logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 6

Selamat membaca ...
Liza mulai melepaskan pelukannya secara perlahan ,tangannya kini beralih memegangi tangan Joan yang terluka akibat benturan tembok .
" Kak Joan apa - apaan sih ? Sekesel - keselnya kakak sama saya seharusnya kakak gak boleh ngelukain tangan kakak ! " Liza dengan cepat memegangi tangan Joan , ia mulai meniupi luka Joan dengan hati - hati .
Joan mematung melihat pemandangan yang ada dihadapannya ini , ada rasa senang yang muncul dari dalam hatinya .Seketika rasa sakitnya hilang begitu saja seperti diterpa angin .
Liza menghentikan aktivitasnya karena ia merasa Joan sedang menatapnya dengan intens .
" Kak , kita kerumah sakit yah .Luka kakak harus segera diobati supaya enggak infeksi !" Perintah Liza , mengingat bahwa Joan adalah seorang CEO di perusahaan IT yang setiap hari harus menggunakan tangannya untuk mengetikkan sesuatu ditombol keyboardnya.
Joan menggeleng " Enggak perlu Li , luka ini gak terlalu parah kok .Palingan kalo udah di pakein obat merah juga langsung sembuh kok" 
Liza berdecak kesal mendengar jawaban dari Joan " ish , kalo aja Tante Auris dan om Ansel tau keadaan kakak seperti ini pasti mereka berdua bakalan khawatir banget ".
" Enggak kok Li , luka ini masih jauh dari jantung .Mereka gak mungkin bakalan khawatir " Celoteh Joan yang membuat Liza seketika ingin membantingnya keluar dari bumi .
Liza mengelus dadanya seraya mengucapkan istighfar didalam hatinya .
Astaghfirullah hal'adzim, kuatkanlah hambamu dalam menghadapi segala cobaan ini ya Allah .Batin Liza
" Terus kakak pengen ngobatin luka kakak sendiri ? " Tanya Liza yang langsung dibalas anggukan dari Joan .
Liza menatap Joan nanar tak tega melihat keadaan pria yang ada dihadapannya itu , keadaan Joan yang sudah seperti dicakar kucing membuat ia tiba - tiba jadi respect seketika .
" Kak , mending sekarang kakak ketempatku.Biar disana aku bisa bantu ngobatin luka kakak " Ucap Liza menawari pertolongan .
Kali ini Joan hanya tersenyum smirk tanpa menolak tawaran dari Liza .Meskipun mereka tidak jadi nikah , namun setidaknya ia bisa sedikit dekat dengan wanita itu .
Sesaat Liza menatap Joan yang tersenyum sumringah , kini ia mulai menarik tangan Joan menuju tempat parkir yang berada tak jauh dari posisi gedung itu .
Liza menghentikan langkahnya diikuti Joan , keduanya saling menatap saat sampai diparkiran mobil .
" Ada apa Li, kok berhenti ? " Tanya Joan keheranan .
" Aku gak bawa mobil kak , pake mobil kakak aja yah " Ujar Liza yang langsung dibalas anggukan dari Joan .
Joan kemudian dengan cepat mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celana , ia kemudian memberikan kunci itu kepada Liza .
" Kamu aja yang pake Li , tanganku terluka jadi gak mungkin bisa ngendarai mobil " Ucap Joan modus , padahal tangannya masih bisa dengan baik mengendarai mobilnya .Hanya saja ia ingin melihat kemampuan Liza sebagai aktris yang sering memainkan peran aksi dalam mengendarai mobil .
Liza hanya mengangguk tanpa penolakan .Ia kemudian segera bergegas mengikuti langkah Joan menuju tempat mobil pria itu terparkir .
Liza langsung menekan tombol aktif pada remot mobil Lamborghini berwarna merah itu , setelah pintu mobil itu terbuka keduanya langsung berpencar menuju tempat masing- masing , Liza menduduki kursi pengemudi sementara Joan menduduki kursi penumpang.
Liza langsung menancapkan gasnya dengan kecepatan diatas rata - rata yang membuat Joan tersentak kaget .Ternyata benar dugaan Joan , wanita itu memiliki kemampuan mengemudi lebih hebat dari dirinya yang merupakan seorang pria .
Selama perjalanan keduanya tidak banyak berbicara, Joan lebih memilih memainkan handphonenya sementara Liza memilih fokus untuk menyetir.
Tak memakan waktu lama , perjalanan mereka dari restoran menuju rumah pribadi Liza hanya memakan waktu 15 menit .Karena Liza yang mengendarai mobil layaknya seorang pembalap sehingga dapat mempersingkat waktu tempuhnya .
