalaku.
Tumben Mas Bayu mau makan di luar biasanya dia selalu menolak makan makanan dari luar katanya dia tidak suka makan makanan yang bermicin.
Sambil menunggu Mas Bayu aku menyiapkan pakaian Mas Bayu. Ponsel Mas Bayu tiba-tiba berdering, aku segera mengambil ponsel Mas Bayu, tapi belum sempat aku mengangkatnya Mas Bayu merampasnya dari tanganku.
Mas Bayu mematikan ponselnya lalu meletakkannya kembali di tempat semula.
"Kok dimatikan, Mas?"tanyaku.
"Itu nggak penting, Dek,"ucap Mas Bayu.
Drrrt .... Drrrt
Ponsel Mas Bayu kembali berdering, tapi Mas Bayu mengabaikannya.
"Mas hapenya bunyi lagi tu?"ucapku.
"Biar saja, Dek. Itu cuma orang iseng saja,"sahut Mas Bayu.
Drrrt ... Drrrt.
Kembali berdering, tapi kali Mas Bayu tampak gelisah. Kalau tidak penting kenapa Mas Bayu gelisah.
"Diangkat saja Mas, siapa tahu penting?"ucapku.
"Sudah kita tidur saja, Mas sudah ngantuk,"ucap suamiku mengalihkan pembicaraan.
Mas Bayu naik keatas ranjang kemudian merebahkan tubuhnya.
"Sudah ayo tidur,"ucapnya. Tanpa menjawab ucapan Mas Bayu aku merebahkan tubuhku di atas kasur.
Kulihat Mas Bayu sudah terpejam. Mungkin karena kelelahan makanya dia cepat tidur.
Mataku sulit terpejam, tapi aku berusaha untuk memejamkan mataku. Baru saja ingin telayang ponsel Mas Bayu kembali berdering, tapi kali ini chat Wa yang masuk.
Siapa sebenarnya yang menelpon Mas Bayu. Karena penasaran aku pun membuka chat tersebut untung saja ponsel Mas Bayu tidak di kunci jadi aku bisa membuka ponselnya.
Vira! Siapa dia.
[Mas, terimakasih ya sudah mau menemani aku makan malam, aku tahu kamu tidak suka makan makanan bermicin, tapi nanti kamu juga akan terbiasa kok kalau setiap hari makan bersamaku]
[ Terimakasih juga hadiah yang kamu berikan. Aku sungguh senang Mas karena sudah lama aku tidak merasakannya, aku puas banget Mas]
Hatiku terasa sesak saat membaca pesan dari Vira. Kuletakkan kembali ponsel Mas Bayu di tempat semula.
Vira! Siapa dia. Ada hubungan apa dia dengan Mas Bayu. Lebih baik besok pagi saja kutanyakan tidak baik berprasangka buruk pada suami.
Aku memejamkan mataku dengan susah, chat wanita itu masih saja menghantui pikiranku. Hingga adzan subuh berkumandang aku belum juga dapat tidur.
Segara aku bangkit lalu ke dapur. Kemudian aku memasak nasi goreng kesukaan Mas Bayu.
Semua pekerjaan rumah aku lakukan sendiri. Mengurus anak juga aku sendiri. Aku memang tidak mau memakai jasa asisten rumah tangga karena aku masih kuat untuk melakukannya.
"Masakan kamu paling enak,"puji Mas Bayu.
"Alhamdulillah kalau Mas Bayu suka,"balasku.
"Mas memang suka masakan kamu sejak kita menikah,"ucap Mas Bayu.
"Istri siapa dulu dong,"ucapku bercanda.
Aku mencoba untuk tidak bertanya soal Vira takut Mas Bayu Marah. Nanti saja di waktu yang tepat aku tanyakan.
"Dek, tolong ambilkan sepatu Mas dalam mobil,"pintanya.
"Iya Mas,"balasku.
Aku pun segera ke luar untuk mengambil sepatu Mas Bayu yang tertinggal di mobil. Dan saat mencari-cari sepatu Mas Bayu tak sengaja mata ini melihat ada cairan putih di atas jok mobil.
Apa itu! Kok warnanya seperti warna itu. Baunya sama dengan itu sama-sama amis. Jangan-jangan Mas Bayu selingkuh dan dia melakukanya dengan wanita itu didalam mobilku.
Awas saja kamu Mas! Jika kamu benar-benar selingkuh aku tidak akan tinggal diam. Tunggu saja aku akan ikuti permainan kamu dan setelah itu aku akan membalasnya.
Jangan harap kamu bisa bersenang-senang di atas penderitaan ku. Akan aku cari tau siapa wanita yang sedang kamu pacari saat ini.
Apa dia pikir aku ini wanita bodoh, kamu salah besar mas. Cepat atau lambat aku akan cari tau semuanya. Dan aku akan minta bercerai dari kamu.
Setelah mengambil sepatu mas Bayu, aku meletakkan sepatu mas Bayu begitu saja.
"Kamu kenapa, dek? tanya mas Bayu lembut.
"Nggak kenapa-kenapa," jawabku
"Nggak apa-apa, kok jawabnya ketus gitu?" tanya mas Bayu lagi.
"Aku hanya capek aja, mas," balasku.
Ya, aku memang capek, capek dengan semua tingkah suamiku yang selalu berbohong, tapi aku harus bersabar untuk mengumpulkan semua bukti jika mas Bayu benar-benar selingkuh dan mengalihkan semua harta mas Bayu dengan atas namaku.
Mas Bayu memakai sepatunya kemudian berlalu tanpa pamit kepadaku.
" Tunggu," ucapku, mas Bayu kemudian membalikkan badannya menghadap aku.
"Aku mau izin ke rumah teman," ucapku.
"Teman kamu yang mana?" tanya mas Bayu.
"Vira, mas," ucapku berbohong. Sebenarnya aku tidak memiliki teman yang namanya Vira hanya saja aku ingin melihat reaksi mas Bayu saat mendengar nama Vira.
Wajah mas Bayu terlihat pucat, nafasnya juga tak beraturan.
"Kamu kenapa, mas. Kok seperti melihat setan?" tanyaku. Mas Bayu kelagapan, wajahnya basah akibat keringat bercucuran.