Joan mengernyitkan dahinya karena yang ia lihat sekarang bukanlah sebuah apartemen melainkan sebuah rumah mewah dengan desain American Classic .
" Aku gak bisa bawa kakak ke apartemen itu soalnya bakalan ada manajerku disana " Jelas Liza setelah melihat ekspresi Joan yang kebingungan .
Mulut Joan terlihat membentuk huruf O " Ooh gitu yah , Jadi ini rumah kedua orang tuamu Li? " 
Liza menggeleng " Bukan kak , ini rumah pribadiku .Rumah ini hasil jerih payahku , bukan dibeli dari uang mamah ataupun papah " .
Joan tertegun mendengar perkataan Liza , ia tak menyangka bila gadis yang berasal dari keluarga konglomerat ini merupakan seseorang yang mandiri .Dulu Joan mengira bahwa Liza sama seperti gadis dari keluarga kaya lainnya yang bersikap manja dan hanya bisa menghabiskan uang hasil jerih payah kedua orang tuanya , ternyata gadis ini berbeda dari mereka .Sikap Liza yang satu ini lagi- lagi membuat Joan semakin ingin memilikinya .
" Ayo kak , ngapain bengong disitu !" Seru Liza membuyarkan lamunan Joan .
Liza mulai menggandeng tangan pria itu memasuki rumahnya , lagi - lagi Joan tertegun melihat isi rumah itu yang dipenuhi berbagai piala penghargaan serta berbagai poster- poster Liza yang menurutnya terlihat sangat imut .
" Tunggu disini yah kak , aku mau ambil kotak P3K dulu " Ucap Liza saat mereka sudah berada diruang tamu .
Liza segera bergegas kearah dapur , tempat ia menyimpan kotak itu .Sementara Joan ia lebih memilih meendudukkan dirinya disofa seraya memejamkan matanya karena ia mulai merasa sangat kelelahan .Wajar saja ia merasa lelah , karena jadwalnya yang sangat padat ditambah pertemuannya dengan keluarga Liza membuat moodnya yang hancur berantakan .
Joan langsung membuka kembali matanya saat ia merasakan seseorang sudah duduk disampingnya .
Liza mulai memegangi tangan Joan yang terluka , ia mulai membersihkan luka itu dengan hati- hati agar Joan tidak merasa kesakitan .
Joan hanya tersenyum melihat wajah Liza yang sedang fokus membersihkan lukanya .
" Li , apa kamu sangat membenciku ? " Tanya Joan .
Liza menoleh  menatap wajah Joan , ia kemudian menggeleng pelan " Enggak kok" .
" Lalu kenapa kamu menolak perjodohan itu ,apa karena kejadian malam itu Li ? " Tanya Joan kembali memastikan .
Liza kembali menggeleng pelan , ia mulai menatap Joan dengan tatapan meyakinkan " Bukan kak , yang sudah terjadi biarlah terjadi .Aku nggak akan pernah permasalahan hal itu lagi kak , cukup hari itu saja aku menangis .Aku tidak ingin lagi menangisi hal yang bahkan tak akan bisa kembali lagi seperti semula " Jawab Liza jujur .
" Lalu kenapa kamu gak nerima aku Li ? "
" Karena aku gak pernah cinta sama kakak , hati aku udah diisi sama pria lain kak .Gak mungkin kan kak seorang wanita menyimpan dua orang  pria dalam satu hati " Ujar Liza kembali meruntuhkan pertahanan hati Joan .
Joan hanya mengangguk mengerti dengan semua perkataan Liza , ia dapat merasakan seperti apa rasanya mencintai seseorang, sama seperti cintanya pada wanita itu .Joan berusaha sekuat tenaga agar air matanya tak jatuh didepan wanita itu .
Pria itu tersenyum menampilkan sederetan gigi putihnya , ia tak ingin menampilkan wajah sedih untuk kedua kalinya dihadapan wanita itu.
" Li meskipun kamu menolak untuk jadi istri ku, namun bisakah kamu menjadi seorang teman untukku ? "
Liza mengangguk semangat seraya tersenyum " Tentu saja kak , mempunyai teman yang tampan dan memiliki IQ yang sangat tinggi pasti sangat seru , aku yakin banget kak wanita yang bakal jadi istri kakak kelak pasti sangat bahagia memiliki teman hidup seperti kakak " Ucap Liza dengan polosnya .
Lalu kenapa Li kamu gak bisa jadi wanita itu ?
Batin Joan .

หนังสือแสดงความคิดเห็น (56)

  • avatar
    PrtwInd

    ceritanya cukup menarik

    11d

      0
  • avatar
    Lutfi25Maulidyah

    cerita nya bagus buat inspirasi

    16/07

      0
  • avatar
    NajihahAlia

    👍🏻

    01/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด